PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
Tri Hartanti UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM PENYUSUNAN RKJM BAGI KEPALA SEKOLAH SD GUGUS VII DURMA UPTD JEBRES SURAKARTA TAHUN 2011/2012 MELALUI SUPERVISI MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan suatu proses transformasi nilai nilai budaya

Peningkatan Kompetensi Pendidik dalam Menyusun RPP melalui Supervisi Akademik pada MI se-kecamatan Paliyan Gunungkidul

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK MELALUI PENDAMPINGAN DAN SUPERVISI MANAJERIAL

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

BAB II LANSADAN TEORI. 2.1 Penyusunan Program Pengawas

Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH

Ismiyatun UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Afrizen 1, Paningkat Siburian 2, Eka Daryanto 3. Magister Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Medan (UNIMED)

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI EDUKATIF KOLABORATIF SECARA PERIODIK DI SMK MUHAMADIYAH 1 BERBEK NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK DAN SMP INSAN CENDEKIA YOGYAKARTA. Artikel Jurnal

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SDN 1 MAGELUNG KABUPATEN KENDAL

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii

BAB V PEMBAHASAN. Setelah melakukan uji dari persyaratan-persyaratan pada BAB IV, seperti uji

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PADA SMA NEGERI 1 KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

HARLINA .

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

HJ. BAIQ SUMIATI. Pengawas SD Dinas Pendidikan Kota Mataram

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 309

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

Yunisra .

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kompetensi Guru MI dalam Menyusun Rancangan Penilaian Berbasis Kelas melalui Supervisi Pengawas di MI Binaan Wilayah Kecamatan Ngawen

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

Tri Wibowo 2 UPTD Kecamatan Padamara ABSTRAK

PENI SESOTIJOWATI NIM

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister. Program Studi Pendidikan Sejarah OLEH CHAIRANY FITRIAH NIM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

PERAN KERJA NYATA PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR KBM DI SDN 18 LUHAK NAN DUO

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR TEMATIK DI KELAS RENDAH DENGAN KEGIATAN PEER TEACHING PADA GURU DI SDN 27 PANGIAN

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU-GURU SD PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA MATARAM

Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah dalam menyusun Rencana Kerja Sekolah melalui Pendampingan Manajerial secara Kolaboratif di SMA Binaan Kota Batu

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP MELALUI KEGIATAN IHT (IN HOUSE TRAINING)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN INDIVIDUAL DI SD CANDI 01 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM ARTIKEL E-JOURNAL

Kata kunci: Metode Simulasi, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

UPAYA PENINGKATKAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA GURU MELALUI WORKSHOP DI SDN 20 SUNGAI LIMAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG PEMAHAMAN PERMASALAHAN SOSIAL MELAUI PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

Penerapan Pendekatan Supervisi Kolaboratif..Hj. Baiq Harwini 74

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Muhammad Tahir Pengawas SMA Dinas P dan K Kabupaten Pinrang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PERTUMBUHAN TUMBUHAN MELALUI METODE EKSPERIMEN

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA ANAK AUTIS KELAS TK B DI SLB CITRA MULIA MANDIRI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI MENGIDENTIFIKASI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

PENINGKATAN PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH PENGAWAS TK/SD DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SD NEGERI 2 CALANG KABUPATEN ACEH JAYA

Transkripsi:

PENINGKATAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Suryantini UPTD Dikpora Kecamatan Banjarsari Surakarta Suryantini1958@gmail.com ABSTRACT The research is aimed to: 1) describe the process of managerial supervision using group technique to improve the principals supervisory competence; and 2) imrove the principals supervisory competence at Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan of Surakarta academic year 2012/2013 through managerial supervision using group technique.the type of the research is an action research. The research was done at Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan of Surakarta. The subjects of the research were 6 principals at Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan of Surakarta. The data collecting techniques were done using observation, interview and document techniques. The data analysis technique was done using Kemmis and Taggart model.the research concludes that: 1) the managerial supervision processes were done in three stages, namely: initial stage, observation stage, and feed-back stage; and 2) the managerial supervision using group technique is effective in improving the principals supervisory competence at Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan of Surakarta academic year 2012/2013. It is demonstrated by the score improvement in each cycles. Keywords: managerial supervision, group technique, principals supervisory competence ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan supervisi kelompok guna meningkatkan kompetensi supervisi bagi Kepala SD; dan 2) meningkatkan kompetensi supervisi bagi Kepala SD di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui supervisi kelompok. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan. Penelitian dilakukan di di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Subyek penelitian ini adalah Kepala SD di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 6 orang Kepala Sekolah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumen, wawancara dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan model alur dari Kemmis dan Taggart. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Proses pelaksanaan supervisi supervisi manajerial dilakukan melalui prosedur 8

berbentuk siklus yang terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan; dan 2) Penerapan supervisi manajerial metode kelompok efektif dalam meningkatkan kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian yang mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Kata kunci: supervisi manajerial, metode kelompok, kompetensi supervisi kepala sekolah PENDAHULUAN Salah satu tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996 dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi: 1) Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA; dan 2) Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, mengandung implikasi logis bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Operasionalisasi PP Nomor 13 tahun 2007 tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah yang menguraikan syarat-syarat dan tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah (Kemdiknas, 2011). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua kepala sekolah memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan tersebut di atas. Hal yang sama juga terjadi di Gugus II Bima UPTD Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Kompetensi supervisi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah setidaknya mencakup (1) merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang tepat (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (Depdiknas, 2007: 228). Dalam kenyataannya, ternyata dari 6 (enam) orang kepala SD/ SDLB yang ada di Gugus II Bima UPTD Kecamatan Serengan Kota Surakarta tidak semuanya melakukan ketiga komponen supervisi tersebut di atas. Ada kepala sekolah yang sama sekali tidak mempunyai program supervisi, ada pula yang sudah mempunyai program supervisi namun tidak Peningkatan Kompetensi Supervisi...(Suryan ni) 9

melaksanakan supervisi. Ada pula yang sudah mempunyai program dan sudah melaksanakan supervisi tetapi ternyata tidak melaksanakan tindak lanjut program supervisi yang sudah dilaksanakan. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya kinerja guru dalam pembelajaran. Kondisi semacam itu perlu dibenahi agar kinerja guru menjadi lebih optimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pembinaan melalui kegiatan supervisi kelompok bagi kepala sekolah. Menurut Pidarta (2009: 12) dijelaskan bahwa teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru/ Kepala Sekolah oleh satu atau beberapa supervisor. Dalam supervisi kelompok ini dihidangkan suatu materi atau sekelompok materi kepada sekelompok guru yang mengikuti supervisi. Materi tersebut diterima bersama, dibahas bersama, dan disimpulkan bersama. Semua dilakukan di bawah asuhan supervisor, jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dibina sejumlah guru. Supervisi merupakan suatu kegiatan yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam. mempelajari tugas mereka. Hal ini dikemukakan oleh Sergiovani dan Starrat (Purwanto, 2003: 72) menyatakan bahwa Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more about their practice; to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools; and to make the school a more effective learning community. Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah. Salah satu peranan Kepala Sekolah adalah sebagai Supervisor. Tugas sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mepelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif (Mulyasa, 2005: 72). Berdasarkan pengertian di atas, maka supervisi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk membantu para guru dan supervisor dalam mepelajari tugas seharihari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif. Menurut Pidarta (2009: 12) dijelaskan bahwa teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor. Dalam supervisi kelompok ini dihidangkan suatu materi atau sekelompok materi kepada sekelompok guru yang mengikuti supervisi. Materi tersebut diterima bersama, dibahas bersama, dan disimpulkan bersama. Semua dilakukan di bawah asuhan supervisor, jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dibina sejumlah guru. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknik supervisi kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor, yang dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan supervisi kelompok guna meningkatkan kompetensi supervisi bagi Kepala SD; dan 2) meningkatkan kompetensi 10

supervisi bagi Kepala SD di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui supervisi kelompok. METODE Penelitian dilakukan di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala Sekolah Dasar di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 6 orang kepala sekolah. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dimulai pada minggu I bulan September 2012 hingga minggu II bulan Nopember 2012. Penelitian dilakukan dengan dua siklus tindakan. Setiap siklus diakhiri dengan tahapan refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dan dimaknai dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase dan untuk mengetahui perubahan hasil tindakan dilakukan dengan membandingkan hasil supervisi pada tindakan siklus sebelumnya. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Observasi dilakukan terhadap praktek pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dengan tiga indikator yang meliputi: a) penyusunan program supervisi, b) pelaksanaan supervisi, dan c) pelaksanaan tindak lanjut supervisi. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Prosedur analisisnya menggunakan model alur dari Kemmis dan Taggart yang intinya mengidentifikasi perkembangan dan perubahan subjek setelah subjek diberi perlakuan khusus atau dikondisikan pada situasi tertentu dengan tindakan dalam kurun waktu tertentu dan berulang-ulang sampai program dinyatakan berhasil. HASIL DAN PEMBAHASAN Data kondisi awal kompetensi kepala sekolah dalam supervisi diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan terhadap tiga tahapan supervisi. Ketiga tahapan tersebut mencakup aspek perencanaan, aspek pelaksanaan, dan aspek tindak lanjut supervisi. Hasil pengamatan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya program supervisi manajerial dengan metode kelompok dapat disajikan ke dalam tabel berikut. Tabel 1 Hasil Penilaian 1 Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Kondisi Awal No. Inisial Skor Subjek Ideal Riil Ketercapaian % Keterangan 1. YAH 40 22 55.00% Kurang 2. UHA 40 9 22.50% Sangat Kurang 3. SUP 40 20 50.00% Kurang 4. NAR 40 0 0.00% Sangat Kurang 5. SUM 40 29 72.50% Cukup Baik 6. CIP 40 0 0.00% Sangat Kurang Data tingkat kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut: Peningkatan Kompetensi Supervisi...(Suryan ni) 11

Gambar 1 Diagram Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Kondisi Awal Hasil-hasil penilaian awal sebagaimana disajikan di atas memberikan gambaran bahwa dari 6 kepala sekolah yang ada, ada 2 orang (33.33%) yang belum menyusun rencana program supervisi, belum melaksanakan, dan belum melaksanakan tindak lanjut supervisi. Satu orang kepala sekolah (16.67%) sudah menyusun rencana program supervisi, tetapi belum melaksanakan supervisi dan belum melaksanakan program tindak lanjut. Dua orang kepala sekolah (33.33%) sudah menyusun rencana supervisi dan sudah melaksanakan kegiatan supervisi tetapi belum melaksanakan program tindak lanjut supervisi. Satu orang kepala sekolah (16.67%) sudah menyusun rencana kegiatan supervisi, sudah melaksanakan supervisi dan sudah melaksanakan program kegiatan tindak lanjut supervisi. Melihat kondisi semacam itu, pengawas sekolah sebagai supervisor perlu melakukan tindakan untuk melakukan pembinaan. Tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan supervisi manajerial melalui supervisi kelompok di Gugus II Bima. Tindakan supervisi kelompok yang dilakukan adalah pembimbingan dengan materi penyusunan perencanaan program supervisi, pelaksanaan supervisi, kegiatan tindak lanjut supervisi. Pendekatan yang digunakan adalah metode supervisi kelompok dengan teknik direktif. Hasil pengamatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya program supervisi manajerial dengan metode kelompok pada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut. Tabel 2 Hasil Penilaian Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Tindakan Siklus I No. Inisial Skor Subjek Ideal Riil Ketercapaian % Keterangan 1. YAH 40 28 70.00% Cukup Baik 2. UHA 40 18 45.00% Sangat Kurang 3. SUP 40 29 72.50% Cukup Baik 4. NAR 40 9 22.50% Sangat Kurang 5. SUM 40 34 85.00% Baik 6. CIP 40 9 22.50% Sangat Kurang 12

Berdasarkan hasil-hasil tersebut, dapat diketahui kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan secara keseluruhan masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan skor terendah diperoleh 0, skor tertinggi 34 (85.00%) dari skor ideal, dan skor rata-rata sebesar 21.17 (52.92%) dari skor ideal. Data tingkat kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan pada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut: Gambar 2 Diagram Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Tindakan Siklus I Hasil-hasil penilaian awal sebagaimana disajikan di atas memberikan gambaran bahwa dari 6 kepala sekolah yang ada, semuanya sudah menyusun program supervisi (100.00%). Empat orang kepala sekolah (66.67%) sudah menyusun rencana program supervisi dan sudah melaksanakan supervisi. Tiga orang kepala sekolah (50.00%) sudah sudah melaksanakan program tindak lanjut supervisi. Berdasarkan hal ini maka, pengawas melaksanakan kegiatan supervisi manajerial pada tindakan Siklus II. Perbaikan difokuskan pada pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi. Hasil pengamatan yang dilakukan setelah dilaksanakannya program supervisi manajerial dengan metode kelompok pada tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut. Tabel 3 Hasil Penilaian Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Tindakan Siklus II No. Inisial Skor Subjek Ideal Riil Ketercapaian % Keterangan 1. YAH 40 35 87.50% Sangat Baik 2. UHA 40 29 72.50% Cukup Baik 3. SUP 40 33 82.50% Cukup Baik 4. NAR 40 24 60.00% Cukup Baik 5. SUM 40 34 85.00% Sangat Baik 6. CIP 40 22 55.00% Kurang Peningkatan Kompetensi Supervisi...(Suryan ni) 13

Berdasarkan hasil-hasil tersebut, dapat diketahui kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan secara keseluruhan sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan skor terendah diperoleh 22 (55.00%), skor tertinggi 35 (87.50%) dari skor ideal, dan skor rata-rata sebesar 29.50 (73.75%) dari skor ideal. Data tingkat kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan pada tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut: Gambar 3 Diagram Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Tindakan Siklus II Hasil-hasil penilaian awal sebagaimana disajikan di atas memberikan gambaran bahwa dari 6 kepala sekolah yang ada, semuanya sudah menyusun program supervisi (100.00%). Enam orang kepala sekolah (100.00%) sudah menyusun rencana program supervisi dan sudah melaksanakan supervisi. Enam orang kepala sekolah (100.00%) sudah sudah melaksanakan program tindak lanjut supervisi. Supervisi kelompok metode direktif yang dilakukan oleh Pengawas dalam pembinaan kepala sekolah dengan materi penguatan kompetensi supervisi bagi kepala sekolah SD di Gugus II Bima di UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta dianggap berhasil dalam meningkatkan kompetensi supervisi kepala sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penguasaan kompetensi supervisi kepala sekolah pada setiap siklus tindakan. Supervisi kelompok metode direktif yang dilakukan dengan simulasi ternyata dapat meningkatkan ketrampilan dan kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan pembelajaran supervisi. Pendekatan langsung adalah pendekatan terhadap masalah dengan cara langsung. Supervisor atau kepala sekolah mengadakan supervisi secara langsung, prinsip yang dilakukan adalah menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh dan menguatkan. Teknik supervisi secara langsung ini bisa bersifat: (1) individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, intervisitasi, menyeleksi berbagai sumber yang digunakan untuk mengajar dan melihat cara dan hasil evaluasi; (2) kelompok yaitu pendekatan yang dapat dilakukan dengan bentuk-bentuk rapat guru, panitia penyelenggaraan kegiatan sekolah, studi kelompok guru/kkg sekolah, dan workshop. Pemberian contoh yang dilakukan melalui 14

bentuk simulasi dan praktek langsung akan dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam materi yang disajikan. Hal ini sesuai dengan konsep kepengawasan itu sendiri yang bertujuan untuk membantu guru, yaitu bahwa Dalam melaksanakan tugas pokoknya, pengawas satuan pendidikan berfungsi sebagai pengawas pendidikan baik pengawas akademik maupun pengawas manajerial (Depdiknas, 2006: 3). Sebagai pengawas akademik, pengawas satuan pendidikan bertugas membantu dan membina guru dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya agar dapat meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan sebagai pengawas manajerial, pengawas satuan pendidikan bertugas membantu kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kepala sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran supervisi mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan. SIMPULAN Langkah-langkah pelaksanaan supervisi manajerial guna meningkatkan kompetensi supervisi kepala sekolah di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 dilakukan sebagai berikut: supervisi manajerial dilakukan melalui prosedur berbentuk siklus yang terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Penerapan supervisi manajerial metode kelompok dapat meningkatkan kompetensi supervisi kepala di Gugus II Bima UPTD Dikpora Kecamatan Serengan Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Tingkat ketercapaian pada kondisi awal baru mencapai 33.33% dari skor ideal. Pada akhir tindakan Siklus I, tingkat ketercapaian mengalami peningkatan menjadi 52.92% dari ideal. Kemudian pada akhir tindakan Siklus II meningkat menjadi 73.75% dari skor ideal. DAFTAR PUSTAKA Akhmad Sudrajat. (2007). Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. http//:www. akhmadsudrajat.wordpress.com. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan: Untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Dikdasmen Hamalik, Oemar. 1993. Praktek Keguruan. Bandung Tarsito. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Peningkatan Kompetensi Supervisi...(Suryan ni) 15

Purwanto, Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Sahertian, Piet A., 2004. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Slamet. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Tangguh. Artikel. www.depdiknas.go.id diakses pada 18 Oktober 2007. Sofiati. 2002. Pemberdayaan Pengawas TK/SD dalam Menunjang Otonomi Bidang Pendidikan di Kota Yogyakarta. Tesis. Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta. Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 16