L A P O R A N K I N E R J A

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Jakarta, 5 Februari 2016 Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dra. Maura Linda S, Ph.D NIP

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 Januari 2016 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

L A P O R A N K I N E R J A

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Ikhtisar Eksekutif. vii

L A P O R A N K I N E R J A

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB I. PENDAHULUAN. Halaman 1

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Aksi Kegiatan

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015

LAPORAN KINERJA Tahun 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

Transkripsi:

L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 1

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini adalah media pertanggungjawaban yang menggambarkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selama periode tahun 2015 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai target yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah hasil kerja keras dan peran serta seluruh pegawai, dan kerjasama lintas program dan lintas sektor di lingkungan Kementerian Kesehatan serta dukungan dari maupun Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dan para stakeholder. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas dukungan, peran serta dan kerja sama yang telah terjalin dengan baik. Kami menyadari Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya penyusunan Laporan Kinerja ini di masa mendatang. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini dapat memberikan informasi dan manfaat dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan program dan kegiatan khususnya di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, maupun bagi para stakeholders terkait. Jakarta, 04 Januari 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 2

IKHTISAR EKSEKUTIF Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus sebagai alat kendali atas pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 yang merupakan tahun awal pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan periode 2015-2019. Informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal. Laporan ini berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Laporan Kinerja merupakan sarana bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaian hal-hal yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang telah dibuat dan ditandatangani di awal tahun serta sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Pencapaian tersebut diukur dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 sebagai berikut: Sasaran No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar Target Realisasi Capaian 77% 79,38% 103,09% 55% 57,34% 104,25% Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 3

Sosialisasi yang terus menerus kepada petugas di setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di sepanjang tahun 2015 adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan, karena indikator kinerja tahun 2015 merupakan indikator baru yang berbeda dengan indikator kinerja periode tahun 2010-2014, baik dari segi definisi operasionalnya, cara perhitungan maupun cara pengumpulan data dan pelaporannya. Untuk itu Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerbitkan buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang telah dibagikan kepada seluruh petugas sebagai pedoman dalam melaksanakan pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di daerahnya masing-masing. Selain itu, dikeluarkannya surat keputusan Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan nomor HK.02.04/5/1025/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang penunjukan panitia pengumpulan dan pengolahan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di 34 memungkinkan terbangunnya koordinasi dan komunikasi dengan daerah yang ikut mendukung pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memiliki komitmen yang kuat dalam mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki. Analisis atas pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memberikan hasil evaluasi yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Capaian kinerja sebagai hasil yang diperoleh berdasarkan pendayagunaan sumber daya maupun sumber dana yang ada menjadi salah satu kekuatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Sedangkan uraian permasalahan yang dihadapi merupakan sebuah kendala dan tantangan yang harus diatasi dalam upaya peningkatan kinerja yang disusun berdasarkan kemampuan melihat peluang dan tantangan di masa mendatang. Dari hasil analisis tersebut, beberapa strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan masukan dan/atau bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kinerja di tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilaksanakan advokasi kepada Pemerintah dan Kabupaten/Kota untuk peningkatan alokasi anggaran obat, vaksin dan perbekalan kesehatan. 2. Perlu peningkatan koordinasi internal dan eksternal khususnya dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 3. Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi dan Kabupaten/Kota serta melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan. 4. Melaksanakan sosialisasi Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 termasuk manfaat yang akan diperoleh maupun Kabupaten/Kota sehingga ketaatan terhadap waktu pelaporan dapat terbangun dan validitas data yang dilaporkan terjamin. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 4

DAFTAR ISI Halaman Sampul.. 1 Kata Pengantar.... 2 Ikhtisar Eksekutif. 3 Daftar Isi. 5 Daftar Tabel....... 6 Daftar Gambar....... 7 Daftar Lampiran....... 9 BAB I : Pendahuluan..... 10 A. Latar Belakang..... 10 B. Maksud dan Tujuan........ 10 C. Tugas Pokok dan Fungsi...... 10 D. Sistematika Penulisan....... 12 BAB II : Perencanaan Kinerja... 13 A. Perencanaan Kinerja.. 13 B. Perjanjian Kinerja... 14 BAB III : Akuntabilitas Kinerja...... 15 A. Capaian Kinerja... 15 B. Realisasi Anggaran....... 26 BAB IV : Penutup.. 31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 5

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015..... 3 Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019..... 13 Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan... 14 Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015..... 14 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan..... 15 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan 16 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan.. 16 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin.... 17 Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015... 18 Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015... 22 Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015..... 27 Realisasi Anggaran per Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015... 29 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 6

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010... 12 Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan 15 Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan... 16 Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan... 16 Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin... 17 Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019..... 18 Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Tahun 2015..... 19 Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Tahun 2015. 19 Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri Farmasi di Jakarta Tahun 2015. 21 Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e-catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta tahun 2015. 21 Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14 & 15. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-2019... 22 Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015..... 22 Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Berdasarkan Tahun 2015... 23 Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015.. 25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 7

Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah 25 Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah. 26 Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015........ 27 Gambar 19. Piagam Penghargaan Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015.. 30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 8

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015.... 32 Lampiran 2. Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015.. 34 Lampiran 3. Data Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015..... 35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 9

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Ikhtisar pencapaian sasaran tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja kegiatan organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan yang direncanakan. Laporan kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan dokumen perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2015. Laporan kinerja memberikan informasi yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang, serta pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Visi dan Misi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 10

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Tujuan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mendukung tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan; 2. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan; 4. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Bagan struktur organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat dilihat pada gambar 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 11

DIREKTUR BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIT ANALISIS DAN STANDARDISASI HARGA OBAT SUBDIT PENYEDIAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SUBDIT PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI ANALISIS HARGA OBAT SEKSI PERENCANAAN PENYEDIAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI STANDARDISASI PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI PEMANTAUAN PROGRAM OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI STANDARDISASI HARGA OBAT SEKSI PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI BIMBINGAN DAN PENGENDALIAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI EVALUASI PROGRAM OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES KJF Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 D. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini disajikan latar belakang serta maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 berikut penjelasan umum mengenai struktur organisasi pada sub bab tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan. Bab II : Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan mengenai ringkasan/ikhtisar perencanaan dan perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun 2015. Bab III : Akuntabilitas Kinerja Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi beserta analisisnya berikut realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi dalam kurun waktu satu tahun. Bab IV : Penutup Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi di masa yang akan datang, serta pemanfaatan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 12

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 melaksanakan kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut: Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2, dan definisi operasional serta cara perhitungan dari indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 3. No. Indikator Kinerja Target 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 2015 2016 2017 2018 2019 77% 80% 83% 86% 90% 2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 55% 60% 65% 70% 75% Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 13

NO INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas Definisi Operasional : Tersedianya obat dan vaksin indikator di Puskesmas untuk program pelayanan kesehatan dasar. Pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator. Perhitungan : Menghitung persentase ketersediaan obat/ vaksin Puskesmas dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas x 100% Jumlah (n) Puskesmas yang melapor x Jumlah total item obat indikator 2 Persentase instalasi farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar Definisi Operasional : Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar dengan skor minimal 70. Perhitungan : Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar (S) dihitung dengan rumus sebagai berikut: Jumlah IF Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar x 100% Jumlah IF Kab/Kota seluruh Indonesia Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mencapainya dalam kurun waktu tahun 2015. No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 77% 55% Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan kinerja. Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Untuk mencapai kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan diperlukan dukungan sumber daya manusia. Keadaan pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada tahun 2015 berjumlah 39 orang dengan rincian sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut ini: Keterangan JUMLAH Menurut Jabatan Jabatan Struktural 14 Jabatan Fungsional Tertentu 1 Jabatan Fungsional Umum 24 Jumlah 39 Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 15

Keterangan JUMLAH Menurut Golongan Golongan II 3 Golongan III 26 Golongan IV 10 Jumlah 39 Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan Keterangan JUMLAH Menurut Pendidikan S2 Non Apoteker 2 S2 dan Apoteker 6 Apoteker 18 Dokter Gigi 1 S1 5 D3 5 SMA 2 Jumlah 39 Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 16

Keterangan JUMLAH Menurut Jenis Kelamin Pria 27 Wanita 12 Jumlah 39 Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya kinerja organisasi. Berdasarkan analisis beban kerja, secara ideal jumlah pegawai negeri sipil yang dibutuhkan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah 69 orang. Saat ini jumlah pegawai 39 orang sehingga dengan kondisi yang ada masih diperlukan peningkatan jumlah pegawai di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Secara teknis sumber daya manusia dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi maka pencapaian kinerja tentunya akan semakin baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan antara lain melalui penugasan pegawai untuk mengikuti kegiatan sebagai berikut: 1. Training program on medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan oleh APEC di Filipina. 2. Workshop on global medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan oleh APEC di Filipina. 3. Peningkatan kinerja pegawai Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang dilaksanakan di Sumatera Utara. 4. Sosialisasi elektronik monitoring dan evaluasi katalog obat (e-monev e-katalog) di Jakarta. Analisis capaian kinerja dari indikator kinerja kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 17

1. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas. a. Kondisi yang dicapai: Realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 sebesar 79,38%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 103,09%. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 77% 79,38% 103,09% Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019 Hasil tersebut diperoleh dari periode pelaporan bulan November dimana Jumlah Puskesmas yang melapor sebanyak 1.013 dari 1.328 Puskesmas sampel dan terdapat empat yang Puskesmasnya sama sekali tidak mengirimkan laporan (135 Puskesmas), yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua Barat. dengan persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tertinggi adalah D.I. Yogyakarta (92,73%). Item obat yang memiliki ketersediaan tertinggi di Puskesmas adalah Parasetamol 500 mg Tablet, sedangkan item obat yang memiliki ketersediaan terendah di Puskesmas adalah Magnesium Sulfat Injeksi 20%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 18

Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Tahun 2015 Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 19

b. Permasalahan: Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Laporan yang dikirimkan oleh setiap bulannya tidak lengkap dan tidak tepat waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah disosialisasikan kepada seluruh. 2) Jumlah tenaga kefarmasian yang terbatas dan kompetensi yang belum sesuai di Puskesmas. 3) Seringnya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di Instalasi Farmasi. 4) Kurangnya koordinasi antara Puskesmas, Kabupaten/Kota dan. c. Upaya Pemecahan Masalah: Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain sebagai berikut : 1) Pemberian reward bagi petugas/pengelola data di daerah. 2) Melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi dan Kabupaten/Kota. 3) Melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan. 4) Perlu dibangun koordinasi yang baik untuk pelaporan data ketersediaan obat dan vaksin dari unit pelayanan ke instansi penanggung jawab kesehatan di daerah (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan ) d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator: 1) Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi. 2) Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan. 3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E- Catalogue Tahun 2016. 4) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional. 5) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji. 6) Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem. 7) Pemeliharaan Sistem E-Logistik. 8) Pembekalan Penerapan Sistem e-logistik untuk Dinkes. 9) Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat. 10) Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat. 11) Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit. 12) Penerapan E-Catalogue. 13) Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue. 14) Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat. 15) Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 20

Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri farmasi di Jakarta Tahun 2015 Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e- Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta Tahun 2015 2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar. a. Kondisi yang dicapai: Sesuai dengan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019, kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat diukur dari realisasi indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 21

sesuai standar (skor minimal 70), dimana target tahun 2015 adalah 55%. Realisasi tahun 2015 diperoleh sebesar 57,34% sehingga capaiannya adalah 104,25%. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 55% 57,34% 104,25% Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015-2019 Realisasi tersebut merupakan kontribusi dari 293 IFK yang terdistribusi pada 186 dari 301 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Barat, 81 dari 147 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Tengah, serta 26 dari dari 63 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Timur. Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 22

Dari 34 yang telah mengumpulkan data capaian skor IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, masih terdapat dua belas yang mempunyai skor rata-rata di bawah 70, yaitu Maluku, Kalimantan Utara, NTT, Banten, Papua Barat, Papua, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan DKI Jakarta. Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar berdasarkan Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 23

b. Permasalahan: Permasalahan terjadi dalam penilaian dan pengiriman data capaian indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, dilihat dari pengumpulan data dan teknik perhitungan skor IFK sebagaimana diuraikan sebagai berikut: 1) Prosedur Pengumpulan Data Dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 telah diatur prosedur pengisian dan penyampaian penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar secara berjenjang. Beberapa permasalahan atau kendala yang ditemukan, antara lain sebagian besar Kabupaten/Kota menyampaikan hasil penilaiannya tidak tepat waktu kepada Dinas Kesehatan sehingga menyebabkan terlambat melakukan rekapitulasi dan menyampaikan hasilnya kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 2) Masih ditemukan Kabupaten/Kota yang menggunakan substansi penilaian IFK sesuai standar periode 2010-2014 yang berbeda dengan penilaian IFK sesuai standar periode 2015-2019. 3) Beberapa Kabupaten/Kota melakukan perhitungan skor sub komponen tidak sesuai dengan prosedur, padahal terkait teknik perhitungan sudah dijelaskan dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah dibagikan ke tiap. c. Upaya Pemecahan Masalah: Untuk meningkatkan ketepatan dan kepatuhan Kabupaten/Kota dan dalam melakukan penilaian dan pelaporan, maka dilakukan berbagai upaya antara lain Sosialisasi Penilaian Indikator IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, khususnya terkait manfaat dan teknik perhitungan/penilaian. d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator: 1) Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian. 2) Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 3) Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi Pemerintah. 4) Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota. 5) Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Sektor Pemerintah. 6) Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 24

Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015 Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 25

Dalam mencapai sasaran strategis kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selain melaksanakan kegiatan yang mendukung langsung pencapaian indikator kinerja kegiatan juga melakukan kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran sebagai berikut: 1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2016. 2. Penyusunan Laporan SAK dan SABMN. 3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri. 4. Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes. 5. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran. 6. Pengadaan Sarana Perkantoran. 7. Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 8. Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 9. Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 10. Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes. 11. Biaya Operasional Instalasi Farmasi. 12. Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat. 13. Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes. Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah B. REALISASI ANGGARAN Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan semula didukung oleh anggaran DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 1.483.192.100.000,- (satu trilyun empat ratus delapan puluh tiga milyar seratus sembilan puluh dua juta seratus ribu rupiah). Dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan, terjadi revisi DIPA akibat adanya refocusing anggaran sehingga bertambah nilainya menjadi Rp. 1.516.105.849.000,- (satu trilyun lima ratus enam belas Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 26

milyar seratus lima juta delapan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan kemudian mendapatkan tambahan anggaran berupa hibah luar negeri (HLN) GAVI untuk pengadaan vaksin DPT HB-HiB, ADS (Auto Disable Syringe) dan safety box atas permintaan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), sehingga nilai anggaran DIPA tahun 2015 terakhir menjadi Rp. 1.631.612.131.000,- (satu trilyun enam ratus tiga puluh satu milyar enam ratus dua belas juta seratus tiga puluh satu ribu rupiah). Nilai anggaran yang terealisasi sebesar Rp. 1.599.658.624.605,- (satu trilyun lima ratus sembilan puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh delapan juta enam ratus dua puluh empat ribu enam ratus lima rupiah) dengan persentase sebesar 98,04%. Kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Alokasi Realisasi (Rp) Rp % 1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04 Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 No Kegiatan Pagu Realisasi Prosentase Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas 1 Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi 2 Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan 1.059.440.000 1.058.689.850 99,93% 1.498.524.761.000 1.471.206.662.956 98,18% 3 Penyediaan Vaksin (GAVI) 115.506.282.000 113.747.345.131 98,48% 4 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E-Catalogue Tahun 2016 707.732.000 699.615.800 98,85% Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 27

5 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional 6 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji 7 Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem 66.080.000 58.476.100 88,49% 143.693.000 105.022.045 73,09% 299.950.000 260.603.207 86,88% 8 Pemeliharaan Sistem E-Logistik 314.705.000 307.525.600 97,72% 9 Pembekalan Penerapan Sistem e- Logistik untuk Dinkes 10 Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat 11 Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat 12 Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit 306.642.000 305.590.900 99,66% 188.140.000 168.872.500 89,76% 340.442.000 337.890.250 99,25% 312.500.000 229.015.700 73,29% 13 Penerapan E-Catalogue 652.548.000 582.206.300 89,22% 14 Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue 15 Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat 16 Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin 342.484.000 282.021.900 82,35% 1.020.120.000 772.746.900 75,75% 59.056.000 46.725.000 79,12% Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 1 Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian 2 Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 3 Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi Pemerintah 4 Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota 5 Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Sektor Pemerintah 6 Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes 78.570.000 54.139.900 68,91% 290.241.000 194.988.000 67,18% 142.942.000 29.864.000 20,89% 224.056.000 166.744.500 74,42% 372.376.000 333.213.600 89,48% 335.521.000 330.675.400 98,56% Kegiatan Dukungan Manajemen Administrasi Perkantoran 1 Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan 89.000.000 86.995.800 97,75% Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 28

Perbekkes Tahun 2016 2 Penyusunan Laporan SAK dan SABMN 3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri 4 Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes 5 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 73.840.000 53.378.300 72,29% 222.068.000 196.344.040 88,42% 440.508.000 440.505.400 100,00% 4.361.100.000 3.240.046.176 74,29% 6 Pengadaan Sarana Perkantoran 1.124.198.000 498.025.750 44,30% 7 Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 8 Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 9 Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 10 Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes 631.752.000 631.287.000 99,93% 393.374.000 293.353.500 74,57% 257.461.000 252.720.900 98,16% 63.816.000 61.811.250 96,86% 11 Biaya Operasional Instalasi Farmasi 2.619.911.000 2.593.697.950 99,00% 12 Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat 46.652.000 31.823.000 68,21% TOTAL 1.631.612.131.000 1.599.658.624.605 98,04% Tabel 12. Realisasi Anggaran per-kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Dari Tabel 12, tampak bahwa dalam hal penyelesaian kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, kinerja dapat diperoleh melampaui target pencapaian tanpa harus menghabiskan seluruh anggaran. Dengan demikian, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil melakukan penghematan (efisiensi) anggaran. Tahun 2015 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerima Piagam Penghargaan dari KPPN Jakarta VII untuk kategori Satuan Kerja dengan Rekonsiliasi dan LPJ Terbaik 2015. Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kerja keras Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam melaksanakan rekonsiliasi yang baik, benar, dan tepat waktu. Kategori dan penilaian dititikberatkan pada hasil rekonsiliasi dan kecepatan/ketepatan penyerahan LPJ. Atas prestasi tersebut, selain piagam penghargaan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memperoleh Fasilitas Kartu Apresiasi. Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan fasilitas Rekonsiliasi dan Penyerahan SPM ke Loket Pelayanan tanpa antrian atau menjadi satker prioritas selama 4 bulan (Desember 2015 hingga Maret 2016). Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 29

Gambar 19. Piagam Penghargaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 30

BAB IV PENUTUP Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 dilakukan sesuai tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang diuraikan secara rinci di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Laporan kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Sebagai pelaksana kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil merealisasikan target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan. Hal ini tampak pada pencapaian indikator kinerja kegiatan pada tahun 2015 telah mencapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas terealisasi sebesar 79,38% dari target 77%. Sementara untuk indikator Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar terealisasi sebesar 57,34% dari target 55%. Dari segi anggaran, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berhasil mencapai realisasi sebesar 98,04% yaitu Rp. 1.599.658.624.605,- dari alokasi Rp. 1.631.612.131.000,-. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan acuan dalam perencanaan kegiatan pada periode berikutnya, sehingga pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Untuk pelaksanaan kegiatan di periode mendatang diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan rencana kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan, penyusunan e- katalog obat, koordinasi antara Pusat, dan Kabupaten/Kota dalam hal sosialisasi dan pelaporan indikator kinerja kegiatan, mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran sesuai standar yang berlaku, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik. Akhir kata, semoga Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, perbaikan dokumen perencanaan dan peningkatan pelaksanaan program dan kegiatan untuk periode yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 31