PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA

dokumen-dokumen yang mirip
UJI FUNGSI SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MODEL : BEM - IN1001

SINGLE CHANNEL ANALYZER MENGGUNAKAN LM-311 SEBAGAI KOMP ARA TOR

PEMBUATAN COUNTER/TIMER UNTUK SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89C52

RANCANG BANGUN PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C52

Penguat Inverting dan Non Inverting

MODUL LINEAR AMPLIFIER SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN PADA PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT PULSA SIMULASI DETEKTOR NUKLIR

RANCANG BANGUN PENGKONDISI SINYAL UNTUK SURVEY METER DIGITAL

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

RANCANG BANGUN MODUL PENGKONDISI SINYAL DENGAN PENGANALISA KANAL TUNGGAL PADA SISTEM SPEKTROSKOPI GAMMA

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

RANCANGBANGUN SIMULASI SISTEM PENCACAH RADIASI

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

RANCANG BANGUN PENAMPIL PLATO DETEKTOR GEIGER MUELLER BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

Bab III. Operational Amplifier

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL. Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso

RANCANG BANGUN SISTEM PENCACAH NUKLIR DENGAN OPSIONAL KOMUNIKASI SERIAL RS-232 MODEL: BEM IN 07.01

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT PULSA GELOMBANG LINEAR PADA PERANGKAT INSTRUMENTASI NUKLIR SKRIPSI RIADY A. P. SITANGGANG

RANCANG BANGUN TIME-COUNTER SPEKTROMETER NUKLIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

RANCANG BANGUN LINIER AMPLIFIER UNTUK SPEKTROSKOPI NUKLIR

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI RANGKAIAN PENGUAT JEMBATAN Dosen Pengampu: Bekti Wulandari M.Pd

Perancangan Sistim Elektronika Analog

BAB III PERANCANGAN ALAT

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

Gambar 2.1. simbol op amp

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

UJI LAPANGAN PERANGKAT DETEKSI GAMMA DENSITY HASIL REKAYASA BATAN PADA INDUSTRI & PERTAMBANGAN

Dengan Hs = Fungsi alih Vout = tegang keluran Vin = tegangan masukan

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

Penguat Oprasional FE UDINUS

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

Teknik Elektromedik Widya Husada 1

OPERATIONAL AMPLIFIERS

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN SISTEM ANTARMUKA RATEMETER DENGAN PRINTER MENGGUNAKAN KOMPUTER DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusa' Teknologi Akselera'or dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

RANGKAIAN KONVERTER ZERO & Semester 3

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Oce Dianova. Abstrak

RANCANG BANGUN SISTEM PENAMPIL DIGITAL LAJU ALIR AIR PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR KARTINI MENGGUNAKAN PADDLEWHEEL FLOSENSORS MK 515

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Perancangan Prototipe Receiver Beacon Black Box Locator Acoustic 37,5 khz Pingers

MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB. Kinerja Pengujian

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

SISTEM PENCACAH RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI BERBASIS MIKROKOMPUTER

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

RANCANG BANGUN PENYEDIA DAYA TEGANGAN TINGGI DC BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51

PERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Transkripsi:

PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA JUMARI, SRI PRIHARTINTO, MURSITI Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp. 0274.488435, Faks 487824 Abstrak PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA. Telah dilakukan pembuatan Linear Amplifier untuk Spektrometri Gamma. Linear Amplifier dilengkapi dengan pre amplifier voltage sensitive, pole zero concelation, gauss shaping dan fine gain. Pelaksanaan kegiatan meliputi pembuatan dan pengujian rangkaian. Dari pengujian amplifier diporoleh data : pulsa keluaran berbentuk gaussian dengan amplitudo maksimum 10 V, lebar pulsa 5 µs, tegangan ripple 15 mv, band width 90 khz, dan harga Integral Non Linearity 0,3%. Dari data hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa Linear Amplifier yang dibuat telah berfungsi dengan baik dan memenuhi standar yang ditentukan dalam sistem instrumentasi nuklir. Kata kunci :linear amplifier, Spektrometri gamma Abstract CONSTRUCTION OF THE LINEAR AMPLIFIER USING LM318 FOR GAMMA SPECTROMETRY. Construction of the Linear Amplifier for gamma spectrometry has been done. The Linear Amplifier was completed with Voltage Sensitive Pre Amplifier, Pole Zero Concelation, Gauss Shaping and Fine Gain. The activity covers construction and circuit test. From the test of amplifier has obtained of Gaussian output pulse with amplitude 10 V, pulse width 5 µs, ripple voltage 15 mv, band width 90 khz, and Integral Non Linearity 0,3 %. From the data it can be concluded that the Linear Amplifier has good function and ful-fill the recomanded standard of nuclear instrumentation system. Keywords :linear amplifier,gamma spectrometry PENDAHULUAN Pada umumnya sistem spectroscopy nuklir dibagi menjadi 2 bagian pokok yaitu energy spectroscopy system dan timing spectroscopy system [1]. Energy spectroscopy system adalah sistem spektrometri untuk pengukuran tenaga radiasi, sedangkan timing spectroscopy system adalah sistem spektrometri untuk mengetahui waktu radiasi ditangkap oleh detektor, biasanya untuk keperluan pengukuran gamma-gamma koinsiden atau anti koinsiden. Sistem spektrometri energy yang paling sering digunakan adalah sistem spektrometri gamma, karena radiasi yang paling banyak dimanfaatkan dalam bidang penelitian, industri, radiografi dan radiologi adalah radiasi sinar gamma [2]. Perangkat elektronik untuk pengukur radiasi yang saat ini banyak dipakai adalah buatan ORTEC dan CANBERRA dimana kedua merk tersebut sudah terbukti berkualitas baik tetapi untuk pengadaan kedua merk perangkat elektronik tersebut memerlukan biaya yang sangat mahal, disamping itu apabila alat tersebut mengalami kerusakan maka untuk pengadaan komponen elektronik yang rusak sangat sulit karena komponennya sangat specific dan kebanyakan tidak ada dipasaran lokal. Karena hal tersebut maka telah dilakukan pembuatan sebagian dari Sistem Spektrometri 259

Gamma, yaitu Linear Amplifier. Dalam kegiatan ini meliputi pembuatan dan pengujian alat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melengkapi sebagian alat praktikum elektronika nuklir di STTN-BATAN khususnya Linear Amplifier yang berfungsi untuk menguatkan pulsa keluaran detektor NaI(Tl) dan sekaligus sebagai pembentuk pulsa (pulse shaping) menjadi pulsa bentuk Gaussian sehingga siap diteruskan ke single channel analyzer untuk keperluan analisa tinggi pulsa pada sistem spektrometri gamma [3,4]. Setelah melalui pengujian terbukti bahwa Linear Amplifier yang dibuat dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Efektif karena dapat berdaya guna dan berhasil guna, serta efisien karena dapat memanfaatkan komponen lokal sehingga mudah didapat dan harganya lebih murah. TATA KERJA Perancangan Sistem Untuk membentuk pulsa cepat keluaran detektor menjadi pulsa Gaussian pada prinsipnya diperoleh dengan melambatkan rise time pulsa dengan menggunakan rangkaian integrator dan mempercepat decay time pulsa dengan menggunakan rangkaian differentiator sehingga akan keluar pulsa gaussian dengan rise time dan decay time sama/simetris [5], disamping bentuk pulsa maka tinggi pulsa juga harus dikuatkan. Untuk keperluan tersebut maka Linier Amplifier yang dibuat dilengkapi dengan penguat awal dan penguat linier. Voltage Sensitive Pre Amplifier (Penguat Awal Peka Tegangan) Rangkaian Voltage Sensitive Pre Amplifier seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rangkaian Voltage Sensitive Pre Amplifier Rangkaian Voltage Sensitive Pre Amplifier tersebut diberi masukan berupa pulsa cepat berpolaritas positip, baik pulsa yang berasal dari detektor maupun dari pulse generator yang biasanya dalam orde 20 mv. Pada IC LM 318 yang pertama, pulsa masukan akan dikuatkan tinggi pulsanya menjadi ratusan mv ( 500 mv). Pre Amplifier tersebut juga dilengkapi dengan rangkaian Pole Zero Concelation yang digunakan untuk menghilangkan/menekan pulsa Under Shoot sehingga dapat diset pada kondisi optimum yaitu kondisi dimana pulsa Under Shoot tersebut diset sedekat mungkin dengan ground. Pada IC yang kedua, pulsa keluaran pre amp akan dibentuk menjadi pulsa Semi Gaussian melalui rangkaian pulse shapping, disini pembentukan pulsa dititik beratkan pada rise time. Harga time constan pada rise time akan ditentukan oleh nilai Resistor feedback (Rf) dan Condensator feedback (Cf). Linear Amplifier Rangkaian Linear Amplifier seperti terlihat pada Gambar 2. 260

Gambar 2. Rangkaian Linear Amplifier Cara kerja Linear Amplifier adalah, IC LM 318 yang pertama merupakan rangkaian penguat yang mana harga penguatannya dapat diatur dengan merubah harga tahanan pada potensiometer 10 kω. Adapun besar penguatan merupakan hasil pembagian dari tahanan feed back ditambah harga tahanan pada posisi Rp1 dibagi dengan tahanan depan (1,5 kω). IC LM 318 yang kedua merupakan rangkaian pulse shapping untuk membentuk pulsa menjadi Gaussian. Dalam hal ini pembentukan pulsa dititik beratkan pada decay time pulsa yang harga time constan nya ditentukan oleh nilai Resistor feedback (Rf) dan Condensator feedback (Cf). Pada keluaran linear amplifier akan keluar pulsa berbentuk Gaussian dengan tinggi pulsa maksimum 10 V. Adapun diagram alir prosedur pembuatan linear amplifier seperti disajikan pada Gambar 3. Langkah kerja 1. Menggambar rangkaian dan disain lay out PCB. 2. Pembuatan PCB Pre Amplifier, Amplifier. 3. Pengujian komponen yang akan dipasang baik pasif maupun aktif. 4. Pemasangan komponen pada PCB Pre Amplifier, Amplifier. 5. Pengujian rangkaian Pre Amplifier dengan Pulse Generator. Pengujian Amplifier meliputi linieritas Penguatan, band width dan spesifikasi teknis. Alat 1. Pulse Generator Model GL-3. 2. Frequency Counter Textronic. 3. Multimeter Digital Fluke-83 4. Oscilloscope Textronic 40 MHz. 5. DC Low Voltage Power Supply ±12V ORTEC. HASIL Pengujian Pre Amplifier Pulsa masukan dari Pulse Generator dengan frekuensi 1 khz. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Pre Amplifier No. 1. Bagian Yang Diuji Bentuk pulsa masukan 2. Tinggi pulsa masukan 3. Bentuk pulsa keluaran 4. Tinggi pulsa keluaran 5. Penguatan 6. Tegangan ripple Hasil Yang Diharapkan Pulsa cepat positip Hasil Pengukuran Pulsa cepat positip 1 20 mv 10 mv Semi Gaussian 100 500 mv Secara teori 20 kali 10 mv Semi Gaussian 190 mv 19 kali 8 mv Gambar 3. Diagram Alir Prosedur Pembuatan Linear Amplifier Pengujian Amplifier Pengujian Spesifikasi Teknis Amplifier [6,7]. Pulsa masukan dari Pulse Generator dengan frekuensi 1 khz. 261

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Spesifikasi Teknis Amplifier. No. Bagian Yang Diuji Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengukuran 1. Tinggi pulsa masukan 100 500 mv 190 mv 2. Tinggi pulsa keluaran Maksimum 10 Volt 10 Volt 3. Penguatan 20 100 kali 52,6 kali 4. Bentuk pulsa keluaran Gaussian Gaussian 5. Lebar pulsa keluaran 3-6 µs 5 µs 6. Rise time 0,75 µs 2,5 µs 2 µs 7. Decay time 0,75 µs 2,5 µs 2 µs 8. Tegangan ripple 20 mv 15 mv Pengujian Band Width Amplifier Tabel 3. Data Hasil Pengujian Band Width Amplifier NO. Frekuensi Tinggi Pulsa Frekuensi Tinggi Pulsa NO. Masukan Keluaran Masukan Keluaran 1. 1 khz 10 V 13. 80 khz 10 V 2. 5 khz 10 V 14. 90 khz 10 V 3. 10 khz 10 V 15. 100 khz 9 V 4. 15 khz 10 V 16. 110 khz 8 V 5. 20 khz 10 V 17. 120 khz 7,5 V 6. 25 khz 10 V 18. 130 khz 6 V 7. 30 khz 10 V 19. 140 khz 6,5 V 8. 35 khz 10 V 20. 150 khz 6 V 9. 40 khz 10 V 21 200 khz 4 V 10. 50 khz 10 V 22 250 khz 2 V 11. 60 khz 10 V 23 300 khz 0,5 V 12. 70 khz 10 V 24 350 khz 0,1 V Data hasil pengujian langsung disajikan dalam grafik pada Gambar 4. Pengujian Linieritas Amplifier Tabel 4. Data Hasil Pengujian Linieritas Amplifier Gambar 4. Band Width Amplifier NO. Vin ( mv ) Vout ( Volt ) Penguatan 1. 1 mv 1,0V 1000 kali 2. 2 mv 2,0 V 1000 kali 3. 3 mv 3,0 V 1000 kali 4. 4 mv 4,01 V 1002 kali 5. 5 mv 5,01 V 1002 kali 6. 6 mv 5,97 V 995 kali 7. 7 mv 7,01V 1001 kali 8. 8 mv 8,01 V 1001 kali 9. 9 mv 8,99 V 999 kali 10. 10 mv 10,0 V 1000 kali Dari data hasil pengujian Tabel 4 selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 5. 262

amplifier yang dibuat mempunyai harga INL cukup baik. Gambar 5. Linieritas Amplifier PEMBAHASAN 1. Pada pengujian Pre Amplifier terlihat bahwa dengan tinggi pulsa masukan 10 mv maka tinggi pulsa keluaran Pre Amp sebesar 190 mv, berarti besar penguatan 19 kali, sedangkan menurut teori besarnya penguatan harusnya 20 kali, hal ini kemungkinan disebabkan harga toleransi dari tahanan feedback (20 kω) dan tahanan depan (1 kω). Tegangan noise terukur 8 mv dan harga ini masih dalam batas yang telah ditentukan. 2. Pada pengujian Amplifier dengan tinggi pulsa masukan 190 mv maka tinggi pulsa keluaran Amplifier sebesar 10 V, berarti besar penguatan 52,6 kali, sedangkan bentuk pulsa keluaran merupakan pulsa gaussian dengan lebar pulsa sebesar 5 µs, selain itu tegangan ripple terukur sebesar 15 mv. 3. Dari grafik band width Amplifier terlihat bahwa band width pada saat tinggi pulsa keluaran tetap 10 V adalah 90 khz, hal ini berarti amplifier dapat menerima pulsa masukan dengan jangkauan frekuensi maksimum 90 khz. 4. Pada grafik hasil pengujian linieritas penguatan amplifier terlihat bahwa harga penyimpangannya sangat kecil, tapi dengan melihat pada tabel data pengujian linieritas bahwa untuk tinggi pulsa masukan 6 mv maka pada output amplifier keluar pulsa setinggi 5,97 V dan seharusnya 6 V ( V=0,03V). Jadi harga Integral Non Linearity (INL) = ( V/Vmax) x 100% = (0,03V/10V) x 100% = 0,3 %. Harga INL tersebut masih di bawah ketentuan yang ditetapkan yaitu INL 0,5 % [3], berarti KESIMPULAN Dari data hasil pengujian dalam pembuatan Linear Amplifier dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada dasarnya Linear Amplifier yang dibuat sudah berfungsi dengan baik yaitu dapat menguatkan pulsa keluaran detektor NaI(Tl) yang mempunyai amplitudo 20 mv menjadi pulsa keluaran Amplifier yang mempunyai amplitudo maksimum 10 V dan mempunyai Band Width cukup lebar sebesar 90 khz serta mempunyai harga Integral Non Linearity cukup baik sebesar 0,3%. Selain itu dapat membentuk pulsa cepat keluaran detektor menjadi pulsa Gaussian dengan lebar pulsa 5 µs dan mempunyai harga rise time dan decay time sama sebesar 2 µs. 2. Dengan melakukan disain dan pembuatan Linear Amplifier ini maka tujuan kegiatan telah tercapai yaitu telah dapat memenuhi kebutuhan sebagian dari sarana penelitian/praktikum elektronika nuklir, khususnya praktikum Sistem Spektrometri Gamma, selain itu telah dapat menghemat biaya yang begitu besar apabila dibandingkan dengan harus membeli peralatan instrumentasi nuklir produk dari luar negeri. UCAPAN TERIMAKASIH Diucapkan terimakasih kepada Bp. Juwarno dan Bp. Bambang Sumanto yang telah membantu dalam merencana lay out PCB dan dalam pembuatan PCB, serta rekan-rekan BEM yang lain yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan Linear Amplifier ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. DAFTAR PUSTAKA 1. WISNU SUSETYA,1988, Sistem Spektrometri Gamma, Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. 2. IAEA - TECDOC 363, 1986, Selected Topics In Nuclear Electronics, VIENNA- AUSTRIA. 3. ATOMITRON, 1980, Buku Petunjuk Pemakaian Penguat Linier DIN-480. 263

4. ORTEC, 1990, Operating and Service Manual of Spectroscopy Amplifier model 570, USA. 5. TOTO TRI KASJONO Dkk, 2002, Petunjuk Praktikum Elektronika Nuklir, Bidang Studi Elektronika dan Instrumentasi, STTN BATAN, Yogyakarta. 6. ATOMITRON, 1980, Buku Petunjuk Pemakaian Penguat Awal DIN-110, PPBMI BATAN, Yogyakarta. 7. ORTEC, 1990, Operating and Service Manual of Pre Amplifier model 142PC, USA. TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Jelaskan seberapa jauh hasil penelitian anda menunjang kegiatan praktek Industri nuklir di STTN. Bandingkan dengan peralatan sejenis yang telah ada? (Subari-STTN) 2. dikatakan IC LM 318 digunakan sebagai pengganti IC sebelumnya, apakah kelebihan IC LM 318 dibandingkan dengan IC sebelumnya? Apakah karakteristik sistem ini lebih baik/sama dengan sistem yang menggunakan IC lain. Jawaban 1. Linear amplifier yang dibuat dilengkapi dengan test point untuk pengamatan pulsa dan difasilitasi dengan terminal untuk eksperimen harga R dan C untuk keperluan pembentukan pulsa dan selain itu mempunyai hubungan linearitas penguatan yang baik 0,3% serta band width. lebar 90 khz. Peralatan sejenis yang telah ada di STTN belum dilengkapi dengan perangkat eksperimen dan band widthnya lebih rendah 70 khz serta mahasiswa lebih rendah dalam melaksanakan praktikum. 2. Amplifier dengan IC LM 318 mempunyai kelebihan stabilitasnya lebih baik linearitas penguatan 0,3% sedang sebelumnya 0,5%. Rangkaiannya lebih sederhana komponennya mudah dicari dipasaran, tegangan noise lebih rendah yaitu 15 mv sedangkan yang sebelumnya 20 mv. Jadi secara keseluruhan karakteristik amplifier yang dibuat lebih baik dari amplifier sebelumnya 264