5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

dokumen-dokumen yang mirip
5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

3. Metodologi Penelitian

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

ORTO DAN PARA NITROFENOL

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen. prof. aza

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL I Pembuatan Larutan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Transkripsi:

00 Nitrasi fenol menjadi -nitrofenol dan -nitrofenol KNO, H SO NO + NO C H O (9.) KNO (0.) H SO (98.) C H NO (9.) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi elektrofilik aromatis, nitrasi aromatis, fenol, nitroaromatis Teknik Laboratorium Reaksi dengan mikrowave, pengadukan dengan batang pengaduk magnet, penambahan bertetes dengan corong tetes, pemanasan dengan refluk, distilasi uap, ekstraksi, penggojokan, penyaringan, rekristalisasi, pembuangan gas, penggunaaan pendingin es. Instruksi (skala batch 70 mmol) Peralatan Sistem mikrowave ETHOS 00, tabung gelas (0 cm, NS 9), labu leher-tiga 00 ml, termometer internal, botol pencuci, adaptor dengan penghubung gelas dan selang penghubung, pengaduk magnet, batang pengaduk magnet (pengaduk silang), corong tetes dengan pengatur tekanan, pendingin refluk, peralatan distilasi besar, labu alas bulat 0 ml, labu pengisap, corong Buchner, desikator, penangas es. Bahan fenol (tl C) Kalium nitrat Asam sulfat pekat Asam klorida (0, M) Larutan natrium hidroksida ( M) Arang aktif Es, g (70 mmol) 0,0 g (9 mmol) 0, g (7, ml, 9 mmol) 00 ml 0 ml g

Reaksi Peralatan reaksi terdiri dari labu leher-tiga 00 ml dengan batang pengaduk magnet (lebih disukai pengaduk silang), termometer internal dan corong tetes dengan pengatur tekanan. Pada sisi labu yang terbuka, adaptor dengan penghubung gelas dan selang penghubung dipasang dan dihubungkan dengan pipa pembuangan untuk asap nitro yang mungkin terbentuk. Pipa dihubungkan dengan sebuah botol pencuci kosong dan dengan botol pencuci lain yang berisi 0 ml larutan natrium hidroksida M. Mula-mula dalam Erlenmeyer 00 ml,, g (70 mmol) fenol dilarutkan sesempurna mungkin dalam 00 ml air. Dalam labu leher-tiga, 0,0 g (9 mmol) kalium nitrat dilarutkan dalam 00 ml air. Dengan pendinginan dalam penangas es, 0, g (7, ml, 9 mmol) asam sulfat pekat ditambahkan. Kemudian, pada temperatur internal 0- C, campuran air-fenol ditambahkan dalam porsi kecil sebagai berikut: Setiap kali setelah labu Erlenmeyer digojog kuat, porsi kecil campuran dimasukkan ke dalam corong tetes dan kemudian dengan cepat ditambahkan bertetes-tetes ke dalam larutan yang diaduk di dalam labu leher-tiga. Temperatur internal (0- C) tidak akan terlampaui, karena pada temperatur 0 C asap nitro mulai terbentuk. Segera setelah penambahan selesai, labu reaksi diambil dari penangas es, termometer diganti dengan sensor temperatur dan peralatan dirangkai dengan pendingin refluk dalam sistem mikrowave (lihat Petunjuk teknis : peralatan refluk standar dalam sistem mikrowave ). Pembuangan gas dirangkai pada pendingin refluk. Campuran reaksi disinari dengan pengadukan selama 90 detik dengan daya 900 W pada temperatur yang tidak melebihi 0 C dan kemudian campuran reaksi panas diaduk selama 0 detik tanpa irradiasi microwave. Kemudian labu reaksi didinginkan dengan cepat mencapai suhu kamar dalam penangas es (sekitar menit). Penyelesaian Untuk menghilangkan kelebihan asam nitrat, campuran reaksi diencerkan dengan 00 ml air es dan fasa air didekantir dari minyak dengan hati-hati. Minyak dalam labu dicuci tiga kali masing-masing dengan 0 ml air, dimana setiap waktu air didekantir dengan hati-hati. Isomer dipisahkan dengan distilasi uap: pada minyak yang tersisa dalam labu reaksi ditambahkan 00 ml air, labu dilengkapi dengan pipa distilasi besar dan labu penampung didinginkan dalam penangas es. Peralatan dirangkai kembali dalam sistem mikrowave (lihat atas). Campuran distilasi dipanaskan dengan pengadukan selama menit dan daya 800 W sampai mendidih (temperatur target 0 C) dan didistilasi pada 00 W selama 0 menit. -Nitrofenol yang terakumulasi sebagai padatan kuning dalam distilat, disaring dengan corong Buchner dan dikeringkan dalam desikator. Hasil: 9,80 g (70, mmol, %); tl C Residu distilasi didinginkan dalam kulkas semalam pada C, kemudian endapan dipisahkan dengan corong Buchner. Untuk rekristalisasi, 00 ml HCl 0, M ditambahkan ke dalam padatan dalam labu alas bulat 0 ml, g karbon aktif ditambahkan, kemudian labu dirangkai dengan pendingin refluk dalam sistem microwave dan campuran dipanaskan sebentar sampai refluk: oleh karena itu isi labu dipanaskan menit dengan 800 W dari

temperature kamar sampai 0 C dan temperatur dijaga selama menit pada 00 W. Campuran panas disaring dengan mendekantir larutan oranye dari fasa minyak menggunakan kertas saring berlipat ke dalam Erlenmeyer. Untuk penyempurnaan kristalisasi, filtrat disimpan beberapa waktu dalam pendingin. -Nitrophenol yang berupa jarum tidak berwarna, disaring dan dikeringkan dalam desikator. Hasil:,88 g (, mmol, %); tl C Komentar Perlakuan dengan mikrowave segera dilakukan setelah penambahan fenol, tanpa ada waktu setelah reaksi. Sebelum prosedur radiasi, campuran masih mengandung % reaktan (lihat analisis). Dengan pendingin es segera setelah perlakuan dengan microwave dan penghilangan kelebihan asam nitrat dengan cepat, nitrasi kedua pada fenol dapat dihindari. Produk samping p-benzokuinon dan,-dinitrofenol dapat dideteksi (lihat analisis). Manajemen Limbah Pembuangan Limbah Limbah Fasa air dari campuran reaksi Fasa air dari distilasi uap Larutan induk dari rekristalisasi Larutan air dari botol cucian Karbon aktif hasil saringan Pembuangan Campuran pelarut air, bebas halogen Campuran pelarut air, bebas halogen Campuran pelarut air, mengandung halogen Limbah air, basa Limbah padat, bebas dari merkuri Waktu Nitrasi 0 menit Distilasi uap kira kira jam Rekristalisasi 0 menit Penghentian sementara Setelah pencucian asam nitrat, sebelum distilasi (simpan minyak dalam pendingin) Tingkat kesulitan Sedang

Analisis Hubungan temperatur-waktu pada tahap kerja dengan energi mikrowave nitrasi fenol dalam mikrowave 70 000 0 0 mit Eisbad Kühlen 900 800 700 0 00 00 0 0 T [ C] Energie [Watt ] 00 00 0 00 00 0 0 0 0 00 0 00 0 00 0 00 0 wa k t u [ de t i k ] distilasi uap o-nitrofenol dalam mikrowave 0 900 Temperatur [ C] 00 80 0 0 800 700 00 00 00 00 Energie [W] 0 T [ C] Energie [Watt] 00 00 0 0 0 00 000 00 000 00 000 00 000 00 Zeiz [sec] Pengamatan reaksi dengan GC Preparasi sampel: Sebelum dan setelah perlakuan dengan mikrowave, sampel diambil dari fasa minyak dan 0 mg sampel dilarutkan dalam ml diklorometana. µl dari larutan ini diinjeksikan.

Kondisi GC kolom: HP-; panjang 0 m, diameter internal 0, mm, film 0, µm inlet: Split injection 9: Gas pembawa: H, tekanan pra-kolom kpa oven: menit isoterm pada 0 C, kemudian 8 C/menit sampai 0 C detektor: 00 C Persen konsentrasi dihitung dari luas puncak GC campuran reaksi sebelum perlakuan dengan mikrowave Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak %,0 p-benzokuinon, fenol 9, -nitrofenol 7, -nitrofenol 0 GC campuran reaksi setelah perlakuan dengan mikrowave Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak %,0 p-benzokuinon 0, -nitrofenol 0 7,0 -nitrofenol

GC produk -nitrofenol setelah distilasi uap Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 0, -nitrofenol > 99, GC produk -nitrofenol Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak %, p-benzokuinon 0,,,-dinitrofenol, 7, -nitrofenol 98,

Spektrum H NMR produk -nitrofenol (00 MHz, CDCl ) 8. 8. 8.0 7.8 7. 7. 7. 7.0 NO 0 9 8 7 δ Multiplisitas Jumlah H Keterangan 0,8 S O-H 8,0 dd, J, = 8, Hz J, =,7 Hz -H 7,8 dt, 7, ddd,,99 dt, J, = 8, Hz J, = 8, Hz J, =,7 Hz J, = 8, Hz J, =, Hz J, = 0, Hz J, = 8, Hz J, = 8, Hz J, =, Hz -H -H -H 7, pelarut 7

Spektrum C NMR produk -nitrofenol (00 MHz, CDCl ) 0 0 0 0 0 00 90 80 70 δ Keterangan, C- 7, C-,7 C-, C- 0, C- 9,9 C- 7,-77, pelarut NO Spektrum C NMR produk -nitrofenol (00 MHz, aseton-d ) 00 80 0 0 0 00 80 0 0 δ Keterangan, C-,7 C-,9 C-, C-, C-, C- 0, 0 pelarut NO 8

Spektrum H NMR produk -nitrofenol (00 MHz, aseton-d ) 8.0 7. 7. NO 0 9 8 7 δ Multiplisitas Jumlah H Keterangan 9,80 s O-H 8, d (AA ) -H, -H 7,0 d (XX ) -H, -H,0 aseton, air 9

Spektrum IR produk -nitrofenol (KBr) 0,0 0,0 0, 9,0 9,70 9,99 0,0 07,0 78,,77 8, Egy 0, 78, 8, 0,0 078, 0, 9,8 9,8 0,0 8,8, 9,9 7,9 0,0 87,09,9 7,9,8 0, o-nitrophenol,90 7,00,7 7,9 0,9, 0,9,79 000,0 000 000 00 000 00,0 cm- (cm - ) Keterangan, 0 Ikatan O-H, berhimpit dengan ikatan C-H aromatis 0, 90 Ikatan C=C, aromatis 0, 0 Ikatan N=O, asimetri dan simetri. Spektrum IR produk -nitrofenol (KBr),,,,0 0,9 0,8 08,8 077,9 9,0 98,89 97,9 0, 88,7,0 Egy 0,7 7, 0, 0, 9, 99,07,88 0, 0, 0, 0,, p-nitrophenol 09, 9,9 0,09 90,78 9, 07,8 00,00 000,0 000 000 00 000 00,0 cm- 8,9 (cm - ) Keterangan Ikatan O-H, berhimpit dengan ikatan C-H aromatis 0, 90 Ikatan C=C, aromatis 9, 0 Ikatan N=O, asimetri dan simetri. 0