EDM (Electical Discharge Machine) Bagus Arlan Prayogo (2A/ ) Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta 2014 PENDAHULUAN
|
|
- Hadian Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EDM (Electical Discharge Machine) Bagus Arlan Prayogo (2A/ ) Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta 2014 PENDAHULUAN
2 Pada umumnya bahan baku teknik diperoleh dari alam yang bersumber dari dalam perut bumi. Pengolahan bahan-bahan alam tersebut melibatkan berbagai disiplin ilmu yang ada dalam bidang keteknikan. Bahan baku tersebut diolah dengan berbagai teknologi sehingga dihasilkan dalam bentuk rod bar, billet, plate dsb. Untuk proses pembentukan lanjut umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin perkakas. Tuntutan yang tinggi dalam industri manufacturing guna menghasilkan produk yang berqualitas memicu para industriawan untuk memikirkan bagaimana cara menghasilkan produk yang memiliki nilai kompetitif yang tinggi, ekonomis, dan handal, guna memenuhi keinginan persaingan yang semakin tinggi dalam bidang manufacturing. Seringkali bahan logam yang keras dihasilkan dari proses pengecoran logam, memiliki kondisi permukaan yang kurang sesuai, tidak rata, dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Bahan logam tersebut memerlukan operasi lanjut guna membentuk permukaannya agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Pembuatan komponen-komponen automotive, pesawat aeroangkasa, peralatan medik memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dan kondisi permukaan yang halus. Pembentukan komponen-komponen tersebut untuk dalam jumlah yang massal dilakukan dengan metode cetakan. Operasi pemesinan logam pada umumnya dilakukan dengan menggunakan mesinmesin perkakas. Dalam dunia industri permesinan logam pada dasarnya terdiri atas dua konsep dasar yaitu pemesinan tradisional dan non tradisional. Pada proses pemesinan tradisional benda kerja yang dimesin umumnya menghasilkan sisa pemotongan yang disebut dengan chip (serpihan). Proses ini umumnya menggunakan mesinmesin perkakas seperti mesin bubut, freis, bor, ketam, gergaji, grinda dll. Sedangkan pada pemesinan non tradisional merupakan proses pembentukan logam tanpa menghasilkan chip (serpihan). Dalam hal ini biasanya menggunakan mesin pemotongan laser, wire cut, electrical discharge machine (EDM) dll.
3 Daftar Isi I. Pendahuluan II. Daftar isi III. PENGERTIAN ELECTRICAL DISCHARGE IV. MACHINE. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN EDM. V. MACAM-MACAM ELECTRICAL DISCHARGE VI. VII. VIII. MACHINE. CARA KERJA EDM KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE KESIMPULAN III. PENGERTIAN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE
4 Electrical Discharge Machine merupakan mesin produksi non konvensional yang memanfaatkan proses konversi listrik dan panas, dimana energi listrik digunakan untuk memunculkan loncatan bunga api (spark) dan proses pemakanan material terjadi akibat energi panas yang ditimbulkan dari bunga api tersebut. Proses EDM merupakan proses pengerjaan material yang dikerjakan dengan memanfaatkan loncatan bunga api listrik (spark) yang terjadi pada celah diantara elektroda dan benda kerja. Loncatan bunga api tersebut terjadi tidak kontinu, akan tetapi timbul secara periodik terhadap waktu. Dalam EDM tidak ada proses kontak dan gaya pemotongan antara pahat dan material benda kerja. Hal ini mengakibatkan tidak adanya tegangan mekanis, chatter, dan problem getaran seperti yang pasti terjadi pada proses permesinan tradisional. Karena EDM tidak menimbulkan tegangan mekanik selama proses maka akan menguntungkan pada manufaktur benda kerja dengan bentuk yang rumit. EDM juga disebut metode pemesinan yang pada dasarnya digunakan untuk logam keras atau logam-logam yang tidak mungkin dapat diolah dengan menggunakan mesin tradisional. Suatu batasan yang penting bahwa EDM hanya bekerja untuk bendabenda yang dapat dialiri listrik atau benda-benda konduktif. EDM dapat memotong sudut kecil atau sudut dengan bentuk tak beraturan, garis tak beraturan atau lubang/rongga pada logam berat dan logam mulia seperti titanium, hastelloy, kovar, inconel, dan carbide. Selain itu Mesin ini dapat melakukan beberapa pengerjaan seperti menyisipkan, memotong, dan menggerinda. Adapun salah satu jenis pengerjaan material dengan menggunakan mesin EDM dapat dilihat pada gambar berikut. VI. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN EDM Asal mula EDM (Electrical Discharge Machining) adalah pada tahun 1770, ketika ilmuwan
5 Inggris Joseph Priestly menemukan efek erosi dari percikan arus listrik. Pada tahun 1943, ilmuwan Rusia B. Lazarenko dan N. Lazarenko memiliki ide untuk memanfaatkan efek merusak dari percikan arus listrik untuk membuat proses yang terkontrol untuk pemesinan secara elektrik pada bahan konduktif. Dengan adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko bersaudara menyempurnakan proses dengan cara menempatkan cairan tidak konduktif di mana percikan listrik terjadi di antara dua konduktor, cairan tersebut dinamakan dielektrik (dielectric). Rangkaian listrik yang membuat peristiwa tersebut terjadi digunakan sebagai nama proses ini. Pada saat ini telah banyak unit EDM yang digunakan lebih maju daripada milik Lazarenko. Pada saat ini ada dua macam mesin EDM yaitu: EDM konvensional (Biasanya disebut Sinker EDM atau Ram EDM) dan Wire EDM. Perbedaan utama antara keduanya adalah jenis elektroda yang digunakan. Kawat EDM, sebagai namanya, menggunakan kawat sebagai elektroda. Membakar kawat kontur yang telah ditetapkan melalui bagian meninggalkan jalan 0,001 untuk 0,003 lebih besar dari diameter kawat. Diameter kawat berkisar dari 0,0005 ke 0,0130. Kuningan adalah kabel yang paling umum digunakan bersama dengan kawat berlapis seng. Kawat yang lebih kecil pada umumnya terbuat dari molibdenum atau tungsten. Dalam metode Ram sebuah elektroda grafit mesin menjadi bentuk yang diinginkan dan dimasukkan ke dalam benda kerja di ujung ram vertikal. Jenis ini biasanya dilakukan EDM tenggelam dalam dielektrik berbasis minyak. Dalam metode Wire-potong, tipis untai tunggal kawat logam, biasanya kuningan, diberi makan melalui benda kerja. EDM berkembang bersama dengan Mesin Bubut, Mesin Frais, dan Mesin Gerinda sebagai teknologi yang terdepan. EDM terkenal dalam hal kemampuannya untuk membuat bentuk kompleks pada logam-logam yang sangat keras. Penggunaan yang umum untuk Mesin EDM adalah dalam pemesinan dies, perkakas potong, dan cetakan (molds) yang terbuat dari baja yang telah dikeraskan, tungsten carbide, high speed steel, dan material yang lain yang tidak mungkin dikerjakan dengan cara tradisional (penyayatan). Proses ini juga telah memecahkan banyak masalah pada pembuatan bahan exotic, seperti Hastelloy, Nitralloy, Waspaloy and Nimonic, yang digunakan secara luas pada industri-industri pesawat ruang angkasa. Dengan telah ditemukannya teknologi yang maju tentang keausan elektrode, ketelitian dan kecepatan, EDM telah mengganti proses pemotongan logam yang lama pada beberapa aplikasi. Faktor lain yang menyebabkan berkembangnya penggunaan EDM adalah kemampuannya mengerjakan bentuk tipis, khususnya dalam pengerjaan ketinggian dan ketirusan. EDM yang menggunakan kawat (Wire EDM) dapat membelah dengan ketinggian
6 16 inchi (sekitar 400 mm), dengan kelurusan ± 0,0005 inchi (± 0,0125 mm) tiap sisi. Kabel daya listrik adalah salah satu peralatan yang memiliki peran yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik. Salah satu gangguan yang terjadi pada saluran distribusi diantaranya disebabkan oleh kerusakan material isolasi pada kabel, seperti partial discharge. Hasil pengujian partial discharge dan rugi dielektrik dengan pengujian tangent delta menggunakan Oscillating Wave Test System kemudian dianalisis menggunakan metode markov. Hasil dari analisis berupa nilai dan kurva peluang keadaan kabel. Peluang menemukan kabel dalam kondisi mengalami partial discharge adalah sebesar 0,333. Pada waktu yang lalu, EDM digunakan terutama untuk membuat bagian-bagian mesin yang sulit dikerjakan dengan proses konvensional. Pertumbuhan penggunaan EDM pada sepuluh tahun terakhir menempatkan proses pembuatan komponen dirancang menggunakan EDM terlebih dahulu, sehingga EDM bukanlah pilihan terakhir, tetapi pilihan yang pertama. V. MACAM-MACAM ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE Pada umumnya terdapat dua jenis mesin EDM antara lain: a) EDM konvensional (disebut juga Sinker EDM dan Ram EDM)
7 Jenis EDM konvensional ini memanfaatkan elektrode yang telah dibuat sedemikian rupa. Pada Ram EDM, sebuah elektroda benda kerja grafit atau berillium diolah sesuai dengan keinginan (negatif) dan dimasukkan ke dalam proses kerja mesin di akhir proses kerja ram vertikal. Gambar 2 Proses EDM Konvensional, RAM EDM Proses EDM pada dasarnya digunakan oleh alat pencetak dan industri, namun proses ini telah menjadi metode yang biasa dipakai untuk membuat prototip dan produksi bagianbagian mesin, terutama di ruang angkasa, industri mobil, dan industri elektronik dengan kuntitas produksi yang cukup rendah. b) Wire EDM Wire Cutting EDM, adalah jenis permesinan EDM dengan menggunakan sebuah kawat kecil sebagai pahat, kemudian memakan benda kerja yang diberi cairan dielektrik. Wire-Cut EDM secara khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang tebal dari bahan yang keras. Hal ini sangat sulit dikerjakan dengan menggunakan metode permesinan yang lain.
8 Gambar 3 Proses Wire Cut EDM Bahan kawat yang digunakan pada wire cut ini biasanya tembaga atau kuningan, Akan tetapi pada akhir-akhir ini kecepatan potong Wire EDM telah bertambah tinggi, sehingga lebih ekonomis bila menggunakan elektrode graphite. Graphite angstrofine yang berstruktur padat dapat melakukan pemotongan dua kali lebih cepat daripada jenis graphite yang lain. Kawat yang dilapisi seng juga dapat meningkatkan kecepatan proses EDM dari elektrode ini. Hal ini memungkinkan arus EDM diprogram untuk memotong arus yang tak beraturan dan juga yang beraturan. Wire-cut menggunkan air sebagai pengantar arusnya dengan penghambat air dan partikel-partikel elektrik lain yang dikontrol oleh penyaring (filters) dan unit de-ionizer. Jenis-jenis Wire EDM adalah sebagai berikut : 1 Copper Wire Kawat ini terbuat dari tembaga murni dan digunakan dalam tahap awal pada proses EDM. Mempunyai ciri-ciri : Kekuatan tarik rendah, tingkat elongasi tinggi, tingkat kerusakan yang berlebihan. Kondisi Flushing Miskin akibat penguapan temperatur tinggi. Kecepatan pemrosesan lambat karena konduktivitas yang tinggi. Pencairan lambat dan efisiensi rendah karena panas yang diserap oleh kawat bukan pekerjaan sepotong. 2 Brass Wire Mempunyai ciri cirri : Rasio Alloy tembaga dan seng 65/35 63/37, kekuatan tarik 50, ,000 psi.
9 Kekuatan tarik tinggi dibandingkan dengan kawat tembaga. Flushing dapat berjalan dengan sempurna karena rendahnya suhu penguapan. Wires dengan beberapa jumlah Aluminium atau Titanium memiliki kekuatan tarik tinggi, tetapi efisiensi pembilasan yang memburuk. 3 Zn Coated Brass Core Wire Kawat dengan ketebalan seng konstan yang dilapisi pada permukaan kawat kuningan. 4 Zn Diffusion annealed Bruss Core wire Kawat berlapis seng yang terdapat pada permukaan kawat kuningan dan mendapatkan diperlakukan panas membuat seng yang akan dilapisi meleleh dan harus terpasang erat pada kawat kuningan. Seng biasanya digunakan sebagai bahan coating dan paduan, untuk meningkatkan kecepatan pemotongan dan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan. Seng meningkatkan efisiensi pembilasan dengan temperatur penguapan yang rendah dibandingkan dengan kuningan. Coated atau seng anil difusi melakukan peran melindungi kuningan, jadi kemungkinan kerusakan kawat secara drastis menurun.
10 VI. CARA KERJA EDM Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara: partikelpartikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat, seperti pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik menunjukkan bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi arusnya nol. Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut. Tegangan meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Partial discharge adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut. Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya Partial discharge. Partial discharge yang terjadi pada sebuah void menyebabkan penurunan kualitas isolasi. Di PLTU Paiton unit 2, gangguan Partial discharge ini pernah terjadi pada peralatan selain motor BFP (Boiler Feed Pump) yaitu di transformator Ship Unloader dan pada bus bar. Oleh sebab itu mempelajari Partial discharge menjadi penting karena dengan mengetahui tingkat Partial discharge suatu isolasi maka dapat diperkirakan kondisi isolasi pada peralatan tersebut.
11 Arus mulai muncul ketika cairan berkurang sifat isolatornya menjadi yang paling kecil. Beda tegangan mulai menurun. Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat dan tegangan terus menurun drastis. Panas menguapkan sebagian cairan, benda kerja, dan elektrode, serta jalur discharge mulai terbentuk antara elektrode dan benda kerja. Gelembung uap melebar ke samping, tetapi gerakan melebarnya dibatasi oleh kotorankotoran ion di sepanjang jalur discharge. Ion-ion tersebut dilawan oleh daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus terus meningkat dan tegangan menurun. Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan tekanan di dalam gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian logam telah dihilangkan. Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada kondisi mencair, tetapi masih berada di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur discharge sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga terbentuk uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat dengan intensif melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun menjadi nol. Temperatur turun dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan logam yang telah dicairkan lepas dari benda kerja. Cairan dielektrik baru masuk di antara elektrode dan benda kerja, menyingkirkan kotorankotoran dan mendinginkan dengan cepat permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku dan membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam yang terlepas membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar di cairan dielektrik bersama-sama dengan karbon dari elektrode. Uap yang masih ada naik menuju ke permukaan. Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-kotoran yang terbentuk akan terkumpul membentuk percikan api yang tidak stabil. Situasi tersebut dapat membentuk DC arc, yang mana dapat merusak elektrode dan benda kerja. Partial Discharge merupakan indikator awal kerusakan bahan isolasi pada motor tegangan tinggi, sehingga identifikasi yang akurat pada fenomena tersebut dapat mengantisipasi terjadinya kerusakan motor lebih dini. Kombinasi transformasi Wavelet dan Jaring Saraf Tiruan diimplementasikan untuk mengidentifikasi lokasi terjadinya Partial Discharge (PD) pada motor tegangan tinggi. Resistance Temperature Detector (RTD) pada motor tegangan tinggi juga berfungsi sebagai antena yang menangkap gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh aktifitas Partial Discharge. Gelombang elektomagnetik ini berinterferensi dengan noise yang berasal dari rangkaian switching, rangkaian kontrol temperatur, stasiun pemancar radio dan sebagainya membentuk Spektrum RTD. Spektrum RTD pada motor akan
12 ditransformasi menggunakan transformasi Wavelet untuk menghilangkan Noise yang ada dan diolah menggunakan Jaring Saraf Tiruan untuk mengidentifikasi lokasi Partial Discharge pada motor tegangan tinggi. Sistem identifikasi yang didesain, diuji dengan 35 kasus yang mempunyai variasi lokasi dan noise yang berbeda. Sistem ini berhasil mengidentifikasi 97,14 % lokasi Partial Discharge. Penjelasan di atas hanyalah satu siklus yang muncul pada satu waktu tertentu. Apabila siklus tersebut dipahami maka akan dapat dikendalikan jangka waktu dan intensitas dari pulsa ON/OFF yang membuat EDM bekerja dengan baik. Proses pengerjaan dengan EDM dapat dikelompokkan secara garis besar ke dalam bentuk-bentuk proses sebagai berikut : 1. Sinking Procces a ) Driling b ) Die sinking 2. Cutting process ; a ) Slicing dengan pahat yang berupa keping yang diputar b ) Slicing dengan pahat yang berupa pita metal c ) Cutting dengan pahat yang berupa kawat (wirecut) 3. Grinding procces : a ) Extrenal grinding b ) Internal grinding c ) Gerinda permukaan atau gerinda bentuk.
13 VII. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE Keuntungan penggunaan EDM Berikut ini adalah beberapa kelebihan yang diperoleh dari penggunaan mesin EDM dalam manufaktur : a. Dapat membuat bentuk kompleks yang kemungkinan sukar dilakukan dengan mesin konvensional b. Dapat mengerjakan material benda kerja yang keras dengan tingkat kepresisian tinggi c. Dapat mengerjakan bagian bentuk yang sangat kecil sekalipun, tanpa cemas bagian tersebut ikut terpotong d. Tidak ada kontak langsung antara alat dan benda kerja sehingga tidak timbul distorsi pada pemakanan e. Dapat membuat kehalusan permukaan benda kerja dengan baik f. Lubang dapat dibuat secara mudah, tepat dan baik Kerugian penggunaan EDM Beberapa kerugian dari EDM meliputi: a. laju pengikisan material benda kerja atau material removal rate (MRR) pada operasi EDM lebih lambat dibandingkan metode permesinan tradisional yang menghasilkan chips secara mekanis. b. Tambahan waktu dan biaya yang digunakan untuk membuat elektroda untuk RAM / setempel EDM. c. Mereproduksi sudut tajam pada benda kerja sulit karena memakai elektroda. d. Konsumsi daya spesifik sangat tinggi. e. Timbul overcut. Over cut adalah suatu deviasi yang menunjukkan bahwa besarnya diameter lubang yang dikerjakan dengan proses EDM lebih besar dari ukuran elektrodanya. f. Terjadi keausan pahat bila pemakaian berulang g. Bahan yang bukuan konduktor listrik dapat dikerjakan dengan mesin yang diset secara khusus h. Mesin EDM dan perlengkapannya masih relatif mahal i. Penggunaan mesin EDM dibatasi oleh ukuran tangki kerja penampung cairan dielektrik. VIII. KESIMPULAN 1. Secara mudah EDM adalah sebuah mesin dengan metode untuk menghilangkan bahan oleh serangkaian cepat lengkung berulang lucutan listrik di antara elektroda (alat potong) dan bagian pekerjaan, di hadapan medan listrik.
14 2. Pengeluaran muatan listrik machining (EDM singkatan Electrical Discharge Machining.), bahasa sehari-hari kadang-kadang juga disebut sebagai spark machining, erosi percikan, terbakar, mati tenggelam atau kawat erosi, adalah suatu proses manufaktur mana yang ingin membentuk suatu objek, yang disebut benda kerja, dapat diperoleh dengan menggunakan lucutan listrik (percikan). 3. Asal mula EDM (Electrical Discharge Machining) adalah pada tahun 1770, ketika ilmuwan Inggris Joseph Priestly menemukan efek erosi dari percikan arus listrik. Pada tahun 1943, ilmuwan Rusia B. Lazarenko dan N. Lazarenko memiliki ide untuk memanfaatkan efek merusak dari percikan arus listrik untuk membuat proses yang terkontrol untuk pemesinan secara elektrik pada bahan konduktif. Dengan adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko bersaudara menyempurnakan proses dengan cara menempatkan cairan tidak konduktif di mana percikan listrik terjadi di antara dua konduktor, cairan tersebut dinamakan dielektrik (dielectric). Rangkaian listrik yang membuat peristiwa tersebut terjadi digunakan sebagai nama proses ini. Pada saat ini telah banyak unit EDM yang digunakan lebih maju daripada milik Lazarenko. 4. Pada saat ini ada dua macam mesin EDM yaitu: EDM konvensional (Biasanya disebut Sinker EDM atau Ram EDM) dan Wire EDM. 5. Cara kerja EDM adalah sebagai berikut : Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai cairan dielectric. Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan membawa tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode dan benda kerja paling dekat. 6. EDM dapat digunakan pada benda yang mempunyai bentuk sebagai berikut :
15 Dinding yang sangat tipis. Lubang dengan diameter sangat kecil. Rasio ketinggian dan diameter sangat besar. Benda kerja sangat kecil. Sulit dicekam. EDM dapat digunakan untuk beberapa jenis bahan yaitu : Keras. Liat. Meninggalkan sisa penyayatan.
A. Pengertian Electrical Discharge Machine
A. Pengertian Electrical Discharge Machine Electrical Discharge Machine merupakan mesin produksi non konvensional yang memanfaatkan proses konversi listrik dan panas, dimana energi listrik digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Electrical discharge machining (EDM) atau disebut juga spark machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan oleh loncatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Electrical discharge machining (EDM) yang merupakan metode permesinan non-tradisional dan mulai dikembangkan diakhir tahun 1940-an, telah banyak digunakan diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak material yang semakin sulit untuk dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional. Selain tuntutan terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dunia manufaktur khususnya pada pembuatan tool dalam industri mold
1 BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG Electrical Discharge Machining (EDM) yang merupakan metode permesinan non-tradisional dan mulai dikembangkan di akhir tahun 1940an, telah banyak digunakan di seluruh
Lebih terperinciMAKALAH Dosen : Amir, SPD
MAKALAH Dosen : Amir, SPD Di susun oleh : Ruli Ramdhani STT DR.KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA 2015/ 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanyalah milik ALLAH Subhanahu Wa Ta ala yang telah memberikan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC) Adi Muttaqin 1) dan Suharjono 2) 1) Program Magister Jurusan
Lebih terperinciANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM)
ANALISA KUALITAS PERMUKAAN BAJA AISI 4340 TERHADAP VARIASI ARUS PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM) Sobron Lubis, Sofyan Djamil, Ivan Dion Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara,
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP LAJU PEMBUANGAN MATERIAL DAN KETELITIAN UKURAN (OVERCUT) PADA PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM)
//digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d OPTIMASI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-03 PROSES NON KONVENSIONAL I
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-03 PROSES NON KONVENSIONAL I Oleh: Kelompok 16 Anggota: Hendrastantyo Ruriandi 13111072 Dini Adilah Prabowo 13111075 Ahmad Armansyah Fauzi 13111079 Iqbal
Lebih terperinciTEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)
TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi permesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas
Lebih terperinci11. PROSES PEMESINAN NONTRADISIONAL DAN PEMOTONGAN TERMAL
11. PROSES PEMESINAN NONTRADISIONAL DAN PEMOTONGAN TERMAL PROSES ENERGI MEKANIK Berdasarkan energi yang digunakan, proses pemesinan nontradisional dapat dibagi atas empat katagori : - pemesinan ultrasonik
Lebih terperinciOptimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm)
SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Optimalisasi Kualitas Pemotongan Sudut Pada Mesin Wire Cutting Electric Discharge Machining (Edm) Eko Edy Susanto
Lebih terperinciPurna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia
ANALISA PERHITUNGAN MRR, OVERCUT, DAN KETIRUSAN PADA STAINLESS STEEL 304 DAN ALUMINIUM 00 DENGAN PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN GAP PADA PROSES ELECTRO-CHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA TERISOLASI
Lebih terperinciPengaruh Arus Listrik Terhadap Temperatur Spesimen Dan Laju Pemotongan Pada Edm Drilling
Pengaruh Arus Listrik Terhadap Temperatur Spesimen Dan Laju Pemotongan Pada Edm Drilling Tjuk Oerbandono, Ari Noviyanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304
Analisis Pengaruh Time Buff Terhadap Tingkat Kekasaran dan Kekerasan Permukaan Pada Proses EDM MP-50 Material Stainless Steel SUS 304 Ahmad Syaifullah 1, Siswiyanti ², Rusnoto³ ¹ Mahasiswa Teknik mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi pemesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas konvensional
Lebih terperinciMesin Perkakas Konvensional
Proses manufaktur khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang keras yang tidak mudah dipotong dengan metode tradisional atau konvensional. Dengan demikian, bahwa dalam melakukan memotong bahan ada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang
I. PENDAHULUAN Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga hubung singkat atau percikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di Negara inggris pada tahun 1567 dan pada tahun 1683 kata manu
Lebih terperinciImplementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide
Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide Tugas Resume Sebelum UAS Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu Disusun Oleh: Isarmadriani Meinar (3333051068) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id
Lebih terperinciPROSES MANUFACTURING
PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.
Lebih terperinciParkway Street Batam Centre, Batam Jalan Kalimantan No.37, Jember. Jalan Kalimantan No.37, Jember
PENGARUH PARAMETER PROSES CURRENT PULSE, ON TIME, DAN OFF TIME PADA ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING (EDM) DIE SINKING TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA BAJA AISI H-13 1 Widodo, 2 Ahmad Arif
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II Oleh: Kelompok 16 Anggota: Hendrastantyo Ruriandi 13111072 Dini Adilah Prabowo 13111075 Ahmad Armansyah Fauzi 13111079 Iqbal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam topik penelitian ini, ada beberapa hasil yang telah dicapai dalam penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan distribusi panas yang terjadi pada proses pemesinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Micro-machining merupakan bagian dari perkembangan industri dunia yang berfokus pada penggunaan fenomena, produk, maupun komponen berukuran kecil dengan struktur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang mempunyai beda potensial dalam suatu rangkaian listrik. Bahan ini mempunyai sifat
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS
SIDANG METALURGI TEKNIK MESIN - ITS PENGARUH PROSES PEMOTONGAN MENGGUNAKAN WIRE-EDM TERHADAP LAPISAN RECAST DAN HEAT AFFECTED ZONE (HAZ) PADA BAJA HIGH SPEED STEEL (HSS) BOHLER MO RAPID EXTRA 1200 OLEH
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini magnesium banyak digunakan sebagai salah satu bahan komponen otomotif dan elektronik. Sifat magnesium yang ringan berperan penting sebagai pengganti komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar dihasilkan dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi juga oleh material. Revolusi material dimulai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Mesin ECM Portable Mesin ECM portable yang digunakan untuk pengujian drilling material stainless steel 304 dan aluminium 00 ditunjukkan pada gambar 4.. T T : 70 mm P : 360
Lebih terperinciBAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta
BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV
34 BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV 4.1 DATA SAMPLE Peluahan sebagian (partial discharge) dan medan listrik lokal dapat menyebabkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga
Lebih terperinciSTUDI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING DENGAN ELEKTRODA TEMBAGA
STUDI PROSES ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING DENGAN ELEKTRODA TEMBAGA Patna Partono, Tri Widodo Besar Riyadi Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani PO BOX 1 Pabelan Surakarta
Lebih terperinciBAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)
BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)2 2014
KAJIAN MATERIAL REMOVAL RATE DAN ELECTRODE RELATIVE WEAR PADA ELEKTRODA EDM (ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE) BERBAHAN KOMPOSIT MATRIKS TEMBAGA DENGAN PENGUAT PARTIKEL KARBON Putri Nawangsari 1, Dedy Masnur
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,
Lebih terperinciMAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)
MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu negara dikatakan sebagai negara maju dapat dilihat apabila industri manufakturnya berkembang pesat. Industri manufaktur merupakan bagian yang paling penting di
Lebih terperinciBAB I PROSES MANUFAKTUR
BAB I PROSES MANUFAKTUR A. Pendahuluan. teknologi mekanik merupakan suatu proses pembuatan suatu benda dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Dari sejarah
Lebih terperinciGambar 1.7 Pengelasan busur plasma
Gambar 1.7 Pengelasan busur plasma Suhu plasma sekitar 28.000 O C atau lebih besar, cukup panas untuk mencairkan setiap logam yang dikenal. Panas ini diperoleh akibat terkonstrasinya daya sehingga dihasilkan
Lebih terperinciMESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR
Presentasi Proses Produksi 2 MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR MESIN PENGGURDIAN Mesin Penggurdian adalah membuat lobang dalam sebuah obyek dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Hal yang sama dapat
Lebih terperinciPembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP:
Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Suhardjono MSc. Oleh : Dwi Rahmad F. NRP: 2103100011 Latar Belakang Masalah Ketidakmampuan pemesinan konvensional mengerjakan produk dengan kekerasan tinggi dengan bentuk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://en.wikipedia.org/wiki/magnesium). Magnesium ditemukan dalam 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magnesium adalah salah satu jenis logam yang dikategorikan logam ringan, diantara beberapa logam ringan yang biasa digunakan dalam struktur. Unsur magnesium ditemukan
Lebih terperinciStudi Pengaruh Besar Arus dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking
Studi Pengaruh Besar dan Arc On-Time Pada Electrical Discharge Machining (EDM) Sinking Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Kerja dan Keausan Elektroda Roche Alimin, Juliana Anggono, Rinto Hamdrik Jurusan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Segala peralatan industry yang kita gunakan sehari-hari merupakan hasil dari proses manufaktur atau dapat disebut machining process. Terdapat banyak jenis mesin-mesin
Lebih terperinciBEKERJA DENGAN MESIN BUBUT
BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah industri yang harus dapat berkembang dan bersaing secara global. Pada dasarnya seluruh elemen dalam
Lebih terperinciBAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan
II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan
Lebih terperinciBAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN
BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses
Lebih terperinciTI-2121: Proses Manufaktur
TI-2121: Proses Manufaktur Pemesinan Non-Tradisional dan Proses Pemotongan Thermal Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Identifikasi Partial Discharge (PD) pada isolasi kabel input motor dengan tegangan dan frekuensi tinggi menjadi suatu metode diagnosa yang sangat penting dalam dunia
Lebih terperinciDASAR TEKNOLOGI PENGELASAN
DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN Pengelasan adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian
Lebih terperinciPROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.
PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin
Lebih terperinciLas busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.
PENGELASAN TIM PERBENGKELAN FTP UB Las busur listrik Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas. Prinsip : 1) menyambung logam
Lebih terperinciPengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan
Pengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan Eko Edy Susanto 1, Stevani Ardi Putro 2 Program Studi Teknik Mesin, e-mail: ekoedys@yahoo.co.id ABSTRAK Wire Electric
Lebih terperinciLAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)
Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL
TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING Dosen Pembimbing : Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan
Lebih terperinciBAB 1 PROSES PENGELASAN
BAB 1 PROSES PENGELASAN Proses pengelasan dibagi dalam dua katagori utama, yaitu pengelasan lebur dan pengelasan padat. Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan disambung, beberapa
Lebih terperinciPROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT
PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT 24409654 Latar Belakang Molding adalah sebuah proses produksi dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku atau model yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus menerus (continous improvement) yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide ide untuk menghasilkan
Lebih terperinciGambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
Lebih terperinciPLASMA ARC WELDING. OLEH : Rizki Yustisiabella Cinthya Amourani Hidayat Ramadhan Kenan Sihombing
PLASMA ARC WELDING OLEH : Rizki Yustisiabella 2110 100 132 Cinthya Amourani2110 100 142 Hidayat Ramadhan2110 100 147 Kenan Sihombing2110 100 154 Nazidatul Inayah2110 100 701 PLASMA ARC WELDING PLASMA ARC
Lebih terperinciPROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM PENGERTIAN Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plunger tip adalah salah satu rangkaian komponen penting pada mesin high pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan
Lebih terperinciOptimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed
ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed Badruzzaman a, Dedi Suwandi b a Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Negeri
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciPEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kendaraan roda empat merupakan salah satu alat transportasi yang banyak digunakan masyarakat. Salah satu komponen alat transportasi tersebut adalah pegas daun yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.
PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA Idris Prasojo 23411466 Teknik Mesin Dr.-Ing. Mohamad Yamin Latar Belakang Berkembangnya teknologi pada industri kereta api. Beragam
Lebih terperinciBAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA
BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan
Lebih terperinciILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar
ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6 Pengantar Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri. Bahan listrik
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING
PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING NAMA : SOFIAN OKTAVIARDI NPM : 27412096 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : IRWANSYAH, ST., MT. Latar
Lebih terperinciSOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN
SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan dalam industri manufaktur terutama untuk pembuatan komponenkomponen mesin dari logam. Proses berlangsung karena
Lebih terperinciPROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI
Prosman - 04 Learning Outcomes PROSES PERMESINAN Mahasiswa dapat menerangkan prinsip kerja mesin bor dan gurdi PROSES PERMESINAN (Part 2) Outline Materi Proses Pemesinan dengan Mesin Bor dan Gurdi Proses
Lebih terperinciC. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita dapat mengevaluasinya secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup masyarakat, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan suplai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga
Lebih terperinciGambar 1.1 Tegangan residu pada permesinan konvensional turning (Rech dkk, 2008)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan manufaktur kian hari semakin meningkat khususnya pada pengembangan permesinan non-konvensional. Perkembangan material baru seiring dengan meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)4 2016 ISSN : 2339-028X PENGARUH TEGANGAN DAN VARIASI JARAK CELAH (GAP) PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA KUNINGAN TIDAK TERISOLASI
Lebih terperinciLUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :
Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciMelalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan
Flame Hardening Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api terbuka adalah pengerasan yang dilakukan dengan memanaskan benda kerja pada nyala api. Nyala api tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara
Lebih terperinciPROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.
PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan
Lebih terperinciSOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005
2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperinci