Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

Sulistyani, M.Si.

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

Elektrokimia. Sel Volta

MODUL SEL ELEKTROLISIS

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

2. Logam Mg dapat digunakan sebagai pelindung katodik terhadap logam Fe. SEBAB Logam Mg letaknya disebelah kanan Fe dalam deret volta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KIMIA ELEKTROLISIS

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

BAB II KAJ1AN PUSTAKA. A. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

Elektron maksimal: 2(3 2 ) = Elektron maksimal: 2(4 2 ) = 32 elektron = elektron terakhir: 2 golongan II A 10 sisa 10

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator. Sifat Koligatif Larutan

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Recovery logam dengan elektrolisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian Yang Relevan

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB. 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium, yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

SILABUS DAN PENILAIAN

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Transkripsi:

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan. Banyak metode dapat digunakan untuk menyisihkan ion Fe dalam air. Fokus penelitian ini adalah menurunkan konsentrasi ion Fe yang terkandung dalam air dengan metode elektrolisis. Elektrolisis adalah proses perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Metode ini mengubah ion-ion logam dalam air menjadi padatan dan kemudian disisihkan dari air. Penelitian ini menggunakan elektroda Alumunium. Percobaan dilakukan pada variasi tegangan sebesar 6 V, 9 V dan 12 V, sedangkan waktu elektrolisis divariasikan 3, 6, 9, 12 dan 15 menit. Hasil yang diperoleh, efisiensi penyisihan kandungan besi dalam air yang terbaik mencapai 97% pada tegangan 12 volt dan waktu 15 menit. PENDAHULUAN Air berperan penting dalam kehidupan manusia, masalah air dewasa ini menjadi perhatian yang cukup serius. Dalam kehidupan sehari-hari air banyak dibutuhkan untuk kegiatan domestik, industri dan lain-lain. Permasalahan utama yang dihadapi sumber daya air adalah menyangkut kualitas dan kuantitas air. Banyak sumber air yang ada saat ini telah tercemar baik oleh senyawa organik ataupun ion-ion logam. Saat ini pengolahan air di Indonesia banyak dilakukan secara konvensional melalui filtrasi, sedimentasi, koagulasi dan lainlain. Sebenarnya penyisihan kandungan logam dalam air dapat juga dilakukan dengan metode elektrolisis. Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada proses elektrolisis, energi listrik di ubah menjadi energi kimia. Arus listrik dari sumber arus, yang di alirkan ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan menyebabkan terjadinya reaksi redoks, hasilnya adalah 1 terjadinya perubahan ion-ion logam terlarut menjadi endapan oksida. Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada penelitian ini ingin dilihat apakah metode elektrolisis dapat efektif untuk menurunkan kandungan logam yang terdapat di dalam air. Besi Dalam Air *) Staf Pengajar Besi merupakan salah satu ion logam yang banyak terdapat pada air permukaan dan air tanah. Air yang dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi sekitar,31 mg/l (Rukaesih Achmad). Besi (II) merupakan jenis besi yang terdapat dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosfer. Oleh karena itu, besi dengan bilangan oksidasi rendah, yaitu Fe (II) umum ditemukan dalam air tanah dibandingkan Fe (III).

Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1, 1 mg/l, namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 5 mg/l dapat juga ditemukan dalam air tanah. Air tanah yang mengandung Fe (II) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi sbb : 4Fe + O 2 + 1H 2 O 4Fe (OH) 3 + 8H + Dengan adanya Fe(OH) 3 menyebabkan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu. Elektrolisis Hantaran listrik melalui larutan disertai suatu reaksi disebut elekrolisis. Reaksi elektrolisis tergolong reaksi redoks tidak spontan. Reaksi itu dapat berlangsung karena pengaruh energi listrik. Jadi, pada elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Kemampuan proses elektrolisis sangat dipengaruhi oleh beda potensial yang digunakan dan arus yang mengalir melalui sel elektrolisis. Pada larutan atau leburan elektrolit yang akan di elektrolisis, dicelupkan dua buah batang yang bertindak sebagai elektroda-elektroda, masing-masing sebagai katoda dan anoda. Proses reduksi terjadi di katoda dan oksidasi akan terjadi di anoda. Kedua elektroda itu dihubungkan dengan sumber arus listrik. Kemudian arus listrik masuk kedalam larutan melalui elektroda sehingga terjadi reaksi redoks. Pada larutan elektrolit terdapat kation (ion positif) dan anion (ion negatif) yang berasal dari ionisasi elektrolit. Jika arus listrik di alirkan ke dalam larutan, maka kation akan mengalami reduksi dengan menangkap elektron, sedangkan anion akan mengalami oksidasi dengan melepaskan elektron. Oleh karena reduksi terjadi di katoda dan oksidasi terjadi di anoda, maka kation akan menuju katoda dan anion akan menuju anoda. Jadi, dalam sel elektrolisis katoda merupakan elektroda negatif (sebab dituju oleh ion negatif) dan anoda merupakan anoda elektroda positif. Elektroda Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya. Agar terjadi elektrolisis diperlukan potensial minimum, karena adanya beda potensial antara elektroda menyebabkan ion-ion dalam sistem bergerak ke elektroda. Hidrogen dan oksigen yang mula-mula terbentuk menutupi permukaan elektroda dan reaksi sebaliknya yang terjadi. 2

Potensial Elektroda Suatu reaksi reduksi (penangkapan elektron) dapat menimbulkan potensial listrik tertentu, yang disebut potensial reduksi atau potensial elektroda, lambangnya : E. Makin mudah suatu unsur mengalami reduksi, makin besar E yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, harga E yang kita pakai adalah harga E relatif yang dibandingkan terhadap suatu elektroda standar. Itulah sebabnya harga E lebih tepat disebut harga E o, yaitu potensial reduksi standar atau potensial elektroda standar. Berdasarkan harga E o, kita dapat menyusun suatu deret unsurunsur, mulai dari unsur yang memiliki Eo terkecil sampai kepada unsur yang memiliki Eo terbesar : K- Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au Deret unsur- unsur di atas disebut deret potensial logam, atau dikenal juga sebagai deret volta. Hidrogen ditempatkan dalam tanda kurung, sebab ia bukan logam. Irfan Anshory (1992) menyatakan bahwa sifat logam berdasarkan deret volta adalah sebagai berikut : Logam logam yang terletak o disebelah kiri H memiliki E negatif. Logam logam yang terletak disebelah kanan H memiliki E o positif Makin ke kanan letak suatu logam dalam deret volta, harga E o semakin besar. Hal ini berarti bahwa logam logam di sebelah kanan mudah mengalami reduksi serta sukar mengalami oksidasi Makin ke kiri letak suatu unsur dalam deret volta, harga E o makin kecil. Hal ini berarti bahwa logamlogam di sebelah kiri sukar mengalami reduksi serta mudah mengalami oksidasi. Oleh karena unsur-unsur logam cenderung melepaskan elektron (mengalami oksidasi), maka logamlogam di sebelah kiri merupakan logam-logam yang aktif (mudah melepaskan elektron), sedangkan logam-logam di sebelah kanan merupakan logam-logam mulia (sangat sukar melepaskan elektron). Emas terletak di ujung paling kanan, sebab emas paling sukar teroksidasi. Makin ke kanan, sifat reduktor semakin lemah (sukar teroksidasi). Semakin ke kiri, sifat reduktor semakin kuat (mudah teroksidasi). Itulah sebabnya, unsur- unsur dalam deret volta hanya mampu mereduksi unsur-unsur di kanannya, tetapi tidak mampu mereduksi unsur unsur-unsur di kirinya. Hukum Faraday Michael Faraday ( 1791 1867 ) dari Inggris adalah orang pertama yang menerangkan hubungan kuantitatif antara banyaknya arus listrik yang digunakan pada elektrolisis dan banyaknya hasil elektrolisa yang terbentuk di katoda dan anoda. Jumlah listrik yang di alirkan ke dalam sel elektrolisa untuk mendapatkan 1 mol yang terlibat dalam reaksi redoks, dikenal sebagai satu Faraday. Dari eksperimen diketahui bahwa 1 Faraday setara dengan 96.487 coulomb, dan sering dibulatkan menjadi 96.5 Coulomb. Berat zat hasil elektrolisis, baik yang terbentuk di katoda maupun yang terbentuk di anoda, dapat dirumuskan dengan Hukum Faraday : W = e. F 3

Konsentrasi Fe (ppm) Konsentrasi Fe (ppm) Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) dimana : w = massa zat hasil elektrolisis (gram) e = massa ekivalen zat hasil elektrolisis F = Jumlah arus listrik dalam faraday Massa ekivalen ( e ) suatu zat adalah massa atom dibagi valensi. e = Ar / v Untuk menghitung jumlah arus listrik dalam faraday digunakan rumus : F = i.t / 965 METODOLOGI PENELITIAN Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan artifisial FeSO 4, sebagai pembanding digunakan sampel air tanah di lingkungan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL). Air/sampel di analisa awal terlebih dahulu dan kemudian dimasukkan ke dalam reaktor elektrolisis. Elektroda yang digunakan dihubungkan dengan arus listrik DC dengan variasi kuat arus 6V, 9V dan 12 V. Waktu elektrolisis divariasikan 3, 6, 9, 12 dan 15 menit. Setelah proses elektrolisis berlangsung sesuai waktu dan voltase yang ditentukan, lalu diendapkan dan disaring. Setelah disaring, kemudian dilakukan analisa akhir. Analisa sampel dilakukan menggunakan alat Bench Photometer yang mengadaptasi metode Standard methods for the examination of Water and Wastewater EPA Phenatroline 315B. HASIL DAN PEMBAHASAN Elektrolisis terhadap sampel air dilakukan pada voltase, dan. Sampel air di elektrolisis dengan variasi waktu dari 3 sampai 15 menit, kemudian diamati penurunan konsentrasi Fe yang terjadi. 1.4 1.2 1.8.6.4.2 Gambar 1. Pengaruh waktu elektrolisis dalam sampel air PNL pada berbagai voltase. 12 1 8 6 4 2 Waktu (menit) Konst. Fe awal Waktu (menit) Konst. Fe awal Gambar 2. Pengaruh waktu elektrolisis dalam Larutan Artifisial FeSO 4.7H 2 O pada berbagai voltase 4

Efisiensi Penyisihan Fe (%) Efisiensi Penyisihan Fe (%) Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) Pengaruh waktu elektrolisis dalam sampel air PNL pada berbagai voltase diperlihatkan pada Gambar 1, sedangkan pengaruh waktu elektrolisis dalam sampel artifisial FeSO 4.7H 2 O diperlihatkan pada Gambar 2. Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi akhir ion logam Fe di dalam sampel air PNL, setelah proses elektrolisis pada tegangan 6 volt dan waktu elektrolisis 15 menit dapat mencapai,7 ppm dari konsentrasi awal 1,8 ppm, sedangkan pada tegangan 9 volt mencapai,37 ppm. Hasil penyisihan pada tegangan 12 volt mencapai,18 ppm. Sedangkan pada gambar 2 dapat dilihat perbandingan penurunan konsentrasi Fe pada sampel artifisial. Konsentrasi Fe dapat diturunkan dari konsentrasi awal 1 ppm hingga mencapai,37 ppm pada voltase 9 volt dan waktu elektrolisis 15 menit. Jika dibandingkan konsentrasi Fe akhir antara sampel air PNL dengan sampel artifisial, terlihat bahwa konsentrasi akhir hasil proses elektrolisis pada sampel air PNL lebih kecil. Hal ini disebabkan kandungan Fe awal yang kecil dalam sampel tersebut dibandingkan dengan sampel artifisial. Dari gambar 1 dan gambar 2 juga dapat dilihat bahwa semakin lama waktu elektrolisis, maka semakin kecil konsentrasi Fe yang terdapat di dalam larutan. Hal ini sesuai dengan konsep Hukum Faraday : W = e. i.t / 965 Secara teoritis, dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa semakin lama waktu elektrolisis, maka semakin besar massa zat yang terendapkan. Hasil elektrolisis terhadap sampel air PNL dan sampel artifisial menunjukkan secara umum terjadi penurunan konsentrasi ion logam Fe yang ada di dalam sampel. Ion-ion tersebut diubah menjadi padatan Fe yang kemudian terendapkan. Meskipun konsentrasi Fe akhir hasil proses elektrolisis pada sampel air PNL lebih kecil dibandingkan dengan sampel artifisial, namun hal tersebut tidak berarti bahwa efisiensi penyisihan Fe pada sampel artifisial juga kecil. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Gambar 3. Pengaruh waktu elektrolisis terhadap efisiensi penyisihan logam Fe dalam sampel air PNL pada berbagai voltase 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Waktu elektrolisis (menit) Waktu elektrolisis (menit) Gambar 4. Pengaruh waktu elektrolisis terhadap efisiensi penyisihan konsentrasi Fe dalam Larutan Artifisial FeSO 4.7H 2 O pada berbagai voltase 5

Dari Gambar 3 dan Gambar 4 dapat dilihat pengaruh waktu elektrolisis dan perbedaan voltase terhadap efisiensi penyisihan Fe pada sampel air PNL dan sampel artifisial. Dari kedua gambar tersebut terlihat bahwa efisiensi penyisihan Fe rata-rata sudah cukup tinggi. Namun jika dibandingkan efisiensi penyisihan pada kedua sampel, terlihat bahwa efisiensi penyisihan Fe pada sampel artifisial relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sampel air PNL. Hal ini disebabkan pada sampel artifisial tidak mengandung ion-ion logam lain selain Fe, sedangkan pada sampel air PNL kemungkinan mengandung ion-ion logam lain selain Fe. Ion-ion logam lain tersebut akan memanfaatkan arus listrik yang ada, sehingga supply listrik yang tersedia untuk menyisihkan Fe menjadi berkurang. Ini dapat dilihat pada waktu elektrolisis yang singkat, efisiensi penyisihan Fe relatif kecil. Dari Gambar 3 dan Gambar 4 juga dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan yang diberikan dalam proses elektrolisis maka efisiensi penyisihan ion logam Fe makin baik. Secara teoritis menurut hukum Ohm, tegangan berbanding lurus dengan arus. Semakin besar tegangan maka arus juga akan semakin besar. Sesuai hukum Faraday, semakin besar arus maka akan semakin besar endapan ion logam yang terbentuk, sehingga efisiensi penyisihan ion Fe dalam sampel menjadi semakin besar. lama waktu elektrolisis, maka efisiensi penyisihan Fe menjadi semakin baik. DAFTAR PUSTAKA Achmad, H, Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Bandung : 1992 Achmad, R, Kimia Lingkungan, Yogyakarta : 24 Anonymous, Pengolahan Air dan Limbah 25, Penuntun Praktikum Pengolahan Air dan Limbah, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe. Oxtoby, David W, Kimia Modern, Chicago :1998 Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II, Departemen Teknik Kimia ITB Sugiharto, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta : 1987 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin voltase yang diberikan terhadap proses elektrolisis dan semakin 6