TUGAS SISTEM MANUFAKTUR LEAN SUPPLY CHAIN & VALUE STREAM MAPPING (VSM)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

Manajemen Rantai Pasokan adalah seperangkat kegiatan dan teknik perusahaan untuk mengelola secara efektif dan efisien aliran barang & Informasi dari

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO ISSN

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

MODERN WAREHOUSE TECHNOLOGY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam proses bisnis perusahaan. Salah satu konsep yang dapat diterapkan

Mendefinisikan dan menggambarkan proses bisnis dan hubungan mereka dengan sistem informasi. Menjelaskan sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan kegiatan manual yang tidak lagi dapat diandalkan. Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memanfatkan Radio Frequency Identification (RFID) Reader sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Sumber Daya

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dimulai dari Juli 2013 sampai dengan Desember 2014.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM

BAB I PENDAHULUAN I-1

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

BAB I PENDAHULUAN I.1

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

BAB I PENDAHULUAN. order picking packing shipping. Gambar I. 1 Aktivitas Outbond Gudang PT.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH TERHADAP OPTIMALISASI STOK DALAM RANTAI PASOK DI SUPERMARKET

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

Kolaborasi (Collaboration)

KONSEP DASAR MANAJEMEN PERSEDIAAN DI UNIT KERJA LAYANAN KESEHATAN

Contoh dari ukuran waktu tertentu diidentifikasi termasuk siklus pengembangan produk, untuk pengiriman siklus, dan layanan siklus.

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN OPERASI. Operasi dan Produktivitas

Enterprise Resource Planning

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

Akuntansi Biaya. Just in Time. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains)

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet telah mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai penjuru

Transkripsi:

TUGAS SISTEM MANUFAKTUR LEAN SUPPLY CHAIN & VALUE STREAM MAPPING (VSM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WITH LEAN PRODUCTION AND RFID APPLICATIONS: A CASE STUDY DODDY PRASETYO NUGROHO 1206180903 MAGISTER TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2013

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WITH LEAN PRODUCTION AND RFID APPLICATION: A CASE STUDY Penelitian ini menggunakan lean production dan teknologi Radio Identification Frequency (RFID) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen rantai pasokan (supply chain management). Dalam studi ini terdapat tiga tingkatan rantai pasokan suku cadang dengan transportasi, penyimpanan dan operasi pengambilan yang kurang efisien menjadi obyek penelitian. Penelitian ini juga membandingkan penggunaan metode as-is dengan value stream mapping (VSM) untuk memetakan proses saat ini dan memberikan gambaran berapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas dari perbaikan tersebut. 1. Latar Belakang Teknologi Radio Identification Frequency (RFID) telah menarik perhatian yang cukup dalam dekade terakhir ini (Sarac, Absi, & Dauzère-Peres, 2008). Radio Identification Frequency (RFID) muncul sebagai teknologi yang sangat penting untuk merevolusi berbagai aplikasi termasuk manajemen rantai pasokan (supply chain management). Sejumlah organisasi berencana bahkan ada yang telah mengadopsi teknologi Radio Identification Frequency (RFID) pada operasi mereka dalam rangka memperoleh keuntungan dan proses bisnis yang efisien (Sheng, Zeadally, Mitrokotsa, & Maamar, 2011). Munculnya Internet of Things (IoT) pada tahun 2009 oleh Kevin Ashton yang mengacu pada benda yang secara unik diidentifikasi dan direpresentasikan secara virtual dalam struktur berbasis internet. Konsep Internet of Things (IoT) pertama kali menjadi popular melalui Auto-ID Center MIT dan Radio Identification Frequency (RFID) sering dilihat sebagai prasyarat untuk Internet of Things (IoT). Penelitian ini mengeksplorasi penerapan lean production dan teknologi Radio Identification Frequency (RFID) untuk meningkatkan efisiensi logistic pada tiga tingkatan rantai pasokan suku cadang. Rantai pasokan ini terdiri dari headquarters (HC), satu Central Distribution Center (CDC), 10 lokal Distribution Center (LDCs) dan Repair Shops (Rss). Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, informasi pesanan mengalir dari RS mundur ke LDC dan HQ, sedangkan material mengalir ke arah sebaliknya dari produsen ke depan untuk CDC, LDC dan kemudian RS. Jika tingkat persediaan berkurang dari titik pemesanan ulang (mempertimbangkan mengambil safety stock dan rata-rata dan variasi dari permintaan), CDC akan memberitahukan HQ untuk mengirim pesanan pembelian (PO) kepada produsen. Salah satu tantangan terbesar di antara anggota rantai pasokan tersebut adalah lamanya waktu menunggu atau waktu pengiriman suku cadang tertunda karena adanya perbaikan peralatan di RS.

Penghapusan atau pengurangan pada waktu pengiriman yang lama ini adalah salah satu motivasi awal untuk HQ untuk menguji manfaat penerapan lean production dan penggunaan Teknologi Radio Identification Frequency (RFID). Gambar 1. Tiga Tingkatan Rantai Pasokan dengan Aliran Informasi dan Material 2. Penggunaan Metode As-Is sebagai Alat Analisis seluruh Rantai Pasokan Gambar 2 menunjukkan fungsi khas dilakukan oleh HQ,CDC, LDC dan RS dengan aliran bahan dan informasi di antara anggota rantai pasokan. Anggota rantai suplai berkomunikasi satu sama lain melalui server lokal yang menggunakan sistem EDI tradisional untuk pertukaran data. Model berbasis batch ini dieksekusi (upload/download) hanya sekali per hari, sehingga IS/ WMS tidak dapat memberikan infromasi yang akurat secara tepat waktu dan real-time. Hal ini sangat memakan waktu dan tidak efisien dalam operasi sistem mode legacy berbasis silo dari arus informasi. Sebuah teknik VSM digunakan untuk menarik pemetaan proses pada kondisi saat ini dengan material, informasi dan waktu aliran, seperti ditunjukkan pada Gambar 3 dibutuhkan 1.328,6 h ( sekitar 55,4 hari ) total dari saat barang diterima oleh CDC dan pada saat barang itu dikapalkan ke RS.

Gambar 2. Kondisi Operasi Rantai Pasokan (Model As-Is) Gambar 3. Model VSM Kondisi Suku Cadang saat ini

3. Perbaikan dengan Lean Production dan RFID Dalam rangka untuk melakukan rekayasa ulang proses untuk aliran yang terus menerus mengalir dengan kemacetan yang kurang, waktu tunggu yang berkurang dan waktu idle yang berkurang, pemborosan tenaga kerja dan waktu saat ini perlu dihilangkan. Tiga kebijakan yang diadopsi. Pertama, inspektur HQ mengatur jadwal penerimaan dan waktu pengiriman sesuai dengan kesepakatan dengan produsen. Setelah proses operasi di atas diubah, waktu untuk penerimaan dan penyimpanan barang CDC dapat dipersingkat dari 42 hari sampai 2 hari. Kedua, HQ merubah sistem EDI proprietary tradisional yang ada ke sistem EDI berbasis internet. Dengan demikian, HQ dan LDC demikina juga LDC dan RS langsung dapat berkomunikasi satu sama lain dengan real-time dan tepat waktu serta server lokal tidak lagi digunakan untuk mengirimkan informasi. Ketiga, HQ mengintegrasikan teknologi RFID dengan sistem informasi dan operasi rantai pasokan. Dalam studi ini, pembaca RFID diinstal pada penerimaan dan pengiriman dermaga untuk secara otomatis mencatat identitas dan data tag RFID yang melekat pada karton dan palet. Proses operasi reengineering di CDC dan LDC dengan palet/tingkat penandaan Gambar 4. Palet/ tanda diidentifikasi melalui RFID tag dapat digunakan kembali. Setiap penerimaan dan pengiriman dermaga ini dilengkapi oleh RFID reader yang bertindak sebagai portal. Electronic Product Code (EPC) dari palet dapat dibaca dan informasi ditransmisikan ke WMS melalui jaringan Ethernet secara real-time. Gambar 4. Usulan Model Operasi Rantai Pasokan (to-be model)

Gambar 5 menunjukkan peta usulan perbaikan yang baru dengan mengintegrasikan lean production dan Teknologi Radio Identification Frequency (RFID) prosedur baru. Total waktu operasi awal sebelum perbaikan adalah 1328,6 jam yang dapat direduksi menjadi 247,2 jam dengan mengadopsi lean production dan aplikasi RFID dengan penghematan sebesar 1.081,4 jam. Hal ini dapat diamati bahwa proses rata-rata waktu penerimaan, penyimpanan, memilih dan memilah, mengemas dan pengiriman berkurang dari 92,8, 20, 90, 35, 90-18, 1, 80,15, 0,5 dan dari 44, 22, 60, 30, 30-12,9, 0,1, 50, 12, 1.2 pada masing-masing CDC dan LDC. Perlu dicatat bahwa dengan aplikasi RFID untuk memfasilitasi transmisi data secara real-time ke WMS dan pelaporan secara real-time ke HQ IS untuk persetujuan yang cepat, menjadi sangat layak untuk menerapkan cross docking di CDC dan LDC yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya. Gambar 5. VSM Usulan Rantai Pasokan Suku Cadang Dengan cross docking, setelah menyelesaikan dalam proses penerimaan barang masuk, operator dapat memilih, mengepak dan mengirim barang keluar tanpa memindahkan barang tersebut ke daerah rak/penyimpanan. Dengan demikian, waktu operasi total dapat lebih dikurangi dari 247,2 jam sampai 147,7 jam, dengan penghematan lebih lanjut sebesar 99,1 jam. Gambar 6 menunjukkan perbandingan total waktu. Ketika operator CDC dan LDC diterapkan lean production dan teknologi RFID, waktu operasi total dapat direduksi menjadi 247,2 jam (dengan peningkatan 81 %). Dengan operasi cross-docking berdasarkan komunikasi data secara real-time dengan RFID, total operasi dapat lebih dikurangi menjadi 147,7 jam (dengan peningkatan 89 %)..

Gambar 6. Perbaikan Efisiensi dari Operasi Total dalam Tiga Skenario 4. Kesimpulan Penelitian ini menggunakan VSM untuk menganalisis faktor yang menyebabkan tidak cukupnya operasi rantai pasokan dan berlaku baik pada lean production dan dan teknologi RFID untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai suplai. Hasil awal dalam studi kasus (dengan 1 CDC, 10 LDC, dan lebih dari 400 repair shops) menunjukkan bahwa total waktu operasi, dari tahap awal sampai dengan tahap akhir dari lean dan RFID, bisa mendapatkan penghematan sebesar 81% (dengan penghematan sebesar 82% pada waktu tunggu dan waktu transportasi dan penghematan sebesar 63% pada waktu nilai tambah). Penghematan dapat lebih ditingkatkan menjadi 89% (dengan penghematan sebesar 89% pada waktu tunggu dan waktu transportasi dan penghematan sebesar 70% untuk waktu nilai tambah) dengan penerapan cross-docking. Selanjutnya, setiap gudang dapat mengurangi setidaknya satu operator ketika menjaga kapasitas layanan saat ini dan tingkat di kedua CDC dan LDC. Analisis ROI dengan nilai 2,6 memperlihatkan efektivitas penerapan lean production dan aplikasi RFID. Hasil dari penelitian ini adalah referensi yang baik untuk perbaikan lebih lanjut dalam rantai pasokan dan sistem logistik melalui penggunaan filosofi manajemen yang lebih baik dan teknologi yang modern.