UJI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR SUMUR GALI DI DESA GALALA KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN 2015 Meyrwan N. Alting*, Rahayu H. Akili*, Joice R. T. S. L. Rimper* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Latar Belakang: Desa Galala menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Berdasarkan observasi awal, sebagian besar sumur gali yang digunakan belum memenuhi syarat kualitas fisik air bersih dan terdapat kejadian diare, serta belum adanya penelitian sebelumnya mengenai kualitas air bersih sumur gali di Desa Galala. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia air bersih sumur gali di Desa Galala. Metodologi Penelitian bersifat deskriptif dan pendekatan Observasional dan berbasis laboratorium. Besar sampel ditentukan dengan rumus Taro Yamane berjumlah 43 sumur dan menggunakan metode purposive sampling. Sampel diambil peneliti dengan prosedur pengambilan sampel, pemeriksaan sampel menggunakan uji laboratorium di BTKLPP Manado. Data diolah berupa tabulasi dalam tabel dan hasilnya diinterpretasikan dalam pembahasan. Hasil: parameter warna, 29 sumur tidak memenuhi syarat dan 14 sumur memenuhi syarat. Parameter bau, 30 sumur tidak memenuhi syarat dan 13 sumur memenuhi syarat. Kemudian, semua sumur memenuhi syarat yaitu 43 sumur berdasarkan parameter rasa, kekeruhan, dan ph. Kesimpulan: kualitas air bersih sumur gali (fisik), 67% sumur tidak memenuhi syarat, 33% sumur memenuhi syarat (warna). 70% sumur tidak memenuhi syarat, 30% sumur memenuhi syarat (bau). Semua sumur (100%) memenuhi syarat (rasa). Semua sumur (100%) memenuhi syarat (kekeruhan). Kualitas air bersih sumur gali (kimia), semua sumur (100%) memenuhi syarat (ph). Saran: diperlukan kerjasama pemerintah dan masyarakat guna memperbaiki sumur gali dan penyuluhan dari Pemerintah kepada masyarakat tentang jarak sumber pencemar dengan sumur gali. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi kualitas air bersih di Desa Galala. Kata Kunci: Kualitas Fisik, Kualitas Kimia, Air Bersih Sumur Gali ABSTRACT Background: Galala village using dug wells as a source of water. Based on observations, most of the wells are used not quality the physical quality of the water is clean and there is diarrhea, and the lack previous studies on the quality of water wells in the Galala village. Research methodology is descriptive and observational and laboratory-based approach. Sample size is determined by the formula of Taro Yamane amounted to 43 wells and using purposive sampling method. Samples taken researchers with sampling procedures, examination of samples using laboratory test in BTKLPP Manado. Data processed in the from of tabulation in the table and the results interpreted in discussion. Result: color parameter, 29 wells are not eligible and 14 well qualified, smell parameter, 30 wells are not eligible and 13 well qualified. Then, all the well qualified with 43 wells based on the parameters of taste, turbidity, and ph. Conclusion: quality of water wells (physical), 67% of the wells are not eligible, 33% well qualified (color), 70% of the wells are not eligible, 30% well qualified (smell), 30% well qualified (smell), all wells (100%) eligible (taste). All well (100%) eliglibe (turbidity), dug well water quality (chemistry), all wells (100%) eligible (ph). Suggestion: thenecessary cooperation between the government and the public to improve the wells and extension of the government to the public about the sources of the pollution within the wells, further research is needed to determine oter factors that affect the quality of water in the Galala village. Keywords: physical, chemical quality, clean water wells.
PENDAHULUAN Penyediaan air bersih dalam program kesehatan lingkungan fisik, yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat agar setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya karena itu perlu dilakukan pengawasan menyangkut pemenuhan akan air bersih bagi seluruh masyarakat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat pedesaan, maupun perkotaan. Sumur gali yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah tangga.sumur gali sebagi sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat kontruksi, syarat lokasi untuk dibangunnya sumur gali hal ini diperlukan agar kualitas air sumur gali aman sesuai aturan yang ditetapkan (Waluyo, 2005). Salah satu jenis sarana penyedian air bersih pedesaan yang banyak diusahakan oleh pemerintah sebagai sumber air besih adalah sumur gali. Sumur gali adalah salah satu konstruksi sumur yang paling umum yang meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum. Sekitar 45% masyarakat Indonesia mengunakan sumur sebagai sarana air bersih dan 45% yang mengunakan sarana sumur tersebut diperkirakan sekitar 75% mengunakan jenis sumur gali (Chandra, 2006). Kualitas air sumur gali dapat tercemar oleh bermacam-macam faktor, diantaranya limbah rumah tangga/industri, sampah, tinja dan oleh karena pembuatan jamban yang kurang baik/tidak memenuhi khaidah teknis dan terbuka. Sumur gali yang sudah digunakan dalam waktu relatif lama lebih besar kemungkinan mengalami pencemaran, karena selain bertambahnya sumber pencemar juga lebih mudahnya sumber pencemar merembes kedalam sumur mengikuti aliran air tanah yang berbentuk memusat ke arah sumur (Simuru, 2011). Salah satu Desa yang berada di Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan yakni, masyarakat Desa Galala menggunakan sumur gali sebagai salah satu sumber air bersih. Hal ini disebabkan karena perusahaan air minum yang di sediakan oleh pemerintah belum sepenuhnya menjangkau masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan sumur gali sebagai alternatif yang relatif murah dan terjangkau (Chandra,
2006). Berdasarkan observasi awal, ditemukan sebagian besar sumur gali yang digunakan oleh masyarakat setempat belum memenuhi syarat kualitas fisik air bersih dan telah terdapat kejadian diare pada masyarakat setempat, ditambah lagi belum adanya penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan kualitas fisik air bersih sumur gali di Desa Galala. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dan pendekatan Observasional dan berbasis laboratorium. Tempat penelitian dilakukan di Desa Galala Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November tahun 2015. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh sumur gali di Desa Galala Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauansebanyak 75 sumur. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh sumur gali yang ada di Desa Galala Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane sebanyak 43 sumur. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria yaitu sumur gali digunakan sebagai sumber air minum, mandi, dan kakus dan pemilik berada di tempat dan bersedia sumurnya untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan prosedur pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel menggunakan uji laboratorium yang dilakukan laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Manado. Data yang terkumpul baik berupa hasil pengisian inspeksi sanitasi maupun hasil pemeriksaan di laboratorium diolah berupa tabulasi dalam bentuk tabel dan hasilnya diinterpretasikan dalam pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian Desa Galala merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara yang memiliki luas wilayah 35000 Ha dengan luas pemukiman sebesar 3,5 Km. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh sumur gali yang ada di Desa Galala Kecamatan Oba Utara yang berjumlah 75 sumur. Kemudian dengan menggunakan rumus Taro Yamane, ditentukan besar sampel sebanyak 43 sumur di Desa Galala Kecamatan Oba Utara Provinsi Maluku Utara.
Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik Tabel 1. Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Fisik Kualitas Air Sumur Sumur Gali n % Warna TMS 29 67 MS 14 33 Bau TMS 30 70 MS 13 30 Rasa TMS 0 0 MS 43 100 Kekeruhan TMS 0 0 MS 43 100 Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa kualitas air sumur gali berdasarkan parameter warna dapat diketahui bahwa terdapat 29 sumur atau sebesar 67% memiliki warna dan dapat dikatakan kualitas air sumur gali tidak memenuhi syarat, dan 14 sumur atau sebesar 33% tidak memiliki warna dan dapat dikatakan kualitas air sumur gali memenuhi syarat. Kemudian kualitas air sumur gali berdasarkan parameter bau dapat diketahui bahwa terdapat 30 sumur atau sebesar 70% memiliki bau dan dapat dikatakan kualitas air sumur gali tidak memenuhi syarat, dan 13 sumur atau sebesar 30% tidak memiliki bau dan dapat dikatakan kualitas air sumur gali memenuhi syarat. Kualitas air sumur gali berdasarkan parameter rasa dapat diketahui bahwa semua sumur yaitu sebanyak 43 sumur atau sebesar 100% tidak memiliki rasa dan dapat dikatakan kualitas air sumur gali memenuhi syarat. Berdasarkan parameter kekeruhan, kualitas air sumur gali di Desa Galala sebagian besar telah memenuhi syarat dengan hasil penelitian terdapat 43 sumur atau sebesar 100% memiliki hasil laboratorium di bawah 25 NTU. Pada parameter warna dan bau, sebagian besar sumur gali tidak memenuhi syarat, hal ini disebabkan karena struktur tanah dan jarak jamban yang terlalu dekat dengan air sumur gali. Genangan air yang berada di sekitar sumur gali juga turut mempengaruhi kualitas air sumur gali pada masyarakat di Desa Galala. Parameter bau yang tidak memenuhi syarat pada penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia dkk (2013), yang menyatakan bahwa terdapat 29 sumur dari 35 sumur memiliki parameter bau yang tidak baik. Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Kimia Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa kualitas air sumur gali berdasarkan parameter kimia dengan pengukuran ph dapat diketahui bahwa semua sumur yaitu
sebanyak 43 sumur atau sebesar 100% memiliki ph diantara 6,5-9,0 dan dapat dikatakan kualitas air sumur gali memenuhi syarat kimia. Hal ini berkaitan dengan sumber pencemar air, seperti zat kimia yang digunakan dalam pertanian. Jarak lahan pertanian dengan pemukiman cukup jauh sehingga zat kimia hasil pertanian tidak mencemari air sumur gali yang digunakan oleh masyarakat setempat serta tidak adanya industri di Desa Galala sehingga menyebabkan kualitas air sumur gali tidak tercemar dengan pembuangan limbah dari hasil industri. Selain itu juga, sebagian besar sumur gali memiliki SPAL yang memenuhi syarat sehingga air limbah rumah tangga tidak mencemari air sumur gali di Desa Galala Kecamatan Oba Utara. Tabel 2. Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Parameter Kimia Kualitas Air Sumur Sumur Gali n % TMS 0 0 MS 43 100 Total 43 100 Selain itu juga hasil penelitian berdasarkan parameter ph selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Fajarini (2014) yang menyatakan bahwa terdapat 55 sumur dari 72 sumur yang memiliki ph memenuhi syarat. Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Jarak Sumber Pencemar Tabel 3. Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan Jarak Sumber Pencemar Jarak Pencemar n % Jarak Jamban TMS 23 53 MS 20 47 Jarak TMS 15 35 Genangan Air MS 28 65 Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 23 sumur atau sebesar 53% memiliki jarak kurang dari 11 meter dengan jamban dan dapat dikatakan tidak memenuhi syarat, kemudian terdapat 20 sumur atau sebesar 47% memiliki jarak lebih dari 11 meter dengan jamban dan dapat dikatakan memenuhi syarat. Sedangkan berdasarkan jarak genangan air dapat diketahui bahwa terdapat 28 sumur atau sebesar 65% memiliki jarak lebih dari 11 meter dan dapat dikatakan bahwa sumur memenuhi syarat, kemudian terdapat 15 sumur atau sebesar 35% memiliki jarak kurang dari 11 meter dan dapat dikatakan bahwa sumur tidak memenuhi syarat. Jarak jamban yang kurang dari 11 meter dengan sumur gali dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jarak sumur yang aman dari sumber pencemar. Informasi yang kurang memadai dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat tentang jarak sumber pencemar dengan sumur di Desa Galala. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian dengan melihat pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kualitas air bersih sumur gali ditinjau dari fisik yaitu: a. Terdapat 29 sumur (67%) memiliki kualitas air sumur gali yang tidak memenuhi syarat berdasarkan parameter warna, dan 14 sumur (33%) memiliki kualitas air sumur gali yang memenuhi syarat berdasarkan parameter warna. b. Terdapat 30 sumur (70%) memiliki kualitas air sumur gali yang tidak memenuhi syarat berdasarkan parameter bau, dan 13 sumur (30%) memiliki kualitas air sumur gali yang memenuhi syarat berdasarkan parameter bau. c. Semua sumur memiliki kualitas air sumur gali yang memenuhi syarat berdasarkan parameter rasa yaitu sebanyak 43 sumur (100%). d. Semua sumur memiliki kualitas air sumur gali yang memenuhi syarat berdasarkan parameter kekeruhan yaitu sebanyak 43 sumur (100%). 2. Kualitas air bersih sumur gali ditinjau dari kimia yaitu semua sumur memiliki kualitas air sumur gali yang memenuhi syarat berdasarkan parameter ph yaitu sebanyak 43 sumur (100%). SARAN 1. Diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat guna memperbaiki sumur gali yang digunakan sebagai sumber air bersih sesuai dengan sanitasi sumur gali yang memenuhi syarat. 2. Perlu dilakukan penyuluhan dari pihak Pemerintah kepada masyarakat tentang jarak sumber pencemar dengan sumur gali yang berpengaruh pada kualitas air sumur gali. 3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi kualitas air bersih di Desa Galala Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan.
DAFTAR PUSTAKA Aulia dkk. 2013. Analisis Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat terhadap Kualitas Fisik (Kekeruhan, Bau, Rasa) dan Bakteriologis (Coliform) Air Sumur Gali. FKM UNEJ Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Departemen Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta Fajarini, S. 2014. Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang, Bekasi Tahun 2013. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Simuru, Agustin. 2011. Gambaran Kualitas Fisik dan Bakteriologis Air Sumur Gali di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. FKM UNSRAT