HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB PADA IBU NIFAS DI RS.WILLIAM BOOTH SURABAYA.

dokumen-dokumen yang mirip
Mitha Destyowati ABSTRAK

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). sejahtera. Sejalan dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. maka 10 tahun lagi Indonesia akan mengalami ledakan penduduk. wilayah terpadat ke dua se-diy setelah Sleman (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Enok Nurliawati ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun Keluarga yang berkualitas

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEJADIAN DROP OUT KONTRASEPSI SUNTIKAN DI KABUPATEN CILACAP

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN IUD POST PLASENTA. Risneni*, Mugiati*

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN PERAN SUAMI DENGAN KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN KONTRASEPSI PASCASALIN PADA IBU MENYUSUI

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1, No 1, 2013 (hal 80-91)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Perilaku ibu hamil, Persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

Data yang diperoleh dari DKK Jepara pada tahun 2012 sasaran kepesertaan ibu hamil adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB PADA IBU NIFAS DI RS.WILLIAM BOOTH SURABAYA Eny Astuti ABSTRAK Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan sampai ke keadaan semula belum melahirkan, berlangsungnya selama 6 minggu atau 42 hari. Pada keadaan ini ibu perlu merencanakan kehamilan selanjutnya, maka saat ini merupakan masa yang sangat baik untuk menawarkan kontrasepsi, keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas. Pada penelitian ini menggunakan corellation research desain dimana peneliti bermaksud mengetahui hubungan antara variabel independent dan dependent. Populasi Peneliti 87 orang dan menggunakan sampel sebanyak 71 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52%) yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang (19,72%) selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam waktu 3 bulan sebanyak 12 orang (16,90%) dan tidak ikut sebanyak 6 orang (8,64%) sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan rendah dan tidak ikut sebanyak 1 orang (1,41%),Dari hasil analisis dengan Correlation Pearson diperoleh nilai r = 0,762 dan nilai ini lebih besar dari r tabel sebesar 0,235 ( 0,762 > 0,235) sehingga pengujian hipotesis menolak Ho dan menerima Ha artinya ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan Akseptor KB pada Ibu Nifas. Sehingga bagi Bidan diharapkan selalu memberi penetahuan tentang alat kontrasepsi, agar calon akseptor mantap dalam mengembil keputusan. Kata Kunci : Pengetahuan kontrasepsi, Akseptor KB, Ibu Nifas 22

Pendahuluan Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari peminat dan ahli kependudukan, baik diseluruh dunia maupun di Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat dan tidak seimbang dengan naiknya produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan yang berat pada sektor penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan kerja, fasilitas kesehatan, pendidikan, pengangkutan, perhubungan dan sebagainya. Peledakan penduduk pada akhirnya akan menyukarkan pula pemerataan kemakmuran masyarakat itu sendiri. Ada baiknya kita kemukakan di sini apa yang dikemukakan oleh Widjojo (1970) Apabila Keluarga Berencana gagal, maka sebagai akibatnya akan timbul malapetaka karena hasil produksi akan ditelan oleh petambahan penduduk (Rustam, 1998). Diperkirakan pada tahun 2006 penduduk dunia akan mencapai 7 miliyar jiwa atau akan menjadi 2 kali lipat dalam waktu yang relative singkat (30 tahun). Lebih dari 2/3 penduduk dunia memadati Benua Asia dan Afrika dimana perkembangan ekonomi dan sosialnya masih terbelakang, sedangkan angka pertambahan penduduk masih bersikar antara 2-3% bahkan dibeberapa Negara lebih tinggi lagi (Rustam 1998). Dari data yang diambil dari RS. William Booth Surabaya didapat dari 10 ibu yang tidak menjadi akseptor KB sebanyak 6 orang. Paradigma baru progam KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.. Dalam paradigma baru progam Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hakhak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Keluarga adalah salah satu diantara kelima matra kependudukan sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas (Depkes,2003) Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai konstribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer.Salah satu pesan kunci dalam Rencana Strategik Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang di inginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan produksi yang telah tersedia (Depkes,2003) Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar kelurga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang tua (Depkes, 2003) Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang ada mengenai KB sangat luas, antara lain angka pertambahan penduduk masih tinggi berkisar antara 2-3%, salah satu penyebabnya kurangnya pegetahuan ibu tentang KB yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keikutsertaan ibu untuk menjadi akseptor KB. Sehingga petugas perlu memberikan penyuluhan dan konseling yang tepat pada pasangan usia subur. Untuk mendapat gambaran yang nyata antara hubungan pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana peranan ibu nifas dalam program KB. Metode Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji kesahihan hipotesis (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini peneliti menggunakan corellation research design dimana peneliti bermaksud mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen. Lokasi dilakukan di ruang BKIA RS. William Booth Surabaya pada bulan Agustus 2013. Populasi penelitian ini adalah semua ibu 23

post partum yang kontrol di ruang BKIA RS. William Booth Surabaya pada bulan Agustus 2008 yang berjumlah 87 orang. Pada penelitian ini sampel diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu sebagian ibu post partum yang kontrol ke ruang BKIA RS. William Booth Surabaya. Sampling yang dipakai adalah simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode criteria sampling. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi inklusi untuk penelitian adalah : a)ibu nifas yang kontrol di ruang BKIA RS. William Booth Surabaya, b) Bersedia untuk diteliti, c)tidak terdapat gangguan fisik dan jiwa, d) Dapat membaca dan menulis dan Kriteria Eksklusi adalah Ibu nifas yang menganut kepercayaan tentang larangan untuk KB. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kontrasepsi dan Variabel tergantungnya adalah keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas.. Hasil Berikut ini merupakan data yang menggambarkan karakteristik responden yang terdapat di ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Umur Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut umur disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 1 : Umur Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Umur Frekuensi Persen Total < 20 Th 7 9.86 9.86 > 30 Th 10 14.08 14.08 26-30 Th 21 29.58 29.58 21-25 Th 33 46.48 46.48 Dari tabel diatas dapat dilihat rentang umur dari 71 responden yang berada pada umur < 20 tahun sebanyak 7 orang (9,9 %), berada pada rentang umur > 30 tahun sebanyak 10 orang (14,1 %), berada pada rentang umur 26-30 tahun sebanyak 21 orang (29,6 %) dan yang berada pada rentang umur 21-25 tahun sebanyak 33 orang (46,5 %). Tingkat Pendidikan Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Tingkat Pendidikan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Responden di Ruang BKIA RS. William Booth Surabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Pend Frek Persen Total SLTA 38 53.52 53.52 SLTP 14 19.72 19.72 SD 10 14.08 14.08 PT 9 12.68 12.68 Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pendidikan dari 71 responden yang tamat SD sebanyak 10 orang (14,1 %), yang tamat SLTP sebanyak 14 orang (19,7 %), yang tamat SLTA sebanyak 36 orang (53,5 %) dan yang tamat Penguruan tinggi sebanyak 9 orang (12,7 %). Pekerjaan Ibu Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Pekerjaan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 3 : Pekerjaan Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Umur Frekuensi Persen Total Tidak Bekerja 48 67.61 67.61 Swasta 18 25.35 25.35 P N 5 7.04 7.04 Dari tabel diatas dapat dilihat Pekerjaan dari 71 responden yang Tidak Bekerja sebanyak 48 orang (67,6 %) dan yang bekerja sebagai Pegawai Swasta sebanyak 18 orang (25,4 %) kemudian yang bekerja sebagai Pegawai Negeri sebanyak 5 orang (7 % Paritas Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Paritas disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 4 : Paritas Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013 24

Anak Frekuensi Persen Total anak 1 54 76.06 76.06 anak 2 17 23.94 23.94 Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang mempunyai anak 1 sebanyak 54 orang (76,1 %) dan yang mempunyai anak 2 sebanyak 17 orang (23,9 %). Analisis Data Primer (Secara Deskriptif) Data ini akan memperjelas hasil kuesioner penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang kontrasepsi. Adapun data khusus ini akan berisi hasil jawaban responden beserta keikutsertaan responden menjadi akseptor KB. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Responden Deskripsi frekuensi dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Tingkat Pengetahuan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 5 : Tingkat Pengetahuan Responden di Ruang BKIA RS. William Booth Surabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Penget Frek Persen Total Rendah 1 1.41 1.41 Cukup 18 25.35 25.35 Tinggi 52 73.24 73.24 Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah sebanyak 1 orang (1,41 %), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (25,35 %) dan yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 52 orang (73,24 %). Deskripsi Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Deskripsi frekuensi dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Tingkat Pengetahuan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 6 : Keikutsertaan Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013. 25 Penget Frekuensi Persen Total Tidak ikut 7 9.86 9.86 Stl 3 bulan 26 36.62 36.62 Stl 40 hari 38 53.52 53.52 Dari tabel diatas dapat dilihat deskripsi frekuensi responden untuk keikutsertaan akseptor KB yang segera ikut dalam kurun waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52 %) dan yang segera ikut dalam kurun waktu dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 26 orang (36,62 %) dan yang tidak ikut sebanyak 7 orang (9,86 %). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu Nifas. Data tentang Hubungan antara tingkat pengetahuan Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu Nifas ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 6 : Distribusi Silang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu Nifas. Penget Keikutseraan Akseptor KB Segera ikut (dalam 3 bulan) Segera ikut (dalam 40 Hari) Tidak Ikut Total N % N % N % N % Tinggi 38 53.52 14 19.72 0 0.00 52 73.24 Cukup 0 0.00 12 16.90 6 8.45 18 25.35 Rendah 0 0.00 0 0.00 1 1.41 1 1.41 Total 38 53.52 26 36.62 7 9.86 71 100.00 Berdasarkan tabulasi silang dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dengan kategori pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang dan kemudian yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang. Selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam kurn waktu 3 bulan sebanyak 12 orang dan tidak ikut sebanyak 6 orang. Selanjutnya responden dengan pengetahuan rendah dan tidak ikut menjadi akseptor KB sebanyak 1 orang.

Analisis Data Primer (Secara Korelasi) Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program komputer untuk jenis analisisnya adalah korelasi pearson dan hasil analisis tersebut akan menunjukkan arah hubungan dari dua variabel yang dianalisis yaitu variabel (X) Pengetahuan tentang kontrasepsi dan variabel (Y) Keikutsertaan Akseptor KB. Berikut ini hasilnya : Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Dengan Keikutsertaan Akseptor KB Pada Ibu Nifas. Tabel 7 : Hasil Uji Pearson Correlation Parameter Nilai Koefisien korelasi (rho) 0,762 Jumlah Sampel (N) 71 Tingkat signifikan (p) 0,000 Dari analisis pearson correlation diperoleh nilai p = 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan = 5 % sehingga terdapat hubungan antara (X) Tingkat Pengetahuan dan variabel (Y) Keikutsertaan Akseptor KB. Maka berdasarkan pengujian hipotesis jika nilai p < sig. 0,05 maka tolak Ho dan terima Ha sehingga hipotesis yang berbunyi Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan KB pada Ibu Nifas dapat diterima dan terbukti kebenarannya. Pembahasan Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Pengetahuan yang pada dasarnya adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang sesuatu yang dipelajari dari obyek yang dilihat selanjutnya dilakukan interprestasi secara benar dengan menyebutkan materi obyek tersebut dengan cara menguraikan, mendefinisikan dan kemudian mengaplikasikan dalam kondisi real (sebenarnya) pengertian ini merupakan rangkaian penjelasan dari Notoadmojo (2003). Tingkat pengetahuan yang merupakan gambaran dari kondisi dan karakteristik respoden dalam mengiterpretasikan sesuatu berdasarkan nilai tahu, memahami, analisis dan mengaplikasikan dalam kenyataan merupakan faktor dasar dari kemapuan tiap-tiap responden dalam mengembangakn 26 kerangka pikirnya. Maka dari informasi melalui media kuesioner yang telah disebarkan kepada responden diperoleh gambaran bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 52 orang (73,24 %) selanjutnya pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (25,35 %) dan pada tingkat pengetahuan rendah sebanyak 1 orang (1,41). Keikutsertaan Akseptor KB Keluarga berencana adalah sesuatau usaha untuk menjarangkan jumah dan jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. (rustam M, 1998) Gambaran umum keikutsertaan akseptor KB para responden di RS. William Booth Surabaya yang menjadi responden penelitian ini adalah yang segera ikut dalam kurun waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52 %) dan yang segera ikut dalam kurun waktu dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 26 orang (36,62 %) dan yang tidak ikut sebanyak 7 orang (9,86 %). Hubungan Antara Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Dengan Keikutsertaan KB Pada Ibu Nifas. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikut sertaan akseptor KB pada ibu nifas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dengan kategori pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52 %) dan kemudian yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang (19,72 %). Selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 12 orang (16,90 %) dan tidak ikut sebanyak 6 orang (8,45 %). Selanjutnya responden dengan pengetahuan rendah dan tidak ikut menjadi akseptor KB sebanyak 1 orang (1,41 %). Hasil analisis penelitian menunjukkan nilai correlation spearmans diperoleh nilai p = 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan = 5 % sehingga terdapat hubungan antara (X) Tingkat Pengetahuan dan variabel (Y) Keikutsertaan Akseptor KB. Maka berdasarkan pengujian hipotesis jika nilai p < sig. 0,05 maka tolak Ho dan terima Ha sehingga hipotesis yang berbunyi Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan KB pada Ibu Nifas dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

Simpulan Dan Saran Simpulan Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas secara signifikan diterima (p < 0,05), hal itu dibuktikan pula bahwa terdapat 53,52 % ibu nifas berpengetahuan tinggi segera ikut akseptor KB dalam waktu 40 hari dan 19,72 % ibu nifas segera ikut dalam waktu 3 bulan.sebesar 16,90 % ibu nifas berpengetahuan cukup ikut akseptor KB dalam waktu 3 bulan, dan sebesar 1,41 % ibu nifas berpengetahuan rendah tidak ikut akseptor KB. Saran a. Bagi Bidan, proses keilmuan dalam menumbuh kembangkan pengetahuan adalah banyaknya sumber infomasi yang masuk dalam pikir kita, sehingga untuk itu diharapkan semua komponen baik ibu dan tenaga medis saling berinteraksi memberikan informasi terhadap tambahan ilmu tentang alat-alat kontrasepsi melalui buku, pamflet serta pelatihan dan seminar. b. Bagi Peneliti, keterbatasan terhadap kesempatan mengambil media yang lebih besar dalam hal ini penentuan jumlah obyek yang diteliti, diharapkan para peneliti lebih banyak mengembangkan pada jumlah sampel yang akan diteliti sehingga akan diperoleh skala keputusan yang berbeda yang mendukung ataupun menolak hasil penelitian ini. c. Bagi Tempat Penelitian, Meningkatkan sumber infomasi dan fasilitas yang mampu mendukung program pemerintah untuk menggalakkan keluarga berencana yang sejahtera dan mandiri untuk masyarakat secara umum. Sedangkan proses yang harus diembankan adalah dengan memperbanyak penetrasi informasi melalui media, pamflet dan pelatihan. Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan http://www.bkkn.co.id Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta -------------------. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.2003.Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika Rustam, Mochtar. 1998. Sipnopsis Jilid II. Jakarta. : EGC Sastrawinata, S. 1998. Obsetri Fisiologi. Bandung : FKUNPAD Sugiyono, 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Wiknjosatro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka DAFTAR PUSTAKA 27 Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Depkes RI, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka