Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA (RENJA)

Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan tahun 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TA.2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang 1

SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN pada RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA.

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember 2014 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si NIP

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 s/d 2019

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

KANTOR KETAHANAN PANGAN

KATA PENGANTAR. Muara Beliti, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Rawas,

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH

KATA PENGANTAR. Padang, Desember 2016 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

DATA PROFIL SKPD. 3. ALAMAT Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare Pagar Alam

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

Oleh : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010

LKPJ Walikota Semarang AkhirTahunAnggaran 2015

: KETAHANAN PANGAN ORGANISASI : BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH Halaman sebelum perubahan

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Kata Pengantar. Padang, Januari 2016 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT,

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN Indikator Kinerja Program Tolok Ukur. Target (Vol & Satuan)

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

BAB II BADAN KETAHANAN PANGAN MEDAN. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya

PROVINSI SUMATERA BARAT BUPATI PESISIR SELATAN

PENGUATAN KOORDINASI DINAS/INSTANSI DALAM PEMANTAPAN KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 859 TAHUN 2011 TENTANG

IKHTISAR EKSEKUTIF result oriented governement sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang. Mengingat. a. bahwa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah

Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Badan Ketahanan Pangan Prov Kalimantan Selatan

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN KONDISI UMUM

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

B ADAN K E T AHANAN PANG AN J l. Ha rs ono rm no 3 ra guna n ja ka rta s ela ta n

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2012

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA) KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA PADANG TAHUN 2015

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA. sebelumnya dilaksanakannya Undang-undang Otonomi Daerah peleburan dari dua

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama, karena itu

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

GUBERNUR SULAWESI BARAT

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI MALUKU TENGGARA

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

Pelayanan Administrasi Perkantoran. Tersedianya pemiliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana perkantoran dan aparatur

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia paling utama, karena itu pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi individu. Pemenuhan pangan juga sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Mengingat pentingnya memenuhi kecukupan pangan, setiap Negara akan mendahulukan pembangunan ketahanan pangan sebagai pondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Ketahanan pangan disamping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak asasi pangan masyarakat, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab itu seluruh komponen bangsa yaitu pemerintah dan masyarakat sepakat untuk bersamasama membangun ketahanan pangan daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis dan desentralistis saat ini pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi, penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih berperan sebagai inisiator, fasilitator serta regulator agar kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya nasional dan daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan dan bertanggung jawab. Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah untuk membangun ketahanan dan kemandirian pangan baik ditingkat nasional maupun ditingkat rumah tangga/individu. Arah kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan adalah untuk (1) meningkatkan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan (2) meningkatkan sistem distribusi dan stabiltasasi harga pangan (3) meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan sampai kerumah tangga. Dalam hal peningkatan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan didalam negeri menuju kemandirian pangan (b) mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan partisipatif (c) mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis. Dalam aspek peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan (b) mengembangkan 1

koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan (c) meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses pangan. Dalam hal peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan, kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal (b) mengembangkan tekhnologi pengolahan pangan terutama pangan lokal non beras dan terigu guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial (c) mengembangkan keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan. 1.2. Landasan Hukum Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan, juga telah mengarah dan mendorong pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan yaitu : Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan mempertanggungjawabkan urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal; Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). Untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah maka Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membentuk Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12 Tahun 2010 tanggal 30 November 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. 1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud 2

Penyusunan Rencana Kerja SKPD ini dimaksudkan sebagai penjabaran Visi dan Misi Badan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, juga sebagai tolok ukur penyusunan kinerja tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, sehingga dapat memberikan arah dan pedoman yang jelas, transparan, akuntabel dalam pelaksanaan Rumah Tangga Daerah Di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 1.3.2 Tujuan Tujuan penyusunan Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah dalam rangka menciptakan dan menyusun program di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan dari analisis permasalahan, tantangan serta potensi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan di Kabupaten Pesisir Selatan. 3

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 2013 1.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2013 Sesuai dengan pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan baru terbentuk pada akhir tahun 2010 maka program dan kegiatan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sampai tahun 2013 secara umum masih melanjutkan beberapa program yang telah dilaksanakan pada Tahun 2012 dan belum mengacu pada Standar Pelayanan Minimal ( SPM ). Akuntabilitas terhadap kinerja sasaran adalah sebagai berikut : 1. Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat menunjang terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari. Pengembangan Desa Mandiri Pangan Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan merupakan penunjang kegiatan dana tugas pembantuan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan ini walaupun masih belum berjalan baik, tetapi sudah ada perubahan ditingkat kelompok aktifitas yang ditandai dengan adanya kegiatan usaha kelompok yang mulai menampakan hasil. Pembangunan Lumbung Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( DAK dan Pendamping ) dimana pada tahun 2013 terbangun lumbung pangan sebanyak 5 ( lima ) unit. Lokasi Pembangunan tersebut adalah : a. Lumbung Pangan Kecamatan Lengayang. b. Lumbung Pangan Kecamatan Ranah Pesisir. c. Lumbung Pangan Kecamatan Airpura d. Lumbung Pangan Kecamatan Basa IV Balai Tapan e. Lumbung Pangan Kecamatan Lunang Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ). Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ) merupakan pendukung lancarnya kegiatan pelaksanaan pembangunan lumbung pangan dan pembinaan terhadap kelompok lumbung pangan yang memperoleh dana Bantuan Sosial dalam kegiatan cadangan pangan masyarakat. Kegiatan Penguatan Cadangan Pangan 4

Kegiatan ini berupa tersedianya beras sebanyak 20 Ton sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Ketetapan dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan mewajibkan Kab/Kota dalam penyediaan cadangan sebanyak 100 Ton setara beras dengan target 60% sampai tahun 2015. Tahun 2013 telah tersedia beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 20 Ton (20%) dan diharapkan tahun 2014-2015 dapat memenuhi SPM tersebut. 2. Tersedianya dan terdistribusikannya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat ( LDPM ) Kegiatan ini berupa pemberdayaan 5 Gapoktan yang mendapatkan alokasi Dana Bantuan Sosial sebesar Rp. 225.000.000,- dari Kegiatan Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam bentuk dana Dekosentrasi. Kegiatan Gapoktan sebagai lembaga distribusi pangan yaitu pembelian, penjualan, penyimpanan dan pengolahan gabah dan beras. Lembaga distribusi pangan masyarakat juga berperan dalam stabilitas harga pangan saat musim paceklik maupun panen raya. Saat musim paceklik lembaga ini harus dapat meyediakan dan mendistribusi pangan ke pasarpasar dan menampung hasil panen masyarakat saat panen dengan harga yang wajar 3. Berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan. Kegiatan Analisis Neraca Bahan Analisis Neraca Bahan Makanan menginformasikan kondisi ketersediaan bahan pangan untuk dikonsumsi penduduk dalam tingkat ketersediaan energi dan protein dengan perbandingan dari hasil rekomendasi WNPG X tahun 2012 dimana tingkat ketersediaan energi perorang minimal 2200 Kkal dan 63 gr protein. Tingkat ketersediaan bahan pangan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2012 adalah : Energi 3.387 Kkal (154%) dan Protein 72,94 gr (116%). Kegiatan Peta Kerawanan dan Kerentanan Peta Analisis Kerawanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan menginformasikan suatu analisis yang menggambarkan kondisi pangan perkecamatan ditinjau dari semua aspek yang dapat mempengaruhi pangan dan gizi masyarakat Kegiatan Analisis Pemetaan Konsumsi Pangan Masyarakat Melalui Survey PPH.. Kegiatan ini merupakan analisis Skor Pola Pangan Harapan yaitu skor pola 5

konsumsi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil survey didapatkan hasil skor PPH 77,1 dibandingkan dengan skor PPH tingkat Nasional tahun 2012 skor PPH sebesar 75,3 artinya dibandingkan skor nasional Kabupaten Pesisir Selatan diatas skor nasional namun bila ditinjau dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015 harus mencapai skor PPH 90,5. Untuk itu masih butuh usaha untuk mencapai skor 90,5. Berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu meningkatkan jumlah kelompok wanita tani yang akan dijadikan model optimalisasi pemanfaatan pekarangan, meningkatkan sosialisasi dalam hal peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi menu beragam bergizi seimbang dan aman. Promosi terhadap masyarakat tentang pentingnya menu B2SA dan menggunakan pangan lokal yang ada diwilayah sendiri. 4. Terdiversifikasikannya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras. Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan Konsumsi Pangan.. Kegiatan ini meliputi Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan yang laksanakan pada tanggal 27 Maret 2013. Juara Lomba Cipta Menu B2SA adalah Juara I Kecamatan Batang Kapas, Juara II Kecamatan Lunang, Juara III Kecamatan IV Jurai, Harapan I Kecamatan Koto XI Tarusan dan Harapan II Kecamatan Basa IV Balai Tapan. Dalam lomba Tingkat Propinsi Sumatera Barat, Kecamatan Batang Kapas mendapat Juara III. Kegiatan pameran Tingkat Kabupaten dilaksanakan pada saat pelaksanaan pameran KPDT expo pada bulan April 2013 di pantai Carocok Painan. Pembangunan warung promosi diselesaikan pada bulan Mei 2013, dan Pelaksanaan pameran tingkat Nasional pada tanggal 30 Oktober sampai dengan 3 November 2013 di pusatkan di Propinsi Sumatera Barat. Dalam rangka promosi KRPL tingkat kabupaten, dikunjungi oleh Ibu ketua TP-PKK Propinsi Sumatrera Barat, Kunjungan Ibu Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Bapak Anggota DPR RI H. Darizal Basir. Kegiatan Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi. Kegiatan ini merupakan penunjang/pendampingan kegiatan yang didanai oleh APBN. Prestasi yang dicapai dalam kegiatan P2KP adalah terpilihnya Kelompok Wanita Tani Malinjo Indah Penerima Dana Bantuan Sosial P2KP tahun 2011 sebagai juara II Tingkat Propinsi Sumatera Barat. 6

5. Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segara melalui peran serta produsen dan konsumen Kegiatan Percepatan Penanganan Keamanan Konsumsi Pangan Segar Tingkat Produsen dan Konsumen. Kegiatan ini melakukan uji sampel terhadap pangan segar yang merupakan dominan produksi Kabupaten Pesisir Selatan. Tahun 2013 komoditi yang diuji adalah, Bayam dikecamatan IV Jurai, cabe di Kecamatan Linggo Sari Baganti dan Lengayang, semangka di Kecamatan Lengayang. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa komodi cabe dan semangka yang dihasilkan petani tersebut aman untuk konsumsi, namun untuk komoditi bayam ternyata ada salah satu zat kimia yang kandungannya melebihi ambang batas penggunaan yaitu sipermetrin yang merupakan pembasmi ulat, belalang dan ngengat. Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen. 6. Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan. Kegiatan Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Melalui Dewan Ketahanan Pangan. dalam rangka menyusun kebijakan ketahanan pangan Kabupaten Pesisir Selatan. 7. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan. Penyusunan Programa ( Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Nagari ). Kegiatan ini bertujuan untuk tersusunnya program penyuluhan tahun berikutnya sehingga memudahkan dalam pengambilan kebijakan. Peningkatan Kemampuan Lembaga. Kegiatan ini merupakan penunjang operasional kegiatan FEATI/P3TIP yang bersumberkan dana tugas pembantuan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian Republik Indoesia 8. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam mebina kelompok tani nelayan. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan. Revitalisasi Penyuluh Penyuluhan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian / Peternakan / Perikanan / Perkebunan 7

Training di Balai Penyuluhan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan Pendamping) Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( Penunjang DAK dan Pendamping ) Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan Pendamping ) merupakan kegiatan dalam rangka memfasilitasi kebutuhan sarana Balai Penyuluhan Kecamatan sehingga dalam menjalankan fungsi sebagai perpanjang tangan SKPD dengan petani / nelayan berjalan secara optimal. Sarana BPK yang difasilitasi lewat kegiatan ini adalah : Pengadaan kendaraan operasional Pemyuluh sebanyak 7 unit dalam rangka optimalisasi kinerja penyuluh dalam melaksanakan tugas dilapangan. Pengadaan infocus sebanyak 6 unit dalam rangka mempermudah penyampaian materi materi penyuluhan. Pembangunan Balai Penyuluhan Kecamatan Bayang Utara dan Pembangunan Pagar Balai Penyuluhan Kecamatan IV Jurai dan Pancung Soal dalam rangka fasilitasi kelembagaan penyuluh. 1.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan kinerja pelayanan dapat diukur dengan : 1. Peningkatan ketersediaan dan penanganan rawan pangan dalam bentuk : meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan di Kabupaten Pesisir Selatan menuju ketahanan pangan daerah, mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat sinergis dan partisipatif, mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis. 2. Peningkatan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan dalam bentuk : mengembangkan system distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan, mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan, meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses pangan. 8

3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan dalam bentuk : mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, mengembangkan tekhnologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras dan terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai social, mengembangkan keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan. 4. Memperkuat kelembagaan yang terkait dengan ketahanan pangan dan penyuluhan sehingga berfungsi dan berperan dalam mengelola ketahanan pangan dan menangani kondisi rawan pangan. 5. Memperkuat koordinasi peningkatan kemampuan produksi dan distribusi bahan pangan ( dan produk olahan pangan ) sehingga tersedia secara cukup untuk memenuhi kebutuhan dan surplus produksi dapat diperdagangkan untuk peningkatan pendapatan dan perekonomian daerah. 6. Memperkuat koordinasi untuk pelaksanaan program peningkatan pendapatan dan daya beli pangan masyarakat terutama pada nagari yang potensial terjadi kerawanan pangan. 7. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi energi dan protein secara cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif. 8. Meningkatkan sarana dalam penerapan tekhnologi pertanian dan perikanan. 9. Meningkatkan supervisi dan kunjungan ke Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) dan kelompok tani. 10. Revitalisasi kelompok tani nelayan. 11. Meningkatkan akselerasi penerapan sistem usaha agribisnis pertanian. 1.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan SKPD 1. Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam melaksanakan program / kegiatan. 2. Kurangnya SDM dari masyarakat tentang tekhnik usaha tani yang baik dan menguntungkan. 3. Kurangnya tenaga penyuluh. 4. Lemahnya koordinasi lembaga-lembaga di masyarakat dalam pembinaan kelompok 5. Masih kurangnya penanganan daerah yang dinyatakan rawan pangan secara konfrehensif 6. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin masyarakat dalam pemanfaatan bantuan yang diterima 9

1.4. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat Program dan kegiatan yang diusulkan bagi kepentingan masyarakat masih sangat terbatas mengingat anggaran yang tersedia sangat minim padahal untuk menangani masalah ketahanan pangan merupakan tanggungjawab lintas sektor. Koordinasi lintas sektor lebih ditingkatkan agar program dan kegiatan dapat bersinergis sehingga mencapai sasaran yang terarah dan tepat. 10

BAB. III RENCANA KINERJA TAHUN 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari 1. Jumlah Kelompok Desa Mandiri Pangan 2. Jumlah cadangan pangan masyarakat kampung / nagari 3. Jumlah kelompok cadangan pangan masyarakat 4. Jumlah cadangan pangan pemerintah 13 kelompok desa mandiri pangan di 4 Kecamatan 4 Unit Lumbung Pangan Masyarakat 18 Kelompok Lumbung Pangan 20.000 Kg Beras, Tersedianya dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat 1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat 4 Gapoktan Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan 1. Jumlah buku informasi tentang penduduk rawan pangan 20 Buku NBM 20 Buku PPH Terdiversifikasinya sumbersumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen 1. Jumlah Kelompok Wanita Tani yang di Bina 2. Jumlah promosi yang dilaksanakan 1. Porsentase peningkatan Pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar 25 Kelompok Wanita Tani 2 Kali 100% 11

Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan 1. Jumlah rapat koordinasi yang 1 Kali pertemuan dilaksanakan 2. Jumlah Penas Tani yang diikuti rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan 1 Kali Terciptanya kemandirian petani dan nelayan Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam membina kelompok tani nelayan 1. Laporan programa 2. Jumlah kelompok FMA 1. Jumlah penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan 1 buah laporan penyusunan programa kabupaten, 15 laporan penyusunan programa kecamatan 30 FMA 12 BPK, 178 PPL dan THL 12

BAB. IV PENUTUP Penetapan Rencana Kerja (RENJA) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan didasarkan atas berbagai pertimbangan dan perubahan lingkungan strategis dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah maupun kebijakan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan bidang Ketahanan Pangan dan penyuluhan. Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi maka pada Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014, sesuai dengan keputusan mendasar yang dinyatakan secara garis besar sebagai acuan operasional kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pada Satuan Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014, dengan upaya pembangunan sistem akuntabilitas dan kinerja. Painan, 20 Maret 2014 13