GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

Kata kunci : Kelelahan kerja, umur, beban kerja

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

Kata Kunci : Tingkat kelelahan kerja, umur, pendidikan, masakerja, status gizi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN BENOA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang industri dan perdagangan, globalisasi menyebabkan arus

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TKBM DI PELABUHAN PEKANBARU TAHUN 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja, Pelabuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS CLEANING SERVICE DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MANUAL HANDLING DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA PEMBUATAN BATU BATA

HUBUNGAN TINGKAT PERSENTASE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA KULI ANGKUT BUAH DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA

GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat,

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

ABSTRAK Low Back Pain dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi pada Petani di Desa Singakerta Banjar Lodtunduh, Ubud-Bali Kata kunci

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan. menjadi lebih dominan yang dialami oleh pekerja. Di sisi lain, ternyata

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

berusia di atas 37,65 tahun untuk lebih diperhatikan. Kata kunci: kesegaran jasmani lalu lintas. Kepustakaan: 46 ( ). ABSTRAK Susilowati

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PENGUPAS BIJI METE TANPA ALAT DI KOPERASI MITRA BENGAWAN SOLO WONOGIRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin maju ini, perusahaan juga semakin pesat dan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA KULI PANGGUL DI GUDANG BULOG SURAKARTA

HUBUNGAN POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN MUSCOLOSKELETAL DISORDERS

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Beban Kerja Fisik, Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Kata Kunci: Umur, Masa Kerja, Status Gizi, Kelelahan Kerja

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

PENGUKURAN KELELAHAN KERJA PENGEMUDI BIS DENGAN ASPEK FISIOLOGIS KERJA DAN METODE INDUSTRIAL FATIQUE RESEARCH COMMITTEE (IFRC)

KELELAHAN OTOT TANGAN PADA TENAGA KERJA ANGKUT DI GUDANG LOGISTIK SUB DIVRE BULOG KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

Abstrak. Teknik Mengangkat Beban Berat dengan Keluhan Nyeri Otot Leher pada Pekerja Kuli Angkut di Gudang Bulog Mangkubumi dan Pamalayan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. Reguelta F. Damopoli*, A.J.M Rattu*, P.A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Beban fisik ditentukan ketika pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan kekuatan fisik. Beban fisik dapat menyebabkan kecelakaan kerja/timbulnya penyakit akibat kerja. Buruh angkut merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung risiko terhadap kesehatan dan memiliki beban kerja yang besar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bongkar muat Sejahtera di Pelabuhan Samudera Bitung yang berjumlah 250 orang dengan jumlah sample sebanyak 71 responden, yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sample. Analisis data yang dilakukan adalah univariat. Hasil penelitian diperoleh oleh variabel adalah berdasarkan umur, yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan responden berumur 40-50 tahun yang berjumlah 15 orang dan yang paling sedikit adalah beban kerja ringan dengan responden berumur 19-29 tahun yang berjumlah 1 orang, berdasarkan masa kerja paling banyak adalah beban kerja sedang dengan masa kerja < 4 tahun yang berjumlah 12 orang (17%), berdasarkan indeks masa tubuh yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan indeks masa tubuh >18,5-25 (normal) yang berjumlah 20 orang (28 %). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari kategori umur pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, mengalami peningkatan denyut nadi terbesar sebagian besar berumur 40 50 tahun. Ditinjau dari kategori masa kerja pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, masa kerja < 4 tahun belum ada TKBM yang beban kerja berat hal berbeda pada saat masa kerja >11 tahun beban kerja TKBM meningkat. Ditinjau dari kategori indeks masa tubuh pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, kelompok pekerja dengan IMT >25 beban kerjanya meningkat sedangkan kelompok pekerja dengan IMT <17,5-18,5 tidak mengalami beban kerja yang berat. Kata kunci : Beban kerja, tenaga kerja bongkar muat ABSTRACT Physical load is determined when workers do their work using physical strength. Physical load can cause occupational accident / occupational disease. Porters is one part of the working people need attention because their work process contain a lot of risks for health and has a large workload. This research is observational with cross sectional design. The population in this research are all workers unloading "Sejahtera" in the Port of Samudera Bitung amounting to 250 people with a total sample 71 respondents, obtained by using purposive sample. Data analysis is univariate. The results of research were obtained by the variable is based on age, the most widely are the medium workload the respondents were 40-50 years of age with the amount 15 and the least is the lightweight workload with respondents aged 19-29 years with amount 1, based work period the most is medium workload with the work period < 4 years with the amount of 12 people (17%), based on the body mass index that most of the medium workload with a body mass index > 18.5 to 25 (normal) with the amount 20 people (28%). The conclusion from this research that the workload of the heart rate based on aspects of ages workers unloading at Port of Samudera Bitung, had the largest increase of heart rate mostly aged 40-50 years. Review of aspects of working period of workers unloading at port of Bitung, working period at < 4 years there has not workers unloading have heavy workload different things when the work period at > 11 years workers unloading have 1

increased workload. Review from aspects of body mass index on workers unloading at Port of Samudera Bitung, a group of workers with a BMI> 25, have workload increased but groups of workers with a BMI <17.5-18.5 do not have a heavy workload. Keywords : Workload, workers unloading PENDAHULUAN Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Pratama (2015) Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran merupakan beban bagi yang melakukan. Beban sendiri dapat berupa beban fisik, mental, ataupun sosial sesuai dengan jenis pekerjaan pekerja. Beban fisik ditentukan ketika pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan kekuatan fisik. Beban fisik dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau timbulnya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit yang timbul dari proses kerja mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri pada bagian leher, bahu, dan pinggang, akibat penekanan beban pada tubuh (Nurmianto, 2003). Kerja fisik juga disebut manual operation dimana baik dan buruknya pekerjaan seseorang sepenuhnya bergantung pada upaya manusia yang berperan sebagai sumber tenaga maupun pengendali kerja. ( Tarwaka, 2011) Di sisi lain, ternyata masih banyak industri yang melakukan pekerjaan secara manual sehingga dibutuhkan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, meningkatkan terjadinya kelelahan kerja pada pekerja. Data mengenai kecelakaan kerja yang diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia tahun 2012 di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 847 kecelakaan kerja, sebanyak 36% disebabkan karena kelelahan yang cukup tinggi. Kurang lebih 18% mengalami cacat (Depnakertrans, 2004). Pelabuhan Samudera Bitung terletak di pusat kota Bitung. Kapal yang akan masuk ke pelabuhan Samudera Bitung adalah kapal penumpang atau kapal barang. Buruh angkut di Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung merupakan serikat pekerja sektor informal yang tidak terikat oleh perusahaan. Berdasarkan survey awal peneliti, pada 10 orang tenaga kerja buruh angkut Pelabuhan Samudera Bitung mampu mengangkat beban sekitar 40-50 kg dalam sekali angkat. Berat beban yang diangkat 40-50 kg melebihi batas beban angkat yang diperbolehkan diangkat pada seseorang menurut International Labour Organization (ILO) yaitu 23-25 Kg. Terdapat beberapa keluhan subjektif yang dirasakan oleh pekerja buruh angkut, semuanya mengalami keluhan pada bagian pinggang, nyeri leher bagian bawah 7 orang, nyeri pinggang 8 orang, nyeri bahu kanan 8 orang, dan nyeri bahu kiri 5 orang. Maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran beban kerja berdasarkan 2

denyut jantung pada tenaga kerja bongkar muat (TKBM) pelabuhan Samudera Bitung. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian bertempat di Pelabuhan Samudera Bitung pada bulan Juni - September 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bongkar muat Sejahtera di Pelabuhan Samudera Bitung yang berjumlah 250 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan memakai teknik purposive sampling sehingga sampel berjumlah 71 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Usia Subjek penelitian berusia antara 19-50 tahun, usia tenaga kerja bongkar muat yang paling muda adalah 19 tahun, sedangkan usia tenaga kerja yang paling tua adalah 50 tahun. Kelompok usia yang paling banyak dalam penelitian ini adalah usia 40-50 tahun sebanyak (62 %), dan yang paling sedikit adalah kelompok usia 19-29 tahun yaitu sebanyak (10 %). 2. Masa Kerja Masa kerja tenaga kerja bongkar muat tertinggi adalah 25 tahun. Kelompok tenaga kerja terbanyak adalah tenaga kerja dengan masa kerja <4 tahun yaitu (30 %) dan yang paling sedikit adalah >20 tahun yang juga berjumlah (11%). 3. Status gizi Indeks masa tubuh tenaga kerja bongkar muat yang tertinggi adalah 38,1 dan yang terendah adalah 14,7. Kelompok tenaga kerja terbanyak adalah tenaga kerja dengan berat badan normal yaitu (49 %) dan yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan badan kurus yaitu (9 %). 4. Beban Kerja Hasil pengukuran beban kerja pada TKBM Sejahtera Pelabuhan Samudera Bitung dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Beban Kerja Pada TKBM %CVL Jumlah Persentase (%) <30 (Ringan) 20 28 30-60 (Sedang) 32 45 60-<80 (Agak Berat) 13 18 80-100 (Berat) 6 9 Jumlah 71 100 Berdasarkan tabel 1. hasil pengukuran beban kerja pada TKBM yang dilakukan dengan mengukur denyut nadi sebanyak 2 kali pada saat istirahat dan bekerja, dapat dilihat bahwa paling banyak adalah tenaga kerja dengan beban kerja sedang jumlah 32 orang (45%) dan yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan beban kerja berat jumlah 6 orang (8%). Akibat yang disebabkan oleh beban kerja adalah tenaga kerja menjadi cepat lelah hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan denyut nadi secara cepat. Peningkatan denyut nadi ini dapat dicegah dengan adanya kesadaran dari tenaga kerja itu sendiri dan kerja sama dari 3

perusahaan, misalnya tenaga kerja agar membiasakan untuk berolahraga ringan seperti sela sela pekerjaannya atau saat istirahat (Mei, 2010) menggerakkan tangan, kepala dan kakinya di 5. Pengukuran Beban Kerja Responden Berdasarkan Umur Hasil pengukuran beban kerja berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Beban Kerja Responden Berdasarkan Umur Beban kerja menurut denyut nadi Umur R S AB B n n % n % n % n % 19-29 1 1 6 9 0 0 0 0 7 30-39 9 12 11 16 0 0 0 0 20 40-50 10 14 15 21 13 18 6 9 44 Jumlah 20 28 32 45 13 18 6 9 71 Keterangan : R = Ringan, S = Sedang, AB = Agak berat, B = Berat Berdasarkan tabel 2. hasil pengukuran beban kerja berdasarkan umur, dapat dilihat bahwa responden berumur 19-29 tahun yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 6 orang (9%) dan yang paling sedikit beban kerja ringan 1 orang (1%). Responden berumur 30-39 tahun yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 11 orang (16%) dan yang paling sedikit beban kerja ringan yang berjumlah 9 orang (12%). Responden berumur 40-50 tahun yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 15 orang (21%) dan yang paling sedikit beban kerja ringan 10 orang (14%). Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa TKBM yang mengalami peningkatan denyut nadi terbesar sebagian besar berumur 40 50 tahun. Hal itu dikarenakan usia yang bertambah tua juga akan diikuti oleh kemampuan organ yang menurun sehingga menyebabkan TKBM semakin mudah lelah sehingga peningkatan denyut nadi menjadi semakin cepat sehingga TKBM pun merasa beban kerja semakin berat. Menurut Wignjosoebroto (2000) tenaga kerja yang berumur lebih tua akan mengalami penurunan kekuatan otot yang berdampak terhadap kelelahan dalam melakukan pekerjaannya (Eraliesa, 2008). 4

6. Pengukuran Beban Kerja Responden Berdasarkan Masa Kerja Hasil pengukuran beban kerja berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 3. Masa kerja Tabel 3. Distribusi Beban Kerja Responden Berdasarkan Masa Kerja Beban kerja menurut denyut nadi R S AB B n % n % n % n % <4 8 12 12 17 1 1 0 0 21 5-10 5 7 11 15 2 3 0 0 18 11-15 3 4 5 7 3 4 1 1 12 16-20 3 4 3 4 4 6 2 3 12 >20 1 1 1 2 3 4 3 4 8 Jumlah 20 28 32 45 13 18 6 9 71 n Keterangan : R = Ringan, S = Sedang, AB = Agak berat, B = Berat Berdasarkan tabel 3 hasil pengukuran beban kerja berdasarkan masa kerja, dapat dilihat bahwa yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan masa kerja <4 tahun dengan jumlah 12 orang (17%). Responden dengan masa kerja <4 tahun dan 5-10 tahun tidak terdapat tenaga kerja yang berbeban kerja berat. Dari penelitian dapat dilihat semakin tinggi masa kerja TKBM maka beban kerja pada TKBM pun meningkat. Masa kerja <10 tahun belum ada TKBM yang beban kerja berat hal berbeda pada saat masa kerja >11 tahun beban kerja TKBM meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin lama tenaga kerja bekerja maka perasaan jenuh akibat pekerjaan yang monoton tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang di alaminya (Setyawati dalam Eraliesa, 2008). Sehingga beban kerja yang dirasakan pekerja pun semakin hari semakin berat. Rata-rata alasan TKBM masih bertahan dengan pekerjaan ini adalah dikarenakan oleh faktor ekonomi dan banyaknya tanggungan di dalam keluarga. Di pelabuhan Samudera Bitung menerapkan sistem upah borongan berdasarkan tonase barang, prinsip upah borongan adalah lebih cepat lebih baik, bila pekerjaan bongkar muat dapat diselesaikan lebih cepat maka TKBM akan mendapatkan upah yang lebih tinggi dari standar upah rata-rata. 5

7. Pengukuran Beban Kerja Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Hasil pengukuran beban kerja berdasarkan indeks masa tubuh dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Beban Kerja Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Beban kerja menurut denyut nadi IMT R S AB B n n % n % n % n % <17-18,5 3 4 3 4 0 0 0 0 6 >18,5-25 7 10 20 28 5 7 3 4 35 >25 10 14 9 13 8 11 3 4 30 Jumlah 20 28 32 45 13 18 6 9 71 Keterangan : R = Ringan, S = Sedang, AB = Agak berat, B = Berat Berdasarkan tabel 4 hasil pengukuran beban kerja berdasarkan indeks masa tubuh, dapat dilihat bahwa responden dengan IMT <17-18,5 (kurus) yang berbeban kerja ringan dan sedang berjumlah 3 orang (4%) dan tidak terdapat beban kerja berat. Responden dengan IMT >18,5-25 (normal) yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 20 orang (28 %) dan yang paling sedikit beban kerja berat 3 orang (4%). Responden dengan IMT >25 (gemuk) yang paling banyak adalah beban kerja ringan 10 orang (14%) dan yang paling sedikit beban kerja berat 3 orang (4%). Dari penelitian dapat dilihat bahwa kelompok pekerja dengan IMT >25 beban kerjanya meningkat sedangkan kelompok pekerja dengan IMT <17,5-18,5 tidak mengalami beban kerja yang berat. Semakin tinggi IMT atau semakin berat badan maka tingkat denyut nadi meningkat yang artinya beban kerja yang dirasakan juga semakin meningkat. Menurut Sharkey dan Kuntaraf dalam Sandi (2013) berat badan berhubungan dengan frekuensi denyut nadi istirahat oleh karena itu semakin tinggi berat badan, darah kejaringan yang akan mengangkut O2 untuk proses metabolisme semakin tinggi. KESIMPULAN kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari aspek umur pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, dimana kelompok TKBM yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan responden berumur 40-50 tahun dengan jumlah (21%) dan yang paling sedikit adalah beban kerja ringan dengan responden berumur 19-29 tahun dengan jumlah (1%). TKBM yang mengalami peningkatan denyut nadi terbesar sebagian besar berumur 40 50 tahun. 2. Beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari aspek masa kerja pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, dimana 6

Kelompok TKBM yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan masa kerja <4 tahun dengan jumlah (17 %). Masa kerja <10 tahun belum ada TKBM yang beban kerja berat hal berbeda pada saat masa kerja >11 tahun beban kerja TKBM meningkat. 3. Beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari aspek status gizi pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, dimana Kelompok TKBM yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan indeks masa tubuh >18,5-25 (normal) dengan jumlah (28 %). Kelompok pekerja dengan IMT >25 beban kerjanya meningkat sedangkan kelompok pekerja dengan IMT <17,5-18,5 tidak mengalami beban kerja yang berat. SARAN 1. Perlu adanya alat angkut ketika berat beban yang diangkat melebihi kemampuan fisik dan ketentuan ergonomi dan menggunakan teknik dan cara angkat angkut yang benar serta pembagian tugas agar beban kerja yang dirasakan tidak terlalu berat. 2. Tenaga kerja bongkat muat perlu membiasakan diri berolahraga ringan atau pemanasan seperti menggerak-gerakkan kepala, tangan dan kakinya saat sebelum atau sesudah bekerja. 3. Koperasi TKBM sejahtera sebaiknya memperhatikan umur dari pekerja dan berat beban yang diberikan kepada tenaga kerja menurut batas kemampuan masing-masing tenaga kerja sehingga berat beban yang diterima tenaga kerja tidak menyebabkan resiko terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan pada tenaga kerja. DAFTAR PUSTAKA Eraliesa, Fandrik. 2008. Skripsi : Hubungan faktor individu dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan tapaktuan kecamatan tapaktuan kabupaten Aceh Selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Mei, Eva Dwiana. 2010. Skripsi : pengaruh beban kerja terhadap denyut nadi tenaga kerja di bagian mekanik di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. GunaWidya. Surabaya. Pratama, Erry. 2015. Skripsi : Hubungan beban kerja fisik dengan keluhan musculoskeletal pada tenaga kerja angkat-angkut PT. Bahama Lasakka Ceper Klaten. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Sandi, I Nengah. 2013. Tesis : Hubungan Antara Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks Massa Tubuh Dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi Istirahat Siswa 7

SMKN-5 Denpasar. Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana. Denpasar. Setyawati, K. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara Books. Tarwaka, 2011. Ergonomi Industri. Dasar- Dasar pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Tugas. Surakarta: Harapan Press. 8