Exsi Rila Kusuma 1, Agus Sartono 2, Hapsari Sulistya Kusuma 3.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

Hubungan Daya Terima Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Taruna di Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)


Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

KONTRIBUSI ZAT GIZI MAKRO MAKAN SIANG TERHADAP STATUS GIZI DI SDIT Ar. RAIHAN, TRIRENGGO, BANTUL, YOGYAKARTA. NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

Ani Kipatul Hidayah 1) Lilik Hidayanti., SKM, M.Si 2)

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTRIBUSI KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI (BB/TB SKOR Z) PADA ANAK USIA

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

Pengaruh Status Gizi, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap VO2 Maks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

PENGARUH STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN. Oleh: TN BADIUZZAMAN BIN TUAN ISMAIL

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Usia Sekolah Dasar 6 12 Tahun Di SD N 1 Rowosari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN ANAK DAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KELURAHAN TUGU KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

PERBEDAAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA SIANG HARI ANTARA ANAK TAMAN KANAN-KANAK DI SEKOLAH DENGAN MODEL SCHOOL FEEDING DAN NON SCHOOL FEEDING

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

Ardiansul Abram Sisfiani Sarimin Franly Onibala

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Perbedaan Status Gizi Ditinjau dari Jenis Makanan pada Anak Sekolah di SDIT 1 Arofah dan MIN Boyolali

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

Transkripsi:

5 Perbedaan Tingkat Kecukupan Protein, Status Kesehatan Dan Status Gizi Anak yang Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Makanan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Bunda Semarang Exsi Rila Kusuma, Agus Sartono, Hapsari Sulistya Kusuma,, Program Studi S Ilmu Gizi FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang hapsa@yahoo.co.id ABSTRACT The Children, included school-age (6 - years old) is a children period who do not understand a balanced nutrition yet, generally. It causes they do fault in selecting meals. The condition can make they suffer malnutrition problem, School meals service in Islamic Primary School (SDIT) Harapan Bunda Semarang intended to solve a problem related to the school meals in school children. The purpose to be achieved is to reduce student eating randomly snack so that decrease the risk of diseases which is caused from food and to adequate nutrition intake to increase children s nutritional status and health. This aims of the research is to analyze the difference of protein energy sufficiency level nutritional status and health status between the children who apply and not apply school meals at Integrated Islamic Primary School (SDIT) Harapan Bunda Semarang. The type research is analytic with observation method and cross sectional approach. The research samplings are 8 students of th, 4 rd and 5 th class of SDIT Harapan Bunda Semarang. The samplings are taken by stratified random sampling. The correlation of variables are analyzed with Mann-Whitney test (Z test) and Chi-Square test. Quality of school meals has been good qualified in terms of acceptability, but not good in menu variations and nutrition content yet. Moreover, there is no difference of energy sufficient levels (pv :.45) between children who apply and not apply school meals. There are no difference of protein sufficient levels (pv :,89), no defference of health status (X :,8) and no defference of nutritional status (pv : 88) between children who apply and not apply school meals There is no difference of energy protein sufficient level, health status and nutritional status between the children who apply and not apply school meals at Integrated Islamic Primary School Harapan Bunda Semarang. Key Word: School-Age Children, Quality of School Meals, Protein Energy Sufficient Level, Health Status and Nutritional status PENDAHULUAN Anak-anak, termasuk usia sekolah (6- tahun) pada umumnya belum memahami gizi seimbang, sehingga menyebabkan anak sering melakukan kesalahan dalam memilih makanan. Akibatnya, anak dapat mengalami masalah gizi yang menyebabkan menurunnya pertahanan tubuh, gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta gangguan kesehatan lainnya (Devi, ). Di Indonesia, terdapat dua masalah gizi pada anak usia sekolah yang memerlukan penanganan serius pemerintah, yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih. Prevalensi kurus

6 dan sangat kurus pada anak usia sekolah (6- bulan) di Indonesia, berturutan adalah 7,6 dan 4,6.. kan angka kegemukan pada anak usia tersebut adalah 4 (Riskesdas, ), Dua penyebab utama yang menimbulkan masalah tersebut adalah tingkat kecukupan zat gizi, gangguan penyakit dengan semua faktor ditermunannya, seperti pengetahuan, budaya, ekonomi dll (Almatsier dan Soekirman, ). Penyelenggaraan makanan sekolah merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi pada anak usia sekolah. Makanan sekolah harus memperhatikan standar gizi, kandungan gizi sesuai kebutuhan anak menurut umur, Penyelenggaraan makanan sekolah harus pula memperhatikan waktu yang tepat dan cukup agar anak dapat memanfaatkan dan mendukung dengan baik program tersebut (Sulistyoningsih, ).. Drajat Martianto, seorang pakar gizi pada Institut Pertanian Bogor (6) merekomendasikan bahwa kontribusi energi dan zat gizi sarapan yaitu 5, makan siang, 5 makan malam dan masing-masing untuk selingan pagi dan sore (Rohayati, 4). Maka tinggal makanan yang mana yang akan diselenggarakan di Sekolah. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Bunda merupakan salah satu sekolah dasar yang menyelenggarakan makanan sekolah dengan harapan dapat meminimalkan siswa jajan sembarangan sehingga menurunkan risiko terserang penyakit akibat makanan, serta mengoptimalkan status gizi dan kesehatan anak sekolah. Di sekolah tersebut, penyelenggaraan makanan sekolah merupakan pilihan yang diberikan kepada siswa, sehingga tidak semua siswa memanfaatkannya. Tujuan Penelitian Menganalisis perbedaan tingkat kecukupan energi protein dan status kesehatan anak yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan makanan sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Bunda Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dibidang gizi dengan menggunakan metode survey dan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Harapan Bunda di Semarang, pada bulan Desember 4 sampai dengan Februari 5. Populasi penelitian adalah siswa SDIT Harapan Bunda Semarang tahun ajaran 4 / 5, sedang populasi terjangkaunya adalah siswa siswi kelas,4 dan 5 yang jumlahnya 6 siswa.

7 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak stratifikasi ( Stratified Random Sampling). sampel kesuluruhan adalah 8 anak yang terdiri dari dari 4 yang memanfaatkan makanan sekolah dan 65 tidak memanfaatkan makanan sekolah.. Recall, dilakukan pada 5 dari jumlah sampel, yang ditentukan secara acak sederhana.. Status gizi anak ditentukan berdasarkan indikator antropometri, indeks masa tubuh (IMT) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan penimbangan dan pengukuran secara langsung. Kualitas makanan akan dinilai dari variasi menu, kandungan zat gizi dan daya terima. Recall makanan sekolah yang dikonsumsi anak dilakukan tiga hari, tidak berurutan untuk mengukur tingkat kecukupan energi protein., Status kesehatan anak diukur dengan kejadian dan frekuensi sakit selama bulan terakhir, yang dikumpulkan dengan wawancara. Pengumpulan data sekunder, mencakup karakteristik sosial sampel :, gambaran umum lokasi penelitian, dan data jumlah siswa, yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan makanan sekolah, diambil dari catatan yang ada di sekolah. sampel/responden adalah 8 anak, terdiri dari 5 laki-laki dan 57 perempuan. Responden terdiri dari 4 anak kelas (tiga), anak kelas 4 (empat) dan 45 abak kelas 5 (lima). Karakteristik responden menurut umur dapat dibaca pada tabel (satu). Tabel. Distribusi Responden Menurut Umur 4 5 Umur 8 9 N 6 4 8 5,6 8, 5,,4,9 Total 8 8 anak yang menjadi sampel, terbagi menjadi 4 anak memanfaatkan makanan sekolah dan 65 anak tidak memanfaatkan. Status gizi responden dapat dibaca pada tabel (dua) dan status kesehatan responden dapat dibaca pada tabel (tiga). 4 Tabel. Status Gizi Responden Status Gizi Kurus rmal Gemuk Obesitas N 7 66 5 6,5 6, 8,5,9 Total 8 HASIL DAN PEMBAHASAN

8 Tabel. Status Kesehatan Responden Status Kesehatan Tidak Pernah Sakit Pernah Sakit x Pernah Sakit x N 67 6 7,8, Total 8 Kualitas Makanan Sekolah Variasi menu masih belum sesuai standar, sebab masih terdapat bahan makanan yang belum terpenuhi seperti lauk nabati yang frekuensinya x/siklus menu () dan sayursayuran yang frekuensinya x/siklus menu (). Siklus menu yang digunakan adalah hari. Kandungan dan kontribusi energi protein makanan sekolah. dapat dilihat pada tabel 4. Kontribusi energi protein dihitung berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) anak. Tabel 4. Kandungan dan Kontribusi Protein Makanan Sekolah (kkal) Protein (gr) Kontribu si () Kontribu si Protein () Mean 4,8 4,8,87 6,9 Median 47, 6,6,, Min 95,6, 9,94 Maks 468,9 6.8,64 Std. Deviasi 6,75,9 6 kkal dan protein 6,8-8 gram. (Rohayati, 4), sehingga dapat disimpulkan bahwa energi dan protein makanan sekolah di SDIT belum memenuhi ketentuan tersebut. Drajat Martianto (6) merekomendasikan bahwa kontribusi energi, protein dan zat gizi makan siang adalah,. Kesimpulannya kontribusi energi dan protein makanan sekolah di SIDT belum memenuhi rekomendasi tersebut.. Sisa makanan yang disajikan kepada anak dalam makanan sekolah paling banyak adalah makanan pokok yaitu 6,4. Menurut Juju (7) dalam Nisa (), makanan institusi termasuk makanan sekolah dikategorikan kurang baik jika sisa makanan banyak (> 5), dan dikategorikan baik bila sisa makanan sedikit (< 5). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa daya terima makanan sekolah di SIDT termasuk kategori baik. Tingkat Kecukupan Protein Tingkat kecukupan energi protein responden, dapat dibaca pada tabel 5 (lima) dan 6 (enam).. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan Tingkat Kecukupan N Berdasarkan angka kecukupan gizi, makan siang harus mengandung energi 6-, 77,8, 7

9 Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecukupan Protein Tingkat Kecukupan Protein N 4 7 Perbedaan Tingkat Kecukupan Protein Anak Yang Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan Makanan Sekolah. Perbedaan Tingkat Kecukupan 8 6 4 Gambar. Perbedaan Tingkat Kecukupan Anak yang Memanfaatkan dan TidakMmemanfaatkan Makanan Sekolah di SDIT Semarang. Hasil uji Mann-Whitney (uji Z) menghasilkan nilai p-value (>,5). Tidak ada perbedaan tingkat kecukupan energi antara memanfaatkan makanan sekolah dan anak yang tidak memanfaatkan sekolah. 7.7 8. 8. 9. 6..5, 74, 4.8 Dan sebesar,45 anak yang makanan Rata-rata asupan energi anak yang memanfaatkan makanan sekolah adalah 75,4 kkal, sedangkan tidak memanfaatkan makanan 767,59 kkal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden diketahui kebiasaan anak yang tidak memanfaatkan makanan sekolah memilih membawa bekal makanan dari rumah, memilih membeli jajan di kantin sekolah dan memilih membeli jajan diluar lingkungan sekolah.. Perbedaan Tingkat Kecuku Protein 8 6 4 7.7 75 8. 9. 6. 8.8 Gambar. Perbedaan Tingkat Kecukupan Protein Anak Yang Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Makanan Sekolah di SDIT Semarang pan Protein. Hasil uji Mann-Whitney (uji Z) menghasilkan nilai p-value sebesar,89 (>,5). Tidak ada perbedaan kecukupan protein antara anak yang memanfaatkan makanan sekolah dan anak yang tidak memanfaatkan makanan sekolah. Rata-rata asupan protein anak yang memanfaatkan makanan sekolah adalah 49,7 gr/hari sedangkan anak yang tidak memanfaatkan makanan sekolah adalah 5, gr/hari. Hasil wawancaraa pada anak yang adalah bahwa tingkat menunjukkan

bahwa asupan protein responden banyak diperoleh dari sumber hewani. Kualitas sumber protein yang paling baik adalah sumber protein hewani, tetapi jika konsumsi protein nabati beragam maka tidak menutup kemungkinann kualitasnya dapat sebaik protein hewani (Almatsier, Proverawati dan wati ). Perbedaan Status Kesehatan Memanfaatkan Dan Tidak Memanfaatkan Makanan Sekolah 8 6 4 Gambar. Perbedaan Status Kesehatan Anak Yang Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Makanan Sekolah di SDIT Semarang Hasil uji Chi-Square nilai X :,8 (>.5). Tidak ada perbedaan status kesehatan antara memanfaatkan dan yang tidak memanfaatkan makanan sekolah. Hasil wawancara terhadap responden mengungkapkan penyakit yang diderita mereka selama ini adalah penyakit ringan, seperto flu, sakit gigi, skit perut dan pusing. 65, 6. 6. 4.7.8 lebih protein Anak Yang menghasilkan anak bahwa Tidak pernah x yang jenis Perbedaan Status Gizi Memanfaatkan Dan Tidak Makanan Sekolah 8 6 4 Gambar 4. Perbedaan Status Gizi Anak Yang Memanfaatkan dan Tidak Memanfaatkan Makanan Sekolah di SDIT Semarang Hasil uji Mann-Whitney (uji Z) menghasilkan nilai p-value sebesar,88. (>,5). Tidak ada perbedaan status gizi antara anak yang memanfaatkan makanan sekolah dan anak yang tidak memanfaatkan makanan sekolah. Hasil pengamatan memanfaatkan dan tidak makanan sekolah, menunjukkan kondisi fisik yang tidak jauh berbeda. Almatsier () dan Soekirman (), menyatakan bahwa status gizi seseorang dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer 6.8 6 8.6 4.7 4 7.7 8.5.8 Kurus Memanfaatkan Tidak makanan memanfaatkan sekolah makanan sekolah adalah tingkat kecukupan zat gizi, yang berhubungan dengan. kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan, tingkat pendidikan dan pengetahuan budaya, dan sosial ekonomi Anak terkait dengan faktor-faktor Yang Memanfaatkan rmal Gemuk Obesitas fisik anak yang memanfaatkan pola makan, gizi, Faktor sekunder yang menyebabkan tingkat kecukupan gizi tidak

sampai didalam sel-sel tubuh manusia, seperti status kesehatan, gangguan penyakit infeksi dan non infeksi, sanitasi lingkungan dan pelayanan kesesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Makanan sekolah sudah baik dan memenuhi syarat dari segi daya terima, tetapi belum dari segi variasi menu dan kandungan gizi. Tidak ada perbedaan tingkat kecukupan energi protein, status kesehatan dan status gizi antara anak yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan makanan sekolah. Saran. Bekerjasama dengan pihak puskesmas setempat untuk melakukan monitoring dan evaluasi menu makanan sekolah sehingga dapat memperbaiki mutu makanan sekolah.. Segera lakukan perbaikan kualitas menu makanan sekolah DAFTAR RUJUKAN Almatsier, S.. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Departemen Kesehatan RI,. Riskesdas. Devi, N.. Gizi Anak Sekolah. PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta. Iranto, K. dan Kusno, W. 4. Gizi & Pola Hidup Sehat. CV. YRAMA WIDYA. Bandung. Cetakan I. Nasution, R.. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara. Nida, K.. Faktor Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. Skripsi. STIKES Borneo Banjarbaru. toatmodjo, S.. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Proverawati, A. dan Erna. K. W.. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Rohayati, 4. Faktor Yang Berhubungn Dengan Penyelenggaraan Program Makan Siang Di SD Al Muslim Tambun. Unnes Journal of Public Healt. () : -9: ISSN 5-658. Sulistyoningsih, H.. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta. Soekirman.. Ilmu Gizi dan Aplikasinya (untuk keluarga dan masyarakat). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Pp : 5-58;68-69;7-74