BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, baik

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) gencar dianjurkan oleh pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI ABSTRAK

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB II TINJAUAN TEORI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu indikator dalam menggambarkan derajad kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN KASUS A. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) 1. Pengertian Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam istilah asing sering di sebut early inisiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Ketika bayi sehat di letakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit ( skin to skin contact ) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu dan menjangkau payudara. Gupta (2007), menyatakan inisiasi menyusu dini disebut sebagai tahap ke empat persalinan yaitu tepat setelah persalinan sampai satu jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak dibungkus di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrom atau ASI yang pertama kali keluar. Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusu bukan menyusui yang merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif sendiri menemukan putting 6

7 susu ibu (Alfian, M, dkk, 2009). Setelah lahir bayi belum menujukkan kesiapannya untuk menyusu (Gupta, 2007). Reflek menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit setelah lahir. Roesli (2008), menyatakan bayi menunjukan kesiapan untuk menyusu 30-40 menit setelah lahir. Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas, inisiasi menyusu dini adalah suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera setelah lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan aktivitas-aktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu kemudian menyusu pada satu jam pertama kelahiran. 2. Prinsip inisiasi menyusu dini (IMD) Prinsip dasar inisiasi menyusui dini adalah tanpa harus dibersihkan dulu, bayi diletakkan di dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga dan tangan bayi berada dalam satu garis (Markum, 1991), sehingga terjadi kontak kulit dan secara alami bayi mencari payudara ibu dan mulai menyusu. Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu, bayi diletakkan di dada ibunya dan secara naluriah bayi akan mencari payudara ibu, kemudian mulai menyusu (Rosita, 2008). Kesimpulan dari pendapat di atas, prinsip IMD adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong) kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada kontak

8 kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran. 3. Manfaat inisiasi menyusu dini (IMD) Rosita (2008), menyatakan bahwa IMD bermanfaat bagi ibu dan bayi baik secara fisiologis maupun psikologis yaitu sebagai berikut : a. Ibu Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitoksin. Oksitoksin menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta dan mencegah perdarahan. Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon lain yang menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan 8ancer. b. Bayi Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga napas dan denyut jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrom yang mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrom juga mengandung faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi. 4. Langkah langkah pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) Rosita (2008), menyatakan ada 10 langkah yang harus dilakukan untuk terlaksananya IMD yaitu :

9 a. Ibu perlu ditemani seseorang yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman saat melahirkan, baik itu suami, ibu, teman atau saudara yang lain. b. Membantu proses kelahiran dengan upaya-upaya di luar obat seperti pijatan, aromaterapi dan lain-lain kecuali jika dokter sudah memutuskan untuk menggunakan obat atau alat pemicu. c. Memberikan posisi yang nyaman bagi ibu saat proses persalinan atau memberikan posisi melahirkan sesuai keinginan ibu, karena tidak semua ibu merasa nyaman dengan posisi terlentang. d. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk halus segera setelah lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu, biarkan cairan alami yang menyelimuti kulit bayi. e. Meletakkan bayi di dada ibu dalam posisi tengkurap. f. Membiarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu hingga bayi menemukan puting susu ibu kemudian menyusunya. g. Membiarkan bayi bergerak secara alami mencari payudara ibu jangan arahkan menuju salah satu puting tetapi pastikan bayi dalam posisi nyaman untuk mencari puting susu ibu. h. Ibu yang melahirkan dengan secio caesar juga harus segera bersentuhan dengan bayinya setelah melahirkan yang tentu prosesnya membutuhkan perjuangan yang lebih.

10 i. Kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu kenyamanan bayi seperti menimbang dan mengukur harus dilakukan setelah bayi bisa melakukan inisiasi menyusu dini. j. Jangan memberikan cairan atau makanan lain pada bayi kecuali ada indikasi medis. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD. a. Faktor-faktor pendukung. Terdiri dari faktor internal dan eksternal. Pengetahuan, sikap, pengalaman dan persepsi ibu merupakan faktor internal sedangkan fasilitas kesehatan, petugas penolong persalinan, keluarga dan orang terdekat serta lingkungan merupakan faktor eksternal (Idris-70- publichealtdiscussion.blogspot.com) a. Faktor-faktor penghambat. Roesli (2008), menyatakan faktor-faktor penghambat Inisiasi Menyusu Dini adalah adanya pendapat atau persepsi ibu, masyarakat dan petugas kesehatan yang salah atau tidak benar tentang hal ini, yaitu sebagai berikut : 1) Bayi akan kedinginan Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu, suhu payudara ibu akan meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman (2005) ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 C lebih panas dari suhu dada ibu

11 yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2 C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada ibu merupakan tempat yang terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal. 2) Ibu kelelahan Memeluk bayinya segera setelah lahir membuat ibu merasa senang dan keluarnya oksitoksin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. 3) Tenaga kesehatan kurang tersedia. Penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya sementara bayi masih didada ibu dan menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. 4) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk. Ibu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan dengan bayi masih didada ibu, berikan kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. 5) Ibu harus di jahit. Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara dan lokasi yang dijahit adalah bagian bawah ibu. 6) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan setelah lahir.

12 Menurut American college of obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. 7) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai. 8) Bayi kurang siaga. Pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga. Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibatnya obat yang diasup oleh ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding. 9) Kolostrom tidak keluar atau jumlah kolostrom tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain. Kolostrom cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan.dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. 10) Kolostrom tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi. Kolostrom sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru

13 lahir, kolostrom melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda. Selain faktor-faktor penghambat di atas menurut Kristiyansari, (2009) ada beberapa mitos yang menjadi penghambat pelaksanaan IMD yaitu : Kolostrom tidak baik dan berbahaya bagi bayi, bayi memerlukan cairan lain sebelum menyusu, kolostrom dan ASI saja tidak mencukupi kebutuhan minum bayi, bayi akan kedinginan saat dilakukan IMD, setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk menyusui bayi, IMD merupakan prosedur yang merepotkan bagi petugas kesehatan dokter, perawat, bidan B. Air Susu Ibu (ASI) 1. Proses terbentuknya ASI Hormon prolaktin dari plasenta meningkat selama kehamilan tetapi biasanya ASI belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progresteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin dari hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua reflek yang sangat penting dalam proses laktasi adalah reflek prolaktin dan reflek aliran (let down reflex).

14 a. Reflek prolaktin Pada saat bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan 14ancer14 prolaktin ke dalam darah, melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap. b. Reflek aliran (let down reflex) Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitoksin. Dimana setelah oksitoksin dilepas ke dalam darah akan memacu otot polos yang mengelilingi alveoli dan ducktus untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu. Let down reflex dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tandatanda lain dari let down reflex adalah tetesan pada payudara lain yang tidak sedang dihisap oleh bayi, reflek ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu (Kristiyansari, 2009).

15 2. Komposisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktukewaktu, hal ini berdasar stadium laktasi. Komposisi ASI menurut Kristiyansari, (2009) dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Kolostrum ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan khasiat sebagai berikut : 1) sebagai pembersih selaput usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan. 2) mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin, sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. 3) mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan. b. ASI masa transisi ASI yang dihasilkan mulai hari ke empat sampai hari ke sepuluh.

16 c. ASI mature ASI yang dihasilkan mulai hari ke sepuluh sampai seterusnya. b. Manfaat ASI Kristiyansari (2009), menyatakan bahwa ASI mempunyai manfaat yang cukup besar bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara yaitu sebagai berikut : a. Bayi 1) Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik, bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. 2) Mendapatkan antibodi. 3) Memberikan rasa nyaman dan aman bagi bayi dengan adanya proses menyusui oleh ibu. 4) Terhindar dari alergi. 5) Meningkatkan kecerdasan bayi. 6) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi. b. Ibu 1) Menjarangkan kehamilan atau sebagai alat kontrasepsi. 2) Mencegah terjadinya perdarahan pasca pesalinan, anemia dan mencegah terjadinya kanker payudara dan ovarium. 3) Menurunkan berat badan. 4) Menumbuhkan rasa bangga karena merasa diperlukan oleh semua manusia.

17 c. Keluarga 1) Penghematan atau ekonomis 2) Kebahagian keluarga bertambah karena kelahiran yang jarang sehingga mendekatkan hubungan bayi dan keluarga. 3) Praktis karena tidak perlu repot menyiapkan alat-alat menyusui yang dapat diberikan dimana saja kapan saja. d. Negara 1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. 2) Menghemat devisa Negara. 3) Mengurangi subsidi untuk Rumah Sakit. 4) Meningkatakan kualitas generasi penerus. C. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang (overt behavior) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

18 didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) seperti di kutip oleh Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) dalam diri orang terjadi proses yang berurutan, yakni: Awareness (kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, di sini sikap subjek sudah mulai timbul. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan buruknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial, dimana objek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adoption, dimana objek berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Kesimpulan dari berbagai pengertian di atas pengetahuan dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi yang diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat untuk menyesuaikan diri baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Pengetahuan individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan dan pengalaman. 2. Domain pengetahuan. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2007) yaitu :

19 a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu merupahan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Apliksi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil tertentu. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

20 d. Analisis (Analisys) Analisis adalah suatu pengetahuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan) membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukkan pada sesuatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin Bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Menurut Harlock, (2001) masa dewasa manusia di bagi menjadi 3 tahap yaitu : 1). Dewasa awal : umur 18-40 tahun

21 2). Dewasa madya : umur 41-60 tahun 3). Dewasa lanjut : umur 60 tahun sampai kematian. b. Pendidikan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. c. Informasi Majunya teknologi dan tersedianya bermacam-macam media informasi akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat. d. Pengalaman Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu. D. Persepsi. 1. Pengertian Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensori yang dilanjutkan dengan proses persepsi (Walgito, 2004). Persepsi adalah proses di mana individ-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indra mereka agar memberikan makna kepada lingkungannya (Robbins, 2003). Sedangkan

22 Mangkunegaran dalam Arindita, (2002) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Kesimpulan dari berbagai pengertian diatas persepsi adalah suatu proses diterimanya rangsang atau stimulus dari panca indra dalam pikiran untuk diberi arti dan kemudian diinterpretasikan atau ditafsirkan. 2. Proses persepsi Obyek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis, kemudian terjadi suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang diterima dengan reseptor itu, sebagian akibat stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi di otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari persepsi adalah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor (Walgito, 2004) 3. Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah : adanya obyek yang dipersepsikan, alat indera atau reseptor, dan perhatian.

23 E. Ibu Hamil 1. Pengertian Kehamilan adalah suatu proses berfungsinya alat reproduksi pada wanita dalam usaha untuk melanjutkan keturunan yang didahului dengan persatuan sel telur dan sperma (Bobak, L 2004). Kehamilan adalah suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak bergantung keadaan. Sedangkan pada beberapa wanita termasuk remaja kehamilan merupakan akibat percobaan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi. Kehamilan adalah suatu krisis maternitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar (Patricia & Athur, 2002). Kesimpulan dari definisi-definisi di atas Ibu hamil adalah Seorang wanita yang telah terikat perkawinan atau belum dan telah melakukan hubungan seksual sehingga terjadi persatuan sel telur dan sperma yang mengkibatkan dirinya hamil. 2. Persiapan IMD bagi ibu hamil. a. Persiapan fisik Makan-makanan yang bergizi, pemeriksakan kesehatan secara rutin, perawatan payudara. 1). Makan-makanan bergizi. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu,

24 karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, vitamin, mineral selain itu dianjurlan untuk minum 8 12 gelas/ hari. 2). Pemeriksaan kesehatan. Memeriksakan kehamilan ibu secara rutin sangat diperlukan untuk mengetahui status kesehatan ibu dan janin, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat diatasi dengan segera. 3). Perawatan payudara Kondisi hamil membuat banyak perubahan fisik pada wanita antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit, dan perubahan payudara. Pembengkakan payudara dan 24ancer24 susu terjadi akibat pengaruh hormonal, karenanya Perawatan payudara selama kehamilan adalah bagian penting yang harus diperhatikan untuk persiapan dalam pemberian ASI.Berikut adalah panduan praktis mengenai perawatan payudara selama kehamilan sesuai dengan masa atau usia kehamilan menurut Kristiyansari, (2009) sebagai berikut : a). Usia kehamilan 3 bulan Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan

25 menonjol keluar, jika putting susu tetap datar atau masuk lagi ke dalam payudara, maka sejak usia kehamilan 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut kearah berlawanan menuju kedasar payudara sampai semua daerah payudara dan dilakukan sehari 2 kali selama 6 menit. b). Usia kehamilan 6-9 bulan. Perawatan yang dapat dilakukan dalam usia kehamilan ini adalah dengan cara sebagai berikut : basahi kedua telapak tangan dengan minyak kelapa selama 2-3 menit, kompres daerah putting susu sampai areola mamae dengan minyak kelapa untuk memperlunak kotoran yang menempel pada putting susu sehingga mudah dibersihkan, pegang kedua putting susu lalu ditarik, diputar kearak dalam dan kearah luar, pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut kearah putting susu sebanyak 30 kali sehari, pijat kedua areola mamae hingga keluar 1-2 tetes, bersihkan kedua puting susu dan sekitarnya dengan handuk kering dan bersih, pakailah BH sesuai dengan ukuran payudara. 2). Manfaat perawatan payudara selama kehamilan Manfaat perawatan menurut Kristiyansari, 2009 adalah sebagai berikut :

26 a). Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan susu. b). Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga memudahkan bayi menyusu. c). Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar. d). Mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya juga mempersiapkan mental ibu. b. Persiapan mental dan emosional Ketegangan, rasa cemas, takut dan kebingungan ibu pada kehamilan sangat berpengaruh pada produksi dan kelancaran ASI, sehingga dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekat sangat diperlukan (Seri Ayah Bunda, 2002)

27 F. Kerangka teori. Faktor-faktor yang mempengaruhi IMD : Internal Ibu (Pengetahuan, persepsi,pengalaman) Eksternal 1. Keluarga atau orang terdekat. 2. Praktisi kesehatan.. fasilitas kesehatan 4. Kebijakan rumah sakit. IMD Bagan 2.1 Kerangka teori Sumber : Roesli (2008), Rosita (2008), dan Kristiyansari, (2007)