HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN Endah Purwaningsih 1), Yeniatun Kusumah 2) ABSTRAK Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan juta diantaranya terutama di negeri berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan saat ini adalah Pil Oral Kombinasi merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif. Efek Samping yang mungkin timbul pada akseptor KB Pil Oral kombinasi adalah mual, muntah, payudara membesar, pertambahan berat badan, keputihan. Tujuan penelitian ini Mengetahui hubungan pengetahuan Akseptor KB pil Oral Kombinasi dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi kb pil di Desa Karang Delanggu Klaten. Metode penelitian yang digunakan adalah diskripsi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini akseptor KB pil oral kombinasi di Desa Karang Delanggu Klaten. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 55 akseptor, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling Alat pengumpulan data kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi adalah cukup sebanyak 25 orang (45,5%). Kepatuhan ibu melakukan waktu minum pil adalah patuh sebanyak 40 orang (72,7%). Ada hubungan antara pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi dengan kepatuhan waktu minum pil dengan p value = 0,000 (p<0,05). Simpulan menunjukkan bahwa Ada hubungan antara pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi dengan kepatuhan waktu minum pil. Disarankan Bagi akseptor KB yang mempunyai pengetahuan baik supaya tetap mempertahankan pengetahuannya dan kepatuhannya dengan cara mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Pil Oral Kombinasi Pustaka : 22 pustaka ( )

2 12 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, PENDAHULUAN KB Pil merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara diminum (pil). Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan untuk mengkonsumsi pil KB secara teratur sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi pil KB bertujuan agar manfaat konsumsi KB pil yaitu mencegah menghambat dan menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor KB pil terhindar dari kehamilan. Paradigma Program Keluarga Berencana telah dirubah visi dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun 2015.Salah satu misi paradigma Program Keluarga Berencana berbunyi memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas (Saifuddin, 2010; h. 1-2). Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan program Making Pregnancy Safer. Tujuan pokok program ini menegaskan bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan (Saifuddin, 2010; h. 1-2). Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak teratur menjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor KB pil tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka tentang KB pil. Mereka cenderung menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkinnya akseptor KB pil mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan

3 Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB 13 keluarga berencana dan juta diantaranya terutama di negeri berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah tersebut penggunanya adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur sehingga beresiko terjadinya kehamilan (Hevitia, 2009). Program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan oleh pemerintah menjadi sangat penting sebagai pengendalian peledakan penduduk. Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi yang diperoleh dari data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah pada bulan April 2012, jumlah akseptor KB aktif sebanyak peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi Suntik peserta (56,88%), Pil peserta (15,59%), Intra Uterine Devices (IUD) peserta (8,70%), Implant peserta (10,16%) dan Medis Operatif Wanita (MOW) peserta (5,48%), Medis Operatif Pria (MOP) peserta (1,09%), Kondom peserta (2,10%). Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan salah satu bagian dari progam KB Nasional saat ini adalah Pil Oral Kombinasi merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif, tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, reversibilitas tinggi. Efek Samping yang mungkin timbul pada akseptor KB Pil Oral kombinasi adalah mual, muntah, payudara membesar, pertambahan berat badan, keputihan, sakit kepala siklik, komplikasi tromboemboli, paru-paru, cerebro-vascular accident, karsinoma, myoma, telangi ectasia, rhinitis alergika, pharingitis nasal, gangguan penglihatan siklik, depresi, rasa lelah, libido menurun (Hartanto, 2004). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Karang Delanggu pada bulan Januari - Oktober 2013, diperoleh data akseptor KB sebanyak 385 Akseptor, yaitu 27 akseptor (7,1%), MOW 5 akseptor (1,3%), MOP 1 akseptor (0,26%), Implant 19 akseptor (5%), Suntik 277 akseptor (72,9%), KB Pil terdiri dari 33 akseptor (8,6%), Kondom 23 akseptor (6,0%). Dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan

4 14 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, metode wawancara pada 15 akseptor KB Pil oral kombinasi tentang kepatuhan mengkonsumsi KB Pil oral, sebanyak 9 akseptor tidak mengetahui tentang cara mengkonsumsi pil oral kombinasi dengan benar dan 7 akseptor tahu mengenai cara penggunaan KB Pil oral kombinasi. Dari uraian pada latar belakang penulis tertarik untuk memilih judul penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Akseptor KB Pil Oral Kombinasi dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi KB pil di Desa Karang Delanggu Klaten. METODOLOGI PENELITIAN Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan untuk satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010;h.103). Variabel bebas (Independen) Adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau variabel terikat, jadi variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2007; h.4). Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini : pengetahuan ibu tentang KB Pil Oral. Variabel terikat (Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007; h.4).variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini : kepatuhan cara minum pil KB. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi korelasi Penelitian deskripsi adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif, korelasi ini pada hakekatnya merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada situasi atau kelompok subyek (Notoatmodjo, 2010;h.35). Sedangkan metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu metode pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat dilakukan secara cepat dan sekaligus menjelajahi berbagai tingkat pertumbuhan (Arikunto, 2010;h.122). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

5 Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB 15 Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB pil oral kombinasi di Desa Karang Delanggu Klaten. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 55 akseptor. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan di teliti (Arikunto, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akseptor KB pil oral Kombinasi di Desa Karang Delanggu Klaten sebanyak 55 akseptor. Analisa ini bertujuan untuk mendeskripsikan dari masing-masing variabel terikat yaitu kepatuhan maupum variabel bebas yaitu pengetahuan. Kalkulasi data berdasarkan kelompok variabel dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk mengkualifikasi data dan dikuantitatifkan dalam bentuk prosentase. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat adalah yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan (Notoatmodjo, 2010; h.56). Dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistik, dengan kendall tau ( ). Kendall Tau merupakan alat pengetesan hipotesis dimana hanya dapat dipakai untuk mengetahui ada tidaknya korelasi bukan besar kecilnya korelasi. Untuk pengambilan keputusan dalam uji korelasi Kendall Tau untuk N (jumlah sampel), jika hitung tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dinyatakan ada hubungan antara kedua variabel. Pendekatan dengan mengganggap data terdistribusi (tabel z) (Budiarto, 2003 : 237). normal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Akseptor Kontrasepsi Pil Kombinasi di Desa Karang Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten No Pengetahuan f % Baik Cukup Kurang ,6 45,5 10,9 Total Sumber : Data Primer 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden paling banyak yaitu sebanyak 25 orang akseptor (45,5%) dengan pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi. Responden paling sedikit adalah dengan pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (10,9%).

6 16 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum KB Pil Oral Kombinasi di Desa Karang Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten No Kepatuhan f % 1 2 Patuh Tidak patuh ,7 27,3 Total Sumber : Data Primer 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 40 orang akseptor (72,7%) patuh meminum KB Pil Oral Kombinasi dan yang tidak patuh sebanyak 17 orang (27,3%). Tabel 4.3. Tabel Hubungan Pengetahuan akseptor kontrasepsi Pil Kombinasi dengan Kepatuhan Waktu Minum Pil Kepatuhan Pengetahuan Tidak Total p tau Patuh patuh Baik 23 (41,8%) 1 (1,8%) 24 (43,6%) 0,000 0,556 Cukup 17 (30,9%) 8 (14,5%) 25 (45,5%) Kurang 0 6 (10,9%) 6 (10,9%) Jumlah 40 (72,7%) 15 (27,3%) 55 (100%) Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi sebagian besar cukup dan patuh waktu minum pil KB sebanyak 17 orang (30,9%) dan 8 orang (14,5%) tidak patuh waktu minum minum pil KB dari 25 responden. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan yang cukup, masih didapatkan responden yang tidak patuh dalam mengkonsumsi pil KB. Hal ini dikarenakan pekerjaan ibu sebagai buruh sehingga ibu kecapaian dan lupa minum pil KB. Notoatmodjo (2003), kepatuhan dipengaruhi oleh sikap dan perilaku. Dari hasil analisis dengan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) didapatkan nilai tau = 0,556 atau dengan signifikansi (pvalue) = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau bermakna antara pengetahuan ibu tentang KB pil oral kombinasi dengan tingkat kepatuhan waktu minum Pil, sehingga dapat dikatakan bahwa

7 Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB 17 semakin tinggi tingkat pengetahuan semakin patuh ibu minum pil KB. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada tabel 4.1 terdapat pengetahuan ibu tentang KB pil oral kombinasi sebagian besar adalah baik sebanyak 24 orang (43,6%). Hasil ini dikarenakan pendidikan responden bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan. Dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (10,9%). Hasil ini dikarenakan pendidikan responden yang berbeda-beda sehingga daya tangkap ibu juga berbeda dalam menerima informasi dan menambah pengetahuan tentang KB Pil kombinasi. Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan responden mempengaruhi pengetahuan responden, karena semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin mudah untuk menerima informasi baru. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuannya akan semakin luas atau baik, selain itu semakin tinggi pendidikan seseorang akan mempermudah responden tersebut dalam menerima informasi (Soekanto, 2000). Tingkat pendidikan melatarbelakangi pengetahuan responden. Pendidikan yang cukup tinggi terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih matang dan individu (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar adalah patuh minum pil KB sebanyak 40 orang (72,7%). Hal ini dikarenakan sebagian besar pengetahuan ibu adalah baik. Pengetahuan ibu yang baik maupun yang tidak baik dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku ibu, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersikap abadi. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dan perilaku merupakan faktor presidposisi kepatuhan. Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi yang patuh waktu minum pil oral kombinasi

8 18 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, mempunyai pengetahuan baik dan cukup. Pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi yang baik dan patuh waktu minum pil oral kombinasi sebanyak 23 orang (41,8%) sedangkan yang tidak patuh yaitu 1 orang (1,8%) dari 24 orang. Hal ini dikarenakan selain pengetahuan kepatuhan juga dipengaruhi oleh faktor sikap, fasilitas dan sarana prasarana. Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa pengetahuan mempengaruhi kepatuhan. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap dan praktek yang baik. Sikap yang baik akan mempengaruhi kepatuhan, begitu juga sebaliknya sikap yang tidak baik akan mempengaruhi ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi atau minum pil KB (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi dengan pengetahuan kurang dan semuanya tidak patuh waktu minum pil oral kombinasi. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin ibu mempunyai pengetahuan kurang maka semakin tidak patuh waktu minum pil. Keadaan ini dikarenakan ibu tidak mengetahui dan mengerti waktu minum pil yang benar. Dari hasil analisa dengan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) didapatkan nilai tau = 0,556 atau dengan signifikansi (p-value) = 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan ibu akseptor kontrasepsi pil kombinasi dengan kepatuhan waktu minum pil di Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tri Mariyati (2011), ada hubungan pengetahuan dengan keteraturan minum pil, yang menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan baik maka semakin teratur dalam minum pil KB. Penelitian ini sependapat dengan penelitian Wahyu Tri Wulandari (2011), ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan waktu minum, dengan kata lain semakin tinggi pengetahuan maka semakin patuh waktu minum pil KB. Selanjutnya didukung juga dengan penelitian Wardhani (2008), bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penggunaan KB pil kombinasi, semakin baik pengetahuan maka semakin baik perilaku penggunaan KB pil kombinasi. Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan

9 Endah Purwaningsih, Yeniatun Kusumah, Hubungan Pengetahuan Akseptor KB 19 penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu, sampel dan lokasi penelitian. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa : Pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi adalah cukup sebanyak 25 orang (45,5%), Kepatuhan ibu melakukan waktu minum pil adalah patuh sebanyak 40 orang (72,7%), Ada hubungan antara pengetahuan akseptor kontrasepsi pil oral kombinasi dengan kepatuhan waktu minum pil. B. SARAN Bagi akseptor KB yang mempunyai pengetahuan baik supaya tetap mempertahankan pengetahuannya dan kepatuhannya dengan cara mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, sedangkan yang masih mempunyai pengetahuan cukup dan kepatuhan yang tidak baik agar ditingkatkan. Institusi kesehatan agar meningkatkan mutu pelayanan agar dapat meningkatkan kepatuhan kunjungan akseptor KB dengan bekerja sama lintas sektoral kader posyandu. Bidan agar memberikan masukan kepada akseptor KB dalam melakukan pemilihan alat kontrasepsi yang bisa dipakai sehingga meningkatkan kepatuhan Akseptor dalam mengkonsumsi KB pil Oral Kombinasi untuk melakukan rutinitas minum pil KB. Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sama supaya meneliti dengan menggunakan metode yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Antik Kristiani (2006), Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Akseptor KB Suntik di Puskesmas Pembantu Kadilaju Karanongko Klaten. KTI. Poltekkes. Surakarta Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Rineka Cipta: Jakarta. BKKBN, Angka Kejadian Keluarga Berencana. Depkes RI. BKKBN, Angka Kejadian Keluarga Berencana. Depkes RI. Gungde Hubungan Faktor Sosiodemografi dengan Pemakaian Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Tahun di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Kuswati, Keluarga Berencana. Depkes RI. Jakarta. Hartanto Kontrasepsi Suntikan. EGC. Jakarta

10 20 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, Hidayat, A.Aziz Aimul Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta. Manuaba, I.B.G Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta. Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Rineka Cipta: Jakarta Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Priyono (2000), Hubungan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana dengan Kelangsungan pemakaian AKDR di Kabupaten Purworejo. Skripsi. Yogyakarta Rahayu Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita. sip/032002/pus-1.htm, diperoleh 14 April Vivi Kumalasari (2010), STIKES Muhammadiyah Klaten, dengan judul Karakteristik Akseptor KB implant di BPS Wahyu Jatiningsih, Jomboran, Klaten Tengah. Saifuddin, A.B Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Speroff, L Pedoman Klinis Kontrasepsi. EGC: Jakarta. Wahyuni, Pengetahuan Akseptor KB Suntik Dengan Metode Kontrasepsi Suntik di BPS Ny Bekti Temon, Simo, Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Akademi kebidanan Mamba`ul`ulum Surakarta. WHO Ragam Metode Kontrasepsi. EGC: Jakarta. Wiknjosastro, H Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Wulansari Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi Wanita. sip/032002/pus-1.htm, diperoleh 14 April 2008.