PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

dokumen-dokumen yang mirip
Hasil Belajar, Pembelajaran Tematik, Metode Make A Mact

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS 1 PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 15 SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

Osnidawati 1, Nurharmi 1, Khairul 1. 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Bung Hatta ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Konseling dan Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING DI SD NEGERI 05 SURAU GADANG SITEBA PADANG

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: RAHMA DONA NPM

OLEH: JULWITA ANDANI PUTRI NPM.

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Subtema Perkembangan Teknologi Kelas III SD Negeri 25 Banda Aceh

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PREDICTION GUIDE

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan 2017

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.A SD KARTIKA 1-10 PADANG DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DELIKAN (DENGAR-LIHAT-KERJAKAN)

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Transkripsi:

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2. 1) Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Bung Hatta ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 28 Painan Timur, siswa kurang bersemangat dalam belajar IPS, guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran berpusat pada guru dan hasil belajar siswa tidak mencapai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 28 Painan Timur yang berjumlah 11 orang siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal (aspek kognitif), lembar observasi sikap siswa (aspek afektif) dan lembar keterampilan siswa (aspek Psikomotor). Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan bahwa penggunaan model discovery dapat meningatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif siklus I pertemuan I 65,82, siklus I pertemuan II 65,73, siklus I pertemuan III 69,73 dan siklus II pertemuan I 75,55, siklus II pertemuan II 78,73, siklus II pertemuan III 86,36. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,09, meningkat pada siklus II 80,21. Pelaksanaan proses pembelajaran guru juga meningkat dari 77,77 pada siklus 1 menjadi 89,99 pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS di Kelas V SDN 28 Painan Timur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan pembaca dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa di kelas, sedangkan bagi siswa bisa melatih untuk bersosialisasi dengan temannya. Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Metode Discovery PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan untuk bekalnya di masa mendatang. Pendidikan nasional merupakan suatu sistem yang fungsinya untuk mengembangkan

2 kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka tujuan nasional. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, tetapi ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh hingga anak menjadi lebih dewasa dan memiliki kecakapan hidup. Menurut Hamalik (2007:2): Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa, supaya mampu menyesuaikan diri baik sebaik mungkin dengan lingkungannya sehigga timbul perubahan dalam dirinya. Selanjutnya menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 20019 :4) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sertra keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Suatu kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Dalam proses pendidikan terdapat interaksi antara guru dengan anak didik. Proses pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam memperoleh pengetahuan sikap dan keterampilan. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh Sanjaya (2007:104) bahwa pembelajaran (instruction) adalah usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakukan guru. IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan

3 dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdispliner dari aspek dan cabangcabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmuilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Trianto (2012:171) Berdasarkan observasi di sekolah, pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah masih kurang memaksimalkan potensi siswa dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran yang konvensional siswa akan cenderung pasif dan malas untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Dalam tes evaluasi mata pelajaran IPS yang diberikan guru, terlihat hasil belajar tergolong masih rendah. Untuk menanggulangi masalah seperti ini guru harus melakukan perubahan di dalam cara mengajar di kelas. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Banyak sekali metode-metode pembelajaran yang inovatif dalam pendidikan, diantaranya adalah metode discovery untuk mengganti

4 pembelajaran konvensional yang selama ini selalu diterapkan guru dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah (2008:20-21) metode discovery memiliki keunggulan yaitu mampu membantu siswa untuk memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif, sehingga dapat tertinggal dalam jiwa siswa, dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa, mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang maju sesuai dengan Pada Pembelajaran IPS di SDN 28 Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa kelas v pada aspek memahami. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar aspek afektif siswa kelas v pada aspek bertanya. 3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuannya masing-masing, hasil belajar aspek psikomotor mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V melalui Metode Discovery siswa kelas v pada aspek mengkomunikasikan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Iskandar (2011: 20) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan (action

5 research) yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 28 Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Subjek penelitian ini adalah siswa dalam situasi pembelajaran atau kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode discovery di kelas V SDN 28 Painan Timur yang terdiri dari jumlah 9 orang siswa lakilaki dan 2 orang siswa perempuan dan 1 orang guru. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Januari dari tangal 5 sampai dengan 21 Januari 2015 dengan materi yang sejalan dengan kurikulum dan silabus yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode discovery yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi. Adapun tahaptahap dari masing-masing siklus sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a. Membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran discovery. b. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama mendapat tindakan.

6 c. Melaksanakan tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. 2. Tindakan a. Kegiatan awal 1) Guru melakukan Apersepsi 2) Guru Memotivasi siswa dengan cerita pendek terkait materi 3) Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas yang dilakukan mencapai tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Pengumpulan data - Mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan. 2) Pengolahan data - Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan/pemecahan problema yang telah ditetapkan. - Pelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan/percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan 3) Verifikasi - Membantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan siswa. - Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika diperlukan 4) Generalisasi - Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa. - memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. - Memberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya. c. Kegiatan Akhir - Guru Meminta siswa membuat rangkuman hasilhasil penemuannya. - Melakukan evaluasi hasil dan proses penemuan.

7 - Evaluasi - Tindak lanjut Melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai materi, dan meminta siswa disediakan peneliti sebelum melaksanakan kegiatan ini. 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan mengerjakan tugas yang telah dilakukan. Melakukan pengayaan bagi siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk melihat hal-hal yang berkaitan dengan perilaku siswa dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru kelas paralel sebagai observer untuk mengamati aktivitas siswa selama proses analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan-hambatan, kekurangan dan kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus ke II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa Kelas V SDN 28 Painan pembelajaran berlansung. Timur Kec.IV Jurai Pesisir Selatan aktivitas siswa tersebut pada lembar pengamatan yang telah sesuai dengan rangkaian tindakan yang telah dilaksanakan untuk setiap siklus.

8 Data hasil penelitian melalui metode discovery dalam pembelajaran IPS ini dipaparkan secara rinci dengan bagianbagian sebagai berikut: (a) Hasil Penelitian Pelaksanan Siklus I dan Siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan dan siklus II juga dilakukan dalam tiga kali pertemuan a. Hasil Penelitian Siklus I 1) aspek kognitif siklus II, meliputi; perencanaan Berdasarkan belajar siswa Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, observasi, dan Refleksi,dan (b) Pembahasan Hasil Penelitian. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas. Prosedur pelaksanaan tindakan pada aspek kognitif dapat diporoleh melalu tes soal yang diberikan kepada siswa. Siswa yang mengikuti tes ada 11 orang. Berikut persentase ketuntasan belajar siswa pada aspek kognitif siswa pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : ini dilakukan dalam dua kali siklus. Tabel 1. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus I Siswa Yang Tidak Siswa Yang Tuntas No Pertemuan Tuntas Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 1 9% 10 90% 65,82 2 2 2 18% 9 82% 65,73 3 3 2 18% 9 82% 69,73 Berdasarkan tabel 1, dapat belum tuntas. Pada pertemuan 2 dikemukakan bahwa pesentase aspek Siklus I adalah 18% (2 Orang) siswa kognitif pada pertemuan 1 Siklus I yang tuntas dan 82% (9 Orang) adalah 9% (1 Orang) siswa yang tuntas dan 90% (10 Orang) yang siswa yang tidak tuntas. Pada Pada pertemuan 3 Siklus I adalah 18% (2

9 Orang) siswa yang tuntas dan 82% (9 Orang) siswa yang tidak tuntas. 2) aspek afektif siswa proses pembelajaran IPS, hasil penilaian aspek afektif siswa sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengamatan guru (Peneliti) selama Tabel 2. Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus I Skor Sikap No Pertemuan 1 2 3 4 (Kurang) (Cukup) (Baik) (Sangat Baik) 1 1-7 Orang 4 Orang - 2 2-4 Orang 5 Orang 2 Orang 3 3 - - 9 Orang 2 Orang sangat baik Pada aspek afektif ini Berdasarkan tabel 2, dapat kemampuan siswa dalam bertanyaa dikemukakan bahwa pesentase aspek sudah mengalami peningkatan Afketif dalam bertanya pada namun hasil penilaian berlum sesuai pertemuan 1 Siklus I adalah 7 orang dengan apa yang diharapkan siswa yang nilai skor cukup dan 4 3) aspek Psikomotor siswa orang siswa dengan nilai skor baik. Berdasarkan hasil adalah 4 orang siswa yang nilai skor pengamatan guru (Peneliti) selama cukup, 5 orang siswa dengan nilai proses pembelajaran IPS, hasil skor baik dan 2 Orang siswa penilaian aspek psikomotor siswa memperoleh skor sangat baik. Pada sebagai berikut : Pada pertemuan 3 Siklus I adalah 9 orang siswa yang nilai skor baik dan 2 orang siswa dengan nilai skor

10 Tabel 3. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus I Siswa Yang Tidak Siswa Yang Tuntas No Pertemuan Tuntas Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 2 9% 10 90% 63% 2 2 3 27% 8 72% 65% 3 3 4 36% 7 63% 63% yang tuntas dan 63% (7 orang) siswa Berdasarkan tabel 3, dapat siswa tidak tuntas. dikemukakan bahwa pesentase aspek 4) Kinerja Guru Selama Dalam Psikomotor dalam dalam Proses Pembelajaran mengkomunikasikan pada pertemuan Berdasarkan lembar 1 Siklus I adalah 9% (2 orang) siswa observasi kegiatan guru dalam yang tuntas dan 90% (9 orang) siswa mengelola pembelajaran pada siklus siswa tidak tuntas. pada pertemuan 2 I, maka jumlah skor dan persentase Siklus I adalah 27% (3 orang) siswa kegiatan guru dalam mengelola yang tuntas dan 72% (8 orang) siswa pembelajaran pada siklus I dapat siswa tidak tuntas. pada pertemuan 3 dilihat pada tabel berikut : Siklus I adalah 36% (4 orang) siswa Tabel 4. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Jumlah Skor Persentase Keterangan 1 82 60,74% Cukup 2 97 71,85% Cukup 3 102 75, 55% Baik Rata-rata 69,38% Cukup Target 75% Dari analisis data di atas dikatakan masih belum baik. Untuk dapat dilihat persentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata 69,38% sehingga dapat itu guru perlu melakukan perbaikan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran.

11 b. Hasil Penelitian Siklus II 1) aspek kognitif siswa tes ada 11 orang. Berikut persentase ketuntasan belajar siswa pada aspek Berdasarkan belajar siswa kognitif siswa pertemuan 1, 2 dan 3 pada aspek kognitif dapat diporoleh melalu tes soal yang diberikan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : kepada siswa. Siswa yang mengikuti Tabel 5. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus II Siswa Yang Tidak Siswa Yang Tuntas No Pertemuan Tuntas Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 10 91% 1 9% 75,55% 2 2 11 100% - - 78,73% 3 3 11 100% - - 83,36% penaikan sangat menonjol sekali. Ini Berdasarkan tabel 1, dapat sebabkan oleh perhatian belajar dikemukakan bahwa pesentase aspek siswa yang sudah sangat maksimal, kognitif pada pertemuan 1 Siklus II rata-rata siswa siswa tuntas semua adalah 91% (10 Orang) siswa yang pada siklus II ini dapat dilihat dari tuntas dan 9% (1 Orang) yang belum pertemuan 2 dan 3 rata-rata tuntas. Pada pertemuan 2 Siklus II pencapaian KKM sudah tercapai adalah 100% (11 Orang) siswa yang menurt standar yang ditetapkan. tuntas dan siswa yang tidak tuntas 2) aspek afektif siswa tidak ada lagi. Pada Pada pertemuan Berdasarkan hasil 3 Siklus II adalah 100% (11 Orang) pengamatan guru (Peneliti) selama siswa yang tuntas dan siswa tidak proses pembelajaran IPS, hasil tuntas tidak ada. Pada aspek kognitif ini persentase siswa mengalami

12 penilaian aspek afektif siswa sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Penilaian Aspek Afektif Siswa Siklus II Skor Sikap No Pertemuan 1 2 3 4 (Kurang) (Cukup) (Baik) (Sangat Baik) 1 1 - - 9 Orang 2 Orang 2 2 - - 3 Orang 8 Orang 3 3 - - 2 Orang 9 Orang mengalami peningkatan serta hasil Berdasarkan tabel 2, dapat penilaian sudah sesuai dengan apa dikemukakan bahwa pesentase aspek yang diharapkan. Ini disebabkan oleh Afketif dalam bertanya pada keseriusan siswa dalam bertanya pertemuan 1 Siklus II adalah 9 orang sudah maksimal, siswa sudah siswa yang nilai skor baik dan 2 percaya diri untuk bertanya. orang siswa dengan nilai skor sangat 3) aspek Psikomotor siswa baik. adalah 8 orang siswa yang nilai Berdasarkan hasil skor sngat baik, 3 orang siswa pengamatan guru (Peneliti) selama dengan nilai skor baik. Pada Pada proses pembelajaran IPS, hasil pertemuan 3 Siklus II adalah 9 orang penilaian aspek psikomotor siswa siswa yang nilai skor sangat baik dan sebagai berikut : 2 orang siswa dengan nilai skor baik Pada aspek afektif ini kemampuan siswa dalam bertanya sudah Tabel 7. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus II Siswa Yang Tidak Siswa Yang Tuntas No Pertemuan Tuntas Rata-rata Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 1 6 54% 5 45% 69% 2 2 9 81% 2 18% 76% 3 3 11 100% - - 89%

13 Berdasarkan tabel 7, dapat dikemukakan bahwa pesentase aspek Psikomotor dalam dalam mengkomunikasikan pada pertemuan 1 Siklus II adalah 54% (6 orang) siswa yang tuntas dan 45% (5 orang) siswa siswa tidak tuntas. pada peningkatan antusias dan semangat siswa dalam mengikuti diskusi sangat terlihat sekali, dan hasil penilaian sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. 4) Kinerja Guru Selama Dalam Proses Pembelajaran pertemuan 2 Siklus II adalah 81% (9 Berdasarkan lembar orang) siswa yang tuntas dan 18% (2 orang) siswa siswa tidak tuntas. pada pertemuan 3 Siklus II adalah 100% (11 orang) siswa yang tuntas semu. Pada aspek psikomotor ini observasi kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I, maka jumlah skor dan persentase kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I dapat kemampuan mengkomunikasikan dilihat pada tabel berikut : dalam diskusi sudah mengalami Tabel 8. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Jumlah Skor Persentase Keterangan 1 109 80,74% Baik 2 122 90,37% Amat Baik 3 127 94,00 Amat Baik Rata-rata 88,39% Amat baik Target 75% Dari analisis data di atas dapat sudah sangat baik. Untuk itu guru tidak dilihat persentase guru dalam mengelola pembelajaran memiliki ratarata 88,39% sehingga dapat dikatakan lagi perlu melakukan perbaikan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran.

14 B. Pembahasan Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan dan tes hasil belajar pada setiap pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan melalui pendekatan discovery Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas proses pelaksanaan pembelajaran guru, dan tes hasil belajar siswa berupa UH. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan I hari selasa tanggal 06 Januari 2014, pertemuan II hari Rabu tanggal 07 Januari 2015 dan pertemuan III hari kamis tanggal 08 Januari 2015 pertemuan dengan waktu pembelajaran pada siklus II pertemuan I hari Senin tanggal 12 Januari 2015, pertemuan II hari Rabu tanggal 13 Januari 2015 dan pertemuan dengan waktu 3 x 35 menit untuk setiap kali pertemuan. Proses pembelajaran pada setiap kali pertemuan mengacu pada buku Buku IPS SD Kelas V Penerbit Erlangga, BSE dan buku IPS yang relevan. Pembelajaran melalui metode discovery membuat siswa merasa senang dalam belajar terutama siswa yang aktif dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Dengan pendekatan discovery akan membuat siswa berani untuk menyampaikan sesuatu didepan teman-temannya. Selain itu dalam pendekatan inkuiri siswa dibuat berkelompok dan bisa saling mengenal satu dengan yang lainnya.. 3 x 35 menit untuk setiap kali pertemuan. Sedangkan pelaksanaan

15 1. Kemampuan Aspek Kognitif. Pada siklus I pembelajaran yang telah dilakukan melalui melalui metode discovery sudah mulai membaik tetapi masih ada juga kelemahan dari siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran ini. Dalam mengerjakan tes soal yang diberikan guru, siswa masih ada yang mendapat nilai dibawah KKM yang telah ditentukan tuntas. Pada pertemuan I siklus I nilai rata-rata nilai siswa 65,82, rata-rata ini diperoleh dari hasil tes soal yang diberikan oleh guru selanjutnya pada pertemuan II siklus I mengalami penaikan rata-rata pada pertemuan II ini adalah 65,73 sedangkan pada pertemuan III siklus I juga mengalami kenaikan adalah 69,73, total nilai ratarata siswa pada aspek kognitif siklus I pertemuan I, II dan III adalah 67,09. Setiap pertemuan pada siklus I sudah dikatakan mengalami peningkatan setiap pertemuan tetapi masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan siswa. Pada pertemuan I siklus II nilai rata-rata nilai siswa 75,55, rata-rata ini diperoleh dari hasil tes soal yang diberikan oleh guru selanjutnya pada pertemuan II siklus II mengalami penaikan rata-rata pada pertemuan II ini adalah 78,73 sedangkan pada pertemuan III siklus II juga mengalami kenaikan adalah 86,36, total nilai ratarata siswa pada aspek kognitif siklus II pertemuan I, II dan III adalah 80,21. Setiap pertemuan pada siklus II sudah dikatakan mengalami peningkatan setiap pertemuan tetapi masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan siswa. 2. Kemampuan Aspek Afektif. Pada aspek Afektif pembelajaran yang telah dilakukan

16 melalui metode discovery pada siklus I dan II sudah mulai membaik tetapi masih ada juga kelemahan dari siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran ini adalah sikap siswa dalam memahami masih terdapat siswa yang perlu bimbingan lagi. Pada pertemuan ke I siklus I siswa yang mendapat nilai cukup 64% (7 orang) dan yang mendapat nilai baik 36% (4 orang), pada pertemuan ke II terdapat siswa dengan nilai cukup 36% (4 orang), dengan nilai Baik 45% (5 orang) dan siswa mendapat nilai sangat baik ada 18% (2 orang), pada pertemuan ke III siswa mendapat nilai baik ada 82% (9 orang), siswa mendapat nilai sangat baik ada 18% (2 orang). Rata nilai aspek afektif pada siklus I 69,70 Pada pertemuan ke I siklus II siswa yang mendapat nilai baik 82% (9 orang) dan yang mendapat nilai sangat baik 18% (2 orang), pada pertemuan ke II terdapat siswa dengan nilai baik 73% (8 orang) dan siswa dengan nilai sangatu Baik 27% (3 orang), pada pertemuan ke III siswa mendapat nilai baik ada 18% (2 orang), siswa mendapat nilai sangat baik ada 82% (9 orang). Rata nilai aspek afektif pada siklus II 80,68 3. Kemampuan Aspek Psikomotor. Kemampuan aspek psikomotor siswa Pada pertemuan I siklus I terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar 82% (9 orang) dan siswa yang tuntas sekitar 18% (2 orang), pada pertemuan II siklus I terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar 73% (8 orang) dan siswa yang tuntas sekitar 27% (3 orang), sedangkan pada poertemuan III adalah 69,73, terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar 64% (7 orang) dan siswa yang tuntas sekitar 36% (4 orang). Pada setiap pertemuan boleh dikatakan

17 terjadi peningkatan pada setiap pertemuannya. Persentase rata-rata nilai pada siklus I adalah 64,05%. Kemampuan aspek psikomotor siswa Pada pertemuan I siklus II terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar 45% (5 orang) dan siswa yang tuntas sekitar 54% (6 orang), pada pertemuan II siklus I terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar 18% (2 orang) dan siswa yang tuntas sekitar 81% (9 orang), sedangkan pada pertemuan III terdapat siswa yang tidak tuntas sekitar 0% (tidak ada) dan siswa yang tuntas sekitar 100% (11orang). Pada setiap pertemuan boleh dikatakan terjadi peningkatan pada setiap pertemuannya. Persentase rata-rata nilai pada siklus II adalah 78,03%. 4. Aktivitas Guru dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Persentase rata-rata aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran terjadi peningkatan melalui metode discovery. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 9 : Persentase Aktivitas Guru dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II Siklus Persentase 1 77,77% 2 89,99% Rata-Rata 83,88% terlihat adanya peningkatan Dari Tabel 9 di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui metode discovery dapat meningkatkan aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Hal ini persentase aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 77,77% ke 89,99%. Peningkatan aktivitas guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran

18 disebabkan guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran IPS melalui metode dicovery. 5. Hasil Belajar Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar di akhir siklus. Dalam hal ini terlihat peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II pada tabel berikut: Tabel 11 : Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus Persentase dan Jumlah Siswa Persentase dan Jumlah Siswa yang Telah Mencapai Nilai 75 yang Belum Mencapai Nilai 75 Siklus I 18% 82% Siklus II 100% - sedangkan untuk nilai rata-rata hasil Berdasarkan Tabel 11 di atas, belajar secara klasikal juga tentang hasil belajar siswa dalam 2 mengalami peningkatan dan sudah siklus, terlihat bahwa pada siklus I, mencapai standar nilai KKM serta siswa yang tuntas belajar (51,72%) indikator keberhasilan secara dan yang belum tuntas belajar klasikal. (48,28%), dengan nilai rata-rata Berdasarkan hasil analisis secara klasikal 69. Sedangkan pada data di atas, dapat disimpulkan siklus II, siswa yang tuntas belajar bahwa pembelajaran melalui metode (89,65%) dan yang belum tuntas dicovery dapat meningkatkan belajar hanya (10,35%), dengan nilai aktivitas dan hasil belajar IPS siswa rata-rata secara klasikal 80. Dengan Dengan penggunaan metode yang demikian dapat disimpulkan bahwa efektif, diharapkan kelemahan persentase ketuntasan belajar siswa masing-masing siswa dan guru dapat dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 27,93%,

19 tertutupi serta aktivitas dan hasil belajar siswa terus meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah meningkat pada siklus II dengan skor sangat baik (80,68%) 3. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat Psikomotor kemampuan tentang berkomunikasi disimpulkan sebagai berikut : 1. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif tentang pemahaman dalam pembelajaran IPS melalui metode Discovery pada siklus I adalah 67,09 meningkat menjadi 80,21 pada siklus II 2. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek dalam pembelajaran IPS melalui metode Discovery pada siklus I adalah 64,05% meningkat menjadi 78,03% SARAN Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: 1. Bagi guru, dapat memotivasi afektif tentang kemampuan dan mengembangkan bertanya dalam pembelajaran IPS melalui metode Discovery pada siklus I rata-rata siswa mendapat skor Baik (69,70%) pengetahuan dan keterampilan dan dapat menciptakan kondisi yang optimal untuk pembelajaran di sekolah

20 terutama pada pembelajaran IPS sehingga dapat hasil belajar siswa. 2. Siswa meningkatkan hasil belajar siswa dan memeberikan Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana. Nana. 2006. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. pengetahuan baru bagi siswa. 3. Bagi peneliti, diharapkan menjadi salah satu dasar dan masukan serta pengetahuan baru dan dapat membandingkan dengan model pembelajaran lain. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.