MAKALAH ISLAM Fenomena Gerhana 2014 15 April 2014
Makalah Islam Fenomena Gerhana 2014 Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag (Kepala Subdit Binsyar dan Hisab Rukyat Kemenag RI Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia)
Femonena gerhana Bulan dan gerhana Matahari dapat berlangsung setiap tahun. Gerhana Bulan dapat disaksikan bila pada saat gerhana berlangsung Bulan berada di atas horizon. Di kawasan ekuator seperti Indonesia kondisi gerhana Bulan dapat disaksikan tidak dibatasi oleh bulan terjadinya gerhana seperti misalnya di Australia selatan bila terjadi gerhana Bulan pada bulan Desember tidak bisa menyaksikan gerhana Bulan, hanya negeri di kawasan Utara yang bisa menyaksikannya. Di kawasan kutub Utara gerhana tersebut tidak lagi di batasi oleh terbit dan terbenam, karena Bulan berputar sepanjang horizon dan akan terbenam bila posisi Bulan telah berpindah ke belahan langit Utara lagi. Di kawasan dekat ekuator seperti Indonesia Gerhana Bulan bisa mulai berlangsung dan berakhir pada waktu waktu saat Bulan terbit sore hari di kaki langit timur ketika Matahari terbenam di kaki langit barat hingga Bulan terbenam pada pagi keesokan hari kaki langit barat dan hampir bersamaan dengan terbit Matahari di kaki langit timur. Fenomena gerhana Bulan di suatu tempat bisa dalam kondisi Bulan terbit sudah dalam keadaan gerhana atau Bulan terbenam dalam keadaan gerhana. Bisa juga
gerhana Bulan di mulai atau di akhiri ketika Bulan masih berada di atas horizon. Sedang gerhana Matahari bisa berlangsung pada waktu Matahari terbit maupun pada waktu Matahari terbenam. Begitupula gerhana Matahari bisa berlangsung, berawal dan berakhir pada saat Matahari berada di atas horizon. Fenomena gerhana Matahari merupakan fenomena toposentrik, bergantung pada posisi pengamat, jadi walaupun posisi Bulan dan Matahari di arah yang berdekatan, namun tidak semua pengamat di permukaan Bumi menyaksikan gerhana Matahari. Kondisi gerhana tersebut memerlukan persaratan sudut pandang pengamat di Bumi. Bila gerhana Matahari berlangsung pada tanggal 22 Desember maka yang bisa mengamati di kawasan kutub Selatan. Bila gerhana Matahari berlangsung pada tanggal 21 Juni maka yang bisa mengamati di kawasan kutub Utara. Dalam astronomi dikenal Gerhana Bulan Penumbra, yakni bila Bulan dari awal hingga akhir gerhana hanya berada di kawasan Penumbra Bumi. Di kawasan Penumbra ini sorot cahaya Matahari ke
permukaan Bulan tidak lagi 100%, berkurang karena terhalang oleh planet Bumi. Pada waktu bersamaan bila ada pengamat di Bulan akan menyaksikan gerhana Matahari Sebagian. Pada saat Bulan memasuki kawasan Penumbra sebenarnya cahaya Bulan Purnama meredup sebanding dengan kedekatannya terhadap kawasan Umbra Bumi. Bagian Bulan yang berada lebih dekat dengan Umbra akan berkurang lebih banyak atau makin melemah cahayanya, hingga mencapai 100% bila Bulan memasuki kawasan Umbra Bumi. Bagian bundaran Bulan yang berada di kawasan Umbra nampak hitam, tanpa sorot langsung cahaya Matahari. Umumnya gerhana Bulan Penumbra relatif sulit dibedakan dengan Bulan Purnama bila hanya diamati dengan mata bugil, sehingga gerhana Penumbra diabaikan sebagai Gerhana oleh masyarakat umum. Selain itu juga terdapat gerhana Bulan Sebagian bila selama gerhana Bulan berlangsung, hanya sebagian bundaran Bulan memasuki kawasan Umbra Bumi. Sedang gerhana Bulan Total bila selama gerhana Bulan berlangsung, seluruh bundaran Bulan memasuki kawasan Umbra Bumi.
Selain gerhana Bulan juga terdapat gerhana Matahari, ada gerhana Matahari Total, gerhana Matahari Sebagian dan gerhana Matahari Cincin. Diameter sudut Matahari dan Bulan bervariasi bergantung pada jarak ke benda langit tersebut, oleh karena itu pada saat gerhana Matahari bisa mempunyai kondisi diameter sudut Bulan lebih besar dari diameter sudut Matahari, sehingga memungkinkan terjadi gerhana Matahari Total. Bila kondisi diameter sudut Bulan lebih kecil dari diameter sudut Matahari, memungkinkan terjadi gerhana Matahari Cincin. Gerhana Matahari Sebagian bila selam gerhana berlangsung arah pandang ke Matahari selalu di kawasan penumbra Bulan. Setiap Gerhana mempunyai keunikan dinamika bola gas pijar Matahari membuat korona Matahari yang selalu berbeda, begitu pula wajah Bulan dalam Umbra Bumi bergantung pada dinamika angkasa Bumi. Keunikan tersebut menjadi salah satu faktor mengapa gerhana Bulan dan Matahari menarik untuk diamati dan dibandingkan dengan gerhana sebelumnya. Perlu diingatkan bagi yang akan mengamati gerhana Matahari. Pengamatan Matahari maupun momen
gerhana Matahari Sebagian, gerhana Matahari Cincin dengan mata bugil maupun dengan teleskop harus menggunakan penapis cahaya Matahari. Pengamatan Bulan maupun gerhana Bulan secara langsung dengan mata bugil maupun teleskop tanpa penapis cahaya relatif aman. Bagi penghuni planet Bumi, posisi Bumi, Bulan dan Matahari pada tahun 2014 akan menghasilkan fenomena dua gerhana Bulan Total (GBT), yaitu GBT 15 April 2014 dan GBT 8 Oktober 2014. Selain itu posisi Bumi, Bulan dan Matahari pada tahun 2014 akan juga menghasilkan dua gerhana Matahari, yaitu gerhana Matahari Cincin pada tanggal 29 April 2014 dan satu gerhana Matahari Parsial/Sebagian pada tanggal 23 Oktober 2014. GBT 15 April 2014. Gerhana Bulan pertama pada tahun 2014 adalah gerhana Bulan Total (GBT) yang akan berlangsung pada hari Selasa tanggal 15 April 2014 (GBT 15 April 2014). Gerhana Bulan Total, GBT 15 April 2014 merupakan Gerhana Bulan ke 56 dari 75 gerhana dalam seri Saros
122. GBT 15 April 2014 akan berlangsung bertepatan dengan (pertengahan) 14 atau 15 Jumadil Akhir 1435 H. Bersamaan dengan GBT 15 April 2014, fasa Bulan Purnama akan berlangsung pada tanggal 15 April 2014 pada jam 14:42 wib. GBT 15 April 2014 dimulai dengan Bulan memasuki kawasan Penumbra pada jam 11:54 wib pertanda tahap gerhana Bulan Penumbra dimulai, sejam 4 menit kemudian disusul Bulan mulai memasuki kawasan Umbra Bumi pada jam 12:58 wib, dan seluruh permukaan Bulan memasuki Umbra Bumi pertanda momen GBT 15 April 2014 dimulai pada jam 14:07 wib, pertengahan Gerhana Bulan Total jam 14:46 wib, kemudian momen GBT berakhir jam 15: 25 wib, Bulan meninggalkan Umbra Bumi jam 16:33 wib dan Bulan meninggalkan kawasan Penumbra pada jam 17:38 wib. Jadi momen GBT berlangsung 1 jam 18 menit. Pada momen gerhana Penumbra sangat sulit dibedakan antara Bulan Purnama dengan Bulan dalam kawasanan Penumbra Bumi, yang sebenarnya sorot cahaya Matahari ke permukaan Bulan
berkurang, tidak 100% seperti sorot cahaya Matahari ke permukaan Bulan pada fase Bulan Purnama. Sebagian momen akhir gerhana Bulan Sebagian dari gerhana Bulan Total 15 April 2014 dapat disaksikan dari sebagian wilayah Indonesia Timur, di Irian Jaya pada momen bulan terbit menjelang akhir gerhana Umbra, di Sorong dan di Jayapura bulan dalam keadaan gerhana Umbra. Di daerah Jawa, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Serang, Jakarta dan Pelabuhan Ratu tidak menyaksikan gerhana Bulan 15 April 2014, di daerah tersebut bulan terbit setelah gerhana Bulan berakhir. Di Surabaya bulan terbit hampir bersamaan dengan berakhirnya momen gerhana Penumbra GBT 15 April 2014. Di Kalimantan di Pontianak tidak bisa menyaksikan gerhana Bulan, di Plangkaraya dan Banjarmasin bulan terbit hampir bersamaan dengan berakhirnya momen gerhana Penumbra GBT 15 April 2014, sedang di Tanjung Selor dan Samarinda bulan terbit menjelang berakhirnya momen gerhana Penumbra GBT 15 April 2014, hanya momen gerhana Penumbra, pada momen bulan terbit, bulan dalam keadaan gerhana Penumbra.
Bali, Sulawesi dan Halmahera, Ambon pada momen bulan terbit di kawasan tersebut, bulan dalam keadaan memasuki momen akhir gerhana Penumbra. GBT 8 Oktober 2014 Gerhana Bulan Total (GBT) yang berlangsung pada hari Rabu, 8 Oktober 2014 (GBT-8 Oktober 2014) merupakan Gerhana Bulan ke 42 dari 72 gerhana dalam seri Saros 127. GBT 8 Oktober 2014 bertepatan dengan (pertengahan) 14 Dzulhijjah 1435 H. Bersamaan dengan GBT 8 Oktober 2014, fasa Bulan Purnama akan berlangsung pada tanggal 8 Oktober 2014 pada jam 17:51 wib. GBT 8 Oktober 2014 dimulai dengan Bulan memasuki kawasan Penumbra pada jam 15:16 wib pertanda tahap gerhana Bulan Penumbra dimulai, 59 menit kemudian disusul Bulan mulai memasuki kawasan Umbra Bumi pada jam 16:15 wib, dan seluruh permukaan Bulan memasuki Umbra Bumi pertanda momen GBT 8 Oktober 2014 dimulai pada jam 17:25 wib, pertengahan Gerhana Bulan Total jam 17:55 wib, kemudian momen GBT berakhir jam 18: 24 wib, Bulan meninggalkan Umbra Bumi jam 19:34 wib dan Bulan meninggalkan
kawasan Penumbra pada jam 20:34 wib. Jadi momen GBT berlangsung 59 menit. Pada momen gerhana Penumbra sangat sulit dibedakan antara Bulan Purnama dengan Bulan dalam kawasanan Penumbra Bumi, yang sebenarnya sorot cahaya Matahari ke permukaan Bulan berkurang, tidak 100% seperti sorot cahaya Matahari ke permukaan Bulan pada fase Bulan Purnama. Momen Gerhana Bulan Total dapat disaksikan hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Banda Aceh. Hampir di seluruh wilayah Indonesia Bulan terbit sebelum momen GBT 8 Oktober 2014 berakhir, kecuali di Aceh, bulan terbit di Aceh setelah GBT berakhir. Di seluruh wilayah Indonesia, Bulan terbit dalam keadaan gerhana, namun tidak ada yang bisa menyaksikan seluruh momen GBT 8 Oktober 2014 dari sejak Bulan mulai memasuki kawasan Penumbra maupun Umbra Bumi. Di Sorong dan Jayapura, Bulan terbit ketika Bulan sudah berada di kawasan Penumbra Bumi, di kedua tempat ini dapat menyaksikan paling banyak momen gerhana Bulan 8 Oktober 2014. Di kota kota Palangkaraya. Sumber : bimasislam.kemanag.go.id/informasi/opini