STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eulis Karmila, 2013

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy

BAB I PENDAHULUAN. berkembang demikian pesat pada akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

E-tech,Vol.III, No.1 Page 0

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 lalu, terdapat 7,9 juta

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan informasi yang ditandai oleh perubahan sosial, budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, politik dan budaya. Untuk. memenuhi tuntutan itu, harus di lakukan sumber daya manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan tanggung jawab yang diemban seorang guru bimbingan dan

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BUKU PANDUAN PROGRAM MAGANG II SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (STKIP YPUP) MAKASSAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Oleh : MEGA ANDRIATI A

(Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

Transkripsi:

1 STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR Moh Khoerul Anwar Khoerul29@gmail.com Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Yulia Rahmatika Aziza Yuliarahmatika_aziz@yahoo.com Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Dewi Mariana Anieng_dewi@yahoo.co.id Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRACT Penelitian ini berawal dari adannya fenomena Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang menuntut profesi bimbingan dan konseling memberikan layanan secara profesional terhadap semua peserta didik di satuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik studi ekplorasi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 111 Tahun 2014. Studi ekplorasi bidang layanan pribadi menekankan aspek layanan pribadi (self), bidang layanan sosial menekankan aspek hubungan sosial dan interpersonal, bidang layanan belajar menekankan pada upaya dalam pencapaian belajar secara optimal sedangkan bidang layanan karir menekankan aspek persiapan dalam memahami, memilih dan menyusun karir dimasa yang akan datang. Subjek penelitian ini berjumlah 43 mahasiswa terdiri mahasiswa semester 6 dan 8 jurusan bimbingan dan konseling. Instrumen yang digunakan berupa angket. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi mahasiswa tentang bidang layanan pribadi merupakan bidang layanan yang membantu masalah terkait aspek pribadi, bidang layanan sosial merupakan bidang layanan yang membantu siswa pada permasalahan sosial dan hubungan interpersonal, bidang layanan bimbingan belajar membantu mengatasi permasalahan belajar termasuk kesulitan belajar dan prestasi belajar, bidnag layanan bimbingan karier membantu siswa mengatasi masalah peminatan dan pekerjaan. Kata kunci : Persepsi, Bidang Layanan, Mahasiswa 1

PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling hakikatnya adalah salah satu disiplin ilmu yang penting untuk dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih untuk menyongsong adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Bimbingan dan konseling adalah salah satu disiplin ilmu yang lebih ditekankan kepada perannya sebagai fasilitator kebutuhan dan kompetensi siswa di sekolah. Praktek di lapangan dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling ini akan nampak dari bagaimana pemahaman mahasiswa ketika memperoleh materi pada jenjang perkuliahan. Pemahaman ini terkait dengan bidang layanan yang ada pada disiplin ilmu bimbingan dan konseling. Sesuai dengan Permendikbud No. 111 Tahun 2014 menyebutkan bahwa bidang layanan ini meliputi bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 menjelaskan bahwa bidang layanan bimbingan pribadi merupakan proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan secara bertanggung jawab terkait aspek pribadinya, sehingga mencapai perkembangan pribadi yang optimal, mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan. Bidang layanan bimbingan sosial merupakan suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/ konseli untuk memahami lingkungannya, terampil berinteraksi secara positif, mampu mengatasi masalah-masalah sosial, menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Bidang layanan bimbingan belajar merupakan proses konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi belajar, sikap dan keterampilan belajar, perencanaan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

Upaya dalam menjadi ahli dalam bimbingan dan konseling para mahasiswa diperguruan-perguruan tinggi pertama harus mengetahui, mencermati, menelaah dan memahami empat bidang layanan bimbingan dan konseling. Dimaksudkan sebagai cakupan utama yang senantiasa harus dipahami berupa pengertian, tujuan, dan ruang lingkup bidang layanan bimbingan dan konseling yang meliputi pribadi, sosial, belajar dan karier harus senantiasa menjadi pegangan utama sebagai ahli bimbingan dan konseling. Keempat bidang bimbingan dan konseling tersebut, harus benar-benar dipahami konsep dan juga aplikasinya. Sebagai mahasiswa yang sedang belajar disiplin ilmu bimbingan dan konseling wajib memahami konsep dan orientasi kedepan dari keempat program bimbingan dan konseling. Permendikbud No 111 Tahun 2014 juga menjelaskan bahwa Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor adalah seseorang yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor. Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling yang dihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK) dapat ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Berdasaran tersebut perlu adanya pemahaman yang menyeluruh dalam memahami bidang-bidang dan materi dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling sehingga harapan kedepan pada praktik dilapnagn diharapkan mampu memenuhi tuntutan keprofesionalan bimbingan dan konseling. Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/ konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan (6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab. Sesuai dengan pernyataan permendikbud No. 111 ini jelas bahwa kedepan dengan adanya pemberian layanan bimbingan dan konseling yang baik akan menumbuhkan individu-individu berkualitas yang siap dan mampu bersaing di era globalisasi dan MEA.

Pemberian materi perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa mencakup empat bidang bimbingan dan konseling dirasa akan sangat memberikan kebermanfaatan pada proses perkuliahan. Dimana mahasiswa akhirnya akan memiliki persepsi diri yang sesuai dengan keempat bidang bimbingan dna konseling. Memahami bidang bimbingan dan konseling sangatlah penting, dimana bidang layanan untuk siswa dilapangan nantinya adalah 4 bidang bimbingan tersebut. Adanya guru dan konselor memahami konsep empat bidang bimbingan akan memudahkan guru dan konselor memetakan kebutuhan siswa disekolah nantinya. Memahami bidang bimbingan dan konseling juga akan memudahkan kita menggali akar masalah siswa di sekolah. Pemahaman atau persepsi tentang bidang bimbingan dan konseling ini sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini diharapkan agar nantinya mahasiswa benar-benar mampu memahami dan mengaplikasikannya dengan tepat di lapangan. Sarlito Wirawan Sarwono (20012) menjelaskan bahwa pengertian persepsi adalah kemampuan untuk membedakan, megelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi. Dengan demikian bahwa persepsi atau asumsi memiliki peranan penting dalam menginterpretasi dan sebelum melakukan tindakan. Dengan adanya persepsi dan asumsi, mahasiswa akan melaksanakan dan merespon apa yang ada pada asumsi atau persepsi tersebut. Hal lain juga disampaikan oleh Slameto (2010) bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman. Artinya persepsi mahasiswa terkait bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir menjadi sebuah dasar mahasiswa dalam mengaplikasikan layanan terhadap konseli. Selain itu, dengan mengetahui persepsi para mahasiswa terhadap empat bidang bimbingan dan konseling diharapkan akan semakin menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terkait empat bidang layanan bimbingan dan konseling sebagai dasar untuk mengembnagkan ilmu bimbingan dan konseling. Bidang layanan dalam Bimbingan dan Konseling meliputi layanan pribadi, sosial, belajar dan karir. Bidang layanan pribadi menekankan aspek layanan pribadi (self), bidang layanan sosial menekankan aspek hubungan sosial dan interpersonal, bidang layanan belajar menekankan pada upaya dalam pencapaian belajar secara optimal sedangkan bidang layanan karir menekankan aspek persiapan dalam memahami, memilih dan menyusun karir dimasa yang akan datang. Dengan demikian tampak jelas bahwa dengan

teridentifikasinya persepsi mahasiswa terkait bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir diharapkan mampu berkontrubusi pada masyarakat ekonomi asia (MEA). Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) (2014) menjelaskan bahwa MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) merupakan komitmen transformasi ASEAN untuk membangun dan mencapai kemakmuran bersama dengan One Vision, One Identity, One Community. Dengan demikian bahwa konsep MEA merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari berbagai pihak baik negara maupun lainnya. MEA memiliki sebuah konsep bersama yakni satu visi, satu identitas dan satu komunitas yang mengarah pada kemakmuran bangsa dan negara. Dengan demikian bahwa BNSP telah menyiapkan berbagai upaya yang akan dihadapi dalam membangun dan mencapai kemakmuran bersama. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengekplorasi layanan-layanan bimbingan yang diperlukan dan dilaksanakan dalam menyongsong masyarakat ekonomi asia. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik survei. Nana Syaodih S (2012) menjelaskan bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNY semester 6 dan 8 berjumlah 43 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi mahasiswa yang beragam mengenai adanya MEA, dimana mahasiswa ini juga ditanya sejauh mana pemahaman mengenai permendikbud No. 111 tahun 2014 yang menguraikan dan menjelaskan tentang kualifikasi sebagai seorang guru BK/ Konselor, bidang layanan BK, serta jumlah jam pemberian layanan BK di kelas.

Hasil data yang didapatkan dari 43 responden terdiri dari 29 mahasiswa semester 6 dan 14 mahasiswa semester 8 dengan penjelasan bahwa peneliti menemukan beberapa informasi terkait dengan pemahaman Permendikbud pada mahasiswa semester 6 dan 8, ditemukan bahwa para mahasiswa dan mahaisiwi ini sebagian besar telah mengetahui adanya permendikbud, namun belum memahami isinya secara komprehensif. Hasil angket mahasiswa semester 6 dari 29 responden 6 mahasiswa belum mengetahui permendikbud No 111, sedangkan 23 mahasiswa telah mengetahui hanya saja kurang memahami lebih mendalam isi dari permendikbud No. 111 tahun 2014. Menurut mahasiswa semester 6 permendikbud ini menjelaskan pedoman pelaksanaan BK pada satuan pendidikan dasar dan menengah, posisi BK dikurikulum, penjurusan menuju peminatan K13, Implementasi BK di sekolah. Pada mahasiswa semester 8 sebagain besar telah mengetahui adanya permendikbud no 111. Hasil yang diperoleh bahwa menurut mahasiswa pemen ini memuat aturan kinerja yang lebih rinci, kejelasan profesi konselor PPG BK/ Konselor, sebagai penyempuna permen 81A. Berbeda halnya mengenai peran permendikbud no 111 tahun 2014 adalah adanya status dan posisi BK dalam lembaga pendidikan, memberikan penegasan tentang kejelasan profesi dan tugas guru BK, dan sangat menunjang masa depan profesi BK di Indonesia. Berbeda dengan mahasiswa semester 6, menurut mahasiswa semester 8 Permendikbud No. 111 sangat berperan sebagai payung hokum profesi BK, sangat mendukung agar terarah kinerja profesi BK namun untuk saat ini berperan tapi belum optimal. Dengan adanya pemahaman mengenai permendikbud tersebut, mahasiswa pula dituntut untuk memahami layanan yang akan diberikan baik layanan pribadi, sosial, karir dan belajar. Keempat bidang layanan ini mencakup layanan BK secara komprehensif. Setiap layanan ini memiliki karakteristik masing-masing. Layanan ini diberikan berdasarkan need assessment. Kesemuanya ini adalah dasar BK yang harus dipahami sebagai modal dasar dalam memberikan layanan profesional. Bidang layanan BK pribadi, sosial, belajar dan karir. Bidang layanan pribadi membantu mengatasi permasalahan pribadi, sosial membantu mengatasi permasalahan sosial, hubungan interpersonal, belajar membantu permasalahan belajar termasuk prestasi belajar, kesulitan dalam belajar dll, karir membantu mengatasi permasalahan berhubungan dengan peminatan dan pekerjaan. Terlebih dalam menyongsong masyarakat ekonomi asia. Oleh karenanya perlu adanya edukasi mengenai MEA dan upaya-upaya persiapannya. Peneliti menemukan beberapa informasi yang didapat dari mahasiswa semester 6 dan 8,

bahawa mereka pada umumnya sudah mengetahui MEA. Untuk memberikan pejelasan kepada orang lain mereka belum bisa. Secara lebih khusus belum mengetahui, ini disebakan oleh faktor kurangnya minat baca mereka. Menurut responden MEA itu adalah pasar bebas, pertukaran tenaga kerja serta kerjasama ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Upaya yang diperlukan dalam menghadapi MEA berupa pengembangan materi yang dibutuhkan seharusnya tetap kepada empat bidang layanan bimbingan, karena ini akan mejadikan manusia unggul, kreatif dan mampu mengembangkan potensinya. Ada sedikit fokus materi menurut mahasiswa yang menjadi responden ini adalah bidang karir karena MEA berhubungan dengan pekerjaan, kemudian konseling lintas budaya yang menjadi penunjang untuk dalam perdagangan. Empat orang mahasiswa semester 8 masih kurang paham tentang apa yang perlu mereka kembangkan, tetapi beberapa jawaban menyatakan kalau perlu pengembangan pada bidang karir dan konseling lintas budaya. Selain itu, upaya yang diperlukan dalam menyongsong MEA adalah konselor seharusnya berwawasan luas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu berbahasa inggris serta konselor yang memiliki daya saing serta mampu meningkatakan dunia pendidikan. Pemahaman dan persepsi mahasiswa terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN antara semester 6 dan 8 hampir sama, mahasiswa sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan MEA, namun untuk penjelasan yang lebih mendalam mahasiswa belum mampu menjelaskannya. Mahasiswa mempersepsikan bahwa MEA ini adalah adalah pasar bebas, pertukaran tenaga kerja serta kerjasama ekonomi dan peningkatan kesejahteraan yang membutuhkan kompetensi yang lebih. Mahasiswa menjelaskna bahwa kompetensi yang hendaknya dimiliki dalam rangka menyongsong MEA ini adalah kompetensi dalam empat bidang layanan bimbingan yaitu bidang Pribadi, Sosial, Belajar dan Karier secara professional. Namun, untuk fokus materi adalah bidang karir karena MEA berhubungan dengan pekerjaan, kemudian konseling lintas budaya yang menjadi penunjang untuk dalam perdagangan. Mahasiswa menjelaskan bahwa kompetensi lulusan yang diperlukan dalam menyongsong MEA ini adalah profesional, mampu bersaing, lulusan yang bisa berfikir secara global, mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat asia, berkualitas secara kinerja dan mental, serta memahami ruang lingkup BK dan dan dapat mengembangkannya. Cetak Biru Komunitas Ekonomi Asean (2009) menjelaskan bahwa KEA memiliki karakteristik utama sebagai berikut : (a) Pasar tunggal dan basis produksi, (b) Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, (c) Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang

merata, d) Kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Karakteristikkarakteristik tersebut memiliki kaitan erat dan saling memperkuat satu sama lainnya. Pencatuman elemen-elemen yang diperlukan untuk setiap karakteristik dalam satu Cetak Biru akan menjamin konsisten dan keterpaduan elemen-elemen tersebut, termasuk implementasinya serta koordinasi yang tepat antar pemangku kepentingan. Cetak biru tersebut merupakan naskah kerjasama dari Negara-negara di ASEAN bahwasanya akan diberlakukan adanya pasar bebas atau MEA untuk meningkatkan perekonomian Negaranegar di ASEAN sehingga diharapkan nantinya ASEAN akan memiliki pembnagunan ekonomi yang merata di setiap Negara dan menjadi kawasan yang memiliki daya saing tinggi. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2014) menjelaskan bahwa Komitmen mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, diambang pintu untuk di implementasi-kan pada akhir tahun 2015, Dimana pada saat itu arus barang dan jasa diantara negara-negara ASEAN akan bebas dapat melintasi batas batas negara secara fisik dan administrasi, tanpa sesuatu hambatan apapun. Pelaksanaan MEA akan menghilangkan hambatan aliran barang, investasi dan jasa diantara negara ASEAN. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa MEA akan segera diwujudkan pada akhir tahun 2015 dimana MEA ini memiliki karakteristik merupakan kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, pembangunan ekonomi yang merata dan para anggota dinegara-negara ASEAN ini bebas untuk dapat melintasi batas negara secara fisik dan administrasi, tanpa hambatan apapun. BNSP menjelaskan tujuan utama dari program liberalisasi perdagangan di lingkungan Negara-negara ASEAN adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang ada di negara ASEAN Namun apabila tidak siap maka justru akan membawa dampak yang merugikan. Kunci utama dalam menghadapi ASEAN ini adalah peningkatan kompetensi SDM Indonesia agar dapat memanfaatkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif, dengan upaya peningkatan daya saing SDM nasional. Berdasarkan pendapat diatas untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini diperlukan tenaga-tenaga ahli dalam masing-masing bidang. Begitu pula dengan bidang bimbingan dan konseling dibutuhkan tanaga professional agar mampu bersaing pada era MEA ini, dimana dasarnya adalah pemahamn yang mendalam mengenai 4 bidang layanan yang sesuai dengan permendikbud No. 111 tahun 2014.

PENUTUP Berdasarkan uraian-uraian diatas, kesimpulan akhir yang diperoleh dan saran perbaikan yang dianggap perlu ataupun penelitian lanjutan yang relevan adalah bahwa diperlukan tenaga yang profesional dalam menghadapi MEA. Sebagai calon konselor mahasiswa diminta untuk senantiasa mengembangkan kemampuaannya. Dimulai dari memahami dan mengamalkan apa yang ada dalam permendikbud no. 111 tahun 2014. Mahasiswa diminta untuk mengetahui dan memahami empat bidang layanan dasar bimbingan dan konseling yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajr dan karier. Persepsi dari mahasiswa yang diperoleh melalui angket mengenai empat dasar bidang layanan bimbingan nampaknya mahasiswa telah mengetahui peran dan aplikasinya pada prakteknya. Namun, ada sebagaian mahasiswa yang belum mengetahui adanya permendikbud no. 111 tahun 2014, ada baiknya mahasiswa diminta untuk membaca dan diminta untuk mencoba menyusun rencana atau realisasi dari permendikbud ini. Adanya MEA nantinya akan menjadikan kawasan ASEAN sebagai kawasan pasar bebas untuk menyambut hal tersebut kita harus mampu berdaya saing tinggi dengan negara-negara lain. Agar mampu meiliki daya saing kita harus memilki ilmu dna skill. Kedua aspek tersebut akan kita peroleh dari proses pembelajaran dan perkuliahan. Maka dua hal tersebut merupakan hal yang harus ditekankan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun dan memetakan materi perkuliahan selanjutnya. Mahasiswa khusunya bimbingan dan konseling hendaknya diminta mengikuti perkembangan MEA agar nantinya setiap lulusan mampu bersaing dan berkompetisi dalam dunia kerja. DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 2014. Menyongsong Era MEA. Bulan Biru Consulting. Jakarta Selatan Direktorat Jenderal Kerjasama Asean Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Cetak Biru Komunitas Ekonomi Asean (Asean Economic Community Blueprint). 2009. Nana Syaodih S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Rosda: Bandung. Sarlito Wirawan Sarwono. 2012. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014