GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. Reguelta F. Damopoli*, A.J.M Rattu*, P.A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Beban fisik ditentukan ketika pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan kekuatan fisik. Beban fisik dapat menyebabkan kecelakaan kerja/timbulnya penyakit akibat kerja. Buruh angkut merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung risiko terhadap kesehatan dan memiliki beban kerja yang besar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bongkar muat Sejahtera di Pelabuhan Samudera Bitung yang berjumlah 250 orang dengan jumlah sample sebanyak 71 responden, yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sample. Analisis data yang dilakukan adalah univariat. Hasil penelitian diperoleh oleh variabel adalah berdasarkan umur, yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan responden berumur 40-50 tahun yang berjumlah 15 orang dan yang paling sedikit adalah beban kerja ringan dengan responden berumur 19-29 tahun yang berjumlah 1 orang, berdasarkan masa kerja paling banyak adalah beban kerja sedang dengan masa kerja < 4 tahun yang berjumlah 12 orang (17%), berdasarkan indeks masa tubuh yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan indeks masa tubuh >18,5-25 (normal) yang berjumlah 20 orang (28 %). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari kategori umur pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, mengalami peningkatan denyut nadi terbesar sebagian besar berumur 40 50 tahun. Ditinjau dari kategori masa kerja pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, masa kerja < 4 tahun belum ada TKBM yang beban kerja berat hal berbeda pada saat masa kerja >11 tahun beban kerja TKBM meningkat. Ditinjau dari kategori indeks masa tubuh pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, kelompok pekerja dengan IMT >25 beban kerjanya meningkat sedangkan kelompok pekerja dengan IMT <17,5-18,5 tidak mengalami beban kerja yang berat. Kata kunci : Beban kerja, tenaga kerja bongkar muat ABSTRACT Physical load is determined when workers do their work using physical strength. Physical load can cause occupational accident / occupational disease. Porters is one part of the working people need attention because their work process contain a lot of risks for health and has a large workload. This research is observational with cross sectional design. The population in this research are all workers unloading "Sejahtera" in the Port of Samudera Bitung amounting to 250 people with a total sample 71 respondents, obtained by using purposive sample. Data analysis is univariate. The results of research were obtained by the variable is based on age, the most widely are the medium workload the respondents were 40-50 years of age with the amount 15 and the least is the lightweight workload with respondents aged 19-29 years with amount 1, based work period the most is medium workload with the work period < 4 years with the amount of 12 people (17%), based on the body mass index that most of the medium workload with a body mass index > 18.5 to 25 (normal) with the amount 20 people (28%). The conclusion from this research that the workload of the heart rate based on aspects of ages workers unloading at Port of Samudera Bitung, had the largest increase of heart rate mostly aged 40-50 years. Review of aspects of working period of workers unloading at port of Bitung, working period at < 4 years there has not workers unloading have heavy workload different things when the work period at > 11 years workers unloading have 1
increased workload. Review from aspects of body mass index on workers unloading at Port of Samudera Bitung, a group of workers with a BMI> 25, have workload increased but groups of workers with a BMI <17.5-18.5 do not have a heavy workload. Keywords : Workload, workers unloading PENDAHULUAN Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Pratama (2015) Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran merupakan beban bagi yang melakukan. Beban sendiri dapat berupa beban fisik, mental, ataupun sosial sesuai dengan jenis pekerjaan pekerja. Beban fisik ditentukan ketika pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan kekuatan fisik. Beban fisik dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau timbulnya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit yang timbul dari proses kerja mengangkat adalah timbulnya rasa nyeri pada bagian leher, bahu, dan pinggang, akibat penekanan beban pada tubuh (Nurmianto, 2003). Kerja fisik juga disebut manual operation dimana baik dan buruknya pekerjaan seseorang sepenuhnya bergantung pada upaya manusia yang berperan sebagai sumber tenaga maupun pengendali kerja. ( Tarwaka, 2011) Di sisi lain, ternyata masih banyak industri yang melakukan pekerjaan secara manual sehingga dibutuhkan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, meningkatkan terjadinya kelelahan kerja pada pekerja. Data mengenai kecelakaan kerja yang diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia tahun 2012 di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 847 kecelakaan kerja, sebanyak 36% disebabkan karena kelelahan yang cukup tinggi. Kurang lebih 18% mengalami cacat (Depnakertrans, 2004). Pelabuhan Samudera Bitung terletak di pusat kota Bitung. Kapal yang akan masuk ke pelabuhan Samudera Bitung adalah kapal penumpang atau kapal barang. Buruh angkut di Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung merupakan serikat pekerja sektor informal yang tidak terikat oleh perusahaan. Berdasarkan survey awal peneliti, pada 10 orang tenaga kerja buruh angkut Pelabuhan Samudera Bitung mampu mengangkat beban sekitar 40-50 kg dalam sekali angkat. Berat beban yang diangkat 40-50 kg melebihi batas beban angkat yang diperbolehkan diangkat pada seseorang menurut International Labour Organization (ILO) yaitu 23-25 Kg. Terdapat beberapa keluhan subjektif yang dirasakan oleh pekerja buruh angkut, semuanya mengalami keluhan pada bagian pinggang, nyeri leher bagian bawah 7 orang, nyeri pinggang 8 orang, nyeri bahu kanan 8 orang, dan nyeri bahu kiri 5 orang. Maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran beban kerja berdasarkan 2
denyut jantung pada tenaga kerja bongkar muat (TKBM) pelabuhan Samudera Bitung. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian bertempat di Pelabuhan Samudera Bitung pada bulan Juni - September 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bongkar muat Sejahtera di Pelabuhan Samudera Bitung yang berjumlah 250 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan memakai teknik purposive sampling sehingga sampel berjumlah 71 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Usia Subjek penelitian berusia antara 19-50 tahun, usia tenaga kerja bongkar muat yang paling muda adalah 19 tahun, sedangkan usia tenaga kerja yang paling tua adalah 50 tahun. Kelompok usia yang paling banyak dalam penelitian ini adalah usia 40-50 tahun sebanyak (62 %), dan yang paling sedikit adalah kelompok usia 19-29 tahun yaitu sebanyak (10 %). 2. Masa Kerja Masa kerja tenaga kerja bongkar muat tertinggi adalah 25 tahun. Kelompok tenaga kerja terbanyak adalah tenaga kerja dengan masa kerja <4 tahun yaitu (30 %) dan yang paling sedikit adalah >20 tahun yang juga berjumlah (11%). 3. Status gizi Indeks masa tubuh tenaga kerja bongkar muat yang tertinggi adalah 38,1 dan yang terendah adalah 14,7. Kelompok tenaga kerja terbanyak adalah tenaga kerja dengan berat badan normal yaitu (49 %) dan yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan badan kurus yaitu (9 %). 4. Beban Kerja Hasil pengukuran beban kerja pada TKBM Sejahtera Pelabuhan Samudera Bitung dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Beban Kerja Pada TKBM %CVL Jumlah Persentase (%) <30 (Ringan) 20 28 30-60 (Sedang) 32 45 60-<80 (Agak Berat) 13 18 80-100 (Berat) 6 9 Jumlah 71 100 Berdasarkan tabel 1. hasil pengukuran beban kerja pada TKBM yang dilakukan dengan mengukur denyut nadi sebanyak 2 kali pada saat istirahat dan bekerja, dapat dilihat bahwa paling banyak adalah tenaga kerja dengan beban kerja sedang jumlah 32 orang (45%) dan yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan beban kerja berat jumlah 6 orang (8%). Akibat yang disebabkan oleh beban kerja adalah tenaga kerja menjadi cepat lelah hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan denyut nadi secara cepat. Peningkatan denyut nadi ini dapat dicegah dengan adanya kesadaran dari tenaga kerja itu sendiri dan kerja sama dari 3
perusahaan, misalnya tenaga kerja agar membiasakan untuk berolahraga ringan seperti sela sela pekerjaannya atau saat istirahat (Mei, 2010) menggerakkan tangan, kepala dan kakinya di 5. Pengukuran Beban Kerja Responden Berdasarkan Umur Hasil pengukuran beban kerja berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Beban Kerja Responden Berdasarkan Umur Beban kerja menurut denyut nadi Umur R S AB B n n % n % n % n % 19-29 1 1 6 9 0 0 0 0 7 30-39 9 12 11 16 0 0 0 0 20 40-50 10 14 15 21 13 18 6 9 44 Jumlah 20 28 32 45 13 18 6 9 71 Keterangan : R = Ringan, S = Sedang, AB = Agak berat, B = Berat Berdasarkan tabel 2. hasil pengukuran beban kerja berdasarkan umur, dapat dilihat bahwa responden berumur 19-29 tahun yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 6 orang (9%) dan yang paling sedikit beban kerja ringan 1 orang (1%). Responden berumur 30-39 tahun yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 11 orang (16%) dan yang paling sedikit beban kerja ringan yang berjumlah 9 orang (12%). Responden berumur 40-50 tahun yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 15 orang (21%) dan yang paling sedikit beban kerja ringan 10 orang (14%). Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa TKBM yang mengalami peningkatan denyut nadi terbesar sebagian besar berumur 40 50 tahun. Hal itu dikarenakan usia yang bertambah tua juga akan diikuti oleh kemampuan organ yang menurun sehingga menyebabkan TKBM semakin mudah lelah sehingga peningkatan denyut nadi menjadi semakin cepat sehingga TKBM pun merasa beban kerja semakin berat. Menurut Wignjosoebroto (2000) tenaga kerja yang berumur lebih tua akan mengalami penurunan kekuatan otot yang berdampak terhadap kelelahan dalam melakukan pekerjaannya (Eraliesa, 2008). 4
6. Pengukuran Beban Kerja Responden Berdasarkan Masa Kerja Hasil pengukuran beban kerja berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 3. Masa kerja Tabel 3. Distribusi Beban Kerja Responden Berdasarkan Masa Kerja Beban kerja menurut denyut nadi R S AB B n % n % n % n % <4 8 12 12 17 1 1 0 0 21 5-10 5 7 11 15 2 3 0 0 18 11-15 3 4 5 7 3 4 1 1 12 16-20 3 4 3 4 4 6 2 3 12 >20 1 1 1 2 3 4 3 4 8 Jumlah 20 28 32 45 13 18 6 9 71 n Keterangan : R = Ringan, S = Sedang, AB = Agak berat, B = Berat Berdasarkan tabel 3 hasil pengukuran beban kerja berdasarkan masa kerja, dapat dilihat bahwa yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan masa kerja <4 tahun dengan jumlah 12 orang (17%). Responden dengan masa kerja <4 tahun dan 5-10 tahun tidak terdapat tenaga kerja yang berbeban kerja berat. Dari penelitian dapat dilihat semakin tinggi masa kerja TKBM maka beban kerja pada TKBM pun meningkat. Masa kerja <10 tahun belum ada TKBM yang beban kerja berat hal berbeda pada saat masa kerja >11 tahun beban kerja TKBM meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin lama tenaga kerja bekerja maka perasaan jenuh akibat pekerjaan yang monoton tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang di alaminya (Setyawati dalam Eraliesa, 2008). Sehingga beban kerja yang dirasakan pekerja pun semakin hari semakin berat. Rata-rata alasan TKBM masih bertahan dengan pekerjaan ini adalah dikarenakan oleh faktor ekonomi dan banyaknya tanggungan di dalam keluarga. Di pelabuhan Samudera Bitung menerapkan sistem upah borongan berdasarkan tonase barang, prinsip upah borongan adalah lebih cepat lebih baik, bila pekerjaan bongkar muat dapat diselesaikan lebih cepat maka TKBM akan mendapatkan upah yang lebih tinggi dari standar upah rata-rata. 5
7. Pengukuran Beban Kerja Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Hasil pengukuran beban kerja berdasarkan indeks masa tubuh dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Beban Kerja Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh Beban kerja menurut denyut nadi IMT R S AB B n n % n % n % n % <17-18,5 3 4 3 4 0 0 0 0 6 >18,5-25 7 10 20 28 5 7 3 4 35 >25 10 14 9 13 8 11 3 4 30 Jumlah 20 28 32 45 13 18 6 9 71 Keterangan : R = Ringan, S = Sedang, AB = Agak berat, B = Berat Berdasarkan tabel 4 hasil pengukuran beban kerja berdasarkan indeks masa tubuh, dapat dilihat bahwa responden dengan IMT <17-18,5 (kurus) yang berbeban kerja ringan dan sedang berjumlah 3 orang (4%) dan tidak terdapat beban kerja berat. Responden dengan IMT >18,5-25 (normal) yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan jumlah 20 orang (28 %) dan yang paling sedikit beban kerja berat 3 orang (4%). Responden dengan IMT >25 (gemuk) yang paling banyak adalah beban kerja ringan 10 orang (14%) dan yang paling sedikit beban kerja berat 3 orang (4%). Dari penelitian dapat dilihat bahwa kelompok pekerja dengan IMT >25 beban kerjanya meningkat sedangkan kelompok pekerja dengan IMT <17,5-18,5 tidak mengalami beban kerja yang berat. Semakin tinggi IMT atau semakin berat badan maka tingkat denyut nadi meningkat yang artinya beban kerja yang dirasakan juga semakin meningkat. Menurut Sharkey dan Kuntaraf dalam Sandi (2013) berat badan berhubungan dengan frekuensi denyut nadi istirahat oleh karena itu semakin tinggi berat badan, darah kejaringan yang akan mengangkut O2 untuk proses metabolisme semakin tinggi. KESIMPULAN kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari aspek umur pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, dimana kelompok TKBM yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan responden berumur 40-50 tahun dengan jumlah (21%) dan yang paling sedikit adalah beban kerja ringan dengan responden berumur 19-29 tahun dengan jumlah (1%). TKBM yang mengalami peningkatan denyut nadi terbesar sebagian besar berumur 40 50 tahun. 2. Beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari aspek masa kerja pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, dimana 6
Kelompok TKBM yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan masa kerja <4 tahun dengan jumlah (17 %). Masa kerja <10 tahun belum ada TKBM yang beban kerja berat hal berbeda pada saat masa kerja >11 tahun beban kerja TKBM meningkat. 3. Beban kerja berdasarkan denyut jantung ditinjau dari aspek status gizi pada TKBM Pelabuhan Samudera Bitung, dimana Kelompok TKBM yang paling banyak adalah beban kerja sedang dengan indeks masa tubuh >18,5-25 (normal) dengan jumlah (28 %). Kelompok pekerja dengan IMT >25 beban kerjanya meningkat sedangkan kelompok pekerja dengan IMT <17,5-18,5 tidak mengalami beban kerja yang berat. SARAN 1. Perlu adanya alat angkut ketika berat beban yang diangkat melebihi kemampuan fisik dan ketentuan ergonomi dan menggunakan teknik dan cara angkat angkut yang benar serta pembagian tugas agar beban kerja yang dirasakan tidak terlalu berat. 2. Tenaga kerja bongkat muat perlu membiasakan diri berolahraga ringan atau pemanasan seperti menggerak-gerakkan kepala, tangan dan kakinya saat sebelum atau sesudah bekerja. 3. Koperasi TKBM sejahtera sebaiknya memperhatikan umur dari pekerja dan berat beban yang diberikan kepada tenaga kerja menurut batas kemampuan masing-masing tenaga kerja sehingga berat beban yang diterima tenaga kerja tidak menyebabkan resiko terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan pada tenaga kerja. DAFTAR PUSTAKA Eraliesa, Fandrik. 2008. Skripsi : Hubungan faktor individu dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan tapaktuan kecamatan tapaktuan kabupaten Aceh Selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Mei, Eva Dwiana. 2010. Skripsi : pengaruh beban kerja terhadap denyut nadi tenaga kerja di bagian mekanik di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. GunaWidya. Surabaya. Pratama, Erry. 2015. Skripsi : Hubungan beban kerja fisik dengan keluhan musculoskeletal pada tenaga kerja angkat-angkut PT. Bahama Lasakka Ceper Klaten. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Sandi, I Nengah. 2013. Tesis : Hubungan Antara Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks Massa Tubuh Dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi Istirahat Siswa 7
SMKN-5 Denpasar. Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana. Denpasar. Setyawati, K. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara Books. Tarwaka, 2011. Ergonomi Industri. Dasar- Dasar pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Tugas. Surakarta: Harapan Press. 8