Modul Satscan I. Space Time Permutation Model EXCEL DBF. EXCEL) Space Time Permutation Model :

dokumen-dokumen yang mirip
Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

I. Digitasi (Digitizing) Daftar Isi. 1) Aktifkan extension JPEG (JFIF) Image Support : FILE EXTENSIONS

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN

LATIHAN : DIJITASI PETA

Surpac (pembuatan database dan kontur)

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

PERTEMUAN 12 PEMBUATAN PETA TEMATIK QUERY DATA. Oleh: Andri Oktriansyah

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

SIFAT DAN FORMAT DATA TITIK GEOARKINDO 2016

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

LAPORAN PRAKTIKUM II SURVEY PERTAMBANGAN. Import Data Koordinat. Dosen Pengampu : Muhammad Iqbal, ST, M.Eng

SIGAPTARU USER MANUAL. v1.0.1

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I)

LAPORAN PRAKTIKUM 2 SURVEI PERTAMBANGAN

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK.

MENJALANKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR (SISDA)

Membuat Long dan Cross Section

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

CARA MENGHITUNG CUT AND FILL ANTARA 2 KONTUR DENGAN PROGRAM LAND DESKTOP DEVELOPMENT

Pertemuan 10 Pengaturan Symbology dan Label Peta Tematik Pada Software Arc GIS 10.1

MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

PENGOLAHAN IDENTIFIKASI MANGROVE

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

Output graphics seperti kontur, post, section, base grid dan sebagainya dapat dibuat melalui Minescape dan hasilnya disimpan dalam design file.

5 BEKERJA DENGAN FEATURES

Bab IV File Geodatabase

KSI B ~ M.S. WULANDARI

User Guide Flow (Project) Project Management & Resources Delivery System Telkomsigma PRouDS

MATERI KURSUS 1 DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK STAFF TAMAN NASIONAL KOMODO

Tutorial Land Desktop Cara Memulai Proyek / Gambar Baru Posted by Aga Yuditra

Maping ALPRO & Demand Menggunakan Google Earth

I. Praktek: Transformation Untuk Membaca 1 File Excel

TUTORIAL SINGKAT PENGOLAHAN DATA MAGNETIK

Pedoman Pemetaan Geospasial Data Elektrifikasi Daerah

Panduan Penggunaan Website BKP4KabProbolinggo.com Untuk Super Administrator

adalah jenis-jenis tombol-tombol (buttons) yang dipakai di dalam system ini : Gambar 4.63 : Tombol ruler

LAPORAN PRAKTIKUM I. Model Terrain Digital (MTD) Membuat Kontur dan Layouting Peta. Menggunakan Software Surfer

CARA MEMBUAT KONTUR DAN MENGHITUNG VOLUME

Maker merupakan suatu fungsi atau role dimana user melakukan input atau membuat transaksi yang akan dijalankan.

LATIHAN 3 : QUERY DATABASE

Registrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

Manual Penggunaan Aplikasi SurvCE Dengan Mode Radio RTK

Langkah-langkah membuat kontur Batimetri menggunakan Geosoft

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100%

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

MODUL TUTORIAL CARA MEMBUAT KONTUR DENGAN SOFTWARE MINCOM MINESCAPE

Tabel Atribut (Bagian 2)

Langkah-langkah CEDAS NEMOS

Bab 16 Mengekspor Data, Mengambil Data dari Luar dan Menggunakan Password

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

a. Menyiapkan database

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

Lampiran 1. Perbandingan Guna Lahan Eksiting Kota Palembang tahun 2004 Terhadap Rencana Guna Lahan tahun

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

BAB IX. Ringkasan Modul:

Bab 5 - Labelling. 5.1 Memuat Data. 5.2 Menambahkan Label Pada Peta Anda

PROSEDUR MENJALANKAN MICROSOFT OFFICE ACCESS 2007

Mengenal dan Mulai Bekerja dengan Access 2007

Cara Membuat Mail Merge di Word 2010

PEDOMAN PENGGUNAAN SOFTWARE

MODUL 5 LAYOUT PETA A. Tujuan Praktikum B. Tools C. Landasan Teori

MEMBUAT PETA KETINGGIAN WILAYAH DENGAN ARC GIS

Penyusunan PETA RISIKO

A. CARA MEMBUAT POSTINGAN DENGAN 1 GAMBAR 1. Pilih menu Post Add New, isikan judul & konten

Manual Penggunaan Aplikasi LandStar dengan Mode Radio RTK

Mail Merge. Pada langkah pertama yaitu dalam sub menu Main Document, terdapat pilihan :

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pelaksanaan Proyek Akhir dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada Bagian

NSTRUKSI KERJA (IK) SETTING KWH METER EDMI TYPE MK6e

Gambar 1. Jendela Ms. Access Pilihan: New : menu untuk membuat file basis data baru. Recent : menu untuk membuka file basis data yang sudah ada.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

Maker merupakan suatu fungsi atau role dimana user melakukan input atau membuat transaksi yang akan dijalankan.

DATA DALAM SIG PERTEMUAN 6 SISWANTO DKK

Bab IV File Geodatabase

Cara Membuat Mail Merge di Word 2007

TUTORIAL SURPAC (BATUBARA)

Mengerjakan Latihan dengan Microsoft Office Excel

Workshop Singkat Membuat Game Shooter

MODUL PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERENTANAN PANTAI

CARA MENGHITUNG CUT AND FILL ANTARA 2 KONTUR DENGAN PROGRAM LAND DESKTOP DEVELOPMENT (by Haryo Triharso Seno Phone: )

Membuat Tabel. Tahapan membuat tabel menggunakan Microsoft Access 2007 : 1. Pilih menu create >> table. Microsoft Office Access Field.

Latihan 2 : Displaying data

Menggunakan Microsoft Access (perhatikan untuk red text)

PANDUAN KHUSUS DIKTAT SURVEY PT. MADHANI TALATAH NUSANTARA ABH COAL PROJECT KALSEL. Cara Membuat Peta Dari Surpac ke Autocad

PANDUAN CARA MENGHITUNG LUAS INDONESIA DALAM SISTEM PROYEKSI UTM MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS 9.3

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software.

MENGGUNAKAN SUB FORM. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom Program Studi Akuntansi FEB UNIKOM

MODUL MASTER DATA KARYAWAN. Menu ini digunakan untuk menginput semua data karyawan yang ada di perusahaan. Data

BAB 5 MEMBUAT DOKUMEN

Pembuatan Database dengan Ms Access

Pengenalan SPSS 15.0

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS QUERY OLEH : Lili Somantri, S.Pd, M.Si

Transkripsi:

Modul Satscan I. Space Time Permutation Model File yang diperlukan : 1. File kasus Format : <zip=location ID> <#cases=1> <date> Location ID yaitu ID kasus Date = tanggal sakit dibuat dalam format date (missal : 2004-01-02) 2. File koordinat Format : <zip=location ID> <latitude> <longitude> Latitude & Longitude dibuat dalam format number, 6 digit dibelakang koma Dalam prakteknya kedua file tersebut dapat digabung jadi 1 file menjadi format sebgai berikut : <zip=location ID><#cases=1> <date> <latitude> <longitude> File dibuat dalam bentuk EXCEL yang kemudian di convert dalam bentuk file DBF. Berikut contoh data set (EXCEL) untuk Space Time Permutation Model : Kemudian diconvert ke dalam file DBF dengan cara memblok dari bagian filed (judul kolom) sampai akhir record data.kemudian klik save as, kemudian pada save as type dipilih DBF4. beri nama file kasus_db seperti di bawah ini 1

Hasilnya sebagai berikut : DBF file 2

- Buka Aplikasi SaTScan hingga muncul - Pilih Create New Session, hingga muncul tampilan sebagai berikut : - Pada menu input pada kolom Case File isikan file DBF yang akan dianalisis dengan meng-klik import case file kemudian isikan file DBF tadi (kasus_db.dbf) sehingga muncul tampilan sbb: 3

- Pada Location ID, pilih ID - Pada Number of case, pilih KASUS - Pada Date/Time, pilih TANGGAL - Klik Next - Klik Execute - Pada Time Time Precision pilih DAY - Pada Study Period isikan awal dan akhir tanggal (misalkan 1/1/2004 s/d 31/12/2006) 4

- Pada Coordinate file, klik pada import coordinate file, isikan file DBF yang memuat titik koordinat, dalam hal ini adalah file (kasus_db.dbf) tadi hingga muncul tampilan sbb: - Pada Location ID, pilih ID - Pada Latitude (y-axis) pilih LAT dan Longitutde pilih LON - Pilih Next - Pilih Execute - Klik Analysis, sehingga muncul - Pada Type of Analysis pilih Space Time,; pada Probability Model pilih Space Time Permulation, pada Scan for Areas with pilih High Rates, dan pada time agregat pilih Month 5

- Pilih Output, hingga tampil : - Pada Results Files isikan nama file output yang akan dapat bdibaca pada wordpad, centang semua pilihan pada dbase - Kemudian kilk excute session - Tunggu hasilnya hingga muncul tampilan wordpad sbb: 6

Dari hasil tersebut dapat diketahui : MOST LIKELY CLUSTER 1.Location IDs included.: 200, 204, 194, 201, 195, 217, 178, 212, 191, 209, 210, 211, 203, 202, 208, 216, 214, 229, 231, 197, 230, 181, 180, 196, 192, 179, 183, 198, 259, 267, 182, 199, 184, 299, 296, 298 Coordinates / radius..: (7.586030 S, 110.794590 E)/0.79km Time frame...: 2005/8/1-2005/9/30 Number of cases...: 18 Expected cases...: 2.35 Observed / expected...: 7.652 Test statistic...: 21.337572 Monte Carlo rank...: 1/1000 P-value...: 0.001 - Pada cluster pertama terdapat 36 record (no ID) yaitu ID ke 178 s/d 299 - Koordinat pusat klaster -7.586030 S, 110.794590 E. - Radius klaster 0,79 km - Untuk membuat buffer, radius (km) diubah dalam derajad, (1 0 = 111 km). 0,79 km : 111 = 0.00711711 - Nilai p yang menunjukkan di atas 0.001 sehingga signifikan terjadi klaster Jangan lupa catat masing-masing cluster yang dihasilkan tentang koordinat (dari no ID), pusat klaster untuk diisikan kedalam Excell dalam satu file pada sheet berbeda, yang nantinya dibaca melalui Epi Info dan di panggil pada EpiMap, contohnya sbb : Koordinat cluster 7

koordinat pusat cluster Untuk menampilkan hasil SaTScan pada peta dapat digunakan aplikasi Epi INFO atau Arcview-Gis. EPI INFO - Buka EPI INFO, muncul - - Pilih Analyze Data, muncul 8

- Pilih Read (Import) - Pada Data Format pilih Excel 8 - Pada data source pilih file Excel yang ada data dari satscan, dalam hal ini cluster, pilih sheet yang akan dibaca, misalnya sheet point_cluster untuk data cluster tadi, klik OK 9

- Pilih Write (Export), hingga muncul - Pada File Name tuliskan nama file yang akan dibuat misalkan cluster1 untuk di add point pada Epi Map - Pada data tabel isikan misalkan cls, klik OK dan hasilnya sebagai berikut : 10

- Lakukan langkah yang sama untuk pusat cluster, mulai dari Read (import) sd Write(export) dengan nama sentro1 dan tabelnya snt, Read (import) 11

Write(export) - Untuk cluster2 selanjutnya nama file sebaiknya berurutan misalkan cluster2, nama tabel tetap sama (cls) demikian juga dengan pusat clusternya. 12

MENAMPILKAN CLUSTERING DENGAN EPIMAP - Pilih Create Map, dan muncul - Pilih Map Manager 13

- Pilih Add Layer, Buka peta wilayah yang sesuai, misalnya dalam hal ini adalah peta Kec. Grogol (desa.shp), muncul : - Pilih properties yang diinginkan - Pilih Add Point, Pilih file MDB yang telah kita buat, misalkan cluster1.mdb, muncul: 14

- Pilih OK, keluar - Pada X Field (e.g, Longitude) plih Lon dan Y Field (e.g, Latitude) pilih Lat - Point Type pilih Triangle - Point Color misalnya merah - Beri tanda pada save points as new layer - Klik OK, Sehingga tampil 15

- Beri nama file SHP, misal cluster1.shp, klik save, hingga muncul tampilan sbb: - Pada map Manager pilih add point lagi, Pilih file MDB yang telah kita buat, misalkan sentro1.mdb, muncul: 16

- Beri nama file misalnya sentro1 dan klik save dan muncul : - Pilih OK, dan muncul tampilah sbb: 17

- Pada X Field (e.g, Longitude) plih Lon dan Y Field (e.g, Latitude) pilih Lat - Point Type pilih Circle - Point Color misalnya merah - Point size = 5 - Beri tanda pada save points as new layer - Klik OK, Sehingga tampil - Klik Save dan muncul tampilan sbb: 18

- Untuk membuat buffering, pada map manager klik buffer layer, hingga tampil - Beri nama bufer1, klik save dan muncul tampilan sbb 19

- Pada Enter buffer distance diisi dengan hasil pembagian dari radius (0.79) dibagi 111 = 0.0071171 - Klik OK, dan muncul tampilan : - Pilih properties 20

- Pada File Color pilih warna yang dikehendaki missal coklat - Pada style pilih transparent fill - Outline lilih 2 - Klik Apply, kemudian OK - Hasilnya sebagai berikut : 21

II. Poisson Model, Space Time File yang diperlukan : 1. File kasus Format : <conty=location ID> <#cases=1> <year> Location ID yaitu ID kasus Date = tanggal sakit dibuat dalam format date (missal : 2004-01-02) 2. File Populasi Format : <conty=location ID> <year> <population> 3. File koordinat Format : <zip=location ID> <latitude> <longitude> Latitude & Longitude dibuat dalam format number, 6 digit dibelakang koma Dalam prakteknya kedua file tersebut dapat digabung jadi 1 file menjadi format sebgai berikut : <zip=location ID><#cases=1> <year> <population> <latitude> <longitude> File dibuat dalam bentuk EXCEL yang kemudian di convert dalam bentuk file DBF. Berikut contoh data set (EXCEL) untuk Poisson Model, Space Time : Kemudian diconvert ke dalam file DBF dengan cara memblok dari bagian filed (judul kolom sampai akhir record data.kemudian klik save as, kemudian pada save as type dipilih DBF4. Beri nama file poisson_db seperti di bawah ini 22

Hasilnya sebagai berikut : DBF File 23

- Buka Aplikasi SaTScan hingga muncul - Pilih Create New Session, hingga muncul tampilan sebagai berikut : - Pada menu input pada kolom Case File isikan file DBF yang akan dianalisis dengan meng-klik import case file kemudian isikan file DBF tadi (poisson_db.dbf) sehingga muncul tampilan sbb: 24

- Pada Location ID, pilih ID - Pada Number of case, pilih case - Pada Date/Time, pilih year - Klik Next - Klik Execute - Pada Time Time Precision pilih Year - Pada Study Period isikan awal dan akhir tahun (misalkan 2004 s/d 2006) 25

- Pada Population file, klik pada import coordinate file, isikan file DBF yang memuat titik koordinat, dalam hal ini adalah file (poisson_db.dbf) tadi hingga muncul tampilan sbb: - Pada Location ID, pilih ID - Pada Date/Time, pilih year - Pada population, pilih pop - Klik Next - Klik Execute - Pada Coordinate file, klik pada import coordinate file, isikan file DBF yang memuat titik koordinat, dalam hal ini adalah file (poisson_db.dbf) tadi hingga muncul tampilan sbb: - Pada Location ID, pilih ID - Pada Latitude (y-axis) pilih LAT dan Longitutde pilih LON - Pilih Next - Pilih Execute 26

- Klik Analysis, sehingga muncul - Pada Type of Analysis pilih Space Time,; pada Probability Model pilih Poisson, pada Scan for Areas with pilih High Rates, dan pada time agregat pilih year. - Pilih Output, hingga tampil : - Pada Results Files isikan nama file output yang akan dapat bdibaca pada wordpad, centang semua pilihan pada dbase - Kemudian kilk excute session - Tunggu hasilnya hingga muncul tampilan wordpad sbb: 27

Dari output di atas dapat diketahui MOST LIKELY CLUSTER 1.Location IDs included.: 9, 7, 12, 14, 10 Coordinates / radius..: (7.592780 S, 110.810750 E)/1.59 km Time frame...: 2006/1/1-2006/12/31 Population...: 48366 Number of cases...: 107 Expected cases...: 54.76 Annual cases / 100000.: 221.4 Observed / expected...: 1.954 Relative risk...: 2.371 Log likelihood ratio..: 24.323470 Monte Carlo rank...: 1/1000 P-value...: 0.001 - Pada cluster pertama terdapat 5 record (no ID) yaitu ID ke 7,9,10,12,14 - Koordinat pusat klaster -7.592780 S, 110.810750 E. - Radius klaster 1,59 km - Untuk membuat buffer, radius (km) diubah dalam derajad, (1 0 = 111 km). 0,79 km : 111 = 0.01432432 - Nilai p yang menunjukkan di atas 0.001 sehingga signifikan terjadi klaster Jangan lupa catat masing-masing cluster yang dihasilkan tentang koordinat (dari no ID), pusat klaster untuk diisikan kedalam Excell dalam satu file pada sheet berbeda, yang nantinya dibaca melalui Epi Info dan di panggil pada EpiMap, contohnya sbb : 28

Koordinat cluster, koordinat pusat cluster Untuk menampilkan hasil clustering ulangi langkah-langkang menampilkan cluster pada halaman 8 s/ 21. 29