Optimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan

PENGARUH KEKERASAN BAHAN TERHADAP KEPRESISIAN HASIL PEMOTONGAN PADA MESIN WIRE CUTTING ELECTRIC DISCHARGE MACHINING (EDM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)

A. Pengertian Electrical Discharge Machine

BAB I PENDAHULUAN. machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi

OPTIMALISASI ARUS LISTRIK TERHADAP PENYIMPANGAN PEMOTONGAN PEMBUATAN RODA GIGI PADA MESIN WIRE CUTTING EDM

Pengaruh Besar Arus Listrik Pada Proses Wire Edm Terhadap Profile Error Involute Roda Gigi Lurus

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP LAJU PEMBUANGAN MATERIAL DAN KETELITIAN UKURAN (OVERCUT) PADA PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM)

Analisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304

BAB I PENDAHULUAN. Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

Pengaruh Arus Listrik Terhadap Temperatur Spesimen Dan Laju Pemotongan Pada Edm Drilling

Parkway Street Batam Centre, Batam Jalan Kalimantan No.37, Jember. Jalan Kalimantan No.37, Jember

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia manufaktur khususnya pada pembuatan tool dalam industri mold

ANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM)

SIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II

EDM (Electical Discharge Machine) Bagus Arlan Prayogo (2A/ ) Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta 2014 PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-03 PROSES NON KONVENSIONAL I

Studi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan ekperimen data-data pendukung yang dikumpulkan

TI-2121: Proses Manufaktur

OPTIMASI MULTIRESPON PROSES PEMESINAN WIRE-EDM PADA BAJA PERKAHAS HSS MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

11. PROSES PEMESINAN NONTRADISIONAL DAN PEMOTONGAN TERMAL

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

MAKALAH Dosen : Amir, SPD

Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP:

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

SETING PARAMETER ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE UNTUK MENENTUKANKEKASARAN PERMUKAAN DAN LAJU PEMBUANGAN MATERIAL

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

Pengaruh Besar Arus Listrik Dan Tegangan Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Electrical Discharge Machining (EDM)

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 1 Juni 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP MRR, KEKASARAN PERMUKAAN, WEAR RATIO ELEKTRODA HASIL PROSES EDM SINKING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Electrical Discharge Machine

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING DENGAN ELEKTRODA TEMBAGA

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mesin Perkakas Konvensional

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir TM

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

BAB I PENDAHULUAN. di bidang industri mekanik dan elektronik untuk membuat produk dengan

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

ANALISA KARAKTERISTIK PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KEAUSAN ELEKTRODA PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) PADA PEMBUATAN LUBANG DIES

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur adalah salah satu industri yang berpeluang besar menguasai

BAB II LANDASAN TEORI

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

BAB III METODOLOGI. sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Optimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm) Eko Edy Susanto 1,*, Anang Subardi 1, Daniel Setiawan 2 1 Dosen, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang 2 Laboran, Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang * E-mail : ekoedys@yahoo.co.id Abstrak. Proses Wire Cutting EDM merupakan proses permesinan yang digunakan untuk membentuk komponen-komponen mesin yang memiliki bentuk kompleks dan membutuhkan kepresisian tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sudut dengan menggunakan mesin wire cut EDM. Pemotongan dilaksanakan pada sudut 15, 30, 45, 60, 90, dan bahan benda kerja digunakan baja ASSAB 760 yang mempunyai nilai kekerasan 200 HB tanpa perlakuan panas. Hasil dari penelitian menunjukan terjadi penyimpangan pada pemotongan sudut yang mengakibatkan bentuk sudut tidak optimal. Penyimpangan ukuran pemotongan pembentukan sudut yang terkecil terjadi pada sudut 90 dengan hasil penyimpanagn ukuran 0,0380 mm sampai 0,0516 mm dan hasil penyimpangan ukuran terbesar pembentukan sudut terjadi pada sudut 15 dengan hasil penyimpangan ukuran 0,2458 mm sampai 0,1981 mm., Pemotongan besar kecilnya ukuran sudut pada proses mesin wire cut edm berpengaruh pada kepresisian bentuk sudut.. Kata Kunci: Bahan, Ukuran Sudut, Pemotongan Sudut, Penyimpangan, Wire Cutting EDM. 1. Pendahuluan Elektrical Discharge Machine (EDM) salah satu proses permesinan non konvensional yang proses pemotongannya berupa erosi dan terjadi karena adanya sejumlah loncatan bunga api listrik pada celah antara pahat dan benda kerja dengan sistem computer numerically controlled (CNC). Karena pengikisan terjadi secara elektrik, maka material yang akan diproses harus bersifat konduktif, Wire EDM (WEDM) merupakan kelompok jenis dari Cutting EDM yang secara khusus menggunakan kawat bertegangan yang dialiri arus listrik sebagai elektroda pemotong (Panday, 1983). Bentuk yang rumit serta bahan yang memiliki kekerasan tinggi umumnya sulit dikerjakan dengan menggunakan proses pemesinan pada umumnya, sehingga diperlukan pengerjaan khusus. Untuk proses propduksi salah satunya menggunakan Electric discharge machining (EDM). Dengan berjalannya kemajuan dan perkembangan yang semakin pesat dibidang teknologi dan material, maka pada masa sekarang ini semakin banyak dikembangkan material-material jenis baru yang relatif lebih keras dibandingkan material yang terdahulu dikarenakan banyak produk yang membutuhkan komponen yang mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi. Dan juga bentuk komponen-komponen mesin yang membutuhkan bentuk-bentuk profil tertentu yang lebih rumit daripada komponen yang terdahulu. Sehingga sangat sulit dikerjakan dengan mesin-mesin konvensional. Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat. A. 96 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Gambar 1. Nonsubmerged wire EDM 5) Prinsip utama wire cut edm adalah memanfaatkan percikan bunga api listrik diantara benda kerja dan pahat. mesin wire cut edm biasa digunakan untuk memotong bentuk benda kerja yang rumit dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Pada umumnya produk-produk yang dihasilkan melalui proses pemotongan dengan mesin wire cutting edm memiliki tingkat kepresisian yang tinggi dibandingkan dengan mesin konvensional biasa. Mesin wire cutting edm biasa digunakan untuk membuat produk berupa cetakan yang memiliki bentuk yang rumit, karena mesin wire cutting edm menggunakan kawat sebagai elektrodanya maka untuk pemotongan berbentuk sudut sangat sulit untuk diperoleh bentuk sudut yang optimal. Parameter yang menmpengaruhi hasil pemotongan pada mesin wire cut edm yaitu arus, wire tension, kecepatan laju pemotongan. Dalam industri manufaktur proses pemesinan non konvensional, EDM banyak digunakan untuk pembuatan produk-produk yang menuntut kualitas berupa kekasaran permukaan hasil pemotongan yang halus dan kepresisian yang tinggi. Selain karena alasan di atas, proses EDM banyak digunakan karena beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh proses lain adalah sebagai berikut : Mampu mengerjakan bentuk-bentuk benda kerja yang kompleks. Tidak terjadi kontak langsung antara benda kerja dan elektroda, sehingga memungkinkan pengerjaan benda kerja yang tipis. Dapat mengerjakan benda kerja yang sangat keras.. Hampir semua pekerjaan yang dilakukan pada mesin konvensional dapat dikerjakan dengan proses ini. 2. Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui kepresisian bentuk pemotongan sudut pada mesin wire cutting EDM. bentuk sudut yang divariasikan yaitu 15, 30, 45, 60. 90. Parameter mesin menggunakan standart setting pada manual book wire cutting EDM. Pada penelitian ini digunakan material Baja Assab 760 yang merupakan jenis Machinery Steel. Dengan dimensi 200 mm x 50 mm x 13 mm. Adapun material ini biasa digunakan untuk punch dies maupun die holder, guide plates, jigs, fixtures, simple bending dies, dan simple structural components. Sample Uji tidak melalui proses perlakuan panas dengan nilai kekerasan 200 HB. Tabel 1. Standard Assab 760 CHEMICAL COMPOSITION INT. STANDARD ASSAB GRADE C Mn Si AISI JIS W.Nr 760 0.50 0.70 0.30 1050 S50C 11.730 Sumber: Uddeholm Assab Wire electrode yang dipakai pada proses pemotongan adalah kawat AC Brass LP1000 dengan diameter 0,2 mm. Merupakan kawat dengan sifat paduan kelas tinggi. Geometri yang baik dari kawat, dan dapat meningkatkan kepresisian pemotongan. Mempunyai kekuatan tarik 900 N/mm². Jenis cairan dielektrik yang digunakan pada mesin wire EDM ini adalah aqua destilation atau air suling dari sistem Air Condition. Spesifikasi Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 97.

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 sebagai berikut : Mesin yang digunakan: Mitsubishi Wire Cut EDM BA8. Diameter Kawat (mm): 0,1 0,3. Maksimal Kecepatan Kawat(m/min): 23. Tegangan kawat (N): 0,5 25. Dilakukan proses penyetingan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk proses pemotongan. Penyetingan dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan. Setting parameter disesuaikan dengan machining characteristic data, dan dipilih proses pemotongan kasar dengan E- pack Number (Eno) 1021. Pemilihan ini disesuaikan dengan jenis bahan dan ketebalan sampel uji. Parameter yang tetap untuk E-pack Number (Eno) 1021. Sedangkan parameter yang divariasikan pada penelitian ini adalah sudut pemotongan yaitu 15, 30, 45, 60, 90. Diameter kawat elektroda yang digunakan adalah 0,2 mm. Pemotongan sudut dan titik pengukuran (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2. (a) Titik pengukuran sudut pemotongan 15. (b) Titik pengukuran sudut pemotongan 30.(c) Titik pengukuran sudut pemotongan 45. (d) Titik pengukuran sudut pemotongan 60. (e) Titik pengukuran sudut pemotongan 90 A. 98 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

Pada hasil pemotongan pembentukan sudut 15, 30, 45.60,90, dilakukan pengukuran penyimpangan ukuran pada daerah sebelum pembentukan sudut, pada daerah bentuk sudut dan pada daerah sesudah sudut. Untuk mendapatkan hasil penyimpangan pemotongan dapat dihitung dengan rumus : overcut = (1) Keterangan dimana Overcut = penyimpangan pemotongan, kerf = lebar pemotongan, Ø wire = diameter kawat 3. Hasil Dan Pembahasan Setelah dilakukan pengukuran dengan program Optilab diperoleh hasil yang terukur sepanjang titik1 ternyata terdapat penyimpangan yang tidak dapat dihindari karena terjadi proses sebagai berikut: a. Diameter kawat potong 0,2 mm akan memotong selebar diameter kawat dan yang terjadi hasil pemotongan menjadi lebih lebar karena pengikisan arus listrik disekitar kawat. b. Pada daerah titik puncak terjadi proses jalannya kawat akan membelok membentuk sudut maka akan terjadi sesaat berhentinya atau melambatnya gerak kawat, dengan demikian akan terjadi pengikisan oleh arus listrik yang lebih lama sehingga berakibat pada hasil pemotongan lebih lebar. c. Pada pembentukan sudut 15, pada saat kawat menuju titik puncak dan meninggalkan puncak membentuk sudut 15, akan terjadi perjalanan kawat bolak balik dengan menbentuk sudut maka akan terjadi pemotongan dan pengikisan yang besar, sehingga penyimpangan yang terjadi juga besar, d. Pada pembentukan sudut 90, pada waktu kawat potong menuju puncak, pada watu di titik puncak dan saat meninggalkan puncak akan terjadi gerak yang cukup konstan, hanya melambat pada saat berbelok 90, sehingga hambatan yang terjadi pada gerak kawat akan menyebabkan penyimpangan ukuran dititik puncak sangat kecil. e. Hasil pemotongan membentuk sudut dalam maupun sudut luar tiak bisa lancip karena pengaruh dari diameter kawat. f. Agar penyimpangan hasil pemotongan kecil dengan Wire Cut EDM yang perlu di perhatikan adalah diameter kawat, besarnya arus listrik, tegangan pada kawat dan kecepatan kawat. g. Pemograman arah dan gerak meja benda kerja harus memperhatikan arah pemotongan dan pengikisan benda kerja, dengan demikian akan menghasilkan pemotongan yang optimal. Dalam upaya meminimalis penyimpangan ukuran sudut maka kekerasan benda kerja harus diperhatikan dan pengaturan operasional Wire Cut EDM harus mempertimbangkan kekerasan bahan. Pengukuran daerah pemotongan dilakukan dengan mikroskop yang dilengkapi komputer dengan program obtilab dan menghasilkan gambar pemotongan dengan skala sesuai ukuran sebenarnya. Gambar hasil pemotongan yang diperoleh akan dibaca pada program optilab sama dengan ukuran sebenarnya. Dari mikroskop yang dilengkapi komputer akan menghasilkan foto makro yang akan dibaca oleh program optilab tentang berapa lebarnya hasil pemotongan. Penyimpangan pada pemotongan pembentukan sudut yang dan hasil pengukuran sebagai berikut: SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 99

SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Tabel 2. Penyimpangan Pemotongan Sudut Dengan Pengukuran Optilab Dari Tabel 2. Dan Grafk 1. di atas menunjukkan hasil penyimpangan yang berbeda-beda pada pemotongan pembentukan sudut. Penyimpangan ukuran pemotongan pembentukan sudut yang terbesar pada sudut 15º dan penyimpangan ukuran pemotongan pembentukan sudut yang terkecil pada sudut 90º. A. 100 Institut Teknologi Nasional Malang SENIATI 2016

4. Kesimpulan a. Pemotongan sudut pada proses mesin wire cut EDM berpengaruh pada kepresisian bentuk sudut. b. Besar dan kecilnya bentuk sudut berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan kepresisian ukuran bentuk sudut. c. Semakin kecil ukuran bentuk sudut semakin besar penyimpangan ukurannya. d. Pada saat memrogram kerja grak kawat untuk pengikisan pemotongan bentuk sudut pada benda kerja harus mempertimbangkan diameter kawat dan toleransi penambahan pemotongan sehingga mampu meminimalkan penyimpangan 5. Daftar Referensi [1] Geng, Hwaiyu.. Manufacturing Engineering Handbook. California: McGraw Hill Companies. 2004. [2] Panday, A., & Singh, S. Current Research Trends in Variant of Electrical Discharge Machining: A Review, International Journal of Science and Technology, 2(6), 2172-2191, 2010. [3] Panday, P. C., & Shan, H. S. Modern Machining Processes. New Delhi: Tata McGraw Hill Publishing Company Limited.,1983. [4] Schey, J. A. Proses Manufaktur-Introduction to Manufacturing Processes. Yogyakarta: Andi.,2009. [5] Sommer, C., & Sommer, S. (2005). Complete EDM Handbook. Houston: Advance Publishing Inc. [6] Sumbodo, Wirawan., dkk., Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan, 2008. [7] Tebni, W., Boujelbene, M., Bayraktar, E., Bensalem, S. Parametric Approach Model for Determining Electrical Discharge Machining (EDM) Conditions: Effect of Cutting Parameters on the Surface Integrity, The Arabian Journal for Science and Engineering, 34(1C), 101-114., 2009. SENIATI 2016 Institut Teknologi Nasional Malang A. 101