ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MERAH DELIMA BAKERY KOTA KEDIRI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Pengertian Biaya

OLEH : SRI PRATIWI SUHARDI

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Management Analysis Journal

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM)

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya. Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:29) mendefinisikan

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

Bab II LANDASAN TEORI

APLIKASI ACTIVITY-BASED COST SYSTEM DALAM SISTEM INFORMASI BIAYA MANUFAKTUR. Saarce Elsye Hatane*, Antonio Sugianto**, dan Oviliani Yenty Yuliana***

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (SISTEM ABC) (Studi Kasus pada CV. Indah Cemerlang Malang)

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

METODE PEMBEBANAN BOP

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

PENERAPAN SYSTEM ACTIVITY BASED COSTING (SISTEM ABC) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada CV. Indah Cemerlang Malang)

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Ekky Febrianti Astuti Helmy Adam. Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang atau

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (STUDI KASUS PABRIK TAHU BANDUNG TONO)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terus bergulir secara global, menuntut perusahaan tidak hanya

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

Maria S. Rumampuk, Perbandingan Perhitungan Harga Pokok

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

PENERAPAN JOB ORDER COSTING METHOD DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PANEL LISTRIK PADA CV.

ABC SYSTEM (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENGHITUNG TARIF KAMAR PADA HOTEL INDRAPRASTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

Tria Tomayahu,. J.J. Tinangon. Analisis Perhitungan Harga

Transkripsi:

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR Tri Rohma Sari, Pariang Siagian Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11530, +6285697176397, trirohma@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study is to assist the company in determining a good method as well as methods that can be applied to accurately and according to the PT. Laksana Tekhnik Makmur. In doing research on the PT. Laksana Tekhnik Makmur, the authors conducted a qualitative study using primary data. Data collection method used is a direct method, which is fieldwork with a visit to the company to obtain information through interview, observation, documentation and library research by collecting data based on the theory book. Object of this study is that the focus of activity costs in producing garnish and muffler to determine the allocation of the cost of raw materials, direct labor costs and overhead costs. The results showed that the cost of production using Activity Based Costing (ABC) for garnish products occur overstated and understated to happen muffler products. The conclusions of this research is a method of Activity Based Costing (ABC) is less appropriate in the company. (TRS) Keywords: Method, Activity Based Costing (ABC), Traditional Method, Cost of Production ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam menentukan metode yang baik serta metode yang dapat diterapkan dengan akurat dan sesuai pada PT. Laksana Tekhnik Makmur. Dalam melakukan penelitian pada PT. Laksana Tekhnik Makmur, penulis melakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode langsung, yaitu penelitian lapangan dengan melakukan kunjungan ke perusahaan untuk memperoleh informasi dengan wawancara, observasi, dokumentasi serta penelitian kepustakaan dengan pengumpulan data berdasarkan buku buku teori. Objek penelitian ini adalah biaya biaya yang menjadi fokus aktivitas dalam memproduksi garnish dan muffler untuk menentukan alokasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) untuk produk garnish terjadi overstated dan untuk produk muffler terjadi understated. Simpulan dari penelitian yaitu metode Activity Based Costing (ABC) kurang tepat digunakan pada perusahaan tersebut. (TRS) Kata Kunci : Metode, Activity Based Costing (ABC), Metode Tradisional. Harga Pokok Produksi.

PENDAHULUAN Pada saat ini perusahaan sedang dihadapi dengan persaingan yang ketat, baik persaingan dari dalam negeri maupun persaingan yang berasal dari luar negeri. Untuk menghadapi persaingan yang ketat tersebut perusahaan harus mampu mengambil keputusan untuk menentukan strategi yang baik dan tepat dalam menjalankan bisnisnya. Pengambilan keputusan tersebut ditentukan oleh manajemen serta didukung oleh seluruh pihak yang ada diperusahaan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting dalam perusahaan, karena berkaitan dengan keberlangsungan perusahaan dimasa depan, bila salah memilih keputusan maka perusahaan akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya bila keputusan yang dipilih tepat maka perusahaan akan mengalami peningkatan. Salah satu pengambilan keputusan yang berpengaruh besar dan penting dalam perusahaan yaitu dalam menetapkan harga pokok produksi. Dimana bila perusahaan tidak akurat dalam menetapkan harga pokok produksi, maka perusahaan akan mengalami pembebanan biaya yang besar dan bila hal ini terjadi maka profit yang diperoleh perusahaan menjadi kecil serta biaya yang besar membuat produk sulit untuk bersaing dipasar karena harga yang tinggi. Penetapan harga jual dapat diperoleh melalui harga pokok produksi. Dalam penetapan harga pokok produksi diperlukan perhitungan berdasarkan informasi yang relevan. Untuk melakukan perhitungan tersebut harus sesuai dengan jenis perusahaan tersebut, apakah perusahaan dagang, jasa atau perusahaan manufaktur. Pada perusahaan manufaktur, informasi dapat diperoleh melalui biaya dalam melakukan proses produksi. Saat melakukan perhitungan ini tidak dapat membebankan semua biaya dalam harga produk, namun biaya yang dapat dibebankan hanya yang terkait dengan produk tersebut agar biaya yang dibebankan pada produk tidak telalu besar, sehingga tidak terjadi distorsi biaya. Dengan harga pokok produksi yang akurat dan relevan maka perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi. Namun, yang sering terjadi adalah perusahaan salah dalam menentukan harga pokok produksi, penyebabnya adalah membebankan semua pengeluaran pada biaya produksi. Hal itu dapat saja terjadi sebab ketidak tahuan, ketidak mampuan atau ketidak pahaman dalam melakukan perhitungan biaya yang lebih akurat. Pada umumnya perhitungan penetapan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau konvensional dan Activity Based Costing (ABC). Metode tradisional merupakan pembebanan biaya produksi pada sebuah produk menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit (unit level activity drivers), dimana biaya berubah seiring dengan berubahnya unit. Metode ini hanya menggunakan aktivitas berbasis unit atau volume yang diproduksi dalam perhitungan harga pokoknya, sehingga informasi yang dihasilkan kurang akurat. Sedangkan pada ABC perhitungan biaya dilakukan berdasarkan aktivitas tidak hanya berdasarkan volume produksi. Perbedaan dalam memilih metode yang digunakan menyebabkan hasil harga pokok produksi yang berbeda. Harga pokok produksi dapat digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan, membantu dalam menentukan menerima atau menolak suatu pesanan produk dan untuk menghitung laba / rugi

suatu produk serta menjadi bagian dalam laporan keuangan. Mengingat pentingnya hal tersebut, perusahaan tidak boleh salah dalam melakukan perhitungan ini agar keputusan yang diambil akurat dan relevan dengan yang ada. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memilih judul skripsi ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT. LAKSANA TEKHNIK MAKMUR. Karena harga pokok produksi memiliki peranan penting pada perusahaan, maka metode yang dipilih haruslah tepat, yang dapat menggambarkan biaya yang benar benar terpakai pada saat produksi. Dalam hal ini studi kasus dilakukan pada PT. Laksana Tekhnik Makmur yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang aksesoris mobil. Penelitian ini fokus pada harga pokok produksi Garnish Cover Spare Wheel Rush dan Muffler Pajero Sport untuk membantu perusahaan memilih metode yang lebih akurat dalam menentukan harga pokok produksi. Harga Pokok Produksi Menurut Garrison, Noreen dan Brewer yang diterjemahkan oleh Budisantoso (2000:61) harga pokok produksi merupakah biaya manufaktur yang berkaitan dengan barang barang yang diselesaikan dalam periode tertentu. Unsur Unsur Harga Pokok Produksi Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:40) unsur unsur harga pokok produksi meliputi: 1. Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost) adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. 2. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labor Cost) adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. 3. Biaya overhead pabrik (factory overhead) disebut juga overhead manufacture, beban manufaktur atau beban pabrik, terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Metode Tradisional Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary (2009:162) biaya tradisional adalah perhitungan biaya produk dengan membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk dan biaya overhead dibebankan dengan menggunakan penggerak aktivitas

unit. Penggerak aktivitas unit adalah faktor faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi. Metode Activity Based Costing (ABC) Menurut Blocher (2011:206), ABC merupakan pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya. Metode ABC merupakan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas agar informasi yang dihasilkan lebih akurat. Perbedaan Antara Metode ABC Dengan Metode Tradisional Activity Based Costing (ABC) Menyediakan data untuk laporan keuangan internal. Hanya biaya produksi yang dibebankan keproduk. Beberapa biaya produksi mungkin tidak disertakan kedalam biaya produk. Alokasi biaya ke produk dan objek biaya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing masing yang khusus sesuai cost driver. Menggunakan cost driver berdasarkan volume dan aktivitas. Tradisional Menyediakan data untuk laporan keuangan eksternal. Biaya produksi yang dibebankan termasuk beban penjualan, umum dan administrasi. Semua biaya produksi dibebankan ke produk termasuk yang tidak disebabkan oleh produk. Alokasi biaya ke produk dan objek biaya dengan menggunakan satu ukuran, seperti berdasarkan volume produk. Menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai cost driver. Konsep Dasar Metode ABC Mengacu pada Carter (2006:496) yang diterjemahkan oleh Krista bahwa dalam metode ABC terdapat dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead disebut sebagai pemicu (driver). Pemicu sumber daya (resource Driver) adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya keberbagai aktivitas berbeda yang menggunakan sumber daya tersebut. Sedangkan pemicu aktivitas (activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan atau objek biaya. Activity Based Costing mengakui aktivitas, biaya aktivitas dan pemicu aktivitas pada tingkatan agregasi (level of aggregation) yang berbeda dalam satu lingkungan produksi. Berikut adalah klasifikasi tingkat aktivitas tersebut: 1. Tingkat Unit Biaya tingkat unit adalah biaya yang meningkat saat unit diproduksi. Biaya ini adalah satu satunya biaya yang selalu dapat dibebankan secara akurat terhadap volume. 2. Tingkat Batch Biaya tingkat batch adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual, seperti contoh biaya tingkat batch meliputi biaya persiapan dan kebanyakan biaya penanganan bahan

baku. Jika bahan baku dipesan dari supplier untuk batch tertentu, maka sebagian dari biaya pembelian, penerimaan dan inspeksi barang masuk merupakan biaya tingkat batch. 3. Tingkat Produk Biaya tingkat produk adalah biaya yang terjadi untuk mendukung sejumlah produk berbeda dari yang dihasilkan, contohnya adalah biaya desain produk, pengembangan produk dan lain lain. 4. Tingkat Pabrik Biaya tingkat pabrik adalah biaya pemeliharaan kapasitas dilokasi produksi, seperti misalnya adalah sewa, penyusutan, pajak property dan asuransi untuk bangunan pabrik. Mekanisme Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas Menurut Garrison et al. tahapan menerapkan metode ABC antara lain: 1. Alokasi tahap pertama (first stage allocation) Pada tahap ini dilakukan proses pembebanan biaya overhead ke pool biaya aktivitas dalam metode ABC. Langkah langkah dalam tahap ini antara lain: a. Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas Langkah ini menjadi dasar dalam menerapkan metode ABC. Tahap pertama dalam mendesain metode ABC adalah melakukan analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas perusahaan. b. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas Pool biaya aktivitas adalah sebuah wadah yang mengakumulasikan semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas tunggal dalam metode ABC. c. Menghitung tarif aktivitas Tariff aktivitas akan digunakan untuk pembebanan biaya overhead ke produk dan pelanggan. 2. Alokasi tahap kedua (second stage allocation) Pada tahap ini dilakukan suatu proses dimana tarif aktivitas digunakan untuk membebankan biaya ke produk dan pelanggan dalam metode ABC. Langkah langkah pada tahap dua antara lain sebagai berikut: a. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas b. Menyiapkan laporan manajemen METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari perusahaan serta menghasilkan data deskriptif berupa angka angka dan tulisan hasil dari analisa perhitungan harga pokok produksi. Data tersebut diperoleh dari laporan yang tersedia di perusahaan,

seperti laporan produksi, buku besar dan laporan lainnya yang terkait. Ada dua Metode penelitian yang dilakukan penulis yaitu metode pengumpulan data dan metode pengolahan data. A. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua bagian, dimana ada metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan. 1. Metode penelitian lapangan (Field Research Method) Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh melalui kunjungan pada perusahaan agar memperoleh data dan informasi secara langsung. Penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Wawancara b. Observasi c. Dokumentasi d. Reperformance 2. Metode penelitian kepustakaan Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data teoritis dari literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Hal ini dilakukan untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian. B. Metode pengolahan data Dalam metode pengolahan data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode tradisional dan metode Activity Based Costing (ABC). Metode deskriptif tersebut diperoleh dari hasil analisa harga pokok produksi yang berupa tulisan, dimana data tersebut adalah data primer yang diperoleh dari PT. Laksana Tekhnik Makmur. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN GAMBARAN OBJEK PENELITIAN PT. Laksana Tekhnik Makmur (PT. LTM) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang aksesoris mobil yang berlokasi di Jl. Alternatif Cileungsi Cibubur Km. 1 No. 60, Cileungsi - Bogor. Perusahaan tersebut merupakan pengembangan status dari Bengkel Laksana Teknik yang didirikan oleh H. Suwarno pada tahun 1998. Produk aksesoris yang dihasilkan berupa produk yang digunakan pada bagian luar mobil atau body mobil. Penelitian fokus pada perhitungan harga pokok produksi dibatasi pada 2 jenis produk yaitu Garnish dan Muffler tahun 2011 dan 2012. HASIL PENELITIAN PT. Laksana Tekhnik Makmur hanya menggunakan volume produksi sebagai pemicu biaya. Oleh karena itu perusahaan menerapkan metode akuntansi biaya tradisional pada setiap produk berikut adalah biaya produksi yang dikeluarkan berdasarkan data data yang diperoleh dari perusahaan tersebut.

Tabel 1: Laporan Harga Pokok Produksi Tahun 2011 Garnish Muffler Biaya Bahan Baku Langsung Rp 4.045.911.224 Rp 180.570.936 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.085.891.805 Rp 151.920.750 Total Biaya Langsung Rp 5.131.803.029 Rp 332.491.686 Total Biaya Overhead Rp1.007.345.310 Rp 96.692.531 Harga Pokok Produksi Rp6.139.148.339 Rp 429.184.217 Tabel 2: Biaya Overhead tahun 2011 Keterangan Garnish Muffler Total Biaya Overhead Pabrik: Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp 475.547.274 Rp62.016.453 Rp 537.563.728 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 159.133.554 Rp10.376.359 Rp 169.509.913 Biaya Peralatan Rp 33.171.099 Rp 2.162.933 Rp 35.334.032 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan gedung Rp 24.882.407 Rp 1.622.466 Rp 26.504.873 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan Mesin Rp 137.524.469 Rp 8.967.331 Rp 146.491.800 Biaya Listrik Rp 31.634.531 Rp 2.062.741 Rp 33.697.272 Biaya Penyusutan Gedung Rp 12.796.611 Rp 834.407 Rp 13.631.018 Biaya Penyusutan Mesin Rp 132.655.365 Rp 8.649.840 Rp 141.305.204 Total Biaya Overhead Rp 1.007.345.310 Rp96.692.531 Rp1.104.037.840 Unit Produksi 122.769 Unit 8.807 Unit 131.576 Unit Tarif Overhead Rp 8.391 Tabel 3: Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional Pada Tahun 2011 Garnish Muffler Biaya Bahan Baku Langsung Rp 4.045.911.224 Rp 180.570.936 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.085.891.805 Rp 151.920.750 Total Biaya Langsung Rp 5.131.803.029 Rp 332.491.686 Biaya Overhead : Rp 1.030.139.399 Rp 73.898,441 Total HPP Rp 6.161.942.429 Rp 406.390,127 Volume 122.769 Unit 8.807 Unit HPP Per Unit Rp 50.191 Rp 46.144 Tabel 4: Laporan Harga Pokok Produksi Tahun 2012 Garnish Muffler Biaya Bahan Baku Langsung Rp5.384.236.411 Rp196.374.737 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp1.207.633.787 Rp165.217.050 Total Biaya Langsung Rp6.591.870.197 Rp361.591.787 Total Biaya Overhead Rp1.181.094.362 Rp122.979.458 Harga Pokok Produksi Rp7.772.964.560 Rp484.571.246 Tabel 5: Biaya Overhead Tahun 2012 Keterangan Garnish Muffler Total Biaya Overhead Pabrik: Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 531.442.177 Rp 87.375.790 Rp 618.817.967

Biaya Peralatan Rp 163.637.699 Rp 8.968.033 Rp 172.605.732 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan gedung Rp 69.795.513 Rp 3.825.087 Rp 73.620.601 Biaya Pemeliharaan dan perbaikan Mesin Rp 53.816.942 Rp 2.949.394 Rp 56.766.336 Biaya Listrik Rp 169.985.136 Rp 9.315.899 Rp 179.301.036 Biaya Penyusutan Gedung Rp 36.243.340 Rp 1.986.287 Rp 38.229.628 Biaya Penyusutan Mesin Rp 12.515.932 Rp 685.926 Rp 13.201.858 Total Biaya Overhead Rp 143.657.622 Rp 7.873.041 Rp 151.530.663 Harga Pokok Produksi Rp1.181.094.362 Rp122.979.458 Rp1.304.073.820 Unit Produksi 136.533 Unit 9.578 Unit 146.111 Unit Tarif Overhead Rp 8.925 Tabel 6: Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional Pada Tahun 2012 Garnish Muffler Biaya Bahan Baku Langsung Rp 5.384.236.411 Rp 196.374.737 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.207.633.787 Rp 165.217.050 Total Biaya Langsung Rp 6.591.870.197 Rp 361.591.787 Biaya Overhead : Rp 1.218.587.998 Rp 85.485.823 Total HPP Rp 7.810.458.195 Rp 447.077.610 Volume 136.533 Unit 9.578 Unit HPP Per Unit Rp 57.206 Rp 46.678 Tabel 7: Daftar Cost Driver Keterangan 2011 2012 Garnish Muffler Total 2011 Garnish Muffler Total 2012 Volume Produksi (Unit) 122.769 8.807 131.576 136.533 9.578 146.111 JTKL (Jam) 39.168 27.648 66.816 46.080 36.864 82.944 JM (Jam) 34.272 24.192 58.464 40.320 32.256 72.576 Luas Tanah (m 2) 1.000 400 1.400 1.000 400 1.400 Tabel 8: Kelompok Aktivitas dan Kelompok Biaya Sejenis Aktivitas Perusahaan Aktivitas Cost Driver Kelompok 1 (volume produksi) Aktivitas Pemakaian Peralatan Produk Volume Produk Aktivitas Pemakaian Listrik Unit Volume Produk Aktivitas Packing Produk Volume Produk Kelompok 2 (Jam Tenaga Kerja Langsung) Aktivitas Persiapan Produksi Unit JTKL Aktivitas Penyimpanan Unit JTKL Aktivitas penerimaan dan pemilihan bahan baku Unit JTKL Aktivitas pemindahan barang Unit JTKL Aktivitas QC (Quality Control) Unit JTKL Kelompok 3 (Jam Mesin) Aktivitas Pemeliharaan dan perbaikan Mesin Produk Jam Mesin Aktivitas Pemakaian Penyusutan Mesin Produk Jam Mesin Kelompok 4 (Luas Lantai)

Aktivitas Pemeliharaan dan perbaikan gedung Fasilitas Luas Lantai Aktivitas Penyusutan Gedung Fasilitas Luas Lantai Tabel 9: Perhitungan Pool Rate Aktivitas Perusahaan 2011 2012 Kelompok 1 (Berkaitan dengan volume produksi) Aktivitas Pemakaian Peralatan Rp 35.334.032 Rp 73.620.601 Aktivitas Pemakaian Listrik Rp 33.697.272 Rp 38.229.628 Aktivitas Packing Rp 52.630.400 Rp 58.444.400 Total Biaya Kelompok 1 Rp 121.661.704 Rp 170.294.629 Volume 131.576 Unit 146.111 Unit Tarif Overhead Per Unit Rp 925 Rp 1.166 Kelompok 2 (Berkaitan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung atau JTKL) Aktivitas Persiapan Produksi Rp 49.495.155 Rp 55.399.659 Aktivitas Penyimpanan Rp 282.829.456 Rp 316.569.480 Aktivitas penerimaan dan pemilihan bahan baku Rp 197.980.620 Rp 221.598.636 Aktivitas pemindahan barang Rp 35.353.682 Rp 39.571.185 Aktivitas QC (Quality Control) Rp 141.414.728 Rp 158.284.740 Total Biaya Kelompok 2 Rp 707.073.641 Rp 791.423.699 JTKL 66.816 Jam 82.944 Jam Tarif Overhead Per JTKL Rp 10.582 Rp 9.542 Kelompok 3 (Berkaitan dengan jam mesin) Aktivitas Pemakaian Pemeliharaan dan perbaikan Mesin Rp 146.491.800 Rp 179.301.036 Aktivitas Pemakaian Penyusutan Mesin Rp 141.305.204 Rp 151.530.663 Total Biaya Kelompok 3 Rp 287.797.004 Rp 330.831.699 Jam Mesin 58.464 Jam 72.576 Jam Tarif Overhead Per Jam Mesin Rp 4.923 Rp 4.558 Kelompok 4 (Berkaitan dengan luas lantai) Aktivitas Pemeliharaan dan perbaikan gedung Rp 26.504.873 Rp 56.766.336 Aktivitas Penyusutan Gedung Rp 834.407 Rp 13.201.858 Total Kelompok 4 Rp 27.339.280 Rp 69.968.194 Luas Lantai 1.400 m 2 1.400 m 2 Tarif Overhead Per Luas Lantai Rp 19.528 Rp 49.977 Tabel 10: Perhitungan Overhead Berdasarkan Metode Activity Based Costing (ABC) Tahun 2011 Keterangan Garnish Muffler Kelompok 1 Rp 925 x 122.769 Unit Rp 113.518.314 Rp 925 x Rp 8.807 Rp 8.143.390 Kelompok 2 Rp 10.582 x 39.168 JTKL Rp 414.491.445 Rp 10.582 x 27.648 JTKL Rp 292.582.196 Kelompok 3 Rp 4.923 x 34.272 Jam Mesin Rp 168.708.589 Rp 4.923 x 24.192 Jam Mesin Rp 119.088.416

Kelompok 4 Rp 19.528 x 1.000 Rp 19.528.057 Rp 19.528 x 400 Rp 7.811.223 Total Rp 716.246.405 Rp 427.625.224 Tabel 11: Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Tahun 2011 Keterangan Garnish Muffler Biaya Bahan Baku Langsung Rp 4.045.911.224 Rp 180.570.936 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.085.891.805 Rp 151.920.750 Total Biaya Langsung Rp 5.131.803.029 Rp 332.491.686 Biaya Overhead : Rp 716.246.405 Rp 427.625.224 Total HPP Rp 5.848.049.434 Rp 760.116.911 Volume Produksi 122.769 Unit 8.807 Unit HPP Unit Rp 47.635 Rp 86.308 Tabel 12: Perhitungan Overhead Berdasarkan Metode Activity Based Costing (ABC) Tahun 2012 Keterangan Garnish Muffler Kelompok 1 Rp 1.166 x 136.533 Unit Rp 159.131.322 Rp 1.166 x 9.578 Unit Rp 11.163.307 Kelompok 2 Rp 9.542 x 46.080 JTKL Rp 439.679.833 Rp 9.542 x 36.864 JTKL Rp 351.743.866 Kelompok 3 Rp 4.558 x 40.320 Jam Mesin Rp 183.795.388 Rp 4.558 x 32.256 Jam Mesin Rp 147.036.311 Kelompok 4 Rp 49.977 x 1.000 Rp 49.977.282 Rp 49.977 x 400 Rp 19.990.913 Total Rp 832.583.824 Rp 529.934.396 Tabel 13:Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Tahun 2012 Keterangan Garnish Muffler Biaya Bahan Baku Langsung Rp 5.384.236.411 Rp 196.374.737 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.207.633.787 Rp 165.217.050 Total Biaya Langsung Rp 6.591.870.197 Rp 361.591.787 Biaya Overhead : Rp 832.583.824 Rp 529.934.396 Total HPP Rp 7.424.454.022 Rp 891.526.184 Volume 136.533 Unit 9.578 Unit HPP Per Unit Rp 54.378 Rp 93.081

PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE TRADISIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Tabel 14: Perbandingan Harga Pokok Produksi Tahun 2011 Produk Metode Tradisional Metode Activity Based Costing (ABC) Overstated / (Understated) Garnish Rp 50.191 Rp 47.635 Rp 2.557 Muffler Rp 46.144 RP 86.308 Rp (40.164) Tabel 15: Perbandingan Harga Pokok Produksi Tahun 2012 Produk Metode Tradisional Metode Activity Based Costing (ABC) Overstated / (Understated) Garnish Rp 57.206 Rp 54.378 Rp 2.827 Muffler Rp 46.678 Rp 93.081 Rp (46.403) Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi diatas biaya overhead dengan metode ABC berbeda dengan menggunakan metode tradisional, karena biaya overhead dengan metode ABC dialokasikan berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi pada masing masing produk. Dengan begitu, maka dapat diketahui besaranya biaya yang benar - benar dikonsumsi oleh masing masing produk. Selain itu juga, cost driver pada metode ABC tidak hanya berdasarkan volume produksi saja, tapi berdasarkan Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL), Jam Mesin (JM), dan Luas Lantai (LL). Dengan perbedaan tersebut, maka harga pokok produksi yang diperoleh mengalami perbedaan. Perbedaan alokasi / pembebanan overhead mengakibatkan terjadinya overstated pada produk garnish dan understated pada produk muffler. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini adalah terjadinya perbedaan harga pokok produksi antara metode tradisional dengan metode Activity Based Costing (ABC) dikarenakan adanya perbedaan dalam pengalokasian biaya overhead. Berdasarkan analisis dan penelitian yang dilakukan, PT. Laksana Tekhnik Makmur dapat dikatakan kurang tepat bila menerapkan metode Activity Based Costing (ABC), hal ini disebabkan karena perusahaan ini masih terbilang masih kecil bila dilihat dari volume produksi yang dihasilkan dan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam biaya overhead lebih kecil dari biaya langsung. Maka cost driver berdasarkan non unit tidak mempangruhi secara signifikan terhadap cost driver yang bersifat unit. Dengan begitu, perusahaan masih dapat menggunakan metode tradisional. Saran dari penelitian ini bagi PT. Laksana Tekhnik Makmur adalah perusahaan perlu mengevaluasi kembali dalam mengklasifikasikan biaya dan keakuratan perhitungan harga pokok produksi yang sudah digunakan pada saat ini sebelum menerapkan metode Activity Based Costing (ABC). Sedangkan saran untuk peneliti selanjutnya agar lebih mendalam dalam melakukan perhitungan dengan metode tersebut serta dapat menambahkan periode penelitian menjadi tiga tahun atau lebih. REFERENSI Akbar, Muh (2011). Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel Pada Hotel Coklat Makassar. Universitas Hasanuddin. Makasar. Anggrayani, Novi (2006). Analisis Kemungkinan Penerapan Activity Based Costing Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada PT. Biginusindo Permai. Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Asih, Anita Lisa (2012). Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Activity Based Costing (ABC) Pada Pabrik Roti Sam Jaya. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj. Blocher E J, Chen K H, Cokins G & Lin T W (2011). Manajemen Biaya: Penekanan Strategis 1. Jakarta: Salemba Empat. Carter K William (2005). Akuntansi Biaya Edisi 14. Terjemahan Krista. Jakarta: Salemba Empat. Carter, William K dan Milton F Usry (2006). Akuntansi Biaya, Edisi Ketigabelas Buku 1. Jakarta: Salemba 4.

Garrison R H dan Norren E W (2000). Akuntansi Manajerial Jilid 1 Terjemahan Budi Santoso. Jakarta: Salemba Empat. Garrison R H dan Norren E W (2008). Cost Managerial 14 Edition. Mc Graw Hill. Garrison R H dan Norren E W (2013). Akuntansi Manajerial Edisi 14 Buku 1 Terjemahan Kartika Dewi. Jakarta: Salemba Empat. Gaspersz Vincent (2006). Continous (sic) Cost Reduction Through Lean Sigma Approach. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Handayani Astri (2009). Analisis Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Sistem Tradisional dan Sistem Activity Based Costing Pada PT. Kapasindo Prima. Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Hansen D R & Mowen M M (2000). Akuntansi Manajemen Jilid 2 Terjemahan Hermawan A A. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hansen D R & Mowen M M (2003). Management Accounting 6 edition. South Western: Thomson Learning. Hansen D R & Mowen M M (2008). Cost Management 8 edition. South Western. Hansen D R & Mowen M M (2009). Akuntansi Manajemen Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Horngren C T, Foster G & Datar S M (2003). Cost Accounting: A Managerial Emphasis 10 Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Horngren T Charles, Srikant M Datar, George Foster (2008). Akuntansi Biaya Edisi 12. Terjemahan P A Lestari. Jakarta:Erlangga. Huynh, Tandung, Guangming Gong, Ngocminh Ngo (2013). Apply Activity Based Costing to Calculate Product Cost in Small and Medium Enterprises. International Journal of Business and Economic Research Vol 2 (3). China Krismiaji (2002). Dasar Dasar Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: AMP YKPN. Kumar, Nitin & Dalgobind Mahto (2013). A Comparative Analysis and Implementation of Activity Based Costing (ABC) and Traditional Cost Accounting (TCA) Methods in an Automobile Parts Manufacturing Company: A Case Study). Global Journal Of Management and Business Research Vol 13 (4). Rahmaji, Danang (2013). Penerapan Activity Based Costing System Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi PT. Celebes Mina Pratama. Jurnal EMBA Vol. 1 (3). Universitas Sam Ratulangi. Manado. Suratinoyo W, Ayu (2013). Penerapan Sistem ABC Untuk Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Bangun Wenang Beverage. Jurnal EMBA Vol. 1 (3). Universitas Sam Ratulangi. Manado. RIWAYAT PENULIS Tri Rohma Sari lahir di Bogor pada 1 Juli 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.