ANALISIS SPASIAL SUMBERDAYA ALAM PERKEBUNAN KARET RAKYAT KOTA BANJARBARU DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

III. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013 di Kabupaten Dairi

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

ANALISIS HASIL PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kota Denpasar)

PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PEMETAAN LAHAN KRITIS DAS CILIWUNG HULU BOGOR RIZKY NUGRAHA

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

APLIKASI SIG DALAM MENENTUKAN LOKASI TPA DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

PERBANDINGAN KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN DENGAN METODE OBJECT-BASED DAN PIXEL- BASED

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Abstrak

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

SKRIPSI. Oleh : MUARA SEH SURANTA TARIGAN / MANAJEMEN HUTAN. Universitas Sumatera Utara

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2015

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

ANALISA SPASIAL DINAMIKA MORFOMETRI WADUK MENGGUNAKAN DATA SATELIT MULTI TEMPORAL DI WADUK RAWA PENING PROVINSI JAWA TENGAH

PERAMBAHAN KOTA (URBAN SPRAWL) TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA MAKASSAR BERDASARKAN CITRA SATELIT LANDSAT 5 TM (STUDI KASUS KECAMATAN BIRINGKANAYA)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

PEMANFAATAN CITRA PENGIDERAAN JAUH PADA GOOGLE EARTH UNTUK PEMBUATAN PETA CITRA DI KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

BAB III METODE PENELITIAN

Statistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan diperbaharui (update) yang dikenal dengan istilah Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

PEMANFAATAN GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM (GNSS) UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL

BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN PROGRAM PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN TAHUN 2013

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERUMAHAN KELAS MENENGAH MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOTA SURABAYA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data tentang luas tutupan lahan pada setiap periode waktu penelitian disajikan pada

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

Pembangunan Geodatabase Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

ANALISA PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

Implementasi Geographic Information System Untuk Pemetaan Lahan Pertanian Kota Denpasar

PEMETAAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI KECAMATAN PESISIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Tampilan 3D DEM SRTM

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK INVENTARISASI DAN EVALUASI ASET BANGUNAN MILIK PEMERINTAH KOTA SURABAYA (STUDI KASUS : SURABAYA PUSAT)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

ABSTRAK Kata Kunci : Lahan kritis, Geographic Information Sistem (GIS), Daerah Irigasi

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Transkripsi:

EnviroScienteae 9 (2013) 156-164 ISSN 1978-8096 ANALISIS SPASIAL SUMBERDAYA ALAM PERKEBUNAN KARET RAKYAT KOTA BANJARBARU DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH Kasumahadi, Wahyuni Ilham, Abdi Fithria, Gunawansyah Pascasarjana program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat Keywords : GIS, Multispectral, Natural resources, Rubber plantation, Spatial Analysis Abstract The processing of remote sensing and field survey data that applying Geographic Information System (GIS) was important to do in order to collect the basic data and an accurate information about rural rubber plantation natural resources. The!st threemonthly 2013 statistical report of Banjarbaru City plantation, showed that rural rubber plantation was 986 Ha s width. Thus data, comprehensively not adequate to answer the exact/certain width of rural rubber plantation in Banjarbaru. So, it was considered necessarily to complete them with such Geographic Information. This research was aimed (1) to determine the exact width of rural rubber plantation area; and (2) to make a thematic map of rural rubber plantation natural resources. This research was conducted in Cempaka village, Banjarbaru City, south Kalimantan Province. This research was occupied by collecting important data and information, then analyzed them by using GIS. The primary data were collected by taking coordinate points on field with Global Positioning System (GPS) tool, and analyzed them by using GIS spatial analysis. The result showed that the width of rural rubber plantation based on year 2007 quickbird survey was 1.357,82 Ha which withdrawn in the map of rural rubber plantation natural resources in Cempaka Village, Banjarbaru City. Thus, according to year 2010 alos-avnir mulispektral classification resulted that the width was 999 Ha, withdrawn in the landcover map of Cempaka Village banjarbaru City. We might conclude that the width of rural rubber plantation in Cempaka Village based on quickbird survey in 2007 was 419,82 Ha larger than 938 Ha statistical data of rural rubber plantation in Cempaka, and it was 61 Ha larger if compared with 2010 alos-avnir mulispektral classification. Those data were included in two (2) different map of rural rubber plantation natural resources in Cempaka Village Banjarbaru City. Pendahuluan Dalam rangka pelaksanaan budidaya perkebunan karet rakyat yang dapat menjamin kelestarian hasil dan kelestarian fungsi diperlukan suatu perencanaan yang baik dan rasional. Pemanfaatan sumberdaya perkebunan yang ramah lingkungan dan menyiapkan peta kawasan perkebunan karet rakyat, baik untuk tanaman belum menghasilkan (TBM), tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman rusak (TR) perlu dilakukan. Pengambilan data lapangan untuk pembuatan peta perkebunan karet rakyat berupa luasan kebun karet rakyat yang sudah terbangun harus segera dilaksanakan, sehingga akan menjadi indikator yang terukur dalam pemanfaatan lahan terlantar. Berdasarkan laporan statistik perkebunan karet rakyat Kota Banjarbaru triwulan I tahun 2013, luas areal perkebunan karet rakyat sebesar 986 Ha. Data statistik tersebut masih berupa angkaangka nominal yang belum dapat dijadikan ukuran atau patokan yang secara komprehensif dapat menjawab berapa luas areal perkebunan karet rakyat sebenarnya yang ada di Kota Banjarbaru, sehingga

157 Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 perlu adanya informasi geografis yang melengkapinya. Rumusan Masalah Permasalahan utamanya adalah Kota Banjarbaru sebagai kota jasa dan perdagangan menjadikan wilayah Banjarbaru semakin berkembang pesat dengan pembangunan pusat perbelanjaan, rumah sakit (pusat layanan kesehatan) dan dibarengi juga dengan pembangunan perumahan yang semakin bertambah banyak. Pembangunan tersebut tentunya yang paling mendasar adalah harus didukung oleh luas lahan yang sangat besar untuk mewujudkannya. Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian maupun keperluan lainnya membutuhkan pemikiran seksama dalam perencanaan dan pengambilan keputusan pemanfaatan yang paling optimal (Kubelaborbir H dan Yarangga K, 2010). Faktor lingkungan menjadi sangat penting dan harus paling dominan diperhatikan oleh pemerintah dalam menyusun kebijakan pembangunanpembangunan tersebut. Pemerintah Kota Banjarbaru harus memiliki database sumberdaya alam budidaya yaitu perkebunan karet rakyat yang mendukung perekonomian masyarakat sekitar sehingga tidak tergerus oleh pembangunan tersebut. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran umum tentang sumberdaya alam perkebunan karet rakyat di Kelurahan Cempaka, sebagai database sumberdaya perkebunan karet rakyat bagi Pemerintah Kota Banjarbaru, dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pelestarian pembangunan perkebunan di Kota Banjarbaru. Pertanyaan Penelitian yang akan dijawab Dari uraian latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah dirumuskan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian yaitu berapa luas sumberdaya alam perkebunan karet rakyat berdasarkan data geospasial di Kelurahan Cempaka, dan bagaimana distribusi spasial sumberdaya alam perkebunan karet rakyat di Kelurahan Cempaka. Metode Penelitian Penelitian berlokasi di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru (Gambar 1), dan waktu penelitian ini selama 5 (lima) bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2013. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada lokasi Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru, yang menurut data satistik lahan perkebunan karet rakyatnya lebih luas dibandingkan dengan kelurahan lain di Kota Banjarbaru. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui luas areal perkebunan karet rakyat secara spasial dan membuat peta sumberdaya alam perkebunan karet rakyat. Manfaat Penelitian Keterangan gambar : = lokasi objek penelitian (Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka) Gambar 1. Lokasi objek penelitian KOTA BANJARBARU Peralatan yang digunakan adalah GPS untuk mengambil data titik koordinat di lapangan, alat tulis, kamera digital untuk dokumentasi, software yang mendukung

Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 158 untuk analisis data spasial dan software yang mendukung untuk menginterpretasi klasifikasi citra satelit. Bahan yang digunakan adalah citra satelit quickbird Kota Banjarbaru tahun 2007, citra satelit alos-avnir Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) tahun 1999, Peta Batas Administrasi Kota Banjarbaru tahun 2010, data statistik perkebunan karet rakyat Kota Banjarbaru tahun 2013 Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data dan informasi yang diperlukan serta menganalisis data sesuai dengan kebutuhan. Dengan tahapan : pengumpulan data primer (titik koordinat di lapangan (survei) dengan GPS), data sekunder diperoleh dari berbagai instansi, studi literatur dan hasil wawancara, analisis data spasial dengan SIG seperti pada Gambar 2. CITRA SATELIT DATA PENGINDERAAN JAUH Data Lapangan Pemotongan Citra Batas Kelurahan Cempaka Interpretasi No Uji Akurasi Hasil Klasifikasi Diterima DATA ANALISIS SPASIAL SDA PERKEBUNAN KARET Yes Gambar 2. Diagram alir analisis spasial sumberdaya alam perkebunan karet Peta Sebaran SDA Perkebunan Karet Rakyat dibuat dengan menumpangsusunkan (overlay) data analisis spasial perkebunan karet dan data hasil survei seperti pada Gambar 3 dibawah ini.

159 Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 Data spasial Citra satelit Data survei lapangan : - GPS (titik koordinat) - Interview (wawancara) Segmentasi/Digitasi Verifikasi Digitasi Uji Kesalahan Basis Data spasial Penggabungan Analisis SIG Penyajian Informasi Peta SDA Perkebunan Karet Rakyat Gambar 3. Diagram alir metode penelitian Hasil Penelitian 1. Luas dan Peta Perkebunan Karet Rakyat Hasil Survei Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data luas kebun karet rakyat untuk daerah bagian selatan Kelurahan Cempaka tersaji dalam Tabel 2 dibawah ini : Tabel 2. Luas perkebunan karet rakyat bagian selatan Jarak Kelas Umur (KU) No. Tanam Luas ( Tahun ) ( Meter ) ( Ha ) 1 1-3 4 x 5 248,80 2 4-6 4 x 5 108,90 3 7-9 3 x 5 2,40 4 10-12 3 x 5 28,40 5 13-15 3 x 5 0,80 6 16-18 3 x 5 1,90 7 Karet Kampung ( 10 18 ) tidak beraturan 275,39 Total 666,59 Untuk daerah bagian tengah Kelurahan Cempaka tersaji dalam Tabel 3 dibawah ini Tabel 3. Luas perkebunan karet rakyat bagian tengah Jarak Kelas Umur No. Tanam Luas ( Tahun ) ( Meter ) ( Ha ) 1 1-3 4 x 5 107,19 2 4-6 4 x 5 83,94 3 7-9 3 x 5 42,59 4 10-12 3 x 5 3,20 5 13-15 3 x 5 7,80 6 16-18 3 x 5 38,74 Total 283,46 Untuk daerah bagian utara Kelurahan Cempaka tersaji dalam Tabel 4 dibawah ini : Tabel 4. Luas perkebunan karet rakyat bagian utara Jarak Kelas Umur No. Tanam Luas ( Tahun ) ( Meter ) ( Ha ) 1 1-3 4 x 5 115,20 2 4-6 4 x 5 124,28 3 7-9 3 x 5 47,58 4 10-12 3 x 5 28,25 5 13-15 3 x 5 24,41 6 16-18 3 x 5 68,05 Total 407,77

Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 160 Data luas tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data dengan SIG yang tersaji dalam Gambar 4 dibawah ini. Berdasarkan data pada tabel 2, 3 dan 4 secara spasial diperoleh luas keseluruhan kebun karet rakyat di Kelurahan Cempaka adalah 1.357,82 Ha. Gambaran profil kebun karet rakyat perwilayah (zona) mulai dari bagian utara, tengah dan selatan berdasarkan kelas umur dominan adalah sebagai berikut. Gambar 4. Sebaran perkebunan karet rakyat di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru Gambar 5. Profil dan karekteristik perkebunan karet rakyat kelas umur dominan 2. Luas dan Peta Perkebunan Karet Hasil Klasifikasi Multispektral Hasil klasifikasi multispektral tutupan lahan tersaji dalam tabel matrik kesalahan (Rossiter, 2004) seperti pada Tabel 6 dibawah ini :

161 Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 Tabel 6. Matrik kesalahan (Confusion Matrix) Data Acuan Training Area Perkebuna n Karet Hutan Sekunder Semak Belukar Lahan Terbuka Pemukima n Sawah Tubuh Air Total Kolom Perkebu nan Karet Hutan Sekunder Diklasifikasikan ke Kelas (Data Klasifikasi di Peta) Semak Belukar Lahan Terbuka Pemukim an Sawah (piksel ) Tubuh Air Total Baris (piks el) Commis sion error (%) 1001 4 80 0 0 0 0 1085 7.74 2.91 2 353 4 0 0 0 0 359 1.67 1.94 28 3 3988 0 11 1 0 4031 1.07 2.57 0 0 0 110 90 0 0 200 45.00 6.78 Omissi on error (%) 0 0 18 8 463 22 0 511 9.39 38.51 0 0 3 0 189 196 0 388 49.48 10.50 0 0 0 0 0 0 7 7 0.00 0.00 1031 360 4093 118 753 219 7 6581 Overall Accuracy (Akurasi ketepatan keseluruhan) = (6118/6581) = 92.9646% Prod. Acc. (%) 97.0 9 98.0 6 97.4 3 93.2 2 61.4 9 89.5 0 100. 00 User Acc. (%) 92. 26 98. 33 98. 93 55. 00 90. 61 50. 52 100.00 Data pada Tabel 6 diatas dilakukan pengolahan data dengan SIG seperti yang tersaji dalam Gambar 6 dibawah ini : Gambar 6. Peta penutupan lahan kelurahan cempaka Kota Banjarbaru Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Luas perkebunan karet rakyat di Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru hasil survei adalah 1.357,82 Ha, lebih besar 419,82 Ha dari data statistik luas perkebunan karet rakyat yang sebesar 938 Ha. Sedangkan berdasarkan hasil klasifikasi multispektral citra alos-avnir tahun 2010 luasnya adalah 999 Ha, lebih besar 61 Ha. Distribusi spasial perkebunan karet rakyat secara berurutan dari bagian utara yang paling dominan adalah tanaman karet rakyat kelas umur 4 6 tahun sebesar 124,28 Ha, bagian tengah kelas umur 1 3 tahun sebesar 107,19 Ha, dan bagian selatan tanaman karet kampung dengan kelas umur 10 18 tahun sebesar 275,39 Ha. b. Peta sumberdaya alam perkebunan karet kota banjarbaru hasil survei lapangan dan hasil klasifikasi multispetral citra alos-avnir tahun 2010 tersaji dalam gambar di bawah ini :

Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 162 Gambar 7. Peta SDA perkebunan karet rakyat Kelurahan Cempaka Kota Banjarbaru

163 Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 Gambar 8. Peta penutupan lahan kelurahan cempaka Kota Banjarbaru

Kasumahadi, et al/enviroscienteae 9 (2013) 156-164 164 Daftar Pustaka Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011. Data Validasi Statistik Perkebunan Tahun 2010, Banjarbaru. Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Banjarbaru Tahun 2013. Laporan Data Statistik Perkebunan Triwulan I Tahun 2013, Banjarbaru. Kubelaborbir H dan Yarangga K, 2010. Zona Agroekologi Kabupaten Keerom Provinsi Papua Berdasarkan Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Jurnal Agrikultura 2010,21(1):77-84 Prahasta E, 2008. Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh & Pengolahan Citra Dijital Dengan Perangkat Lunak ER Mapper. Informatika Bandung, Bandung. Rossiter DG, 2004. Technical Note : Statistical methods for accuracy assessment of classified thematic maps. Department of Earth Systems Analysis. International Institute for Geo-information Science & Earth Observation (ITC), Enschede (NL). Sudrajat A, 2009. Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman dan Schmidth- Fergusson Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumberdaya Iklim Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Di Sumatera Utara. Tesis. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Indonesia. Syamsulbahri, 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.