Hubungan Pemakaian Kacamata Las dengan Terjadinya Gangguan Mata pada Pekerja Bengkel Las
|
|
- Hengki Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan Pemakaian Kacamata Las dengan Terjadinya Gangguan Mata pada Pekerja Bengkel Las Putri Permatasari 1, Janet Wulandari2 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta 2 Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang *ppermatasari8@gmail.com, Kata Kunci Kacamata Las, Gangguan Mata. Abstrak Mata adalah salah satu alat indra paling vital serta secara terus menerus dipergunakan. Gangguan mata dapat membuat mata tidak berfungsi secara optimal sehingga menurunkan produktivitas pekerja. Gangguan mata adalah kondisi dimana mata mengalami gangguan untuk melihat benda dengan jelas. Salah satu profesi yang memiliki risiko sangat tinggi dengan gangguan mata adalah Pekerja Pengelasan. Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis hubungan antara pemakaian kacamata, umur, pendidikan, dan masa kerja dengan gangguan mata pada pekerja pengelasan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Bengkel Las Wilayah Lubuk Buaya Kota Padang padabulan November - Desember Sampel penelitian sebanyak 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang disi langsung oleh responden. Analisis data dilakukan dengan ujistatistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan α<0,05. Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran gangguan mata, pemakaian kacamata, umur, pendidikan, dan masa kerja. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemakaian kacamata, umur, pendidikan, dan masa kerja dengan gangguan mata. Berdasarkan hasil penelitian, pekerja yang mengalami gangguan mata sebanyak 50,0%, variabel yang memiliki adanya hubungan dengan terjadinya gangguan mata adalah pemakaian kacamata (p-value = 0,002), umur (p-value = 0,003) dan masa kerja (p-value = 0,031). Saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak Bengkel Las Wilayah Lubuk Buaya Kota Padang yaitu meningkatkan pemantauan, penyuluhan, dan pembinaan keselamatan dan kesehatan pekerja mengenai pentingnya pemakaian alat pelindung diri terutama kacamata las mencakup cara pemakaian, pemeliharaan dan penyimpanan The Carellation Beetwen Use Of Welding with The Occurrence Of Eye Disorders On Of Workshop Worker Keywords Las Spectacles, Disorders Of The Eye. Abstract The eyes are one of the most vital tools of senses and continuously used. Disorders of the eye make the eye doesn t function optimally so that decrease the worker productivity. According to Edi S. Affandi (2005, p.84) eye disorder is a condition where the eyes are experiencing disruptions to see objects clearly. One of the professions that have a high risk with disorders of the eyes is the welder. This research was conducted in welding workshop LubukBuayaPadang in November-December The Sample of the was research is 30 respondents. The research was descriptive analytic with cross sectional approach. Univariate analysis was conducted to look the frequency distribution on each variable the dependent or independent, include: disorders 45
2 of the eyes, goggles, age, education, and employment. Bivariat analysis to find out a relationship between the variables. Based on the results of the study, workers who have disorder of the eyes 50.0%, variables that have a connection with the disorder of the eyes was wearing goggles (p-value 0.002), age (pvalue 0.003) and working period (p-value 0,031). Suggestions recommended to the welding workshop Lubuk Buaya Padang, are monitoring, conseling, and construction the safety and the health of workers about the importance of wearing protective tools especially goggles includes how to use, maintenance and storag the tools.. 1. PENDAHULUAN Pekerja di indonesia dari sektor formal maupun informal terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini bisa dilihat dari keadaan pada bulan Agustus tahun 2012 terdapat sekitar 44,2 juta orang (39,8 persen) bekerja pada sektor formal dan 66,6 juta orang (60,14 persen) bekerja pada sektor informal. Pada tahun ,89 persen dari pekerja bekerja di sektor perekonomian formal, sementara 63,11 persen sisanya bekerja di sektor informal. Peranan sektor informal di negara Indonesia cukup besar. Sektor informal dianggap sebagai suatu manifestasi situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara sedang berkembang, karena itu mereka yang memasuki kegiatan berskala kecil ini bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan Bengkel las merupakan industri sektor informal. Bengkel las melayani konstruksi besi dan sejenisnya, biasanya berupa pagar atau pintu besi, teralis pengaman atau teralis jendela, tangga, kanopi, rangka atap dan lain-lain. Penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam sektor ini masih sangat lemah. Salah satu contohnya yang peneliti temukan di bengkel las Jalan Pondok Pesantren wilayah Lubuk Buaya, pekerja pengelasan masih kurang disiplin untuk memakai alat pelindung diri. Pemakaian kacamata las yang salah juga peneliti temukan di bengkel las tersebut yaitu pekerja pengelasan menggunakan kacamata bening saat proses mengelas dan beberapa kali tidak menggunakan kacamata las. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2014, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) angka kematian dikarenakan kecelakaan sebanyak 2 juta kasus setiap tahun (depkes RI, 2014). Menurut data yang di dapat dari BPJS Ketenagakerjaan jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2012 sebanyak 1026 kasus, sedangkan periode 2013 menurun sebanyak 584 kasus, dan terjadi peningkatan pada tahun 2014 sebanyak 1713 kasus dengan wilayah kerja Jawa Barat. Kasus gangguan mata pada tahun 2013 sebanyak 2,1 juta orang mengalami gangguan mata dan 966 ribu orang mengalami kebutaan, pada provinsi jawa barat ditemukan orang mengalami gangguan mata dan orang mengalami kebutaan (Riskesdas, 2013). Hasil tersebut menunjukkan bahwa jawa barat termasuk dalam urutan tiga besar provinsi yang memiliki angka gangguan mata terbanyak. Kecelakaan kerja pada pekerja las sendiri umumnya disebabkan karena kurang hati-hati pada pengerjaan las, pemakaian alat pelindung diri yang kurang benar, dan pengaturan lingkungan yang tidak tepat. Data 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh perbuatan yang tidak aman (unsafe action) dan hanya 20% disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition), sehingga pengendaliannya harus bertitik tolak dari perbuatan yang tidak aman yang dalam hal ini adalah perilaku tenaga kerja terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (Heinrich, 2015). Terdapat peraturan-peraturan yang mengharuskan setiap pekerjaan perlu memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini di atur dalam pokok peraturan yaitu UU RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja, UU No. 14 tahun 1969 pasal 9 dan 10 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja, PERMENAKER No: PER.02/MEN/1982 tentang kualifikasi juru las di tempat kerja, dan undang-undang no. 13 tahun 2003 pasal 86 ayat (1) dan ayat (2). Makna peraturan tersebut adalah setiap perusahaan, pengusaha, maupun tenaga kerja, wajib memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerjanya, dan diantara aturan pekerjaan itu adalah mewajibkan 46
3 bagi setiap tenaga kerja untuk memakai alat pelindung diri agar dapat mengurangi resiko frekuensi dan keparahan akibat kecelakaan kerja. Pada survei yang dilakukan oleh Bureau of Labor Statistics (BLS) pada pekerja yang menderita eye injury menyatakan bahwa 3 dari 5 pekerja tidak memakai alat pelindung muka saat terjadi kecelakaan. Para pekerja ini menyatakan bahwa mereka percaya alat pelindung tidak dibutuhkan pada situasi seperti ini. Dan pada studi prospektif yang dilakukan di Italia pada tahun , frekuensi yang mengalami keluhan mata lebih tinggi pada pengelas dibandingkan dengan non pengelas yaitu sebesar 56,9 %. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lyon (1977), fisikawan radiasi optik, terdapat sinarsinarelektromagnetik yang dihasilkan selama proses pengelasan tersebut dan terkait dengan indramata yaitu salah satunya sinar ultraviolet. Sinar ini dapat menembus alat pelindung dirisehingga mempengaruhi kesehatan mata pekerja. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti yang bernama Pratiwi Pujiyanti pada tahun 2015 dengan 45 responden pekerja las di wilayah Kota Padang, responden yang tidak disiplin melakukan pemakaian alat pelindung mata sebanyak 39 orang (86,7%) dan pekerja mengalami gangguan kesehatan mata sebanyak 24 orang (53,3%), Pratiwi menyebutkan gangguan kesehatan mata yang sering terjadi pada pekerja las saat melakukan pekerjaan pengelasan, antara lain penglihatan kabur, mata merah, mata terasa gatal, mata terasa pedih, mata bengkak, sakit kepala di daerah atas mata, mata seperti kemasukan pasir / kelilipan, mata terasa berair, mata terasa sakit, katarak dan pernah terpercik api las listrik. Pekerja mengeluhkan gangguan mata yang terjadi hampir setiap hari. Ketidak rutinan pekerja las dalam memakai kacamata las mengakibatkan mata pekerja las terpapar secara langsung oleh sinar. Akibat dari pemajanan secara langsung oleh sinar-sinar yang bersifat radiasi tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada mata pekerja las. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk meganalisis hubungan antara pemakaian kacamata, umur, pendidikan, dan masa kerja dengan gangguan mata pada pekerja pengelasan. 2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional tentang pengaruh pemakaian kacamata las terhadap terjadinya gangguan mata pada pekerja di bengkel las. Penelitian dilakukan di wilayah kecamatan Lubuk Buaya, Kota Padangyang dimulai pada bulan Juli-Agustus 2016 dengan responden pekerja pengelasan di bengkel las wilayah Lubuk Buaya. Jumlah sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang dari populasi yang peneliti ambil di Kecamatan Lubuk Buaya, Kota Padang. Cara pengambilan sampel menggunakan Teknik Convenience Sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik pekerja yaitu mengenai umur dan pendidikan pekerja yang diisi oleh responden pada kuisioner yang telah disiapkan, data kebiasaan pekerja, dan data masa kerja pekerja. Data sekunder pada penelitian ini adalah data wawancara melalui pimpinan bengkel las dan data yang sudah ada di bengkel las. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square dengan tingkat kepercayaan α<0,05. Penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi variabel independen sehingga diperoleh deskripsi gangguan mata, pemakaian kacamata, umur, pendidikan, dan masa kerja, dan analisis bivariat yang digunakan untuk melihat hubungan antara pemakaian kacamata, umur, pendidikan, dan masa kerja dengan gangguan mata pada pekerja pengelasan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Ditinjau dari penyebaran lokasi kegiatannya, kegiatan industri sebagian besar berkembang di Kecamatan Lubuk Buaya dan Sukmajaya. Bengkel las merupakan industri sektor informal di wilayah Lubuk Buaya. Bengkel las melayani konstruksi besi dan sejenisnya, biasanya berupa pagar atau pintu besi, teralis pengaman atau teralis jendela, tangga, kanopi, rangka atap dan lain-lain. Bengkel las di wilayah Lubuk Buaya merupakan salah satu jenis bengkel las yang terdapat di daerah misalnya bengkel las genteng, las karbit dan bengkel las umum. Rata-rata tiap bengkel las listrik memiliki 5-10 orang karyawan yang usianya antara tahun. Pemilik usaha 47
4 ada yang sekaligus merangkap sebagai pekerja mengingat usaha ini merupakan usaha kecil, tetapi ada yang murni sebagai pungusaha yang mengatur manajemen las tersebut. Responden dalam penelitian ini adalah pekerja pengelasan yang berada dibengkel las wilayah Lubuk Buaya yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda yaitu berdasarkan variabel gangguan mata, kebiasaan pemakaian kacamata las, umur, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Untuk lebih memperjelas karakteristik responden, dapat dilihat pada tabel. Tabel 1Distribusi Frekuensi Responden Di Bengkel Las Wilayah Lubuk Buaya Kota Padang Variabel Frekuensi Jumlah (%) Gangguan mata Tidak/< 4 keluhan keluhan Pemakaian Kacamata Las Selalu Kadang-kadang / tidak pernah Umur 30 tahun > 30 tahun Pendidikan lulus SMA/Sederajat 17 56,7 tidak lulus SMA/ Sederajat 13 43,3 Masa Kerja 3 tahun > 3 tahun Total % Sumber : data primer, 2016 Berdasarkan hasilpenelitian diketahui bahwa dari 30 responden, pekerja yang tidak mengalami atau mengalami kurang dari 4 keluhan adalah 15 orang dengan persentase 50,0% dan pekerja yang mengalami keluhan gangguan mata lebih dari 4 adalah 15 orang dengan persentase 50,0%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jumlah pekerja yang tidak mengalami gangguan mata atau mengalami kurang dari 4 keluhan sama dengan pekerja yang mengalami lebih dari 4 keluhan gangguan mata. Pekerja yang selalu memakai kacamata las adalah 20 orang dengan persentase 66,7% dan pekerja yang kadang kadang atau tidak pernah memakai kacamata las adalah 10 orang dengan persentase 33,0%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jumlah pekerja yang selalu memakai kacamata las lebih banyak dibanding pekerja yang kadang kadang atau tidak pernah memakai kacamata las. Pekerja yang memiliki umur 30 tahun adalah 12 orang dengan persentase 40,0% dan pekerja yang memiliki umur > 30 tahun adalah 18 orang dengan persentase 60,0%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jumlah pekerja yang memiliki umur 30 tahun lebih sedikit dibanding pekerja yang memiliki umur > 30 tahun. Pada variabel pendidikan, pekerja yang lulus SMA atau sederajat adalah 17 orang dengan persentase 56,7% dan pekerja yang tidak lulus SMA atau sederajat adalah 13 orang dengan persentase 43,3%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jumlah pekerja yang masa kerjanya 3 tahun lebih sedikit dibanding pekerja yang masa kerjanya> 3 tahun.untuk melihat hubungan pemakaian kacamata las dengan terjadinya gangguan mata pada pekerja bengkel las maka dilakukan analisis bivariat dengan melihat nilai p-value yang dilakukan dengan ujichi-square dimana ditemukan hubungan jika nilai pvalue< 0,005. Berikut tabel hubungan pemakaian kacamata las dengan terjadinya gangguan mata. 48
5 Tabel 2 Hubungan Pemakaian Kacamata Las dengan Gangguan Mata pada Pekerja di Bengkel Las Wilayah Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2016 Gangguan Mata Total Variabel Tidak mengalami / Mengalami 4 pvalue < 4 keluhan keluhan N % N % N % Pemakaian kacamata las Selalu Kadang-kadang/tidak pernah Umur tahun >30 tahun Pendidikan Lulus SMA /Sederajat Tidak lulus SMA/ Sederajat Masa kerja tahun > 3 tahun Total Sumber : data primer, 2016 Hasil analisis hubungan antara pemakaian kacamata las dengan gangguan mata adalah yang tidak mengalami atau < 4 keluhan dan yang selalu menggunakan kacamata las sebesar 30,0 (9 responden) sedangkan yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai kacamata las sebesar 20,0% (6 responden). Yang mengalami 4 keluhan dan selalu menggunakan kacamata las 3,3% (1 responden) sedangkan yang kadangkadang atau tidak pernah memakai kacamata las 46,7% (14 responden).hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0.002, yang memilliki arti ada hubungan yang bermakna antara pemakaian kacamata las dengan gangguan mata. Sejalan dengan penelitian Lestari Pujiyanti (2015) menurut hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara pemakaian kacamata las dengan terjadinya gangguan mata dengan p- value 0,001. Peneliti melihat bahwa beberapa pekerja las masih kurang disiplin untuk memakai kaca-mata las, hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan mata pekerja. Hasil observasi peneliti ketika di bengkel las dengan salah satu pekerja yang memakai kacamata las dan pekerja yang tidak memakai menunjukan mata pekerja yang tidak memakai kacamata las lebih mudah memerah. Pada distribusi umur, hasil analisis hubungan antara yang tidak mengalami atau < 4 keluhan dan yang berumur 30 tahun sebesar 33,3 (10 responden) sedangkan yang berumur > 30 tahun sebesar 16,7% (5responden). Yang mengalami 4 keluhan dan berumur 30 tahun 6,7% (2 responden) sedangkan berumur yang > 30 tahun 43,3% (18 responden). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0.003, yang memilliki arti ada hubungan yang bermakna antara gangguan mata dengan umur. Sejalan dengan penelitian Ilham Noviandry (2013), menurut hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur dengan gangguan mata dengan p-value 0,030. Penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berumur lebih dari 30 tahun lebih mudah mengalami gangguan mata. Hasil uji statistic distribusi pendidikan diperoleh nilai p-value = 0.065, yang memilliki arti tidak ada hubungan yang bermakna antara gang- 49
6 guan mata dengan pendidikan. Penelitian Wahyu Adi (2013), hasil analisis didapatkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara umur dengan gangguan mata dengan p-value 0,100. Pendidikan adalah hal penting pada setiap pekerjaan. Pendidikan yang baik akan menghasilkan pengetahuan yang baik pula. Jika tingkat pendidikan seorang pekerja kurang, maka akan berdampak pada pengetahuan tentang pekerjaan yang pekerja lakukan. Pada pekerja pengelasan, seorang juru las harus memiliki tingkat pendidikan yang baik, sebab untuk menjadi seorang juru las harus melewati beberapa pelatihan, ujian, dan klasifikasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja yang di dapat. Pada hasil analisismasa kerja, hubungan antara yang tidak mengalami atau < 4 keluhan dan yang masa kerjanya 3 tahun sebesar 20,0% (6 responden) sedangkan yang masa kerjanya > 3 tahun sebesar 30,0% (9 responden). Yang mengalami 4 keluhan dan masa kerjanya 3 tahun3,3% (1 responden) sedangkan > 3 tahun 46,7% (14 responden).hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0.031, yang memilliki arti ada hubungan yang bermakna antara gangguan mata dengan masa kerja. Peneliti melihat pekerja yang masa kerjanya lebih dari 3 tahun memiliki pendapat mereka sudah tahu lapangan dan jarang menggunakan kacamata mata las, tetapi pekerja mengeluh ketika gangguan mata yang mereka alami sudah mulai terasa mengganggu. Hal ini bisa diketahui bahwa seberapa lama masa kerja pekerja tidak bisa mengabaikan setiap proses dari pekerjaan yang mereka lakukan. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden yang bekerja di bengkel las wilayah Lubuk Buaya kota Padang menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami keluhan gangguan mata lebih dari 4 adalah 15 orang dengan persentase 50,0% dari total responden. Ditemukan adanya hubungan pemakaian kacamata las dengan gangguan mata sebesar66,7% (20 responden) memiliki p-value=0,002. Adanya hubungan antara umur dengan gangguan mata sebesar60,0% (18responden) memiliki p-value=0,003. Pada tenaga kerja berusia lebih dari 40 tahun daya akomodasi mata semakin menurun. Hubungan antara masa kerja dengan gangguan penglihatansebesar76,7% (23 responden) memiliki p- value=0, SARAN Bagi setiap bengkel las yang berada di wilayah Lubuk Buaya kota Padang perlu meningkatkan pemantauan, penyuluhan, dan pembinaan keselamatan dan kesehatan pekerja mengenai pentingnya pemakaian alat pelindung diri pada proses pengelasan mencakup cara pemakaian, pemeliharaan dan penyimpanan. Pengawasan ke disiplinan pekerja pengelasan dalam memakai alat pelindung diri terutama kacamata las. Setiap pekerja memiliki kacamata las sehingga memudahkan pekerja untuk melakukan pekerjaannya dan mengurangi dampak gangguan mata, serta bagi pengelas yang pengetahuannya sudah baik hendaknya dipertahankan sehingga diharapkan mampu mempengaruhi sikap pengelas lain untuk menjadi lebih baik dan lebih memperhatikan dan keselamatan dirinya saat melakukan pekerjaan. 6. REFERENSI Arifin, 2014, Memahami Kesalahan Manusia (Human Error), Katiga, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, Indonesia 2016, Angka Kecelakaan Kerja, Departemen Kesehatan RI, diakses 20 mei /1-orang-pekerja-di-dunia-meninggalsetiap-15-detik-karena-kecelakaankerja.html#sthash.28zefFYt.dpuf Edi S. Affandi, 2005, Alat Indera Pada Manusia, Jaya Agung, Jakarta Indonesia, Undang-undang 1945, Undang- Undang 1945 Pasal 27 Ayat (2) tentang Hak Asasi Manusia, Jakarta Indonesia, Undang-undang 1970, Undangundang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Jakarta. Indonesia, Undang-undang 1969, Undangundang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1969 pasal 9 dan 10 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja, Jakarta. 50
7 Permenaker Indonesia 1982, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.02/MEN/1982 Tentang Kualifikasi Juru Las Di Tempat Kerja, Jakarta. Indonesia, Permenaker 1998, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1998 Tentang kecelakaan kerja,jakarta International Labour Organization (ILO) 2013, Angka Kecelakaan Kerja, International Labour Organization (ILO). Kamus Besar Bahasa Indonesia 2015, Pengertian Las, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta. Poerwanto dkk, 2005, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta Sumakmur, 2009, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta. 51
BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah vital, selain sebagai salah satu aspek perlindungan terhadap tenaga kerja juga berperan untuk melindungi aset perusahaan.undang-undang
Lebih terperinciRELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA
RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA RAKHILLA PINASTI 1) ANDIK SETIYONO 2) ANTO PURWANTO 3) Students of the Faculty of Occupational
Lebih terperinciKeywords: PPE; knowledge; attitude; comfort
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KENYAMANAN PEKERJA DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BENGKEL LAS LISTRIK KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HSU TAHUN 2016 Gusti Permatasari, Gunung Setiadi,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PENGELASAN DI KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PENGELASAN DI KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 Irmayani STIKes MEDISTRA LUBUK PAKAM ABSTRAK Alat Pelindung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya adalah faktor manusia, peralatan pendukung keselamatan, dan juga sistem manajemen keselamatan
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PEGAWAI BENGKEL LAS DI WILAYAH TERMINAL BUS WISATA NGABEAN KOTA YOGYAKARTA
PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PEGAWAI BENGKEL LAS DI WILAYAH TERMINAL BUS WISATA NGABEAN KOTA YOGYAKARTA Azir Alfanan ABSTRAK Latar Belakang : Ketajaman penglihatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Irene Tampinongkol*,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatanya dan melakukan pekerjaan
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS
ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS Liza Salawati Abstrak. Bengkel las merupakan salah satu tempat kerja informal yang berisiko untuk terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil, perlu diperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerjanya. Terdapat peraturanperaturan yang mengharuskan
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Irene Tampinongkol*,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM
Lebih terperinciFakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG MUSEUM COELACANTH ARK MANADO Bill Rudolf Woy*, Nancy S.H. Malonda*,
Lebih terperinciPengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu
Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu Knowledge and Attitudes Workers in the use of Personal Protective Equipment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar (Priatna,1997 dalam Carissa, 2012). Bengkel pengelasan merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif berupa luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013
Analisis Hubungan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Terjadinya Stres Kerja Pada Pekerja Industri Bengkel Las Di Kota Pekanbaru Tahun 2013 ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja yang merupakan beban tambahan dari seseorang yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008 tercatat sebesar 4.678 unit perusahaan dengan 1694,45 ribu orang tenaga kerja. Sektor industri dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat 70% penduduk bekerja di sektor informal dan 30% bekerja
Lebih terperinciKata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN USIA DENGAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA DI BAGIAN OPERASIONAL PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KOTA MANADO TAHUN 2017 Made Ayu Sawitri*, Grace D. Kandou*, Rahayu
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN
HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) Husen *, Puji Lestari ** *Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, STIKes BINAWAN **Mahasiswa Program K3 STIKes
Lebih terperinciGAMBARAN TAJAM PENGLIHATAN PADA PEKERJA LAS DI BEBERAPA TEMPAT LAS DI KOTA MANADO Dewina Tipagau*, Woodford B. S. Joseph*, Jootje M. L.
GAMBARAN TAJAM PENGLIHATAN PADA PEKERJA LAS DI BEBERAPA TEMPAT LAS DI KOTA MANADO Dewina Tipagau*, Woodford B. S. Joseph*, Jootje M. L. Umboh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK
Lebih terperinciPENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO THE
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA. Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo Oleh : LAILATUL FAIZAH NIM 14612614 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Labour Organizatiom (ILO) 2013, 1 pekerja. pekerja kehilangan nyawa (Depkes, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien
Lebih terperinciRiset Informasi Kesehatan, Vol. 6, No. 2 Desember 2017
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Mata pada Pekerja Las Industri Kecil di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjab Barat Tahun 2017 1 Putri Sahara Harahap, 2 Irwandi Rachman, 3 Firdaus Simanjuntak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG TAHUN 2015 Kindangen P.Elia 1), Johan Josephus 1), Ardiansa. T. Tucunan 1) 1)
Lebih terperinciadalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN DI DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO TAHUN 2016 Kairupan Felly
Lebih terperinciGANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA DI BENGKEL LAS LISTRIK DESA SEMPOLAN, KECAMATAN SILO, KABUPATEN JEMBER
GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA DI BENGKEL LAS LISTRIK DESA SEMPOLAN, KECAMATAN SILO, KABUPATEN JEMBER Yunita Satya Pratiwi* Wahyudi Widada* Zuhrotul Eka Yulis A.* ABSTRACT *Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk salah satu program pemeliharaan yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan
Lebih terperinciKata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH DAN PENDAPATAN DENGAN TIDAKAN PENGGUNAN MINYAK JELANTAH PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA POIGAR III KECAMATAN POIGAR KABUPATEN BOLAANG
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu hak dasar bagi pekerja yang merupakan komponen dari hak asasi manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan
Lebih terperinciKata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, PEKERJAAN IBU, DUKUNGAN SUAMI DAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENGKOL KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Fiji Claudia Pandean*, Adisti
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan nasional yang dilakukan oleh suatu bangsa pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup rakyatnya. Pembangunan sektor industri
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI
ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI Oleh : NIM 101311123051 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya dan risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja terdapat pada setiap pekerjaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.
1 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai pembangunan nasional tersebut maka
Lebih terperinciKepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu
Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu Compliance Use of Personal Protective Equipment in Las Workers in Indramayu Riyan Suprianto, Aman Evendi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO
HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO Jessiliani A. Patodo*, Franckie R.R Maramis*, Adisti A. Rumyar* *Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional untuk mengetahui tingkat kelelahan (fatigue) kerja akibat kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri berlomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas menggunakan alat yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.
HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh Rizqi Fitria Prakasiwi NIM 052110101053
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 Teguh Imam Santoso 2013-35-004 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LIMFOMA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.
50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciJUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN KEJADIAN FOTOFOBIA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT. Oleh : DEDI IMANUEL DEPARI
HUBUNGAN KEJADIAN FOTOFOBIA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT Oleh : DEDI IMANUEL DEPARI 120100247 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lama telah diketahui bahwa pekerjaan dapat mengganggu kesehatan dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan pelaksanaan upaya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN 2015 1 Sondang, 2 Dame 1 STIKes Prima Jambi 2 Dinas
Lebih terperinciKata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT (BKMM) PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014 Meisye S. Hanok*, Budi T. Ratag*, Reiny A. Tumbol** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
Lebih terperinciMoch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciKeywords : Work motivation, Labor productivity
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA GURU DI SMA NEGERI 1 AMURANG Claudia Sumakul* Johan Josephus*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciKata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Alat Pelindung Diri (APD), Pekerja Bagian Opening
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA KERJA DI PT TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Afni Anete Repi *,
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciOleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.
Lebih terperinciPENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT
PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT Muhammad Iqbal Fahlevi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar E-mail: muhammadiqbalfahlevi@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELUARAHAN SEI. PUTRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI RELATIONSHIP AWARENESS BREASTFEEDING MOM ABOUT
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk
kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY AND AGE WITH MUSCULOSKELETAL COMPLIANCE OF THE
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015 ABSTRAK Reza Eka Putra, Dwita Anastasia Deo, Dyah Gita Rambu Kareri Bekerja di industry
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEMBANG SARI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Heidy Manggopa*, Paul A.T.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Lebih terperinciKELUHAN SUBJEKTIF PHOTOKERATITIS PADA MATA PEKERJA LAS SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CIRENDEU DAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN
KELUHAN SUBJEKTIF PHOTOKERATITIS PADA MATA PEKERJA LAS SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CIRENDEU DAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN Nur Najmi Laila Program Studi Kesehatan Masyarakat,Fakutas Kedokteran dan Ilmu
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T. Ratag* PADA *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah, dan industri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciCHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017
Volume. No APRIL 0 PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN KMS BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK 6- BULAN a Asweros U. Zogaraa Program Studi Gizi, Poltekkes Kemenkes Kupang, 85000 *Email : eroz.zogara@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pestisida semakin lama semakin tinggi terutama di negara-negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Latin. Negara-negara berkembang ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah di bidang kesehatan keselamatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, yang merupakan beban tambahan dari seseorang yang sedang
Lebih terperinciROY ANTONIUS TARIGAN NIM.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 Oleh: ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. 061000113
Lebih terperinciBAB 5 : PEMBAHASAN. 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat
BAB 5 : PEMBAHASAN 5.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu : a. Hasil penelitian
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SAFETY TALK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (Studi di Unit Maintenance PT Holcim Indonesia Tbk) Oleh : FAJAR GUMELAR UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinci