BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

PENGGUNAAN ISU-ISU PENDIDIKAN TERKINI DALAM MATA KULIAH PROFESI KEGURUAN DI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2014

PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN SIKAP

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan beberapa

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 2 dari 14

BAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, teorema, dalil,

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWAS PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

Kelebihan Kelemahan Model Belajar Kontekstual

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan/mendorong/mengantarkan siswa ke arah aktivitas belajar. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB 4 UPAYA MEREFLEKSIKAN PREFERENSI LOKAL DALAM PENYUSUNAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Fildzah Amalia, 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

20. Mata Pelajaran Bahasa Jerman Untuk Paket C Program Bahasa

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN SIKAP

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) Program Studi: Biologi Semester Genap Tahun 2015/2016

KOMPETENSI DAN INDIKATOR DALAM PENILAIAN KINERJA GURU BAGI GURU MATA PELAJARAN/GURU KELAS

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

I.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STIKES HARAPAN IBU JAMBI

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Tinjauan Mata Kuliah...

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS / GURU MATA PELAJARAN. NIP/Nomor Seri Karpeg. Pangkat /Golongan Ruang Terhitung Mulai Tanggal

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilakukan pada Siswa Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercapai. Proses pembelajaran, sering dipahami sebagai proses

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. (Tood & Murphy (2003) menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa yang tidak tergolong dalam berbagai kegiatan kelompoknya, tetapi siswa ini

A. PROFILE Program Studi D-III Bahasa Inggris diarahkan untuk menghasilkan sarjana diploma D-III yang memiliki keahlian sebagai:

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

PENERAPAN METODE ACTIVE DEBATE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MATAKULIAH ILMU POLITIK DI JURUSAN PP-Kn

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

Capaian Pembelajaran (CP)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS)

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerjanya. Kantor akuntan publik telah lama dikenal dengan tingginya

Transkripsi:

BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. RAHMANIA UTARI

BERBAGAI ADOPSI SISTEM PEMBELAJARAN Pada awal-awal pendiriannya, terdapat dua model, yakni pertama di Bologna, yang memusatkan pembelajaran pada siswa dan di Paris, yang menempatkan pengajar sebagai pihak yang paling berkuasa dalam pembelajaran. Konsep Jerman tentang kebebasan dalam belajar dan kebebasan dalam mengajar kini semakin menyatu dengan perkembangan pendidikan tinggi modern

PENGARUH PENDEKATAN KORPORASI DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI Model-model pembelajaran di Inggris dan Amerika Pendekatan korporasi dalam perguruan tinggi Kepentingan stakeholder eksternal dan internal perguruan tinggi Pendekatan baru dalam menilai keefektivan pembelajaran

TENTANG PERAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN Perilaku guru dalam mengajar di kelas mempengaruhi interaksi antara dirinya dengan siswa. Kekhawatiran dan salah persepsi dapat menghambat pengembangan pengajaran, sebaliknya keunggulan pribadi dosen dapat membantu kelancaran pembelajaran. Secara umum, persiapan yang cukup dalam pembelajaran akan menunjang ketercapaian tujuan.

TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI HENDAKNYA MENGANDUNG HAL SEBAGAI BERIKUT: 1. menjamin keterikatan dan motivasi mahasiswa 2. membantu mahasiwa memperoleh pengetahuan dan mengembangan pemahaman 3. memampukan mereka agar bisa menunjukkan pengetahuan dan pemahaman melalui kinerja serta tindakan 4. mendorong mereka untuk berefleksi kritis tentang dunia dan sekitarnya 5. membangun kemampuan mahasiswa untuk mengendalikan hambatan dan kompleksitas dunia, dengan cara merumuskan pandangan dan merencanakan tindakan 6. mendorong komitmen sepanjang hidup dalam berpikir kritis dan mengembangkan diri.

KESIMPULAN TENTANG TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran beragam, mulai dari pengetahuan faktual berdasarkan disiplin, sampai pada kemampuan berpikir kritis, serta mulai dari moral dan etika sampai pada kewajiban warga negara. Tujuan perguruan tinggi yang sejalan dengan konteks tujuan daerah, negara atau lembaga harus dipahami terlebih dahulu sehingga bisa menjadi alat evaluasi keefektivan pengajaran di perguruan tinggi. Tentu saja ada banyak perbedaan antar negara dan perguruan tinggi tentang apa yang diajarkan, bisa berkaitan dengan politik, sosial atau dorongan lingkungan. Namun demikian ulasan perbandingan penelitian di pendidikan tinggi mengungkap bahwa pengajaran diorganisir relatif sama di seluruh penjuru dunia, dan terus berupaya menempatkan tema pembelajaran yang sama.

PENELITIAN TENTANG PROSES BELAJAR SISWA DAN PENGAJARAN YANG EFEKTIF 1. Ceramah dengan efektif. Berceramah adalah metode pengajaran yang paling umum. ternyata atribut pribadi dosen berperan lebih penting daripada materi. 2. Pemberian tugas kelompok yang efektif. Mahasiswa akan dihadapkan dengan kolaborasi, sehingga tidak hanya berpikir pribadi. 3. Mendorong diskusi kelas. Diskusi kelas bisa sama efektifnya dengan pemberian tugas kelompok, asalkan dosen bisa mengendalikan isu diskusi dan membimbing mahasiswa melalui interaksi.

PENELITIAN TENTANG PROSES BELAJAR SISWA DAN PENGAJARAN YANG EFEKTIF 4. Berkolaborasi dengan kolega. 5. Memberikan tugas pemecahan masalah. Dengan metode ini mahasiswa dapat membangun kemampuan berpikir kritisnya, sekaligus sebagai motivasi intrinsik. 6. Mencari umpan balik dari mahasiswa. 7. Mengelola pengalaman kelas.

PENELITIAN TENTANG PROSES BELAJAR SISWA DAN PENGAJARAN YANG EFEKTIF 8. Merangsang keingintahuan. Dosen bisa memunculkan pertanyaan yang menggelitik dan memancing rasa penasaran mahasiswa. Sebaliknya, mahasiswa didorong juga untuk bertanya sesuai dengan pengalaman mereka. 9. Pembelajaran berbasis pengalaman. Contoh metode ini adalah dengan kunjungan lapangan yang lebih kompleks daripada sekarang membaca buku mata kuliah. 10. Menyusun kontrak belajar. Berdasarkan kontrak belajar dapat diketahui apa yang diharapkan dosen maupun mahasiswa dari sebuah mata kuliah.

TEKNOLOGI DAN PENGAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Banyak yang menganggap keberadaan alatalat teknologi tidak memberikan perubahan substansif terhadap pemahaman kita mengenai belajar mengajar.

PENILAIAN BELAJAR MENGAJAR Evaluasi mengajar paling sering diartikan sebagai proses menentukan keefektivan pengajaran, baik untuk pengembangan selanjutnya, ataupun guna menilai kualitas personel atau demi alasan programatik Mahasiswa berperan sebagai pemberi data dalam evaluasi pengajaran yang seringkali dilakukan dengan cara mengisi angket berskala.

PERDEBATAN TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN OLEH MAHASISWA Mahasiswa menanggapi berbagai metode pengajaran sesuai dengan latar belakang sosial dan budaya, pilihan pribadi, dan keadaan lingkungan sekitar. Hasilnya, kinerja mahasiswa dalam ujian dan persepsi mahasiswa terhadap dosen bisa sangat berbeda, sehingga disadarilah perlunya standarisasi konsep tentang keefektivan dalam bidang pengajaran. Dari situ, timbul perdebatan di seluruh duni mengenai nilai dari evaluasi mahasiswa terhadap keefektivan mengajar di pendidikan tinggi, sehingga lahirlah pendekatan baru untuk mengevaluasi pengajaran.

PENDEKATAN BARU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN Sebagai contoh, dosen di dalam lembaga atau jurusan yang sama dievaluasi oleh rekan sekerjanya. Disamping itu penggunaan portofolio juga kian sering digunakan oleh para pengajar untuk menilai filosofi dan praktek pengajaran yang sudah dilakukannya sendiri. Sebagai tambahan, portofolio bisa memuat bukti dari berbagai sumber tentang pengakuan kinerja dalam proses belajar mengajar seperti surat dari lulusan, kolega, atau pengguna materi kuliah di luar mahasiswa di kelas, laporan dari observasi teman sejawat, contoh rencana kuliah, contoh materi seperti hand-out, deskripsi tugas mahasiswa, silabi, ujian, dan lain-lain.

BEBERAPA CONTOH TEKNIK PENILAIAN 1. Komprehensif, atau ujian tes terstandar yang dilakukan di akhir masa studi 2. Tugas belajar berupa laporan, seperti halnya skripsi atau proyek kumulatif lainnya 3. Evaluasi kinerja yang menilai keterampilan atau kompetensi 4. Portofolio, yang mendemonstrasikan pembelajaran dan perkembangan prestasi mahasiswa dalam sebuah masa studi 5. Proyek penelitian individu atau kegiatan lainnya yang memerlukan integrasi dan aplikasi dari pengetahuan yang diperoleh dalam sebuah masa studi.

PENDEKATAN/METODE PEMBELAJARAN MANAKAH YANG PALING BAGUS? Bagaimanapun, karena pembelajaran merupakan aktivitas yang lebih mengarah ke masing-masing individu, tidak ada pendekatan dalam penilaian hasil belajar yang cocok untuk semua pribadi. Pendekatan institusional dalam menilai hasil belajar mahasiswa hendaknya dikendalikan oleh filosofi umum yang mempertimbangkan perbedaan latar belakang mahasiswa, baik berupa pengalaman, kemampuan maupun aspirasinya masing-masing.

PRINSIP PRAKTEK YANG BAIK DALAM MENILAI PEMBELAJARAN 1. Penilaian pembelajaran dimulai dari nilai-nilai pendidikan. Penilaian bukanlah sebuah tujuan melainkan sebagai alat bagi perbaikan pendidikan. 2. Mampu mencerminkan pemahaman tentang pembelajaran sebagai hal yang multidimensi, integratif, dan dilaksanakan terus-menerus, karena belajar adalah proses yang kompleks. 3. Penilaian akan berhasil bila program pembelajaran memiliki tujuan yang jelas dan eksplisit. 4. memperhatikan outcome, namun juga pengalaman belajar yang akan bermuara pada penciptaan outcome itu sendiri.

PRINSIP PRAKTEK YANG BAIK DALAM MENILAI PEMBELAJARAN 5. Penilaian akan berhasil baik bila dilakukan secara berkelanjutan, tidak dalam termin-termin. Penilaian adalah proses yang kekuatannya muncul bila dilakukan secara kumulatif. 6. Penilaian memerlukan perbaikan dalam kerangka luas, sehubungan dengan keterlibatan dari berbagai pihak. 7. Penilaian akan lebih bermakna bila diawali dengan isu tentang apa yang menjadi permasalahan.

PRINSIP PRAKTEK YANG BAIK DALAM MENILAI PEMBELAJARAN 8. Penilaian akan bermuara pada perbaikan bila ia mengandung upaya perbaikan. 9. Melalui penilaian, pendidik mempertanggungjawabkan tugasnya terhadap siswa dan publik.

KESIMPULAN Bagaimanapun, ketika globalisasi, kekuatan pasar, gerakan multinasional, internasionalisasi dan teknologi informasi dan tren lainnya di dunia kini memberi pengaruh signifikan pada apa yang diajarkan, kita sesungguhnya belum melihat adanya perubahan besar dalam pengelolaan belajar mengajar di pendidikan tinggi. Beberapa literatur mengindikasikan bahwa perguruan tinggi yang maju telah menggunakan pendekatan yang berorientasi pada mahasiswa, refleksi terus-menerus dalam proses belajar mengajar, dan pengkondisian lingkungan (baik fisik maupun non fisik) yang bisa mendukung pembelajaran efektif.