BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor 3, November 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

PENDETEKSIAN POSISI PLAT NOMOR MOBIL MENGGUNAKAN METODE MORFOLOGI DENGAN OPERASI DILASI, FILLING HOLES, DAN OPENING

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB IV PREPROCESSING

IDENTIFIKASI PLASMODIUM VIVAX BERBASIS PENGOLAHAN CITRA MIKROSKOPIS MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI TUGAS AKHIR

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data dan Akuisisi Citra. Segmentasi Citra - Perbaikan Kualitas Citra - Deteksi Nukleus - Deteksi WBC

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Deteksi Obyek Manusia Pada Basis Data Video Menggunakan Metode Background Subtraction Dan Operasi Morfologi

Apa yang bisa dilakukan oleh morfologi citra? Operasi morfologi :

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

BAB 2 LANDASAN TEORI

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Deteksi Citra Objek Lingkaran Dengan Menggunkan Metode Ekstraksi Bentuk Circularity

3 BAB III METODE PENELITIAN

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN APLIKASI GOOGLE EARTH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN GOGRAFIS MENGGUNAKAN METODE IMAGE ENHANCEMENT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB III METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

Kata Kunci: Kacang Kedelai, Texture, MATLAB. 1. Pendahuluan

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

Morphological Image Processing

OTOMATISASI PENGHITUNGAN PERSENTASE PARASITEMIA Plasmodium Falciparum MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK NISH ELEMENT D 2.3

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN METODE THESHOLDING DAN LAPLACE OF GAUSSIAN PADA KEMATANGAN BUAH TOMAT BERBASIS NILAI RGB

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PENGGUNAAN METODE ACTIVE CONTOUR UNTUK SEGMENTASI PARASIT MALARIA PLASMODIUM FALCIPARUM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan menggunakan Microsoft Visual C Express Edition (Version

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN MENTIMUN BERDASARKAN TEKSTUR KULIT BUAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI CIRI STATISTIK

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

SEGMENTASI OBYEK PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE OTSU THRESHOLDING

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada penilitian ini, penulis akan menggunakan ekstraksi tekstur dan warna untuk mengidentifikasi jenis parasit plasmodium vivax. Dengan menggunakan kedua ekstraksi ciri ini, komputer bisa mengenal dan mengklasifikasi fase plasmodium vivax pada citra mikroskopis sel darah merah yang telah terinfeksi parasit. 4.1 Analisis 4.1.1 Analisis Data Pada penelitian ini dilakukan percobaan pengujian pemrosesan data dengan 4 ukuran citra yang berbeda dengan format JPG. Pertama adalah citra mikroskopis sel darah merah berukuran 300 x 300 pixel.. Pada penilitian ini, penulis akan menggunakan ekstraksi ciri tekstur dan warna untuk mengidentifikasi fase parasit plasmodium vivax. 4.1.2 Kebutuhan data Kebutuhan data dalam penelitian ini adalah data citra dengan kriteria sebagai berikut: 1. Citra mikroskopis sel darah merah yang terjangkit plasmodium vivax. 2. Citra mikroskopis sel darah merah berekstensi JPG, Penggunaan format ini karena format jpg adalah format yang sering digunakan, dan format.jpg berbasiskan bitmap sehingga citra menjadi lebih detail (Eric & Rinaldi, 2013). 3. Citra mikroskopis sel darah merah tebal. Hal ini bertujuan untuk mempermudah deteksi, ekstraksi dan identifikasi sel darah merah yang telah terjangkit plasmodium vivax. 4. citra yang digunakan adalah citra berdimensi 300 x 300 pixel.

Data citra sel darah merah mikroskopis tersebut dikumpulkan oleh peneliti dari situs http://www.cdc.gov. Situs tersebut adalah situs pusat pengendalian dan pencegahan penyakit, yang miliki oleh negara Amerika Serikat. Situs tersebut menyediakan beragam citra penyakit yang diambil dari laboratorium. Objek citra yang dikumpulkan adalah citra sel darah merah tebal yang telah terinfeksi parasit malaria, yaitu oleh parasit plasmodium vivax. Data citra dikumpulkan terdiri dari 3 (tiga) fase plasmodium vivax, yaitu fase trophozoite, gametocyte, dan schizont. Masing masing fase terdiri dari 4 citra. Citra mikroskopis sel darah merah terinfeksi plasmodium vivax fase gametocyte dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4. Citra mikroskopis sel darah merah plasmodium vivax fase schizont dapat dilihat pada gambar 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8. Citra mikroskopis sel darah merah plasmodium vivax fase trophozoite dapat dilihat pada gambar4.9, 4.10, 4.11 dan 4.12. Nama Citra Gambar 4.1 Citra gmt1 Gmt1.JPG 300 x 300pixels srgb 93,8 KB Nama Citra Gambar 4.2 Citra gmt2 Gmt2.JPG 300 x Srgb 98,3 KB IV-2

Nama Citra Gambar 4.3 Citra gmt3 Gmt3.JPG 300 x Srgb 128 KB Nama Citra Gambar 4.4 Citra gmt4 Gmt4.JPG 300 x srgb 75,5 KB Nama Citra Gambar 4.5 Citra sch1 Sch1.JPG 300 x srgb 81,7 KB IV-3

Nama Citra Gambar 4.6 Citra sch2 Sch2.JPG 300 x srgb 86,1 KB Nama Citra Gambar 4.7 Citra sch3 Sch3.JPG 300 x srgb 77,1 KB Nama Citra Gambar 4.8 Citra sch4 Sch4.JPG 300 x srgb 64,4 KB IV-4

Nama Citra Gambar 4.9 Citra tpz1 Tpz1.JPG 300 x srgb 84,6 KB Nama Citra Gambar 4.10 Citra tpz2 Tpz2.JPG 300 x srgb 79,1 KB Nama Citra Gambar 4.11 Citra tpz3 Tpz3.JPG 300 x srgb 83,2 KB IV-5

Nama Citra Gambar 4.12 Citra tpz4 Tpz4.JPG 300 x srgb 89,7 KB 4.1.3 Proses Penghitungan dan Identifikasi Plasmodium Vivax Proses yang akan dilakukan pada sistem ini dibagi menjadi 4 (empat) tahapan proses yaitu normalisasi, ekstraksi parasit, rekonstruksi. Tahapan ini saling berhubungan. Proses awal yang akan dilakukan adalah proses normalisasi. Selanjutnya hasil dari normalisasi akan digunakan untuk diproses pada tahapan ekstraksi parasit. Setelah tahap ekstraksi parasit dilakukan setelah itu dilanjutkan proses rekonstruksi. Dan terakhir, parasit yang telah direkonstruksi akan di identifikasi dan dihitung. Berikut merupakan rincian dari tahapan-tahapan proses tersebut. 4.1.3.1 Normalisasi Pada tahapan ini, citra yang akan diproses selanjutnya akan dilakukan proses ekstraksi komponen Red dan sekaligus mengkonversi citra menjadi citra grayscale.hal ini dilakukan untuk menyederhanakan pemrosesan terhadap objek dan mempermudah proses ekstraksi parasit. Pada Matlab proses ekstraksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sintaks imgrgb = imgrgb(:,:,1) IV-6

Gambar 4.13Citra dengan ekstraksi komponen red. 4.1.3.2 Ekstraksi Parasit Setelah citra dinormalisasi dan menjadi citra grayscale, selanjutnya dilakukan proses thresholding citra. Thresholding adalah suatu metode yang digunakan untuk memisahkan antara objek dan background. Thresholding adalah teknik sederhana tetapi efektif dalam segmentasi citra yaitu dengan cara mengkonversi seluruh citra grayscale menjadi citra biner dengan menggunakan suatu nilai thresholding. Alur proses ekstraksi parasit dapat dilihat pada gambar 4.14. IV-7

Gambar 4.14Flowchartekstraksi parasit Dari Gambar 4.14 dapat dilihat alur kerja ekstraksi parasit. Berikut penjelasan dari tahap alur di atas. 1. Buka citra normalisasi Pada tahap ini, citra yang telah melalui proses normalisasi berbentuk citra grayscale akan dibuka. 2. Input nilai threshold value Selanjutnya akan dilakukan proses thresholding citra dengan menginputkan nilai threshold value. Pada Matlab proses ini menggunakan sintaks thresholdvalue = 185; 3. Simpan citra biner Hasil proses thresholding citra tersebut adalah mengubah citra grayscale menjadi citra biner. Citra biner adalah citra yang hanya terdiri dari 2 nilai pixel yaitu 0 atau 1. IV-8

4.1.3.3 Rekonstruksi Parasit Setelah parasit telah dideteksi dan diekstraksi, selanjutnya dilakukanlah serangkaian operasi morfologi. Operasi morfologi berfungsi untuk mengembalikan bentuk parasit yang telah diekstraksi. Dan mengeleminasi objek yang bukan parasit. Sehingga pada akhirnya proses identifikasi parasit menjadi lebih akurat. 4.1.3.3.1 Operasi Region Filling Operasi morfologi yang pertama digunakan adalah operasi region filling. Operasi ini berfungsi untuk menutupi lubang yang terdapat pada parasit yang telah diekstraksi. Pada Matlab operasi ini dapat menggunakan fungsi imfill. Contohnya sebagai berikut: binaryimage = imfill(binaryimage, 'holes'); 4.1.3.3.2 Operasi Opening Operasi opening berfungsi untuk menghaluskan garis-garis bentuk objek, manghilangkan bagian-bagian yang sempit dan menghilangkan penonjolanpenonjolan yang tipis. Dalam operasi opening digunakan suatu elemen penstruktur yang memiliki ragam bentuk yang memiliki cirri berbeda. Disini penulis menggunakan strel disk. Elemen penstruktur disk dipilih karena bentuknya yang seperti cakram ataupun lingkaran sehingga efek yang dihasilkan akan merata ke segala arah (Kadir & Susanto, 2013). Berikut alur proses operasi opening dapat dilihat pada gambar 4.15. IV-9

Gambar 4.15Flowchart operasi opening Dari Gambar 4.15 dapat dilihat alur kerja operasi opening. Berikut penjelasan dari tahap alur di atas. 1. Buka citra biner Pertama, citra biner yang menjadi hasil dari proses ekstraksi parasit dibuka untuk diproses menggunakan operasi opening. 2. Pilih elemen penstruktur disk Elemen penstruktur adalah elemen yang berfungsi sebagai penghalus garis dan tonjolan pada objek. Elemen penstruktur jenis disk dipilih karena memiliki bentuk seperti cakram yang merata ke segala arah. SE = strel('disk'); IV-10

3. Input nilai element penstruktur Setelah elemen penstruktur dipilih, selanjutnya menginputkan nilainya. Nilai elemen penstruktur memiliki pengaruh dalam proses operasi opening. Semakin besar nilainya, maka semakin luas dampak operasi opening pada objek. Pada Matlab proses input dan pemilihan elemen penstruktur dapat menggunakan sintaks SE = strel('disk', 8, 0) 4. Jalankan operasi opening Selanjutnya setelah elemen penstruktur telah dipilih maka operasi opening siap untuk dijalankan. Pada Matlab operasi opening dapat menggunakan fungsi imopen. Berikut contoh sintaksnya I =imopen(i, SE); 4.1.3.3.2 Operasi Dilasi Operasi dilasi dilakukan setelah parasit telah melalui operasi opening. Operasi dilasi berfungsi untuk menebalkan sisi tepi parasit. Hal ini bertujuan agar struktur tepi parasit yang telah dieleminasi oleh operasi opening dapat ditampilkan kembali. Alur proses rekonstruksi parasit dapat dilihat pada gambar 4.16. IV-11

Gambar 4.16Flowchart Rekonstruksi Parasit 4.1.3.4 Identifikasi dan Penghitungan Parasit Setelah tahapan rekonstruksi parasit telah selesai dilakukan, selanjutnya parasit akan di identifikasi dan dihitung. Langkah pertama adalah membuka citra parasit yang telah direkonstruksi. Selanjutnya adalah mengeleminasi objek yang memiliki luas kurang dari 320 pixel. Hal ini bertujuan untuk mengeleminasi objek selain parasit yang ada pada saat proses ekstraksi dan rekonstruksi parasit. Selanjutnya penjelasan tentang tahapan identifikasi dan penghitungan parasit dibagi pada 3 bagian yaitu identifikasi parasit identifikasi parasit berbasis tekstur, identifikasi parasit berbasis warna dan penghitungan parasit. 4.1.3.4.1 Identifikasi Parasit Berbasis Tekstur Pada proses identifikasi parasit berbasis bentuk, pada penelitian ini penulis menggunakan suatu besaran yang disebut dengan smoothness. Smoothness adalah besaran yang menunjukan tingkat kehalusan atau kekasaran intensitas pada citra. IV-12

Semakin kecil nilai smoothness suatu objek, maka semakin halus tekstur objek tersebut. Pada identifikasi berbasis tekstur ini, digunakan aturan sebagai berikut: Jika nilai smoothness suatu parasit kurang dari nilai ambang bawah, maka parasit tersebut diidentifikasi termasuk dalam fase trophozoite. Jika nilai smoothness lebih besar dari nilai ambang bawah dan lebih kecil dari nilai ambang atas, maka parasit tersebut diidentifikasi termasuk dalam fase gametocyte. Jika nilai smoothness lebih besar dari nilai ambang atas, maka parasit tersebut diidentifikasi termasuk dalam fase schizont. Secara morfologi, parasit plasmodium vivax pada fase trophozoite memiliki ciri tekstur yang halus. Pada fase gametocyte memiliki ciri tekstur yang tidak terlalu lembut, dan tidak terlalu kasar. Pada fase schizont memiliki ciri tekstur yang kasar. Atas dasar ciri tersebut, identifikasi tekstur digunakan untuk mengidentifikasi fase trophozoite, gametocyte dan schizont. Berikut flowchart proses identifikasi berbasis bentuk dapat di perhatikan pada gambar 4.17. IV-13

Gambar 4.17Flowchart Identifikasi Parasit Berbasis Tekstur IV-14

4.1.3.4.2 Identifikasi Berbasis Warna Proses identifikasi warna menggunakan nilai mean intensity. Mean intensity adalah nilai rata-rata kepekatan suatu objek. Semakin gelap suatu objek, maka semakin kecil nilai mean intensity-nya. Parasit pada fase schizont memiliki ciri warna yang cenderung pekat dan gelap. Parasit pada fase gametocyte memiliki ciri warna yang tidak telalu gelap dan tidak terlalu terang. Parasit fase trophozoite memiliki cirri warna yang cenderung terang. Berdasarkan ciri di atas, Parasit yang memiliki nilai mean intensity lebih kecil dari nilai ambang bawah mean intensity, maka diindetifikasi termasuk dalam fase schizont. Jika nilai mean intensity parasit tersebut lebih besar dari nilai ambang bawah dan lebih kecil dari nilai ambang atas mean intensity, maka parasit tersebut diidentifikasi termasuk dalam fase gametocyte. Jika nilai mean intensity parasit tersebut lebih besar dari nilai ambang atas mean intensity, maka parasit tersebut diidentifikasi terasuk dalam fase trophozoite. Berikut flowchart proses identifikasi berbasis warna dapat diperhatikan pada gambar 4.18. IV-15

Gambar 4.18Flowchart Identifikasi Parasit Berbasis Warna IV-16

4.1.3.4.3 Penghitungan Parasit Setelah parasit diidentifikasi selanjutnya objek tersebut akan di beri label. Proses pemberian label pada objek bertujuan untuk memberikan keterangan bahwa objek parasit telah diidentifikasi berdasarkan fasenya masing-masing. Lalu parasit yang telah diberi label kemudiandihitung total jumlahnya. Alur Proses identifikasi dan penghitungan parasit dapat dilihat pada gambar 4.19. Gambar 4.19Flowchart Identifikasi dan Penghitungan Parasit IV-17

4.1.4. Gambaran Umum Sistem Gambar 4.20 menjelaskan tentang langkah-langkah(alur) jalannya sistem yang akan dibangun pada penelitian ini. Gambar 4.20 Flowchart alur sistem IV-18

4.2 Perancangan Antar muka merupakan alat komunikasi antara user dan sistem, agar sistem lebih mudah dan bisa dipergunakan oleh user. Berikut rancangan antara muka untuk sistem identifikasi plasmodium vivax menggunakan operasi morfologi. Rancangan Antar muka sistem yang akan dibangun terlihat pada gambar 4.21 dan 4.22. 4.2.1. Rancangan Menu Utama Gambar 4.21 Menu utama IV-19

Tabel 4.1 Keterangan rancangan menu utama. No Nama Jenis Keterangan 1. Identifikasi Parasit Button Untuk Membuka Form Identifikasi (pada Gambar 4.8) 2. Tentang Program Button Menampilkan form yang berisikan tentang 3. Perancang Program keterangan program Identifikasi Plasmodium Vivax Button Menampilkan form yang berisikan keterangan tentang penulis dan perancang program 4. Keluar Button Menghentikan semua form GUI yang sedang aktif 4.2.2. Rancangan Menu Identifikasi Parasit Gambar 4.22 Rancangan identifikasi parasit IV-20

Tabel 4.2 Keterangan rancangan identifikasi parasit No Nama Jenis Keterangan 1. Buka Citra Button Untuk memilih citra yang akan diproses. 2. Warna Button Menjalankan program identifikasi parasit berbasis warna. 3 Tekstur Button Menjalankan program identifikasi parasit berbasis tekstur. 3. Keluar Button Menutup form identifikasi parasit dan membuka kembali form menu utama. 4. Reset Button Menutup form identifikasi parasit dan membuka kembali form identifikasi parasit. 5. Nama Citra Edit Menampilkan nama citra yang tlah dibuka Text 6. Ukuran Edit Text Menampilkan ukuran citra yang tlah dibuka 7. Jumlah Parasit Edit Menampilkan jumlah parasit yang Text terdeteksi 8. Panduan Program Button Membuka form yang berisikan keterangan cara mengoperasikan program. 9. Axes1 Axes Menampilkan citra asli 10. Axes2 Axes Menampilkan citra hasil normalisasi program 11. Axes3 Axes Menampilkan citra hasil ekstraksi parasit program 12. Axes4 Axes Menampilkan citra yang telah teridentifikasi parasit oleh program. IV-21