BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
1. Starter dengan larutan gula

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul

PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA DI DESA PENYARING. Universitas Samawa

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

Cara Menanam Cabe di Polybag

PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

Teori bertani alami: Yang harus di bangun terlebih dahulu adalah memperbaiki tanah

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

III. MATERI DAN METODE

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS RUMAH TANGGA

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

Oleh : Yahumri BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Sekilas tentang IGTF... 2 Program Kerja... 3 Profil Desa... 4 Pembuatan Lecanicillium...7 Penanaman Refugia... 8 Pembuatan Verticulture...

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

Dairi merupakan salah satu daerah

BAB IV PROSES MENUJU PADA KESEJAHTERAAN SOSIAL. A. Membangun Komunikasi Masyarakat Tajungan

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK PELET KONSENTRAT KELINCI FESES PUYUH. Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS.

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Perkembangbiakan Tanaman

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

JURNAL INFO ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

BERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT

Telur Pidan, Tepung Telur, Mayones

WALIKOTA PROBOLINGGO

TEKNIK PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK. Oleh : Zumrodi, S.Si, MIL

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

IPTEK BAGI MASYARAKAT (I b M) RW IV DAN RW VI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK ORGANIK

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

JERAMI PADI UNTUK WAHANA BUDIDAYA BELUT DAN PUPUK ORGANIK.

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Gambar 2.1 organik dan anorganik

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

KELOMPOK TANI DEWI SRI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN RT.1 - RT.14/RW IV KELURAHAN RUNGKUT MENANGGAL KECAMATAN GUNUNGANYAR KOTA SURABAYA.

Transkripsi:

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi Kompos Dalam proses aksi yang akan pendamping lakukan bersama masyarakat. Pendamping berkonsultasi terlebih dahulu pada local leader yaitu mbak Ria. mbak Ria pun mengumpulkan masyarakat khususnya ibuibu yang merupakan sasaran utama aksi yang akan dilakukan. Dalam upaya penyelesaian masalah, pendamping bersama masyarakat akan menumbuhkan dahulu motivasi pada ibu-ibu agar mempunyai semangat untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Langkah awal yang dilakukan adalah mengumpulkan ibu-ibu Desa Tajungan yang bermukim di dekat laut dan ibu-ibu yang berdagang untuk diberi motivasi agar dapat berkembang pola pikir mereka. Pendamping mengumpulkan ibu-ibu di balai desa untuk diberikan motivasi dan semangat. mbak Ria sebagai local leader pun menjadi motivator ibu-ibu. Mbak Ria memberikan arahan tentang dampaknya membuang sampah di laut. 102

Gambar 5.1 Kegiatan Motivasi di Balai Desa Sumber: hasil pendampingan, 2015 Langkah kedua yang dilakukan adalah pelatihan pengolahan sampah menjadi kompos. Selanjutnya diberikan pelatihan pengolahan sampah organik pada masyarakat. Beberapa masyarakat belum ada yang bisa mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos, sehingga para ibu bertanya-tanya. Dari situlah, masyarakat yang belum mengetahui akan tahu bagaimana mengolah sampah organik menjadi kompos, dalam pembuatan kompos yang dilakukan lebih awal adalah starter mikroorganisme. Larutan starter dibuat dengan cara mengisolasi mikroorganisme pengurai dari bahan makanan seperti sayuran dan buahbuahan. Mikroorganisme dipilih dari bahan-bahan tersebut karena sifatnya 103

yang tidak berbau busuk. Ada dua larutan starter yang harus disiapkan. Pertama larutan berbasis bakteri fermentasi dengan tambahan gula. Kedua, bakteri yang diambil dari sayuran dan buah dengan penambahan garam. Starter ini akan dipakai sebagai dekomposer dalam pembuatan bibit kompos. 1. Starter dengan larutan gula Dalam starter ini masyarakat menggunakan stoples kaca ukuran lima liter yang kedap udara, kemudian menambah 200 gram gula merah, lalu diencerkan dengan 3 liter air bersih. Setelah gula diencerkan langkah selanjutnya masyarakat memasukkan 5 butir ragi atau ragi tempe. Dalam campuran menggunakan tape agar larutan tidak berbau busuk, dan menimbulkan bau wangi. Kemudian setelah proses ini selesai didiamkan hingga 3-5 hari. Warna akhir larutan coklat pekat baunya wangi tape. Larutan siap untuk digunakan oleh masyarakat. 2. Starter dengan larutan garam Dalam larutan ke dua ini sama seperti larutan yang pertama tetapi perbedaannya dalam larutan ini masyarakat menggunakan 1 sendok makan gula dapur, lalu diencerkan dengan 3 liter air bersih selanjutnya beberapa potong sayuran hijau seperti kangkung, bayam, atau kulit buah-buahan seperti pepaya, pisang. Material tersebut dilumat dengan blender. Setelah itu masyarakat mendiamkan larutan 104

tersebut 3-5 hari. Apabila baunya enak, larutan sudah siap digunakan. Gambar 5.2 Proses Pembuatan Starter Sumber: hasil pendampingan, 2015 105

Gambar 5.3 Starter yang dibuat oleh Warga Tajungan Dusun Sawo Sumber: hasil pendampingan, 2015 Setelah membuat starter masyarakat menuju langkah yang selanjutnya yaitu membuat bibit komposnya. Bibit kompos ini dibuat dari dua bahan yaitu dedak dan sekam padi. Dekomposer yang digunakan adalah ke dua larutan starter yang telah dibuat sebelumnya. Pembuatan bibit kompos ini menggunakan dedak dan sekam, selanjutnya bahan tersebut dicampur dengan larutan serta dengan air bersih secukupnya, setelah semua bahan tercampur masyarakat melihat kelembabannya dengan cara dikepal, setelah itu ditempatkan ke tempat yang terlindung dari hujan dan panas dan didiamkan selama 7 hari menggunakan terpal plastik. 106

Setelah bibit kompos sudah jadi, maka langkah selanjutnya adalah masyarakat menyiapkan keranjang yang terbuat dari plastik yang dindingnya dilapisi dengan kardus, keranjang ini digunakan agar material yang ada dalam keranjang tidak berceceran keluar. Sehingga serangga dari luar tidak dapat masuk kedalam. Dalam proses pembuatan kompos ini berlangsung kering dan tidak berbau. Sehingga keranjang dapat ditempatkan di dapur para ibu rumah tangga, dan mempermudah ibu-ibu rumah tangga dalam perawatannya. Sampah dapur atau sampah organik berupa sayuran, nasi, buah-buahan dan lain-lain dapat dimasukkan ke dalam keranjang yang telah disiapkan sebelumnya. Sampah organik tersebut diaduk dengan bibit kompos yang terdapat pada keranjang. Hal ini dapat dilakukan secara rutin sertiap hari, sisa-sisa sayuran dimasukkan ke dalam keranjang dan sampah yang baru dimasukkan akan difermentasi dalam 1-2 hari. setelah keranjang penuh, duapertiga di pindah masyarakat kedalam karung dan dibiarkan selama 2 minggu sebelum digunakan. Kompos yang dihasilkan kering tidak terdapat cairan, warnanya coklat kehitaman dan tidak bau. Dalam pembuatan bibit kompos ini local leader mengajak anak-anak didiknya agar mereka mengetahui dan menambah pengetahuan mereka dalam pemanfaatan sampah yang biasanya dibuang untuk dijadikan kompos yang sebelumnya belum pernah dilakukan dan belum pernah ada, dengan aksi ini akan membuat anak-anak serta ibu-ibu mengetahui manfaat sampah organik serta tidak dibuang secara sia-sia. Dalam proses pembuatan ini ada beberapa ibu yang akan membuatnya 107

kembali atau melakukannya sendiri setelah kompos ini dapat digunakan, ibu-ibu tersebut akan membuatnya tanpa bantuan pendamping, salah satunya ibu Rupima. Gambar 5.4 Pembuatan Bibit Kompos Sumber: hasil pendampingan, 2015 Setelah bibit telah jadi, selanjutnya para ibu serta pengarahan oleh mbak Ria dalam pembuatan kompos, dan para ibu dapat melakukannya di setiap rumahnya atau di dapurnya masing-masing. 108

Gambar 5.5 Pembuatan Kompos Sumber: hasil pendampingan, 2015 Setiap rumah tangga, dapat mencampurkan sisa-sisa sampah di dapur ke dalam bibit kompos yang telah disediakan dalam keranjang. Apabila keranjang telah penuh selanjutnya masyarakat membungkusnya dan mendiamkannya selama dua minggu sebelum penggunaan. 109

Gambar 5.6 Kompos sudah Jadi Sumber: hasil pendampingan, 2015 Kompos yang terbentuk kemudian dimanfaatkan oleh masingmasing rumah tangga untuk digunakan sebagai pupuk tanaman. Walaupun lahan yang mereka miliki tidak begitu luas, hal itu tidak mengurangi penanaman tanaman hiasnya. Masyarakat dapat menanam di depan rumahnya, di atas pagar rumahnya, serta di samping rumahnya meskipun keadaannya sempit. Meskipun masyarakat tidak memiliki pekarangan yang dapat ditanami berbagai macam tumbuhan, akan tetapi masyarakat hanya dapat menanam hiasan dengan pot bunga di sekitar rumahnya, baik di depan rumahnya maupun di dalam rumahnya. 110

Gambar 5.7 Tanaman Hias warga Tajungan Dusun Sawo B. Sampah Tak terpakai menjadi Nilai Rupiah Selain pemanfaatan sampah menjadi kompos masyarakat Tajungan juga memanfaatkan sampah yang tidak dipakai untuk di jual. Sementara ini masyarakat Tajungan menjualnya ke pengepul, setiap hari pengepul berkeliling ke setiap permukiman, sehingga masyarakat hanya menunggu penjemputan sampah tersebut. Sampah yang telah dibuang ternyata mampu menghasilkan nilai yang cukup tinggi, apalagi masyarakat Tajungan hususnya ibu-ibu kebanyakan berdagang, banyak toko-toko kecil yang terdapat di Desa Tajungan, salah satunya di Dusun Sawo yang terdapat 12 toko jajanan serta 13 pedagang dalam rumah atau tidak memiliki toko, selain para ibu mengolah makanan, serta menjual jajanan ringan, di sisi lain ibu-ibu menyimpan kardusnya untuk di jual sebagai 111

tambahan penghasilan atau sebagai tambahan perekonomian mereka. Si pengepul tersebut biasanya datang pada setiap sore hari. Gambar 5.8 Kebiasaan Masyarakat Menjual Sampah ke Pengepul sumber: data pendamping, 2015 Masyarakat tidak perlu repot-repot hanya menunggu pengepul datang, sampah pun di serahkan. Masyarakat merasa terbantu dengan adanya pengepul yang keliling setiap harinya, sampah yang terdapat di Desa Tajungan pun akan berkurang serta angka rupiahnya pun semakin bertambah. Dengan begitu sampah-sampah yang terdapat di Desa Tajungan akan semakin berkurang, dan lingkungan desa menjadi bersih dan sejahtera. Salah satu pedagang yang terdapat di Dusun Sawo yakni ibu Suriyati, bahwa sampah bekas dapat menunjang ekonomi keluarga. Ibu tersebut mendapat uang Rp 50.000 setiap tiga hari sekali dalam menjual kardus pada rongsokan atau pengepul. Tidak hanya menghasilkan uang dari makanan saja akan tetapi dari sampah yang tak terpakai pun dapat 112

menghasilkan uang. 1 Jika 12 orang atau pemilik toko mendapat hasil Rp 30.000-Rp 50.000 dalam menjual sampah setiap tiga hari sekali, maka dalam sebulan pendapatan pedagang bertambah Rp 500.000 setiap orangnya jika dua belas, Rp 500.000 x 12 orang = Rp. 6.000.000 pendapatan yang di hasilkan oleh warga Dusun Sawo. Maka dari itu sampah yang dibuang ke laut akan berkurang sebanyak 7% dalam waktu sehari jika dalam sebulan masyarakat Tajungan mampu mengurangi sampah sebanyak 21% di tepi laut. Dengan adanya pengelolaan sampah seperti ini akan muncul kesadaran masyarakat yang kebiasaannya membuang sampah di laut menjadi mengolah sampah atau memanfaatkannya. Lingkungan menjadi bersih dari sampah dan kesehatan masyarakat terjaga serta kesejateraan akan tercapai. C. Pengadaan Tong Sampah di Desa Tajungan Pengadaan tong sampah di Desa Tajungan merupakan salah satu bentuk untuk mengurangi sampah yang berserak, masyarakat mendapat tong sampah dari pemerintah kota dengan jumlah 20 unit. Masyarakat semakin semangat dalam membangun desa yang bersih karena dapat dukungan dari pemerintah, dengan diadakan tong sampah. Tong sampah tersebut dapat diletakkan di depan maupun disamping rumah. Pemerintah memberi sarana tempat sampah ada dua macam yakni sampah kering dan sampah basah. Untuk sampah kering tong sampah berwarna merah dan untuk sampah basah berwarna kuning. 1 Wawancara dengan ibu Suriyati sebagai warga Desa Tajungan Dusun Sawo di rumahnya pada tanggal 27 april 2015, pukul 16.00 WIB 113

Gambar 5.9 Jenis Tong Sampah Sumber: hasil pendampingan, 2015 Keadaan lingkungan Desa Tajungan mulai membaik, dengan adanya sarana, masyarakat sudah bisa menjaga kebersihan lingkungan, keadaan setiap gang pun mulai rapi dengan tong sampah yang diletakkan begitu rapi, serta bersih dan sampah yang berserak pun berkurang. Meskipun jumlah tong sampah kurang dari cukup dari jumlah keluarga yang ada di Dusun Sawo. Hal itu tidak mengurangi semangat masyarakat dalam membangun Desa yang bersih dan sejahtera. 114

Gambar 5.10 Sampah Kering dan Sampah Basah Sumber: hasil Pendampingan, 2015 Pemerintah kota maupun Badan Lingkungan Hidup, memberi bantuan tong sampah yang berbahan ban karet seperti diatas, dengan tujuan supaya tong tersebut bertahan lama dan tidak mudah berkarat. Pemerintah telah memberi dua jenis tong sampah akan tetapi masyarakat menggunakannya untuk sampah campuran karena tempat sampah saat ini memiliki ruang yang cukup besar. 115

Gambar 5.11 Kondisi Lingkungan Dusun Sawo Sumber: hasil pendampinga, 2015 Pada gambar diatas masyarakat telah mampu menjaga kebersihan lingkungannya. Suasana di setiap gang sangat bersih dan rapi. Masyarakat antusias dalam pengadaan tong sampah tersebut. Masyarakat telah memiliki tempat sampah. Keadaan seperti inilah yang membuat keadaan masyarakat menuju pada kesejahteraan, dengan keadaan lingkungan yang bersih membuat kondisi bersih dan berkurang penyakit yang diderita masyarakat karena kondisi awal yang kumuh sudah berkurang. 116