BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga dengan fungsi strategis dalam bidang kehakiman dan peradilan,

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mematuhi Undang-Undang Pertambangan, Regulasi Pengelolaan. prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

1

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Afeksi komitmen merupakan pernyataan keterikatan karyawan secara emosi

BAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Bisnis perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku karyawan yang dimaksud adalah keinginan untuk keluar (intention to quit) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal pada

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah desain penelitian asosiatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. atau lembaga pemerintahan dituntut mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalam semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bengkulu (UNIB) merupakan salah satu perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah satu puncak kekuasaan kehakiman mempunyai peran dan posisi strategis karena tidak hanya membawahi 4 (empat) lingkungan peradilan tetapi juga manajemen di bidang administratif, personil, dan finansial serta sarana dan prasarana. Kebijakan satu atap menuntut MA untuk menunjukkan kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Perubahan kondisi yang mengharuskan MA untuk secara cepat menyesuaikan diri adalah gerakan Reformasi Birokrasi Nasional. Reformasi Birokrasi (RB) merupakan upaya pemerintah untuk mencapai tata kelola dengan melakukan pembaharuan yang mendasar di bidang organisasi dan SDM serta bertujuan untuk mengubah pola pikir dan budaya kerja di lingkungan K/L dan Pemda. Tantangan terberat bagi MA sebagai proyek percontohan RB adalah bahwa MA diharapkan mengikuti arahan RB dan dapat menjadi contoh bagi K/L yang berhasil melaksanakan RB (Cetak Biru Pembaharuan Peradilan, 2010). Guna membangun organisasi yang sesuai dengan perubahan lingkungan tersebut, MA melakukan restrukturisasi organisasi sehingga membutuhkan dukungan SDM yang handal dan kompeten. Seluruh pegawai peradilan dituntut 1

untuk dapat terlibat dan loyal dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Diperlukan usaha untuk mengelola SDM guna meningkatkan komitmen pegawai di lingkungan peradilan. Pengadilan Tinggi Yogyakarta sebagai salah satu satuan kerja di bawah MA yang membawahi lima Pengadilan Negeri (PN) se-wilayah Yogyakarta juga menghadapi tantangan yang sama. Keterlibatan dan loyalitas dalam hal ini erat kaitannnya dengan komitmen pegawai terhadap organisasinya, yang acapkali menjadi isu hangat. Pegawai yang kurang loyal dan terlibat penuh dalam organisasi akan berdampak negatif. Fenomena yang terjadi berdasarkan observasi, tidak sedikit pegawai yang membolos pada jam kerja dan adanya pegawai yang enggan melaksanakan tugasnya dengan beragam alasan sehingga membebani rekan kerjanya. Dalam situasi seperti ini, komitmen organisasional menjadi penting. Komitmen organisasional dianggap penting karena komitmen organisasional adalah suatu kekuatan yang mengikat seorang individu untuk suatu tindakan yang relevan dengan satu atau lebih tujuan (Meyer et al., 2002). Luthans (1995) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Menurut Ivancevich et al., (2005) dalam Putra (2007), komitmen organisasional merupakan suatu identifikasi, keterlibatan, dan kesetiaan yang dinyatakan oleh seorang karyawan dalam organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasional sering diartikan sebagai sikap keterikatan dan loyalitas pegawai terhadap organisasinya. 2

Meyer & Allen dalam Luthans (1995) menjelaskan bahwa komitmen organisasional memiliki tiga komponen, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Komitmen afektif, berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan pegawai terhadap organisasi. Komitmen kontinuan, komitmen berdasarkan pertimbangan pegawai tentang kerugian ditanggung apabila meninggalkan organisasi. Komitmen normatif, komitmen yang didasarkan pada perasaan pegawai tentang kewajiban untuk tetap bertahan di organisasi. Penelitian ini menggunakan ketiga komponen komitmen organisasional tersebut sebagai variabel dependen. Penelitian-penelitian pada komitmen organisasional pun semakin luas. Kepemimpinan transformasional menjadi salah satu perhatian dalam organisasi sebagai faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional. Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan nilai moral pengikutnya dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang etika dan dapat menyalurkan energi serta sumber daya guna mereformasi instansinya (Burn, 1978 dalam Yukl, 2011). Menurut Bass (1990), kepemimpinan transformasional terjadi ketika pemimpin mampu meningkatkan ketertarikan pegawainya terhadap organisasi. Karakteristik gaya kepemimpinan transformasional yang efektif adalah menunjukkan perilaku karismatik, memunculkan motivasi inspirasional, memberikan stimulasi intelektual dan memperlakukan karyawan dengan memberi perhatian terhadap individu. Oleh sebab itu, Bass (1990) membagi kepemimpinan transformasional menjadi empat dimensi, yaitu pengaruh idealis, perhatian individual, motivasi inspirasional, dan stimulasi intelektual. 3

Seorang pemimpin yang mampu melakukan gaya kepemimpinan transformasional maka akan memotivasi pegawainya untuk bekerja dengan baik sehingga meningkatkan komitmen organisasional pegawai terhadap organisasinya. Dalam beberapa penelitian menemukan bahwa adanya hubungan positif antara kepemimpinan transformasional pada komitmen organisasional (Simon, 1994; Bycio et al., 1995 dalam Jain & Duggal, 2015; Bono & Judge, 2003; Bushra et al., 2011). Berdasarkan Avolio et al. (2004), kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi komitmen afektif pengikutnya, yaitu dengan menekankan hubungan antar usaha pengikutnya dengan tujuan yang dicapai dan mempratekkan perilaku yang visi, misi dan tujuan organisasi. Brown (2003) yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional (relations-oriented) akan meningkatkan keinginan bawahan untuk tetap tinggal bekerja di suatu perusahaan atau mendorong timbulnya komitmen afektif bawahan dan bawahan merasa memiliki kewajiban untuk tetap bekerja di perusahaan (komitmen normatif). Selain kepemimpinan transformasional, penyebab yang mendorong pegawai untuk meningkatkan komitmen organisasional adalah kepuasan kerja. Hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional telah diuji dan menunjukkan hubungan positif dan signifikan (Gunlu et al., 2010; Azeem et al., 2014). Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai aspek dari pekerjaan individu (Kreitner & Kinicki, 2011). Menurut Locke dalam Luthans (1995) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang positif dari seseorang yang ditimbulkan berdasarkan penghargaan atas sesuatu pekerjaan yang telah dilakukannya. Suatu organisasi yang ingin mewujudkan 4

tujuannya maka sebaiknya meningkatkan kepuasan kerja pegawai dan menciptakan lingkungan kerja yang tepat (Alizedah et al., 2012). Tsai & Huang (2008) meneliti hubungan antara aspek kepuasan kerja terhadap ketiga dimensi komitmen organisasional. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa kelima aspek kepuasan kerja (pengawasan, rekan sekerja, gaji, promosi, dan pekerjaan itu sendiri) masing-masing mempunyai pengaruh terhadap komitmen organisasional. Kepuasan kerja yang tinggi terhadap gaji maka akan meningkatkan komitmen kontinuan pegawai dan kepuasan terhadap pengawas berpengaruh positif pada komitmen normatif sedangkan aspek pekerjaan dan pengawas berpengaruh positif terhadap komitmen afektif. Pembahasan tentang komitmen organisasi menjadi topik yang menarik bagi peneliti. MA saat ini membutuhkan komitmen organisasional pegawai guna mencapai tujuan organisasi. Mengingat pentingnya kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja, dan komitmen organisasional, penelitian ini menguji pengaruh positif kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional, baik komitmen afektif, komitmen kontinuan, maupun komitmen normatif. 1.2 Rumusan Masalah Komitmen pegawai diperlukan oleh suatu organisasi untuk tetap bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Situasi yang terjadi saat ini menuntut Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya untuk melaksanakan 5

penataan kembali struktur organisasi sehingga mampu meningkatkan kinerja dan kualitas peradilan. Komitmen organisasional menjadi landasan penting dalam rangka mensukseskan restrukturisasi organisasi di Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya. Terbentuknya komitmen organisasional tidak lepas dari peranan pemimpin di setiap peradilan. Seorang pemimpin diharapkan mampu mempengaruhi bawahannya untuk bekerja dengan baik guna mencapai tujuan organisasi. Pemimpin juga mampu memberikan motivasi, kepercayaan, tanggung jawab yang dapat menumbuhkan komitmen pegawai terhadap organisasi. Selain gaya kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja juga mengambil bagian yang tidak kalah penting. Pada saat kepuasan kerja seorang pegawai meningkat, maka pada saat itu pula komitmen organisasional akan meningkat juga (Kreitner dan Kinicki, 2011). Oleh karena itu, perlu diuji dan dianalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional baik komitmen afektif, komitmen kontinuan, maupun komitmen normatif pada pegawai Pengadilan Negeri di wilayah Yogyakarta. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap komitmen afektif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta? 6

2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen afektif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta? 3. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap komitmen kontinuan pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta? 4. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen kontinuan pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta? 5. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap komitmen normatif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta? 6. Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen normatif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh positif kepemimpinan transfomasional terhadap komitmen afektif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja positif terhadap komitmen afektif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 7

3. Menguji dan menganalisis pengaruh positif kepemimpinan transfomasional terhadap komitmen kontinuan pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja positif terhadap komitmen kontinuan pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 5. Menguji dan menganalisis pengaruh positif kepemimpinan transfomasional terhadap komitmen normatif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 6. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja positif terhadap komitmen normatif pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi: 1. Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu peneliti lain, khususnya di bidang manajemen dalam memahami teori kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja dalam hubungannya dengan komitmen organisasional, yang meliputi komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif pegawai negeri agar mereka dapat melakukan penelitian serupa tetapi dengan variabel dan objek berbeda. 2. Secara praktis, hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya mendapatkan 8

pemahanan mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional, yang pada akhirnya dapat digunakan dapat mengelola sumber daya manusia dan menetapkan kebijakan baru yang lebih baik dalam rangka meningkatkan komitmen organisasional. 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup yang disebutkan dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional pada pegawai Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja sedangkan variabel terikatnya adalah komitmen organisasional yang terdiri atas komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Batasan penelitiannya adalah : 1. Penelitian ini mengambil subjek hanya dari sampel responden di kalangan pegawai Pengadilan Negeri di wilayah Yogyakarta. 2. Penelitian ini dibatasi hanya untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja pada komitmen organisasional (komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif) pegawai di Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. 9

1.7 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, dan keaslian penelitian untuk memberikan gambaran umum tentang tujuan dilakukannya penelitian. b. Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian tinjauan pustaka yang diperoleh dari berbagai buku dan jurnal yang telah dipublikasikan yang dapat mendukung penelitian serta pengembangan hipotesis yang akan diuji. c. Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan, jumlah sampel yang digunakan, pengembangan instrumen penelitian, dan teknik uji statistik untuk menguji hipotesis. d. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bab ini menguraikan tentang gambaran umum organisasi, tugas, visi dan misi, struktur organisasi, dan kondisi responden di Pengadilan Negeri se-wilayah Yogyakarta. e. Analisis Data Bab analisis data ini memaparkan hasil-hasil penelitian yang diolah dari data melalui uji statistik yang telah diuraikan pada bab metode penelitian. 10

f. Penutup Bab ini berisi kesimpulan yang mencakup seluruh materi pembahasan, implikasi hasil penelitian terhadap praktek di organisasi, serta saran yang dilakukan bagi penelitian selanjutnya. 11