Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

dokumen-dokumen yang mirip
Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Batu Bata

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SECTION COMPONENT BODY AND WELDING DEPARTEMEN PRODUKSI MINIBUS PT.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Industri Keripik Melinjo di Desa Benda Indramayu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PENGEMUDI ARMADA AGEN GAS ELPIJI DALAMPENERAPAN K3 PADA STASIUN PENGISIAN BULK ELPIJI PD

EFEKTIVITAS SAFETY WARNING SYSTEM TERHADAP PRAKTEK PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DI PT. PURA BARUTAMA UNIT PM 5/6/9 KUDUS TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA TAMBANG PASIR GALI DI DESA PEGIRINGAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

ISSN : E. Egriana Handayani, Trisno Agung Wibowo, Dyah Suryani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA BURUH ANGKUT SAMPAH DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA MAINTENANCE ELEKTRIKAL DALAM MENERAPKAN WORK PERMIT DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PENGELASAN DI KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGALAMAN KERJA DAN KELELAHAN DENGAN KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT.

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari resiko yang relatif sangat kecil dibawah tingkatan tertentu, dan hal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGELASAN DI PT. OMETRACO ARYA SAMANTA SURABAYA

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Alat Pelindung Diri (APD), Pekerja Bagian Opening

Unnes Journal of Public Health

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : KHOIRUL MUNTIANA J

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (2) 2017, Available online at

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG TELINGA DI BAGIAN WEAVING PT. PRIMATEXCO INDONESIA KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. diketahui kapan terjadinya, tetapi hal tersebut dapat dicegah. Kondisi tidak

Analisis Faktor Risiko Kecelakaan Kerja pada Tenaga Kerja Produksi PT Indotama Omicron Kahar di Purworejo, Jawa Tengah

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

Hubungan Pemakaian Kacamata Las dengan Terjadinya Gangguan Mata pada Pekerja Bengkel Las

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN

RUHYANDI DAN EVI CANDRA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

HUBUNGAN BUDAYA KESEHATANDAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DI BAGIAN INSTALASI PG.MRITJAN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA LAS HOME INDUSTRY DI KARTASURA

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PENDERES DI PTPN III KEBUN SEI SILAU TAHUN 2017 SKRIPSI

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TASIKMALAYA 2017

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya * Abstrak

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Ardiansah Eko Prasetyo J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PENGANGKUT KAYU DI PENGGERGAJIAN KAYU JEPARA 2013

Transkripsi:

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Compliance Use of Personal Protective Equipment in Las Workers in Indramayu Riyan Suprianto, Aman Evendi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Abstrak Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya kecelakaan kerja pada tempat kerja.penggunaan alat pelindung diri sering dianggap tidak penting ataupun remeh oleh para pekerja, terutama pada pekerja yang bekerja pada sektor informal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten indaramayu. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di bengkel las di Desa Singajaya Indramayu. Sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling berdasarkan jumlah pekerja di 11 bengkel sebanyak 30 pekerja. Data yang diperoleh di uji menggunakan Chi-square (X 2 ). Terdapat hubungan sedang antara kepatuhan pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja di Desa Singajaya Indramayu 2015. Setiap pekerja perlu memakai alat pelindung diri yang lengkap pada saat melakukan pekerjaan karena untuk menjaga keselamatan diri pada saat bekerja. Kata Kunci: Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), Kecelakaan Kerja. Abstract Personal Protective Equipment (PPE) is a set of tools used to protect the work force all or part of his body against the possibility of the potential dangers of workplace accidents in the workplace. The use of personal protective equipment is often considered unimportant or trivial by workers, especially in workers who work in the informal sector. The purpose of this study is to determine the relationship of the level of compliance with the use of personal protective equipment to workers welding work accident Singajaya districts Indramayu. Design research is analytic survey using cross sectional study. The population in this study are workers in the welding shop in the village Singajaya Indramayu. The sample in this study was non-random sampling based upon the number of workers in the 11 workshop of 30 workers. Data obtained using the Chi-square test (x 2 ). There is a moderate correlation between the use of personal protective equipment compliance with workplace accidents in the village Singajaya Indramayu 2015. Each worker should wear personal protective equipment complete tool when doing the work because to keep personal safety at work. Keywords: Use of Personal Protective Equipment (PPE), Accident. Pendahuluan Pemakaian alat pelindung diri sering dianggap tidak penting ataupun remeh oleh para pekerja, terutama pada pekerja yang bekerja pada sektor informal. Padahal penggunaan alat pelindung diri (APD) ini sangatlah penting dan berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pekerja. Kepatuhan para pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri tergolong masih rendah sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat membahayakan pekerja dalam bekerja cukup besar. 1 Angka kecelakaan kerja berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO) tahun 2010, di seluruh dunia terjadi lebih dari 337 juta kecelakaan dalam pekerjaan per tahun. Setiap hari, 6.300 orang meninggal karena kecelakaan kerja atau penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan. 2 Berdasarkan data 5 tahun terakhir pada Kantor Wilayah (Kanwil) IV PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Jawa Barat-Banten diketahui bahwa pada tahun 2008 jumlah kasus kecelakaan kerja 21.966 atau 60 kasus tiap hari. Tahun 2009 jumlah kasus kecelakaan kerja menurun menjadi 19.086 atau 55 kasus tiap hari. Tetapi pada tahun 2010 terjadi peningkatan kembali menjadi 27.865 kasus atau 77 kasus kecelakaan kerja setiap harinya. Tahun 2011 mengalami penurunan jumlah angka kecelakaan kerja menjadi 25.648 kasus atau 71 kasus kecelakan kerja tiap harinya. Tahun 2012 jumlah angka kecelakaan kerja semakin menurun menjadi 22.172 kasus atau 61 kasus kecelakaan kerja setiap harinya. Dapat disimpulkan bahwa angka kecelakaan kerja tetap tinggi setiap tahunnya meskipun angka kecelakaan kerja cenderung turun. 3 14

Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. Selama proses itu berlangsung sering menimbulkan bahaya-bahaya misalnya terpapar sinar las, debu, asap las, dan luka bakar. Untuk menghindari hal tersebut salah satu upaya pencegahan bahaya industri pengelasan yaitu dengan menggunakan APD dikarenakan lebih efektif. Akibat yang ditimbulkan dari pekerja pengelasan yang tidak menggunakan APD antara lain dapat menyebabkan iritasi mata, mata berair, kulit wajah terkelupas, tangan terbakar, sesak nafas. 4 Kecamatan Indramayu merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak usaha pengelasan yang tersebar di beberapa tempat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh setiap kantor Desa atau Kelurahan masing-masing, usaha pengelasan mencapai 57 usaha. Hasil survey pendahuluan pada pekerja pengelasan di Desa Singajaya Indramayu, dari 30 pekerja pengelasan semua pekerja tidak memakai APD lengkap pada saat melakukan pekerjaanya, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja seperti luka bakar, tergores benda tajam, iritasi mata, mata berair dan sesak nafas. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kepatuhan pemakaian APD dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Tahun 2015. Metode Dalam melasanakan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada saat bersamaan (point time approach). 5 Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni-Juli 2015, penelitian ini dilaksanakan di bengkel las di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. 6 Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di bengkel las Desa Singajaya Indramayu di 11 bengkel las yaitu 30 pekerja. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. 6 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling yaitu total populasi (total sampling) yaitu sebanyak 30 pekerja. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Menurut Notoatmodjo, menyatakan bahwa analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. 6 Uji statistik Chisquare dengan menggunakan Program Komputer SPSS versi 16.0, Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square (X 2 ) dengan menggunakan α = 0,05 dan 95%. Hasil uji statistik untuk mengetahui apakah H 0 ditolak atau diterima. Dengan ketentuan apabila p-value < 0,05 maka H 0 ditolak, artinya ada hubungan, jika p > 0,05 H 0 diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antar variabel. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat, maka digunakan nilai Spearman Correlation. Hasil 1. Analisis Univariat Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 30 pekerja yang patuh dalam pemakaian APD sebanyak 8 orang (26,7%), dan yang kurang patuh dalam pemakaian alat pelindung diri sebanyak 22 orang (73,3%). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pemakaian APD No. Kategori Jumlah Persen 1 Patuh 8 26,7% 2 Kurang Patuh 22 73,3% Total 30 100 % Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir bahwa sebesar 10 responden (33,3%) mengalami kecelakaan rendah dan sebanyak 20 responden (66,7%) mengalami kecelakaan kerja tinggi. 15

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Las No. Kategori Jumlah Persen 1 Rendah 10 33,3% 2 Tinggi 20 66,7% Total 30 100 % 2. Analisis Bivariat Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 8 pekerja yang memiliki kategori patuh dalam pemakaian alat pelindung diri yang tidak mengalami kecelakaan kerja rendah adalah 5 orang (62,5%) dan pekerja yang memiliki kategori patuh dalam pemakaian APD yang mengalami kecelakaan kerja tinggi adalah 3 orang (37,5%), Sedangkan dari pekerja yang memiliki kategori kurang patuh dalam pemakaian APD yang mengalami kecelakaan kerja rendah adalah 5 orang (22,7%) dan pekerja yang memiliki kategori kurang baik yang mengalami kecelakaan kerja tinggi 17 orang (77,3%). Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan chi square di dapatkan nilai p-value 0,045, karena nilai p-value < 0,05 sehingga H 0 ditolak, artinya ada hubungan antara kepatuhan pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja. Tabel 3. Hubungan Kepatuhan Pemakaian APD dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Las No. Kepatuhan Kecelakaan Kerja 95 % CI P- Pemakaian Jumlah SC RR Rendah Tinggi Value Lower Upper APD 1. Patuh 5 3 8 62,5% 37,5% 100% 2. Kurang Patuh 5 17 22 22,7% 77,3% 100% 0,045 0,373 2,750 1,075 7,033 Jumlah 10 20 30 33,3% 66,7% 100% Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Chi square, dari dua variabel yaitu kepatuhan pemakaian APD dengan kecelakaan kerja, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik Spearman Correlation dengan menggunakan SPSS versi 16.0 didapat nilai SC = 0,373, RR = 2,750. Karena p-value = 0,045 < 0,05 dan nilai RR = 2,750 dengan nilai 95% CI = 1,075 7,033, artinya pekerja yang memiliki kepatuhan kurang dalam pemakaian APD beresiko beresiko mengalami kecelakaan kerja 2,750 kali dari pada pekerja yang patuh dalam pemakaian APD, dengan rentang kepercayaan 1,075 sampai 7,033. Sedangkan untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel kepatuhan pemakaian APD dengan dengan kecelakaan kerja berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Spearman Correlation diperoleh nilai r = 0,373 atau 3,73% terdapat hubungan sedang antara kepatuhan pemakaian APD dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu tahun 2015. Pembahasan Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan Chi square di dapatkan nilai p-value 0,045, karena nilai p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara kepatuhan pemakain APD dengan kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan 73,3% kepatuhan pekerja dalam menggunakan APD termasuk dalam kurang patuh, dilihat dari perilaku pekerja pada saat melakukan proses pengelasan yaitu kurangnya kepatuhan pekerja dalam memakai APD pada saat melakukan proses pengelasan, dan juga pekerja yang memakai alat pelindung diri yang tidak seharusnya misalnya memakai sarung tangan biasa yang bukan digunakan untuk pekerjaan mengelas. Kepatuhan merupakan ketaatan atau ketidaktaatan pada perintah, aturan dan disiplin. Perubahan sikap dan perilaku individu dimuai dari tahap kepatuhan, identifikasi, kemudian, internalisasi, jadi jika kepatuhan seseorang kurang maka akan berdampaak buruk bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya, jika kepatuhan 16

seseorang itu baik maka akan baik pula bagi dirinya dan lingkungan. 7 Sedangkan menurut Kelman, kepatuhan dimulai dari individu mematuhi. Dimulai dari individu yang mematuhi anjuran tanpa kerelaan karena takut hukuman atau sanksi. Tahap identifikasi adalah kepatuhan karena merasa diawasi. Jadi pengukuran kepatuhan melalui identifikasi adalah sementara dan kembali tidak patuh lagi bila sudah merasa tidak diawasi lagi. Tahap internalisasi adalah tahap individu melakukan sesuatu karena memahami makna, mengetahui pentingnya tindakan untuk penggunaan APD secara rasional. 8 APD adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 9 Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubugan kerja pada perusahaan, atau kecelakaan yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. 10 Jadi kepatuhan dapat diukur dari individu yang mematuhi atau mentaati karena telah memahami makna suatu ketentuan yang berlaku. Perubahan sikap dan individu dimulai dari patuh terhadap aturan/institusi, seringkali memperoleh imbalan/janji jika menurut anjuran/pedoman. Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya. 9 Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu di utamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat pelindung haruslah enak dipakai, tidak mengggangu kerja dan memberikan perlindungan yang efektif. 11 Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa 66,7% pekerja las yang termasuk dalam kategori mengalami kecelakaan kerja karena mengalami minimal 6-10 kecelakaan kerja, yaitu kulit melepuh, tersetrum luka bakar, tertimpa benda berat terbentur benda keras dan sakit mata karena cahaya las. Dari hasil wawancara yang dilakukan sebagian besar (66,7%) pekerja las mengalami 6-10 gejala kecelakaan kerja. Hasil analisis dengan regresi dan korelasi antara variabel penggunaan alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja di dapatkan koefisien korelasi R = 0,421 dan Chi square = 0,177 dengan P-value = 0,009 yang dapat di artikan secara biologis terdapat hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian diperoleh, assembling jumlah responden yang tidak lengkap memakai alat pelindung diri dan mengalami kecelakaan sebanyak 32 orang (70,4%) sedangkan yang lengkap memakai alat pelindung diri dan mengalami kecelakaan kerja sebanyak 13 orang (29,6%). Sedangkan pada unit composser jumlah responden yang tidak lengkap memakai alat pelindung diri dan mengalami kecelakaan kerja sebanyak 6 orang (66,7%) sedangkan yang lengkap memakai alat pelindung diri dan mengalami kecelakaan kerja sebanyak 3 orang (33,3%). Hasil yang diperoleh ada hubungan antara pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja pada karyawan di unit assembling dan unit composser. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai hubungan kepatuhan pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja las dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pemakaian alat pelidung diri pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu Tahun 2015 sebagian besar masih dalam kategori kurang patuh. 2) Tingkat kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu Tahun 2015 sudah dalam kategori tinggi. 3) Terdapat hubungan sedang antara kepatuhan pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu Tahun 2015. 17

Saran Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan diatas adalah : 1) Setiap pekerja perlu memakai alat pelindung diri yang lengkap pada saat melakukan pekerjaan karena untuk menjaga keselamatan diri pada saat bekerja. 2) Perlu ditingkatkan lagi kepatuhan dalam pemakaian alat pelindung diri supaya dapat bekerja dengan aman. 11. Suma mur P. K. 2010. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Massagung: Jakarta. Daftar Pustaka 1. Egriana Handayani, E. dkk. 2008. Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung Diri, Umur dan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja bagian Rustik di PT Borneo Melintang Buana Exsport Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. 2. International Labour Office (ILO). 1989. Buku Pedoman Pencegahan Kecelakaan. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta. 3. Jamsostek. 2012. Kasus Kecelakaan Kerja Tahun 2011. Disnakertrans Provinsi Jawa Barat. 4. Vitriyansyah P., Benny. 2012. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Pengelasan Industri Informal dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Jalan Raya Bogor- Dermaga, Kota Bogor tahun 2011. Depok Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. 5. Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Andi Offset: Yogyakarta. 6. Notoatmojo, S. 2012. Metodelogi penelitian kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 7. Suizer, A.B. 1999. Safer Behavior; Fewer Injuries. www.behavior.org 8. Haderiah. Muslim. 2012. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Kecelakaan di bagian Produksi PT. Katingan Timber Celebes Kota Makasar. Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Hasanuddin. 9. Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. 10. Suma mur P. K. 2009. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV Haji Massagung Jakarta. 18