Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK


GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi suatu daerah baik itu Kabupaten maupun kota yang

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DATA DINAMIS PROVINSI JAWA TIMUR TRIWULAN IV BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2017

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

LOKASI SEKTOR UNGGULAN di JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

Tabel 2.25 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

TESIS ANALISIS LOCATION QUOTIENT DALAM PENENTUAN KOMODITAS IKAN UNGGULAN PERIKANAN BUDIDAYA DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

Gambar 3.16 Layer Jalan Kali Jatim Gambar 3.17 Atribut Tabel Jalan Kali Gambar 3.18 Layer layanan TV Gambar 3.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

ANALISIS POTENSI DAN DAYA SAING SUB SEKTOR PERIKANAN KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TIMUR SKRIPSI

4. DINAMIKA POLA KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

Transkripsi:

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Sebelum melakukan segmentasi, kita membutuhkan data-data tentang jawa timur sebagaiuntuk dijadikan acuan. Berikut data-data yang dapat dijadikan sebagai acuan. Segmentasi pasar adalah Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Manfaat segmentasi: Menyediakan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Meningkatkan pendapatan. Peluang untuk tumbuh. Dasar segmentasi pasar Ada 9 dasar dalam penentuan segmentasi pasar yaitu : 1. Segmentasi Geografis Pada segmentasi geografi, pasar dibagi menurut tempatnya. 2. Segmentasi Demografis Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling sering diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebuh mudah diukur daripada variabel segmentasi lainnya. Berbagai variabel demografi mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan. 3. Segmentasi Psikologis Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Misalnya konsumen dapat dibagi berdasarkan motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan dan sikap. 4. Segmentasi Psikografis Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. 5. Segmentasi Sosial Budaya Berbagai variabel sosiologis dan antropologis yaitu variabel sosial budaya yang menjadi dasardasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar.

6. Segmentasi Terkait Pemakaian Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakain merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek, 7.Segmentasi Situasi Pemakaian Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variabel segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli oleh konsumen. 8. Segmentasi Manfaat Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama. 9. Segmentasi Gabungan Cara-cara dalam memandang suatu pasar : - Static attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan. - Dinamic attribute segmentation. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk. Lebih lanjut mengenai demografi, psikografi dan pasar relung: Demografi. Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan. Psikografi. Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang

ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian seperti yang saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon pelanggan terhadap produk. Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya. Proyeksi Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2004 2007 No Kabupaten/Kota 2004 2005 2006 2007 Kabupaten 1 Pacitan 542.556 546.150 549.768 553.865 2 Ponorogo 875.448 880.701 885.986 892.527 3 Trenggalek 677.185 682.465 687.786 691.207 4 Tulungagung 968.983 976.691 984.460 992.248 5 Blitar 1.121.716 1.131.222 1.140.809 1.144.528 6 Kediri 1.493.209 1.509.135 1.525.231 1.531.187 7 Malang 2.368.372 2.393.959 2.419.822 2.442.422 8 Lumajang 1.009.349 1.017.839 1.026.400 1.034.334 9 Jember 2.248.968 2.263.794 2.278.718 2.293.740 10 Banyuwangi 1.552.867 1.564.026 1.575.265 1.580.441 11 Bondowoso 714.836 720.183 725.571 727.790 12 Situbondo 626.600 631.382 636.200 638.537 13 Probolinggo 1.048.616 1.059.322 1.070.137 1.081.063 14 Pasuruan 1.443.550 1.464.297 1.485.342 1.496.474 15 Sidoarjo 1.738.285 1.787.771 1.838.666 1.869.350 16 Mojokerto 989.965 1.008.740 1.027.871 1.041.269 17 Jombang 1.187.178 1.199.958 1.212.876 1.233.279 18 Nganjuk 1.041.812 1.053.569 1.065.459 1.073.126 19 Madiun 660.873 664.282 667.709 667.841 20 Magetan 621.160 621.511 621.862 622.966 21 Ngawi 846.355 851.884 857.449 860.029 22 Bojonegoro 1.226.691 1.238.811 1.251.051 1.263.411 23 Tuban 1.087.121 1.095.795 1.104.538 1.107.691 24 Lamongan 1.249.867 1.261.972 1.274.194 1.281.176 25 Gresik 1.081.800 1.101.000 1.120.541 1.142.817

No Kabupaten/Kota 2004 2005 2006 2007 26 Bangkalan 907.651 926.560 945.863 965.568 27 Sampang 855.405 874.512 894.046 914.016 28 Pamekasan 755.331 768.587 782.076 795.801 29 Sumenep 1.045.501 1.056.985 1.068.595 1.076.592 Kota 71 Kediri 253.287 254.367 255.452 258.734 72 Blitar 124.203 124.944 125.689 127.338 73 Malang 773.703 779.002 784.337 791.970 74 Probolinggo 203.056 205.490 207.953 210.446 75 Pasuruan 179.587 182.072 184.591 185.507 76 Mojokerto 114.339 116.383 118.464 119.051 77 Madiun 170.260 170.931 171.605 173.447 78 Surabaya 2.681.092 2.698.972 2.716.971 2.720.156 79 Batu 181.631 185.467 189.384 192.059 Jawa Timur 36.668.408 37.070.731 37.478.737 37.794.003 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007 No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga Laki - laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Kabupaten 1 Pacitan 263.609 290.256 553.865 155.581 2 Ponorogo 449.213 443.314 892.527 265.842 3 Trenggalek 346.622 344.585 691.207 199.056 4 Tulungagung 469.337 422.911 992.248 285.274 5 Blitar 568.710 575.818 1.144.528 331.743 6 Kediri 765.859 761.328 1.531.187 425.485 7 Malang 1.223.035 1.219.387 2.442.442 677.029 8 Lumajang 503.467 530.867 1.034.334 292.428 9 Jember 1.105.329 1.188.411 2.293.740 640.785 10 Banyuwangi 771.755 808.686 1.580.441 489.428 11 Bondowoso 354.165 373.625 727.790 238.076 12 Situbondo 302.701 335.836 638.537 210.691 13 Probolinggo 516.540 564.523 1.081.063 314.921 14 Pasuruan 741.610 754.864 1.496.474 425.740 15 Sidoarjo 904.665 964.685 1.869.350 474.518 16 Mojokerto 510.761 530.508 1.041.269 292.596 17 Jombang 602.181 631.098 1.233.279 351.387

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga 18 Nganjuk 539.007 534.119 1.073.126 304.512 19 Madiun 320.252 347.589 667.841 198.173 20 Magetan 304.026 318.940 622.966 189.262 21 Ngawi 429.232 430.797 860.029 266.802 22 Bojonegoro 617.623 645.788 1.263.411 354.901 23 Tuban 540.727 566.964 1.107.691 305.799 24 Lamongan 618.947 662.229 1.281.176 338.534 25 Gresik 570.741 572.076 1.142.817 292.507 26 Bangkalan 436.791 528.777 965.568 233.366 27 Sampang 427.224 486.792 914.016 228.228 28 Pamekasan 379.296 416.505 795.801 203.286 29 Sumenep 517.774 558.818 1.076.592 333.311 Kota 71 Kediri 128.301 13.433 258.734 68.668 72 Blitar 61.450 65.888 127.338 33.649 73 Malang 393.177 398.793 791.970 236.503 74 Probolinggo 104.695 105.751 210.446 55.114 75 Pasuruan 93.884 91.623 185.507 49.998 76 Mojokerto 58.172 60.879 119.051 31.005 77 Madiun 82.453 90.994 173.447 49.795 78 Surabaya 1.316.525 1.403.631 2.720.156 786.611 79 Batu 95.344 96.715 192.059 53.137 Jawa Timur 18.439.200 19.354.803 37.794.003 10.692.741

Data penduduk Provinsi Jawa Timur (Data BPS Jatim) dan Segmentasi berdasarkan : 1.Jumlah Penduduk di Kota / Kabupaten Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur sebanyak 37.476.757 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 17.832.733 jiwa (47,58 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 19.644.024 jiwa (52,42 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,32 persen di Kota Mojokerto hingga yang tertinggi sebesar 7,38 persen di Kota Surabaya. Banyaknya penduduk per satuan luas : 784 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk : Rata-rata peningkatan jumpah penduduk dari tahun 2000 ke 2010 : 0,76% per tahun. 2. Aspek Geografis Kabupaten

Kota

Jawa Timur memiliki luas 47.156 Km 2 dan Kabupaten Malang mempunyai luas tertinggi dengan 3.519 Km 2. berarti Kabupaten Malang mempunyai segmentasi pasar yang besar dengan daerah terbesar di jawa timur ini. Dan kota mojorkerto merupakan daerah paling sempit yaitu dengan luas 16Km 2, sehingga sulit untuk mensegmentasikan berdasarkan luas ini. 3. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan / Pedesaan di Kabupaten / Kota Kabupaten

dari data di atas kita dapat menyimpulkan bahwa lebih dari 60% wilayah di jawa timur masih termasuk wilayah pedesaan. Dengan sumber yang terpercaya yaitu BPS. kita bisa melihat 2.400 termasuk perkotaan dan 6.106 di daerah jawa timur masih termasuk pedesaan 4. Usia 15+ dan Bekerja dari data tersebut bisa dilihat bahwa pada tahun 2010 terjadi penurunan penduduk yang bekerja. bisa jadi mereka adalah pengangguran atau jumlah penduduk di atas 15 tahun sedikit atau bisa juga asumsi para penduduk sekarang lebih tahu bahwa pendidikan itu penting, sehingga mereka lebih memilih sekolah dulu daripada bekerja.

5. Pendapatan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, sepanjang 2011, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan. Ini membuat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selama 2011 mampu menembus level 7,22%.Capaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,46%. Pertumbuhan paling besar terjadi di sektor industri pengangkutan dan komunikasi sebesar 11,44%,lalu industri perdagangan hotel dan restoran 9,81%, keuangan persewaan dan jasa perusahaan 9,18%, sektor konstruksi naik 6,25%, pertambangan dan penggalian naik 6,08%, industri pengolahan 6,06%. Kenaikan terendah terjadi pada sektor pertanian yang hanya 2,53%. Berdasarkan kontribusinya, penyumbang terbesar pertumbuhan masih didominasi sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) sebesar 3,04%, disusul industri pengolahan yang mencapai 1,54%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,84%. Sektor pertanian hanya menyumbang pertumbuhan 0,38%. Kecilnya pertumbuhan pertanian ini menunjukkan sektor lain mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Pendapatan per kapita penduduk Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 12,95% dibanding tahun 2010 lalu. Pendapatan per kapita penduduk Jatim pada 2010 sebesar Rp 20,77 juta. Pada 2011, besaran itu naik menjadi Rp23,46 juta. Pendapatan per kapita dihitung berdasarkan besar PDRB dibagi dengan jumlah penduduk di mana penduduk Jatim tercatat 37,687 juta jiwa. Kenaikan pendapatan per kapita ini disebabkan naiknya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Jatim. Ringkasan artikel tentang segmentasi pasar berikut ini http://www.investasionline.net/pentingnya-segmentasi-pasar-dalam-strategi-pemasaran-63.html adalah: Menurut Hermawan Kertajaya, pebgertian segmentasi pasar adalah sebuiah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Salah satu efek jika tidak mengetahui siapa yang akan menjadi segmentasi pasar bagi produk adalah apa yang akan dilakukan dan berapa biaya

pemasaran yang sudah dikeluarkan dan akan menjadi sia-sia belaka. Walaupun produk anda unik dan bernilai. Contoh paling gampang segmentasi pasar adalah anda jualan mobil BMW (product) dengan harga 750 juta (price) kemudian anda jual ke pengemis (targeting & segmentation). Walaupun BMW tersebut sudah anda diskon gila-gilaan sampai 75% (promotion), si pengemis tidak akan membeli. Kenapa? Karena itu bukan kebutuhan dia. Beda kalau anda jual ke segmentasi pasar pecinta mobil mewah, akan lain hasilnya Hal itu juga sama saja dengan anda jual daging ayam ke segmentasi pasar orang yang vegetarian atau anda jual sirip ikan hiu ke pasar tradisional yang belum tentu orang yang suka makan seafood dan yang berkantong tebal datang ke tempat tersebut. Hasilnya pasti nol besar, walaupun harga sudah anda turunkan mati-matian sampai ngosngosan. Perilaku konsumen-nya berbeda. Lalu bagaimana cara mengetahui segmentasi pasar? Lakukan riset pasar! Setelah anda mengetahui siapa target pasar anda, anda akan lebih mudah melakukan penawaran produk anda. Iklan TV Iklan tersebut menggambarkan anak kecil yang sedang bermain dan tiba-tiba temannya memanggil. Sampai sekarang positioning dari iklan ini benar-benar melekat di pikiran masyarakat. Afikah.. nama anak kecil yang ada diiklan ini sekarang banyak ditiru olrh berbgai kalangan terutama anak-anak dan remaja. Menurut saya segmen yang dituju oleh Oreo itu sudah dsangat tepat apalgai dari positioning dari iklan tersebut sudah tepat. Menurut hemat saya, ikla yang berhasil itu adalah yang mudah dan sering ditiru oleh orang-orang yang menjadi segmmen yang dituju.