Pokok Bahasan. Sejarah Perkembangan Obat. Definisi. Fungsi Obat. Penggolongan Obat. Aturan Pemakaian Obat. Cara Penyimpanan Obat. Cara Pemusnahan Obat



dokumen-dokumen yang mirip
OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

PENGGOLONGAN OBAT. Hidayah Sunar Perdanastuti Program Studi Farmasi Universitas Brawijaya

OBAT Definisi dan Penggolongannya. Indah Solihah,S.Farm.,M.Sc.,Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRA. HELNI, APT, M.KES

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Tujuan Instruksional:

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

PENGELOLAAN OBAT DAN PENYULUHAN OBAT KEPADA MASYARAKAT. Lecture EMI KUSUMAWATI., S.FARM., APT

Tujuan Instruksional:

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Ilham Niawan

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat tradisional 11/1/2011

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

DESAIN SEDIAAN FARMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA. obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan. Sedangkan

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

BERITA NEGARA. No.1104, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Pedoman. Prekursor Farmasi. Obat. Pengelolaan.

Dept.Farmakologi dan Terapeutik, Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan obat secara baik bagi siswa sekolah tingkat dasar, merupakan faktor

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

PEMBERIAN OBAT RASIONAL (POR) dr. Nindya Aryanty, M. Med. Ed

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tentang Standar

PENCANTUMAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PADA LABEL OBAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, semakin berkembangnya perekonomian telah memunculkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan suatu penyakit. Obat dapat berguna untuk menyembuhkan jenis-jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan

Aspek Medikologal LSD JENIS-JENIS NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (NAPZA/NARKOBA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN ASPEK FARMASETIK PADA RESEP RACIKAN DI TIGA APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

PEMILIHAN OBAT SECARA AMAN PADA KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Astri Widiarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep pelayanan dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 5-10 STUDI PERBANDINGAN OBAT GENERIK DAN OBAT DENGAN NAMA DAGANG. Abstrak

ISU KONTEMPORER DALAM FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

MAKALAH PERHITUNGAN DOSIS OBAT DISUSUN OLEH : VERTI AGSUTIN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT

Resep. Penggunaan obat berlabel dan tidak berlabel Aspek legal. Pengertian Unsur resep Macam-macam resep obat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran e-learning bab 3 dan 4 (kelas A)

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan obat ketika pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kecacatan. Kesehatan dapat terwujud apabila tersedia sumber daya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUGAS DRUGS MANAGEMENT MAKALAH MEMAHAMI KUALITAS OBAT DAN DRUG ASSURANCE PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

Batasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian

MANFAAT REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA (MANTAN) PECANDU TERHADAP KONDISI PSIKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

O B A T

Pokok Bahasan Sejarah Perkembangan Obat Definisi Fungsi Obat Penggolongan Obat Aturan Pemakaian Obat Cara Penyimpanan Obat Cara Pemusnahan Obat

Tahukah Anda Awalnya obat berasal dari tanaman, hewan ataupun mineral yang digunakan secara empiris Kinin : Obat Malaria Diambil dari tanaman Cinchona officinalis Suku Andes & Amazon dataran tinggi infus batang u/ demam malaria

Sumber Obat Digoxin Obat jantung diperoleh dari tanaman Digitalis lanata Efedrin ( obat batuk dan asma) Tanaman Ephedra vulgaris Hormon insulin Pankreas Sapi Hormon tiroid Glandula Thiroidea

Definisi Obat Bahan atau paduan termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009)

Pengertian Obat khusus Obat Baku Bahan obat yang memenuhi syarat FI atau buku resmi lainnya yang ditetapkan pemerintah Obat Jadi Obat tunggal atau campurannya dalam bentuk sediaan tertentu ( Serbuk, Salep, Tablet, Kapsul) Obat Paten Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat (dipatenkan) Zaman yoenoes, 2001

Pengertian Obat khusus Obat Generik Obat dengan nama resmi INN (International Non Proprietary Names) yang ditetapkan di farmakope atau buku resmi lainnya Obat Dagang Obat dengan nama milik produsen yang bersangkutan Obat Asli Obat Asli Indonesia / Obat yang berasal dari tumbuhan yang digunakan secara turun temurun untuk pengobatan Zaman yoenoes, 2001

Bahan Aktif Amoksisilin Paten habis Nama Kimia Nama Generik Nama Paten Nama Dagang Asam (2S,5R,6R)-6-[(R)-(-)-2-amino-2-(p-hidroksifenil) asetamido-3,3-dimetil-7okso-4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]- heeptana-2 karboksilat trihidrat Amoksisilin Amoxil Amoxan, Amoxillin, Intermoxil

Generik-Generik Bermerk- Obat Paten Obat Generik Obat Bermerek Obat Paten Nama Sesuai dengan bahan aktifnya Sesuai keinginan produsen Sesuai keinginan produsen Hak Paten Tidak ada Tidak ada Ada Produsen Banyak Perusahaan Farmasi Banyak Perusahaan Farmasi Perusaan farmasi yang memiliki hak paten Kemasan Sederhana dengan logo Generik Bagus dan menarik Harga Murah dan terjangkau Lebih mahal dari OGB namun lebih murah dari Obat Paten Bagus dan menarik Paling mahal Contoh

Kegunaan Obat Diagnosis Tuberculin Test Kosmetik Memperel ok bagian tubuh Obat Mencegah Penyakit Vaksin: BCG, DPT, HBV, Polio Menyemb uhkan Penyakit, Gejala Antibiotik, Parasetamol (analgesik), Glibenklamid

Obat Tradisional (Obat Asli Indonesia) Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL Jamu Aman, tidak mengandung bahan kimia obat Obat Herbal Terstandar Aman, berkhasiat uji praklinis dan terstandardisasi Fitolac, Diabmeneer, Diapet, Kiranti, Fitogaster Fitofarmaka Aman dan berkhasiat uji klinis dan terstandardisasi Stimuno, Tensigard, Nodiar, Rheumaneer

Penggolongan obat Perundangundangan bentuk sediaan obat mekanisme aksi obat asal obat dan cara pembuata nnya Obat tempat atau lokasi pemakaian efek yang ditimbulk an cara pemakaian

Permenkes 949/Menkes/Per/2000 Ethical drug Obat Keras Obat Keras Terbatas (Psikotropika) Narkotika Obat Wajib Apotek (OWA) Over The Counter (OTC) Obat Bebas Obat Bebas Terbatas

Ethical drug Obat Keras Obat Daftar G (Gevaarlijk/berbah aya) Obat yang dapat diberikan dengan resep dokter Contoh : Amoksisilin, Kloramfenikol, Lidokain

Ethical drug Obat Keras Terbatas/Psikotropika Bahan alamiah maupun sintetik bukan narkotika yang memiliki aktivitas psikoaktif pda SSP sehingga menyebabkan perubahan khas padar mental dan perilaku Terbagi dalam 4 golongan : I,II,III,I

Obat Psikotropika Gol I Gol II Gol III Gol IV Potensi ketergantugan >>>> Potensi keterganuangan >>> Potensi ketergantungan >> Potensi ketergatungan > Hanya untuk penelitian Bisa untuk terapi dan ipteks Banyak untuk terapi dan ipteks Luas digunakan untuk terapi, ipteks LSD, MDMA Amfetamin, Metamfetamin (Sabu) Pentobarbital, amobarbital Alprazolam, diazepam fenobarbital

Narkotika Zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan tingkat kesadaran (fungsi anestesia), hilangnya rasa, menghilangkan rasa nyeri (sedatif), munculnya rangsangan semangat (euforia), halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan, dan dapat menimbulkan efek ketergantungan bagi penggunanya. Terbagi 3 golongan : I, II, III

Penggolongan Narkotika Narkotika Gol I Potensi ketergantungan : SANGAT TINGGI Penggunaan : Iptek, Lab secara TERBATAS Heroin, Kokain, Ganja Narkotika Gol II Potensi ketergantungan : TINGGI Penggunaan : Terapi pilihan TERAKHIR Morfin, Pethidin, Metadon Narkotika Gol III Potensi ketergantungan : RINGAN Penggunaan : Terapi Kodein

Prekursor PP No 44 tahun 2010 zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika Ergotamin KMnO4 Aseton Pseudoefedrin

Obat Wajib Apotek Obat Keras yang dapat diberikan apoteker tanpa resep dokter dengan batasan jumlah tertentu SK Menkes 347/Menkes/SK/VII/1990; Permenkes 924/Menkes/Per/X/1993; SK Menkes 1176/Menkes/SK/X/1999

Beberapa Daftar OWA Kelas Terapi Nama Obat Jumlah Maksimal Oral Kontrasepsi Saluran Pencernaan Obat Kulit topikal Linasterol Norgestrel-etinil estradiol Ranitidin Famotidin Nistatin Mikonazol sitrat 1 siklus 1 siklus 10 tablet 10 tablet 1 tube 1 tube Asma Salbutamol 10 tablet, sirup 1 botol, 1 tabung inhaler Analgesik Asam Mefenamat 20 tablet, 1 botol sirup Anastesi lokal Lidokain HCl 1 tube

Over The Counter (Daftar W) Obat Bebas Bisa diperoleh di pedagang eceran, toko obat, apotek Contoh: Vitamin C, multi vitamin, parasetamol 500 mg Obat Bebas Terbatas Dapat diperoleh tanpa resep dokter Dalam penggunaannya perhatikan PERINGATAN Obat flu, obat batuk, dll

Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas

Penggolongan Berdasarkan Mekanisme Kerja obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum. obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesic obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon. pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo

Berdasarkan Lokasi Pemakaian Obat dalam (internal use) digunakan melalui saluran pencernaan yang diawali dari mulut (peroral) Contoh : tablet, kapsul, sirup, pil, dll Obat luar (eksternal use) diberikan untuk bagian luar badan, tanpa melalui mulut (peroral) Contoh : salep, pasta, dll.

Berdasarkan cara/rute pemakaian Enteral Parenteral Topikal obat yang diberikan melalui mulut dan berlanjut ke saluran cerna, ada efek sistemik Contohnya : peroral, sublingual, per rektal obat yang diberikan disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial. obat yang diberikan pada tempat yang sakit yaitu pada kulit

Parenteral

Efek yang ditimbulkan Sistemik obat/zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah Contoh : tablet antibiotik, vitamin, dll. Lokal obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/me mpengaruhi bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll. Contoh : obat tetes mata, salep kulit, salep mata

Bentuk Sediaan Padat. granul/serbuk, tablet, kapsul Cair. larutan, suspensi, dan emulsi Semipa dat salep, krim, pasta, dan gel suppositoria Gas Aerosol

Minum obat dengan segelas air Petunjuk Penggunaan Obat Oral Gunakan sendok takar obat

Misuse-abuse Mis-use : Pemakaian obat yang salah Abuse: Penyalahgunaan obat ( berkaitan dengan toleransi dan adiksi

PENYIMPANAN Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. Simpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat Simpan obat di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung Jangan menyimpan kapsul atau tablet di tempat panas dan lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak. Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali disebutkan pada etiket atau kenmasan obat.

PENYIMPANAN Hindarkan obat dalam bentuk cair menjadi beku. Jangan tinggalkan obat anda di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena perubahan suhu dapat merusak obat anda Setiap obat yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang diminum). Dikontrol dan dibersihkan secara periodik

CIRI OBAT RUSAK Tablet Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab Kaleng atau botol rusak Tablet salut Pecah-pecah, terjadi perubahan warna Basah dan lengket satu dengan lainnya Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik Kapsul Perubahan warna isi kapsul Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain

CIRI OBAT RUSAK Cairan Menjadi keruh atau timbul endapan Konsistensi berubah Warna atau rasa berubah Botol plastik rusak atau bocor Salep Warna berubah Pot atau tube rusak atau bocor Bau berubah

PEMBUANGAN OBAT Obat yang perlu dibuang/dimusnahkan Obat Kadaluwarsa Obat Rusak Obat yang tidak jelas labelnya Cara Pemusnahan Obat berbentuk cair keluarkan isinya dan dibuang melalui kran Obat berbentuk padat keluarkan dari wadah dan buang bersama pembuangan rumah tangga