HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI DENGAN KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB PADA IBU NIFAS DI RS.WILLIAM BOOTH SURABAYA Eny Astuti ABSTRAK Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan sampai ke keadaan semula belum melahirkan, berlangsungnya selama 6 minggu atau 42 hari. Pada keadaan ini ibu perlu merencanakan kehamilan selanjutnya, maka saat ini merupakan masa yang sangat baik untuk menawarkan kontrasepsi, keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas. Pada penelitian ini menggunakan corellation research desain dimana peneliti bermaksud mengetahui hubungan antara variabel independent dan dependent. Populasi Peneliti 87 orang dan menggunakan sampel sebanyak 71 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52%) yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang (19,72%) selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam waktu 3 bulan sebanyak 12 orang (16,90%) dan tidak ikut sebanyak 6 orang (8,64%) sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan rendah dan tidak ikut sebanyak 1 orang (1,41%),Dari hasil analisis dengan Correlation Pearson diperoleh nilai r = 0,762 dan nilai ini lebih besar dari r tabel sebesar 0,235 ( 0,762 > 0,235) sehingga pengujian hipotesis menolak Ho dan menerima Ha artinya ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan Akseptor KB pada Ibu Nifas. Sehingga bagi Bidan diharapkan selalu memberi penetahuan tentang alat kontrasepsi, agar calon akseptor mantap dalam mengembil keputusan. Kata Kunci : Pengetahuan kontrasepsi, Akseptor KB, Ibu Nifas 22
Pendahuluan Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari peminat dan ahli kependudukan, baik diseluruh dunia maupun di Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat dan tidak seimbang dengan naiknya produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan yang berat pada sektor penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan kerja, fasilitas kesehatan, pendidikan, pengangkutan, perhubungan dan sebagainya. Peledakan penduduk pada akhirnya akan menyukarkan pula pemerataan kemakmuran masyarakat itu sendiri. Ada baiknya kita kemukakan di sini apa yang dikemukakan oleh Widjojo (1970) Apabila Keluarga Berencana gagal, maka sebagai akibatnya akan timbul malapetaka karena hasil produksi akan ditelan oleh petambahan penduduk (Rustam, 1998). Diperkirakan pada tahun 2006 penduduk dunia akan mencapai 7 miliyar jiwa atau akan menjadi 2 kali lipat dalam waktu yang relative singkat (30 tahun). Lebih dari 2/3 penduduk dunia memadati Benua Asia dan Afrika dimana perkembangan ekonomi dan sosialnya masih terbelakang, sedangkan angka pertambahan penduduk masih bersikar antara 2-3% bahkan dibeberapa Negara lebih tinggi lagi (Rustam 1998). Dari data yang diambil dari RS. William Booth Surabaya didapat dari 10 ibu yang tidak menjadi akseptor KB sebanyak 6 orang. Paradigma baru progam KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.. Dalam paradigma baru progam Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hakhak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Keluarga adalah salah satu diantara kelima matra kependudukan sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang berkualitas (Depkes,2003) Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai konstribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk.kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnancy Safer.Salah satu pesan kunci dalam Rencana Strategik Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang di inginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan produksi yang telah tersedia (Depkes,2003) Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar kelurga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang tua (Depkes, 2003) Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang ada mengenai KB sangat luas, antara lain angka pertambahan penduduk masih tinggi berkisar antara 2-3%, salah satu penyebabnya kurangnya pegetahuan ibu tentang KB yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keikutsertaan ibu untuk menjadi akseptor KB. Sehingga petugas perlu memberikan penyuluhan dan konseling yang tepat pada pasangan usia subur. Untuk mendapat gambaran yang nyata antara hubungan pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana peranan ibu nifas dalam program KB. Metode Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji kesahihan hipotesis (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini peneliti menggunakan corellation research design dimana peneliti bermaksud mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen. Lokasi dilakukan di ruang BKIA RS. William Booth Surabaya pada bulan Agustus 2013. Populasi penelitian ini adalah semua ibu 23
post partum yang kontrol di ruang BKIA RS. William Booth Surabaya pada bulan Agustus 2008 yang berjumlah 87 orang. Pada penelitian ini sampel diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu sebagian ibu post partum yang kontrol ke ruang BKIA RS. William Booth Surabaya. Sampling yang dipakai adalah simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode criteria sampling. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi inklusi untuk penelitian adalah : a)ibu nifas yang kontrol di ruang BKIA RS. William Booth Surabaya, b) Bersedia untuk diteliti, c)tidak terdapat gangguan fisik dan jiwa, d) Dapat membaca dan menulis dan Kriteria Eksklusi adalah Ibu nifas yang menganut kepercayaan tentang larangan untuk KB. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kontrasepsi dan Variabel tergantungnya adalah keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas.. Hasil Berikut ini merupakan data yang menggambarkan karakteristik responden yang terdapat di ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Umur Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut umur disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 1 : Umur Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Umur Frekuensi Persen Total < 20 Th 7 9.86 9.86 > 30 Th 10 14.08 14.08 26-30 Th 21 29.58 29.58 21-25 Th 33 46.48 46.48 Dari tabel diatas dapat dilihat rentang umur dari 71 responden yang berada pada umur < 20 tahun sebanyak 7 orang (9,9 %), berada pada rentang umur > 30 tahun sebanyak 10 orang (14,1 %), berada pada rentang umur 26-30 tahun sebanyak 21 orang (29,6 %) dan yang berada pada rentang umur 21-25 tahun sebanyak 33 orang (46,5 %). Tingkat Pendidikan Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Tingkat Pendidikan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Responden di Ruang BKIA RS. William Booth Surabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Pend Frek Persen Total SLTA 38 53.52 53.52 SLTP 14 19.72 19.72 SD 10 14.08 14.08 PT 9 12.68 12.68 Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pendidikan dari 71 responden yang tamat SD sebanyak 10 orang (14,1 %), yang tamat SLTP sebanyak 14 orang (19,7 %), yang tamat SLTA sebanyak 36 orang (53,5 %) dan yang tamat Penguruan tinggi sebanyak 9 orang (12,7 %). Pekerjaan Ibu Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Pekerjaan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 3 : Pekerjaan Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Umur Frekuensi Persen Total Tidak Bekerja 48 67.61 67.61 Swasta 18 25.35 25.35 P N 5 7.04 7.04 Dari tabel diatas dapat dilihat Pekerjaan dari 71 responden yang Tidak Bekerja sebanyak 48 orang (67,6 %) dan yang bekerja sebagai Pegawai Swasta sebanyak 18 orang (25,4 %) kemudian yang bekerja sebagai Pegawai Negeri sebanyak 5 orang (7 % Paritas Karakteristik dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Paritas disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 4 : Paritas Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013 24
Anak Frekuensi Persen Total anak 1 54 76.06 76.06 anak 2 17 23.94 23.94 Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang mempunyai anak 1 sebanyak 54 orang (76,1 %) dan yang mempunyai anak 2 sebanyak 17 orang (23,9 %). Analisis Data Primer (Secara Deskriptif) Data ini akan memperjelas hasil kuesioner penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang kontrasepsi. Adapun data khusus ini akan berisi hasil jawaban responden beserta keikutsertaan responden menjadi akseptor KB. Deskripsi Tingkat Pengetahuan Responden Deskripsi frekuensi dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Tingkat Pengetahuan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 5 : Tingkat Pengetahuan Responden di Ruang BKIA RS. William Booth Surabaya Periode 11-16 Nopember 2013 Penget Frek Persen Total Rendah 1 1.41 1.41 Cukup 18 25.35 25.35 Tinggi 52 73.24 73.24 Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah sebanyak 1 orang (1,41 %), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (25,35 %) dan yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 52 orang (73,24 %). Deskripsi Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Deskripsi frekuensi dari 71 responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya menurut Tingkat Pengetahuan disajikan dalam diagram dibawah ini : Tabel 6 : Keikutsertaan Responden di Ruang BKIA RS. William BoothSurabaya Periode 11-16 Nopember 2013. 25 Penget Frekuensi Persen Total Tidak ikut 7 9.86 9.86 Stl 3 bulan 26 36.62 36.62 Stl 40 hari 38 53.52 53.52 Dari tabel diatas dapat dilihat deskripsi frekuensi responden untuk keikutsertaan akseptor KB yang segera ikut dalam kurun waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52 %) dan yang segera ikut dalam kurun waktu dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 26 orang (36,62 %) dan yang tidak ikut sebanyak 7 orang (9,86 %). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu Nifas. Data tentang Hubungan antara tingkat pengetahuan Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu Nifas ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 6 : Distribusi Silang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu Nifas. Penget Keikutseraan Akseptor KB Segera ikut (dalam 3 bulan) Segera ikut (dalam 40 Hari) Tidak Ikut Total N % N % N % N % Tinggi 38 53.52 14 19.72 0 0.00 52 73.24 Cukup 0 0.00 12 16.90 6 8.45 18 25.35 Rendah 0 0.00 0 0.00 1 1.41 1 1.41 Total 38 53.52 26 36.62 7 9.86 71 100.00 Berdasarkan tabulasi silang dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dengan kategori pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang dan kemudian yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang. Selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam kurn waktu 3 bulan sebanyak 12 orang dan tidak ikut sebanyak 6 orang. Selanjutnya responden dengan pengetahuan rendah dan tidak ikut menjadi akseptor KB sebanyak 1 orang.
Analisis Data Primer (Secara Korelasi) Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program komputer untuk jenis analisisnya adalah korelasi pearson dan hasil analisis tersebut akan menunjukkan arah hubungan dari dua variabel yang dianalisis yaitu variabel (X) Pengetahuan tentang kontrasepsi dan variabel (Y) Keikutsertaan Akseptor KB. Berikut ini hasilnya : Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Dengan Keikutsertaan Akseptor KB Pada Ibu Nifas. Tabel 7 : Hasil Uji Pearson Correlation Parameter Nilai Koefisien korelasi (rho) 0,762 Jumlah Sampel (N) 71 Tingkat signifikan (p) 0,000 Dari analisis pearson correlation diperoleh nilai p = 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan = 5 % sehingga terdapat hubungan antara (X) Tingkat Pengetahuan dan variabel (Y) Keikutsertaan Akseptor KB. Maka berdasarkan pengujian hipotesis jika nilai p < sig. 0,05 maka tolak Ho dan terima Ha sehingga hipotesis yang berbunyi Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan KB pada Ibu Nifas dapat diterima dan terbukti kebenarannya. Pembahasan Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Pengetahuan yang pada dasarnya adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang sesuatu yang dipelajari dari obyek yang dilihat selanjutnya dilakukan interprestasi secara benar dengan menyebutkan materi obyek tersebut dengan cara menguraikan, mendefinisikan dan kemudian mengaplikasikan dalam kondisi real (sebenarnya) pengertian ini merupakan rangkaian penjelasan dari Notoadmojo (2003). Tingkat pengetahuan yang merupakan gambaran dari kondisi dan karakteristik respoden dalam mengiterpretasikan sesuatu berdasarkan nilai tahu, memahami, analisis dan mengaplikasikan dalam kenyataan merupakan faktor dasar dari kemapuan tiap-tiap responden dalam mengembangakn 26 kerangka pikirnya. Maka dari informasi melalui media kuesioner yang telah disebarkan kepada responden diperoleh gambaran bahwa responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 52 orang (73,24 %) selanjutnya pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (25,35 %) dan pada tingkat pengetahuan rendah sebanyak 1 orang (1,41). Keikutsertaan Akseptor KB Keluarga berencana adalah sesuatau usaha untuk menjarangkan jumah dan jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. (rustam M, 1998) Gambaran umum keikutsertaan akseptor KB para responden di RS. William Booth Surabaya yang menjadi responden penelitian ini adalah yang segera ikut dalam kurun waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52 %) dan yang segera ikut dalam kurun waktu dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 26 orang (36,62 %) dan yang tidak ikut sebanyak 7 orang (9,86 %). Hubungan Antara Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Dengan Keikutsertaan KB Pada Ibu Nifas. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikut sertaan akseptor KB pada ibu nifas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dengan kategori pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak 38 orang (53,52 %) dan kemudian yang ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 14 orang (19,72 %). Selanjutnya dengan pengetahuan cukup dan segera ikut dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 12 orang (16,90 %) dan tidak ikut sebanyak 6 orang (8,45 %). Selanjutnya responden dengan pengetahuan rendah dan tidak ikut menjadi akseptor KB sebanyak 1 orang (1,41 %). Hasil analisis penelitian menunjukkan nilai correlation spearmans diperoleh nilai p = 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan = 5 % sehingga terdapat hubungan antara (X) Tingkat Pengetahuan dan variabel (Y) Keikutsertaan Akseptor KB. Maka berdasarkan pengujian hipotesis jika nilai p < sig. 0,05 maka tolak Ho dan terima Ha sehingga hipotesis yang berbunyi Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang kontrasepsi dengan Keikutsertaan KB pada Ibu Nifas dapat diterima dan terbukti kebenarannya.
Simpulan Dan Saran Simpulan Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi dengan keikutsertaan akseptor KB pada ibu nifas secara signifikan diterima (p < 0,05), hal itu dibuktikan pula bahwa terdapat 53,52 % ibu nifas berpengetahuan tinggi segera ikut akseptor KB dalam waktu 40 hari dan 19,72 % ibu nifas segera ikut dalam waktu 3 bulan.sebesar 16,90 % ibu nifas berpengetahuan cukup ikut akseptor KB dalam waktu 3 bulan, dan sebesar 1,41 % ibu nifas berpengetahuan rendah tidak ikut akseptor KB. Saran a. Bagi Bidan, proses keilmuan dalam menumbuh kembangkan pengetahuan adalah banyaknya sumber infomasi yang masuk dalam pikir kita, sehingga untuk itu diharapkan semua komponen baik ibu dan tenaga medis saling berinteraksi memberikan informasi terhadap tambahan ilmu tentang alat-alat kontrasepsi melalui buku, pamflet serta pelatihan dan seminar. b. Bagi Peneliti, keterbatasan terhadap kesempatan mengambil media yang lebih besar dalam hal ini penentuan jumlah obyek yang diteliti, diharapkan para peneliti lebih banyak mengembangkan pada jumlah sampel yang akan diteliti sehingga akan diperoleh skala keputusan yang berbeda yang mendukung ataupun menolak hasil penelitian ini. c. Bagi Tempat Penelitian, Meningkatkan sumber infomasi dan fasilitas yang mampu mendukung program pemerintah untuk menggalakkan keluarga berencana yang sejahtera dan mandiri untuk masyarakat secara umum. Sedangkan proses yang harus diembankan adalah dengan memperbanyak penetrasi informasi melalui media, pamflet dan pelatihan. Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan http://www.bkkn.co.id Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta -------------------. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.2003.Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika Rustam, Mochtar. 1998. Sipnopsis Jilid II. Jakarta. : EGC Sastrawinata, S. 1998. Obsetri Fisiologi. Bandung : FKUNPAD Sugiyono, 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Wiknjosatro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka DAFTAR PUSTAKA 27 Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Depkes RI, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka