POLA STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KUALITAS PADA KONTRAKTOR BESAR DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Stephani Budihardja 1, Retno Indryani 2

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

ANALISIS PENENTUAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DOSEN PEMBIMBING: Ir.Retno Indryani, MS. NAMA MAHASISWA: STEPHANI BUDIHARDJA NRP

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IX PENGEMBANGAN kelembagaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DIPANDANG DARI ASPEK BIAYA

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS FUNGSI PERSONALIA

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor

PEDOMAN MUTU PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PENINGKATAN

BAB II GAMBARAN UMUM. PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department

Kantor Pusat. Lampiran 1. Branch Manager. Internal Auditor. Secretaris. W & D Supervisor Branch Sales Manager

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure telah

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi atau proyek. Pada proyek konstruksi TQM terdiri dari standart operating

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-63/PJ/2011 TENTANG : PENJAMINAN KUALITAS PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri konstruksi mempunyai peranan yang sangat besar untuk

BAB II. Tinjauan Pustaka. Menurut Roberts dan Hunt (1991), suatu organisasi dimulai. dengan suatu tujuan. Sekelompok orang membentuk suatu

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB II PROSES BISNIS

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. ditempatkan di bagian Manajemen Kualitas Divisi MSDM dimana kegiatan

11. STRUKTUR ORGANISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia

MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI GUGUS JAMINAN MUTU

PT. PELITA NUSA PERKASA

Pedoman Inisiasi dan Perencanaan Proyek Teknologi Informasi dan Komunikasi. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN UMUM MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

SMK3. MIM-HSE-P.Ol PROSEDUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : CV. Lightmint Contractor. : CV.

MANUAL PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU BERBASIS ISO 9001:2008 PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEREJA BNKP MEDAN TUGAS AKHIR


Sistem Pengelolaan Dana Kas Kecil Pada PT. X

Pertemuan 3 Manajemen SDM

LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-58/PJ/2011 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Manual Prosedur Audit Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang sudah didapat mengenai pemahaman dan

Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI. Diajukan sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Hitech Mall Lt. 1C-68, Jl.Kusuma Bangsa Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II STUDI PUSTAKA. pembuatannya berbeda dengan lokasi elemen akan digunakan. Lawan dari

BAB I PENDAHULUAN. 2 ayat (1), bahwa negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA INDUSTRI PAKAIAN DI JL. DENAI MEDAN

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP BIAYA MUTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DERMAGA

Manual Prosedur Audit Internal

Transkripsi:

POLA STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN KUALITAS PADA KONTRAKTOR BESAR DI INDONESIA Oleh : Fajar Susilowati Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI Depok. Abstrak Melalui studi mengenai pola struktur organisasi manajemen kualitas ini dimaksudkan untuk memberi gambaran (deskriptif) tentang tipe struktur organisasi manajemen kualitas yang ada pada kontraktor besar di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey pada 5 (lima) perusahaan kontraktor besar dan wawancara terhadap pimpinan masing-masing perusahaan pada level manager atau bagian wakil manajemen (management representative). Analisis dilakukan dengan memetakan pola dan bentuk struktur organisasi yang ada pada masing-masing perusahaan berdasarkan lingkup wewenang dan tanggung jawab bagian struktur organisasi terkait dengan manajemen kualitas. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi manajemen kualitas pada kontraktor besar di Indonesia dapat dibedakan menjadi struktur organisasi manajemen kualitas pada perusahaan dan proyek. disebut sebagai wakil manajemen (management representative) yang bertanggung jawab terhadap manajemen kualitas dari semua proyek yang ditangani oleh perusahaan. Wakil manajemen (management representative) memberikan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama atau Khusus dalam suatu perusahaan. Sedangkan bagian manajemen kualitas pada struktur organisasi proyek sering disebut sebagai wakil proyek (project reperesentative) yang memberikan pertanggungjawaban secara langsung kepada Manajer Proyek.Berdasarkan kesimpulan yang ada tersebut diharapkan dapat digunakan dalam membantu para kontraktor untuk menentukan atau memperbaiki struktur organisasi yang mereka miliki, sehingga mampu meningkatkan kualitas dan daya saing perusahaan. Kata Kunci: Struktur Organisasi, Management Representative, Project Reperesentative 1. Pendahuluan Dengan diberlakukannya sistem perdagangan bebas dan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) di beberapa negara termasuk Indonesia, diperlukan suatu manajemen kualitas yang mencakup seluruh sistem pendukung yang melibatkan seluruh fungsi dan level organisasi khususnya bagi kontraktor besar yang bergerak di bidang konstruksi. Studi tentang manajemen kualitas di Indonesia juga telah banyak dilakukan, dalam hal ini akan dijelaskan secara lebih khusus mengenai struktur organisasi terkait dengan manajemen kualitas dimana berdasarkan berbagai informasi dari penelitian sebelumnya bahwa dengan sistem manajemen kualitas yang baik terbukti dapat mengoptimalkan keuntungan dan daya saing perusahaan (Asa dkk, 2008). Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan dalam membantu para kontraktor untuk menentukan atau memperbaiki struktur organisasi yang mereka miliki, sehingga mampu meningkatkan kualitas dan daya saing perusahaan tersebut. 2. Struktur Organisasi Dalam membentuk suatu organisasi, perlu diketahui terlebih dahulu gambaran awal dari suatu organisasi tersebut. Mempelajari struktur organisasi dapat mengetahui kemungkinan kegiatan-kegiatan apa yang ada dalam suatu organisasi, karena didalam suatu organisasi tergambar bagian-bagian (departemen) yang ada, nama dan posisi setiap personil, dimana garis penghubung didalamnya juga menunjukan siapa atau bagian apa akan bertanggung jawab terhadap apa dan kepada siapa (Gammahendra, F, dkk, 2014). Struktur organisasi merupakan cara suatu organisasi dalam mengatur sumber daya yang terlibat didalamnya. Struktur 24

Pola Struktur Organisasi Manajemen Kualitas Fajar Susilowati organisasi juga merupakan cara yangtepatdalam menempatkan sumber daya khususnya manusia sebagai bagian penting organisasi dalam suatu hubungan yang saling terkait dan berinteraksi dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Struktur organisasi pada hakikatnya adalah suatu cara untuk menata unsur-unsur dalam organisasi dengan sebaik-baiknya, demi mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan (Kusdi dalam Gammahendra, F, dkk., 2014). Struktur organisasi juga harus terkait dengan lingkungan dimana organisasi itu berada/ beroperasi. Salah satu indikator dari struktur organik adalah tingkat sentralisasi dalam pengambilan keputusan. Ketika kebebasan dan tanggung jawab diberikan untuk pembuatan keputusan maka ide-ide baru akan dilahirkan. Struktur organik ini bila dipadukan dengan gaya kepemimpinan partisipatif, strategi dan budaya dipahami sebagai preskripsi dalam mendorong inovasi organisasi. Struktur ini dapat mempengaruhi kinerja karena adanya desentralisasi dalam pengambilan keputusan (Juniarti, A. T., 2009). Oleh sebab itu, sebuah struktur organisasi akan sangat penting dalam membantu manajer dalam melakukan pengambilan keputusan dan mengelola sumber daya yang ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyelaraskan dengan visi, misi dan tujuan organisasi. Keberhasilan organisasi cenderung mengikuti pola pengembangan sebagaimana organisasi itu tumbuh dan berkembang. Perencanaan struktur organisasi harus disusun secara tepat, guna pencapaian tujuan organisasidalam mewujudkan kinerja perusahaan (Hunger & Wheelen dalam Juniarti, A. T., 2009). 3. Sistem Sistem manajemen mutu telah dibangun sebagai satu kesatuan dari manajemen kualitas dimana kebanyakan strukturnya menyesuaikan dengan standar yang terdapat dalam seri ISO 9000. Dengan pemilihan struktur organisasi yang tepat yang selaras dengan ISO9000 maka dapat dilakukan penghematan biaya melalui pencegahan terjadinya kegagalan sehingga kualitas dapat terjaga dengan baik. Penghematan biaya yang didapat dari penerapan sistem manajemen mutu diperoleh dari tindakan pencegahan supaya pekerjaan perbaikan karena kegagalan berkurang. Gambar 1 berikut merupakan penggambaran penghematan biaya kualitas dengan Penerapan Sistem Mutu (Wacono dalam Budihardja, S. & Indryani, R., 2010). 100 80 60 40 20 0 Kegagalan Eksternal Kegagalan Internal Penilaian Pencegahan SEBELUM PENGHEMATAN Kegagalan Eksternal Kegagalan Internal Penilaian Pencegahan SESUDAH Gambar 1. Penghematan Mutu dengan Penerapan Sistem Mutu Sistem (SMM) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. SMM mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen kualitas secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar (Semuel, H. & Joni, Z, 2011) 25

Dari penelitian sebelumnya juga dapat diketahui bahwa salah satu faktor utama yang berpotensi menjadi hambatan dalam penerapan manajemen kualitas adalah masalah komunikasi (Soekiman & Natalia, 2009). Masalah komunikasi juga merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan jalannya suatu organisasi. 4. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran (deskriptif) tentang tipe struktur organisasi manajemen kualitas yang ada pada kontraktor besar di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey pada 5 (lima) perusahaan kontraktor besar dan wawancara terhadap pimpinan masing-masing perusahaan pada level manager atau bagianwakil manajemen (management representative). Analisis dilakukan dengan memetakan pola dan bentuk struktur organisasi yang ada pada masing-masing perusahaan berdasarkan lingkup wewenang dan tanggung jawab bagian struktur organisasi terkait dengan manajemen kualitas. 5. Struktur Organisasi Manajemen KualitasPada Kontraktor Besar di Indonesia Berdasarkan hasil survai dan interviewterhadap beberapa perusahaan yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi manajemen kualitas pada kontraktor besar di Indonesia dapat dibedakan menjadi struktur organisasi manajemen kualitas pada perusahaan dan struktur organisasi manajemen kualitas pada proyek. Perbedaan ini didasarkan pada wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian tersebut. Bagian yang bertanggung jawab terhadap manajemen kualitas pada suatu perusahaan (struktur organisasi perusahaan) disebut sebagai wakil manajemen (management representative) yang bertanggung jawab terhadap manajemen kualitas dari semua proyek yang ditangani oleh perusahaan, dimana tanggung jawab ini secara langsung dilimpahkan kepada masing-masing wakil proyek atau pada struktur organisasi proyek sering disebut sebagai project representative.wakil manajemen (management representative)memberikan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama atau Khusus dalam suatu perusahaan, sedangkan wakil proyek (project reperesentative) memberikan pertanggungjawaban kepada Manajer Proyek pada masing-masing proyek yang ditangani. Berikut diuraikan lebih rinci mengenai struktur organisasi manajemen kualitas pada perusahaan dan struktur organisasi manajemen kualitas pada proyek untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai perbedaan wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing struktur organisasi tersebut. 5.1. Struktur Organisasi Manajemen Kualitas Pada Perusahaan Secara umum terdapat tiga tipe struktur organisasi perusahaan yang menggambarkan wakil manajemen (management representative) pada kontraktor besar sesuai dengan berikut : 5.1.1. Posisi Wakil Manajemen pada Perusahaan Konstruksi a. Posisi Wakil Manajemen Tipe 1 Direktur Operasi dan Pengembangan Sistem Posisi Wakil Manajemen Tipe 1 ini berada dibawah direktorat khusus yang membawahi divisi/biro sistem manajemen kualitas. Dalam struktur organisasi tipe ini, wakil manajemen berada dibawah tanggungjawab Direktur Operasi dan Pengembangan. Dalam tipe ini Direktur 26

Pola Struktur Organisasi Manajemen Kualitas Fajar Susilowati Utama memiliki asisten dalam melakukan pengawasan intern yang dilakukan oleh. b. Posisi Wakil Manajemen Tipe 2 Direktur Pengembangan & SDM Direktur Operasi Sistem Posisi wakil manajemen Tipe 2 ini berada dibawah dua atau lebih direktorat perusahaan. Pada umumnya direktorat yang membawahi divisi/biro sistem manajemen kualitas dalam struktur organisasi tipe ini adalah pemisahan antara Direktur Operasi dan Direktur Pengembangan & SDM. Pada struktur organisasi Tipe 2 ini juga memiliki. c. Posisi Wakil Manajemen Tipe 3 Sistem Posisi wakil manajemen Tipe 3 ini berada di luar struktur inti organisasi, bersifat independen dan mandiri. Dalam struktur organisasi ini pengawasan intern juga dilakukan oleh Intern (SPI). 5.2. Struktur Organisasi Manajemen Kualitas Pada Proyek Struktur organisasi manajemen kualitas pada proyek sangat tergantung pada jenis proyek yang ditangani. Pada masingmasing proyek umumnya memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda mengingat sifat bangunan konstruksi yang unik sehingga sering kali struktur organisasi proyek perlu menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan supaya struktur organisasi yang ada lebih tepat dan efektif. Pada umumnya bagian manajemen yang menangani manajemen kualitas di proyek disebut sebagai wakil proyek (project reperesentative). Dari hasil survai dan interview mengenai bentuk umum struktur organisasi di proyek terkait dengan project representativesecara umum juga dapat dibedakan dalam 3 tipe yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. 5.2.1. Posisi Wakil Manajemen Pada Proyek Konstruksi a. Posisi Wakil Proyek Tipe 1 Deputi Manager Proyek Seksi/ Bidang Seksi/ Bidang Keterangan Gambar : Garis Tanggung Jawab Garis Koordinasi Organ Pelaksana Quality Pass Posisi wakil proyek Tipe 1 ini menggambarkan adanya peranan suatu bagian yang disebut sebagai Quality Pass yang fungsinya adalah membantu manajer proyek dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan bagian dalam organisasi untuk memastikan bahwa sistem manajemen yang ada dilaksanakan secara benar dan efektif. Quality Pass dalam struktur organisasi ini memiliki kewenangan untuk melakukan koordinasi dengan semua bidang atau organ pelaksana yang ada dalam struktur organisasi tersebut. b. Posisi Wakil Proyek Tipe 2 Quality Control (QC) / Quality Assurance (QA) Pekerjaan 1 SHE Representative Seksi/Bidang Seksi/Bidang Seksi/Biadang SITE MANAGER Pekerjaan 2 Pekerjaan 3 Posisi wakil proyek Tipe 2 ini menggambarkan adanya peranan suatu bagian manajemen kualitas dengan istilah 27

Quality Control (QC) / Quality Assurance (QA)yang berada pada tingkat seksi / bidang yang bertanggungjawab langsung kepada Manajer Proyek terhadap manajemen kualitas proyek secara keseluruhan c. Posisi Wakil Proyek Tipe 3 Quality Control (QC) / Quality Assurance (QA) Constraction Management (CM) Safety Supervisor Administration Management (AM) SHE Representatif House Keeping Sp Posisi wakil proyek Tipe 3 ini hampir sama dengan struktur organisasi proyek tipe-2, namun dalam struktur organisasi proyek Tipe 3 ini posisi Quality Control (QC) / Quality Assurance (QA)berada sejajar dengan posisi Safety, Health & Environment(SHE) Representatif dan merupakan wakil dari Manajer Proyek dalam pelaksanaan dan pengawasan terhadap sistem manajemen proyek secara keseluruhan. 6. Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi manajemen kualitas pada kontraktor besar di Indonesia dapat dibedakan menjadi struktur organisasi manajemen kualitas pada perusahaan dan proyek. Struktur organisasi manajemen kualitas pada perusahaan maupun proyek secara umum masing-masing dibedakan menjadi 3 tipe berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya.bagian manajemen kualitas pada struktur organisasi perusahaan disebut sebagai wakil manajemen (management representative) yang bertanggung jawab terhadap manajemen kualitas dari semua proyek yang ditangani oleh perusahaan. Wakil manajemen (management representative) memberikan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama atau Khusus dalam suatu perusahaan. Sedangkan bagian manajemen kualitas pada struktur organisasi proyek sering disebut sebagai wakil proyek (project reperesentative)yangmemberikan pertanggungjawaban secara langsung kepada Manajer Proyek.. DAFTAR PUSTAKA Asa, M. F. dkk. (2008). Faktor-Faktor Kritis dalam Sistem (SMM) untuk Optimasi Profitabilitas dan Daya Saing Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia Jurnal Teknik Sipil, Vol.15 No.3 Desember, ISSN 0853-2982. Budihardja, S. & Indryani, R. (2010). Pengaruh Penerapan Sistem Pada Proyek Konstruksi Gedung di Surabaya. ITS Surabaya. Gammahendra, F, dkk. (2014). Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi (Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 7 No. 2 Januari 2014. Juniarti, A. T. (2009). Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan pada Kinerja Pegawai PT Bumitama Gunajaya Agro.Trikonomika, Volume 8, No. 2, Desember 2009, Hal. 90 95. Semuel, H. & Joni, Z. (2011). Pengaruh Sistem Iso Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Budaya Kualitas Perusahaan (Studi Kasus PT. Otsuka Indonesia Malang). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.13, No.2, September 2011: 162-176 Soekiman, A. dan Natalia. (2009). Penerapan Konsep Total Quality Management (TQM) pada Perusahaan Konstruksi di Indonesia. Konferensi Nasional Teknik Sipil 3. Jakarta. 28