Key words : Uterine myomas, characterictics of patients, Pirngadi General Hospital Medan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA. Baird,D.D., Uterine Leiomyomata. American Journal of Epidemiology. Volume 159, No.2. Pages

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ABSTRAK PREVALENSI MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER : July Ivone, dr.,m.s.mpd.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGANBERATBADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr.PIRNGADI MEDANTAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

KARAKTERISTIK PENDERITA KISTA OVARIUM YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ST ELISABETH MEDAN TAHUN Abstract

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

KARAKTERISTIK IBU PASANGAN USIA SUBUR YANG MENGALAMI ABORTUS DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM.

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI OLEH : FUTRI S NASUTION

KARAKTERISTIK PENDERITA KISTA OVARIUM PADA WANITA SEBELUM MENOPAUSE YANG DIRAWAT INAP DI RS. HAJI MEDAN TAHUN SKRIPSI

PREVALENSI MIOMA UTERI BERDASARKAN UMUR DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL YANG DIRAWAT-INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JULI JUNI 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

PREVALENSI ABORTUS DI RSUP. HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : WONG SAI HO

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

PROFIL PENDERITA KANKER GINEKOLOGI DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2015 SAMPAI JULI Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT 2

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

KEJADIAN MIOMA UTERI PADA AKSEPTOR HORMONAL

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) YANG RAWAT INAP DI RSUD LUBUK PAKAM TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh : KHOIRUN TAMIMI HSB NIM.

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

GAMBARAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

KARAKTERISTIK BAYI YANG MENDERITA PENYAKIT HIRCSHSPRUNG DI RSUP H. ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SISKA VERAWATI NIM.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BBLR DAN MENGALAMI KJDK DI RUMAH SAKIT SRI RATU MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH :

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM.

KARAKTERISTIK MOLA HIDATIDOSA DI RSUP Dr.KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

PENELITIAN TUGAS AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH DEPARTEMEN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: MIOMA UTERI DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

Karakteristik penderita kanker serviks di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari Desember 2015

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RISIKO TERJADINYA MYOMA UTERI DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

Transkripsi:

KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI YANG DI RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2011 Linda Yana br. Ginting 1, drh. Rasmaliah, M.Kes 2, Drs. Jemadi, M.Kes 2 1 Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2 Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Uterine myoma is a benign tumor come from the muscle of uterus and connective tissue on it. Proportion uterine myoma in Indonesia 2,39-11,7% from all hospitalized benign gynecology. In Pirngadi General Hospital was found 152 cases of uterine myoma during 2009-201 To know the characteristics of uterine myoma patients who are hospitalized in Pirngadi General Hospital Medan has been done by using case series design. Data was analyzed by using test of chi-square, kruskal wallis and t-test. Proportion based on sosiodemography, highest age 40-49 years old 59,9%, Batak ethnic 57,9%, Islamic 59,2%, senior high school 72,4%, housewife 69,1%, marriage 91,4%, lives in Medan 65,8%. Multipara parity 45,2%, Intramural myoma 41,9%, the size of myoma 5-10 cm 67,5%, abnormal bleeding 51,4%, not using of contraception 69,8%, menarche 90,8%, hysterectomy 50,0%, total abdominal hysterectomy 76,3%, average length of stay 7,20 days, discharged under medical treatment 90,1%. There is significant differences between age patient and medical therapy (p=0,000). The average length of uterine myoma patients who care conservatively shorter than with myomectomy and hysterectomy (p=0,000). The average length of uterine myoma patients when discharged by her own request shorter than under medical treatment (p=0,000). Pirngadi General Hospital suggested to complete the medical record especially for parity, location of myoma, size of myoma, using of contraception, surgery indication, weight, high of patients. For woman who has abnormal bleeding to check herself soon whether she has the tendency of getting the uterine myoma. Key words : Uterine myomas, characterictics of patients, Pirngadi General Hospital Medan PENDAHULUAN Mioma uteri merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi pada wanita. Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. 1 Mioma uteri merupakan salah satu tumor ginekologi yang paling sering terjadi dan ditemukan pada 30% wanita usia reproduktif. 2 Sebagian besar (sekitar dua per tiga) wanita dengan mioma uteri tidak menunjukkan gejala (asimtomatik), hampir setengah dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik. 3 Diperkirakan hanya 20%-50% dari penderita mioma uteri yang menunjukkan gejala klinik seperti menoragia, ketidaknyamanan pelvis, serta disfungsi reproduksi. 4 The National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion di Amerika Serikat melaporkan pada tahun 2000 proporsi mioma uteri pada pasien histerektomi 44,2% dan 38,7% pada tahun 2004. 5 Medical Surveillance Monthly Report, Armed Force Amerika Serikat periode 2001-2010 melaporkan terdapat 1931 kasus mioma uteri (insidens rate 57,6 per 10.000 tiap tahun) pada wanita usia reproduksi aktif. 6 Penelitian yang dilakukan Rammeh di Prancis tahun 2005 terhadap 760 kasus tumor pelvis, menemukan 709 kasus mioma uteri (proporsi 98,1 %). 7

Penelitian yang dilakukan Randell di Kuopio Hospital, Finland tahun 2006 melaporkan dari 927 histerektomi yang dilakukan, 547 dilakukan atas dasar indikasi adanya mioma uteri (proporsi 59%). 8 Penelitian yang dilakukan oleh Abiodun Omole tahun 2011 di Aminu Kano Teaching Hospital, Kano melaporkan operasi pembedahan yang dilakukan untuk mioma uteri sebesar 115 kasus dari 465 pembedahan kasus ginekologi dengan prevalensi 24,7%. Histerektomi dilakukan pada 58,1% kasus sedangkan miomektomi dilakukan sekitar 41,9% dari kasus mioma uteri. 9 Penelitian Lauren Wise di Amerika Serikat periode 1997-2007 melaporkan 5.871 kasus mioma uteri dari 2120 wanita kulit hitam (prevalens 26,5%). 10 Penelitian Aimee (2010) di Carolina Utara periode 2003-2007 melaporkan 526 kasus mioma uteri dari 19.972 wanita usia 35-59 tahun (prevalens 7,6%). 11 Penelitian Copaescu di Sfantul Ioan Hospital Bucharest pada tahun 2007 melaporkan dari 491 histerektomi yang dilakukan, 224 diantaranya dilakukan berdasarkan indikasi adanya mioma uteri (proporsi 82,1%). 12 Mioma uteri dapat menimbulkan keganasan (sarcoma) walaupun kasusnya jarang ditemukan pada 1,7 per 100.000 wanita usia lebih dari 20 tahun. 2 Penelitian Leung (2009) di Belfolt Hospital Prancis melaporkan 3 pasien leiomyosarcoma dari 297 pasien yang melakukan histerektomi (proporsi 0,23%). 13 Penelitian Yilmaz (2009) di Women Health and Research Hospital, Ankara, Turki melaporkan 14 pasien leiomyosarcoma dari 382 pasien umur 20-71 tahun yang melakukan histerektomi akibat mioma uteri (proporsi 0,6%). 14 Proporsi mioma uteri di Indonesia 2,39 11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat. 15 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muzakir terhadap data rekam medik penderita yang dirawat di bagian obstetri dan ginekologi RSUD Arifin Achmad Propinsi Riau pada tahun 2004, mioma uteri menempati urutan ke lima dari sepuluh penyakit ginekologi terbanyak dengan proporsi 7,04%. Pada tahun 2005, mioma uteri juga menempati urutan kelima dari sepuluh penyakit ginekologi terbanyak dengan proporsi 8,03%. Periode 1 Januari-31 Desember 2006 didapatkan 52 penderita mioma uteri. 4 Penelitian Tri Kurniasari di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari 2009 - Januari 2010 melaporkan penderita mioma uteri sebanyak 114 kasus dengan penderita terbanyak terdapat di kelompok umur 41-50 dengan jumlah 70 kasus (61,40%). 16 Penelitian Miranti di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 mencatat penderita mioma uteri sebanyak 152 kasus dengan rincian pada tahun 2004 dengan jumlah 31 penderita, tahun 2005 dengan jumlah 28 penderita, tahun 2006 dengan jumlah 35 penderita, pada tahun 2007 dengan jumlah 34 penderita, dan pada tahun 2008 dengan jumlah 24 penderita. 17 Penelitian Mery C. Purba di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar melaporkan jumlah kasus mioma uteri dari tahun 2004-2008 adalah sebanyak 196 kasus dari 406 kasus ginekologi yang dirawat inap (proporsi 48,3%). 18 Survei pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tercatat jumlah kasus mioma uteri dari tahun 2009-2011 adalah sebesar 152 kasus dengan rincian pada tahun 2009 sebesar 57 kasus, pada tahun 2010 sebesar 61 kasus dan pada tahun 2011 sebesar 34 kasus. Berdasarkana latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri yang di rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-201 Ada pun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai bahan masukan bagi pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam memberikan pelayanan perawatan penderita mioma uteri serta menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai penyakit mioma uteri agar dapat melakukan pencegahan

secara dini terhadap kejadian penyakit mioma uteri dengan cara melakukan pola hidup sehat. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan desain case series. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada bulan Februari 2012 sampai dengan Juli 201 Populasi penelitian adalah semua data penderita mioma uteri yang di rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011 sesuai yang tercatat pada kartu status dengan jumlah 152 penderita. Sampel penelitian adalah semua data penderita mioma uteri yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011 dengan besar sampel sama dengan populasi (Total Sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita mioma uteri di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-201 Berkas rekam medik dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan terhadap variabel yang akan diteliti. Analisa dilakukan secara deskriptif adapun variabel yang diteliti adalah sosiodemografi, paritas, letak, ukuran, keluhan utama, riwayat pemakaian alat kontrasepsi, status haid, penatalaksanaan medis dan jenis histerektomi, lama rawatan rata-rata penderita mioma uteri serta keadaan sewaktu pulang sedangkan analisa statistik menggunakan uji Chi- Square, Kruskal Wallis, dan t-test untuk mengetahui perbedaan umur dengan penatalaksanaan medis, lama rawatan ratarata berdasarkan penatalaksanaan medis serta lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Deskriptif Karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Distribusi Proporsi Penderita Sosiodemografi No. Sosiodemografi Umur (tahun) 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 Suku Batak Jawa Melayu Minang Lain-lain 3. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Jumlah f % 5 27 91 25 4 3,3 17,8 59,9 16,4 2,6 88 42 10 7 5 57,9 27,6 6,6 4,6 3,3 90 60 2 59,2 39,5 1,3 4. Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Akademi/Perguruan Tinggi 5. Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga 6. Status Perkawinan Menikah Belum Menikah 7. Tempat Tinggal Kota Medan Luar Kota Medan 2 11 15 110 14 1,3 7,2 9,9 72,4 9,2 25 6 16 105 16,5 3,9 10,5 69,1 139 91,4 13 8,6 100 52 65,8 34,2 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa karakteristik penderita mioma uteri yang dirawat inap berdasarkan

sosiodemografi yaitu proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun 59,9% dan terendah pada kelompok umur 60-69 tahun 2,6%. Berdasarkan suku tertinggi suku Batak 57,9% dan terendah Lain-lain (suku Nias dan Aceh) 3,3%. Berdasarkan agama tertinggi agama Islam 59,2% dan terendah pada agama Kristen Katolik 1,3%. Berdasarkan pendidikan tertinggi SMA 72,4% dan terendah tidak sekolah 1,3%. Berdasarkan pekerjaan tertinggi Ibu Rumah Tangga 69,1% dan terendah Pegawai Swasta 3,9%. Berdasarkan status perkawinan tertinggi menikah 91,4% dan belum menikah 8,6%. Berdasarkan tempat tinggal kota Medan 65,8% dan Luar Kota Medan 34,2%. Tabel Distribusi Proporsi Penderita Paritas No. Paritas Tercatat f Proporsi 3. 4. Nullipara Primipara Multipara Grandemultipara 27 14 47 16 26,0 13,4 45,2 15,4 Total 104 100,0 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa berdasarkan paritas tercatat proporsi tertinggi multipara 45,2% dan terendah primipara 13,4%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purba M. (2009) di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2004-2008 dengan desain case series bahwa proporsi paritas tertinggi penderita mioma uteri adalah multipara 66,9%. 18 Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Letak Letak Mioma f Proporsi Mioma Submukosa Mioma Intramural Mioma Subserosa 32 36 28 37,2 41,9 32,6 Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat letak mioma tertinggi adalah mioma intramural 41,9%, mioma submukosa 37,2% dan terendah mioma subserosa 32,6%. Pertumbuhan mioma dapat terjadi di beberapa tempat sesuai dengan perkembangan mioma. Pada umumnya letak mioma adalah intramural, namun dapat juga tumbuh menonjol kearah rongga peritoneum (subserosa) dan ke arah kavum uteri (submukosa). Mioma submukosa berada di bawah endometrium dan menonjol ke rongga uterus, dapat tumbuh bertangkai kemudian dilahirkan melalui saluran serviks (myoma geburt). 15 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purba M. (2009) di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2004-2008 dengan desain case series bahwa proporsi letak mioma tertinggi adalah mioma intramural 42,0%. 18 Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Ukuran No. Ukuran Mioma f Proporsi 3. < 5 cm 5-10 cm >10 cm 25 79 13 21,4 67,5 11,1 Total 117 100,0 Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa berdasarkan ukuran mioma tercatat proporsi tertinggi 5-10 cm 67,5% dan terendah > 10 cm 11,1%. Pertumbuhan mioma uteri sangat lambat tetapi progresif diperkirakan memerlukan waktu sekitar 3 tahun untuk dapat mencapai ukuran sebesar kepalan tangan dan dengan pertumbuhannya ini dapat mencapai berat lebih 5 kg. 15 Penelitian Manurung ID (2010) di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan desain case series menemukan proporsi ukuran tertinggi adalah > 5 cm sebesar 54,4%. 19

Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Keluhan Utama Keluhan f Proporsi Perdarahan abnormal Nyeri abdomen Gejala Penekanan 75 51,4 54 37,0 42 28,8 Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat proporsi keluhan tertinggi yang dialami penderita mioma uteri adalah perdarahan abnormal 51,4% dan terendah adalah gejala penekanan 28,8%. Perdarahan merupakan gejala klinis yang paling sering dialami penderita mioma uteri, dimana jumlah perdarahan dipengaruhi oleh ukuran mioma sedangkan tingkat keparahan perdarahan dipengaruhi lokasi mioma submukosa. Keluhan perdarahan abnormal yang umumnya terjadi menoragia dan metroragia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Purba M. (2009) di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2000-2004 bahwa proporsi keluhan tertinggi penderita mioma uteri adalah perdarahan abnormal 71,4%. 18 Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita Alat Kontrasepsi Yang Digunakan No. Alat Kontrasepsi f Proporsi 3. 4. Yang Digunakan Hormonal AKDR Sterilisasi Tidak KB 21 3 5 67 21,9 3,1 5,2 69,8 Total 96 100,0 Berdasarkan tabel 6. dapat dilihat bahwa berdasarkan alat kontrasepsi yang digunakan proporsi tertinggi tidak KB 69,8% dan terendah alat kontrasepsi dalam rahim 3,1%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Manurung ID tahun 2007-2008 di RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan desain case series menemukan proporsi riwayat pemakaian alat kontrasepsi tertinggi adalah tidak KB sebesar 63,9%. 19 Tabel 7. Distribusi Proporsi Penderita Status Haid No. Status Haid f Proporsi Masih Haid Tidak Haid 119 12 90,8 9,2 Total 131 100,0 Berdasarkan tabel 7. dapat dilihat bahwa berdasarkan status haid tercatat proporsi masih haid 90,8% dan tidak haid 9,2%. Mioma uteri umumnya ditemukan pada masa reproduksi, karena adanya rangsangan estrogen, tidak akan dijumpai sebelum menarche, dan setelah menopause mioma uteri akan mengecil seiring dengan penurunan kadar estrogen. 2 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Purba M. (2009) di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2000-2004 bahwa proporsi status haid penderita mioma uteri tertinggi adalah masih haid 96,9%. 18 Tabel 8. Distribusi Proporsi Penderita Penatalaksanaan Medis No. Penatalaksanaan f Proporsi 3. Medis Konservatif Miomektomi Histerektomi 56 20 76 36,8 13,2 50,0 Berdasarkan tabel 8. dapat dilihat bahwa berdasarkan penatalaksanaan medis proporsi tertinggi adalah histerektomi 50,0% dan terendah miomektomi 13,2%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Purba M. (2009) di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2000-2004 bahwa proporsi penatalaksanaan medis penderita mioma uteri tertinggi adalah pengobatan operatif 96,9%. 18

Tabel 9. Distribusi proporsi Penderita Jenis Histerektomi No. Jenis Histerektomi f Proporsi Sub Total 18 23,7 Abdominal Total Abdominal 58 76,3 Total 76 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis histerektomi total abdominal 76,3% dan subtotal abdominal 23,7%. Histerektomi dapat dilakukan pervaginam pada ukuran kecil. Tetapi pada umumnya histerektomi dilakukan perabdominam karena lebih mudah dan pengangkatan sarang mioma dapat dilakukan lebih bersih dan teliti serta dapat menghindari terjadinya kanker serviks pada penderita mioma uteri. Tabel 10. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Mioma Uteri Lama Rawatan Rata-Rata N 152 Mean 7,20 SD (Standard Deviation) 5,104 95%CI 6,38-8,02 Minimum 1 Maximum 25 Berdasarkan tabel 10. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata seluruh penderita adalah 7,20 hari (7 hari). Standard Deviation (SD) adalah 5,104, dengan lama rawatan paling singkat 1 hari dan paling lama 25 hari. Secara umum sebelum tindakan operatif (khususnya histerektomi) dilakukan penderita harus menjalani beberapa pemeriksaan, dan kemudian mendapat perawatan dari pihak rumah sakit sampai kondisi pasien benar-benar pulih. Tabel 1 Distribusi proporsi Penderita Keadaan Sewaktu Pulang No. Keadaan Sewaktu Pulang f Proporsi Pulang Berobat 137 90,1 Jalan Pulang Atas Permintaan 15 9,9 Sendiri Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa berdasarkan keadaan sewaktu pulang proporsi tertinggi pulang berobat jalan 90,1% dan pulang atas permintaan sendiri 9,9%. Tingginya proporsi penderita mioma uteri yang pulang berobat jalan disebabkan karena penderita mioma uteri pada umumnya sudah dinyatakan sembuh oleh dokter dan mendapat persetujuan untuk pulang namun disarankan untuk kembali memeriksakan diri atau melakukan kontrol ulang terhadap tindakan pengobatan yang telah diberikan ke rumah sakit pasca perawatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Purba L (2006) di RSUP H. Adam Malik Medan menemukan 97,9% penderita mioma uteri dinyatakan pulang berobat jalan. 20 Analisa Statistik Tabel 1 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penatalak Umur sanaan 40 > 40 Total Medis f % f % f % Konserva 17 30,4 39 69,6 56 100 tif Miomekt 14 70,0 6 30,0 20 100 omi Histerekt omi 9 11,8 67 88,2 76 100 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa penderita dengan pengobatan konservatif proporsi tertinggi kelompok umur > 40 tahun 69,6% dan 40 tahun 30,4%. Penderita dengan miomektomi proporsi tertinggi kelompok umur 40

tahun 70,0% dan > 40 tahun 30,0%. Penderita dengan histerektomi proporsi tertinggi pada kelompok umur > 40 tahun 88,2% dan 40 tahun 11,8%. Analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan proporsi umur berdasarkan penatalaksanaan medis. Tabel 13. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Penatalaksanaan Medis No. Penatalaksa naan Medis Lama Rawatan Rata-Rata n Mean SD 1 Konservatif 56 2,55 1,464 2 Miomektomi 20 8,30 3,213 3 Histerektomi 76 10,33 4,680 Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis. Penderita yang mendapat tindakan histerektomi secara bermakna memiliki lama rawatan rata-rata lebih lama dibanding dengan penderita yang mendapat pengobatan konservatif dan miomektomi. Tabel 14. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan Keadaan Rata-Rata No. Sewaktu Pulang n Mean SD 1 Pulang 137 7,64 5,152 Berobat Jalan 2 Pulang Atas Permintaan Sendiri 15 3,13 1,885 Berdasarkan hasil uji t-test diperoleh nilai p = 0,000 (p< 0,05) hal ini berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita mioma uteri. Penderita yang pulang atas permintaan sendiri lebih singkat lama rawatan rataratanya dibanding dengan penderita yang pulang berobat jalan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Proporsi berdasarkan sosiodemografi penderita mioma uteri tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun 59,9%, suku Batak 57,9%, agama Islam 59,2%, pendidikan SMA 72,4%, pekerjaan Ibu rumah tangga 69,1%, status menikah 91,4%, tempat tinggal di Kota Medan 65,8%. Proporsi paritas penderita mioma uteri tertinggi multipara 45,2%. 3. Proporsi letak mioma penderita mioma uteri tertinggi mioma intramural 41,9%. 4. Proporsi ukuran mioma penderita mioma uteri tertinggi 5-10 cm 67,5%. 5. Proporsi keluhan utama penderita mioma uteri tertinggi perdarahan abnormal 51,4%. 6. Proporsi alat kontrasepsi yang digunakan penderita mioma uteri tertinggi tidak KB 69,8%. 7. Proporsi status haid penderita mioma uteri tertinggi masih haid 90,8%. 8. Proporsi penatalaksanaan medis penderita mioma uteri tertinggi adalah histerektomi 50,0% dan jenis histerektomi tertinggi total abdominal histerektomi 76,3%. 9. Lama rawatan penderita mioma uteri 7,20 hari (7 hari). 10. Proporsi penderita mioma uteri berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi pulang berobat jalan 90,1%. 1 Ada perbedaan antara umur dengan penatalaksanaan medis (p=0,000). 1 Penderita mioma uteri yang mendapat pengobatan konservatif lebih singkat lama rawatan rata-ratanya dibanding penderita yang mendapat tindakan miomektomi dan histerektomi (p=0,000). 13. Penderita mioma uteri yang pulang atas permintaan sendiri secara bermakna lebih singkat lama rawatan

rata-ratanya dibanding penderita yang pulang berobat jalan (p=0,000). Saran Kepada pihak rumah sakit RSUD Dr. Pirngadi Medan diharapkan untuk melengkapi pencatatan pada kartu status pasien seperti paritas, letak mioma, ukuran mioma, alat kontrasepsi yang digunakan, indikasi operasi, berat badan dan tinggi badan penderita mioma uteri. Bagi wanita yang mengalami keluhan pendarahan abnormal agar segera memeriksalan diri apakah memiliki kemungkinan menderita mioma uteri khususnya bagi wanita menopause karena mioma uteri pada masa menopause memiliki kemungkinan untuk menjadi ganas (sarcoma uteri). DAFTAR PUSTAKA Hadibroto., R.Budi., 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 38, No. 3, September 2005. Lefebvre, et al., 2003. The Management of Uterine Leiomyomas. Journal Obstetric Gynecologic Canada, No 128, Pages 396-405. 3. Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 6. Jakarta : Penerbit EGC. 4. Muzakir, 2008. Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode 1 Januari-31 Desember 2006. Laporan Penelitian. 5. Whiteman et al., 2008. Inpatient Hysterectomy Surveillance in The United States, 2000-2004. American Journal of Obstetric and Gynecology. Volume 198, No. 134, pages 1-7. 6. Anonim, 201 Uterine Fibroids, Active Component Females, U.S. Armed Forces, 2001-2010. Medical Surveillance Monthly Report. Volume 18, No. 1 Pages 10-13. 7. JK, Park et al., 2005. A Clinical Analysis of Uterine Myoma. Korean Journal Obstetric Gynecology. Volume 48, No. Pages 436-445. 8. Randell, et al., 2006. Fracture Risk and Bone Density of Peri and Early Postmenopausal Women with Uterine Leiomyoma. Maturitas. Volume 53, No. 3, February 2006, Finland. 9. Ohonsi, A, Amole, et al., 201 Surgical Management of Uterine Fibroids at Aminu Kano Teaching Hospital. Hindawi Publishing Corporation Obstetrics and Gynecology International. Volume 201 Pages 1-6. 10. Wise, Lauren, et al., 2009. A Prospective Study of Dairy Intake and Risk of Uterine Leiomyomata. American Journal of Epidemiology. Vol. 171 No. Pages 221-23 1 Aimee, et al., 2010. Association of Intrauterine and Early-Life Exposures with Diagnosis of Uterine Leiomyomata by 35 Years of Age in the Sister Study. Environmental Health Perspectives. Volume 118. No. 3. Pages 375-380. 1 Copaescu, C., 2007. Laparoscopic Hysterectomy. Chirurgia (Bucur). Volume 102, No. 2, March-April 2007. Romanian. 13. Laughlin et al., 2009. Prevalence of Uterine Leiomyomas in the First Trimester of Pregnancy : An Ultrasound-Screening Study. Journal of Obstetric and Gynaecology. Volume 113. Issue 3. Pages 630-635. 14. Yilmaz et al., 2009. Assessment of the predictivity of preoperative serum CA 125 in the differential diagnosis of uterine leiomyoma and uterine sarcoma in the

Turkish female. European Journal of Gynaecological Oncology. Volume 30. No. 4. Pages 412-414. 15. Wiknjosastro, H., 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorardjo. 16. Kurniasari, T., 2010. Karakteristik Mioma Uteri Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari 2009 Januari 2010. Laporan Penelitian Mahasiswa FK UNS. 17. Ompusunggu, Miranti., 2009. Karakteristik Penderita Mioma Uteri Rawat Inap di RS. Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU Medan. 18. Purba, C, Merry., 2009. Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU Medan. 19. Manurung, ID. 2010. Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU. 20. Purba, Lisdauli, 2006. Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2000-2004. Skripsi Mahasiswa FKM USU.