USAHA GURU PEMBIMBING MENGATASI MASALAH HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMP N 4 SUTERA Oleh : Khairaty Fitri Kasih Ahmad Zaini Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this research is: How can a tutor attempt to overcome the problem of social relations students in learning in SMP N 4 SUTERA?, Views of: 1). Guidance counselor effort to overcome the problems experienced by students who are not accepted into the study, 2). Guidance counselor effort to overcome the problems experienced by students who tend to learn by themselves, 3). Guidance counselor effort to overcome the problems experienced by students who tend to choose friends in learning. This research is a descriptive study that attempted to portray the situation as it is. This study population is students of SMP N 4 SUTERA, a population of 428 people. Samples were selected by purposive random sampling technique, is the students who have problems in social relationships in learning. The tools used in data collection was a questionnaire and data analysis techniques using a percentage formula. The results are as follows: 1). Efforts to overcome problems guidance counselor experienced learners who are not accepted into the study were in the good category, 2) The guidance counselor to overcome the problems experienced by students who tend to learn on their own are in the good category, 3) The guidance counselor to overcome the problems experienced by the learners tend to choose friends who are learning the good category. Based on the above results the researchers to conclude that the business tutor solve social problems of students in SMP N 4 SUTERA can be categorized either. Here, the researchers suggested that a tutor to maintain and further enhance efforts to address problems of social relations students in learning and provide the kind of service that suits your needs and problems of learners. Keyword :Social relation, student, and learning A. PENDAHULUAN Pendidikan akan mendorong seseorang untuk belajar aktif, mandiri dan memberdayakan semua potensi yang ada dalam dirinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan belajar. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, di mana saja, baik di sekolah maupun di luar
sekolah yang dalam waktu tidak dapat ditentukan sebelumnya. Belajar merupakan kewajiban bagi setiap peserta didik, dengan belajar peserta didik bisa mengetahui dan mendapatkan pengetahuan yang baru.menurutslameto (2003:3) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dariinteraksidenganlingkungannyadalammemenuhikebutuhan hidupnya. Dalam belajar perlu diterapkan sikap berteman dalam belajar yang baik agar proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan. Peserta didik akan memperoleh hasil yang baik apabila faktor keberhasilan belajar tersebut dimiliki dan dimanfaatkan dengan baik. SelanjutnyaNana Sudjanadan Ibrahim (2007:9) mengemukakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi 70% oleh kemampuan peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan dan hubungan peserta didik dalam belajar. Lingkungan sekolah peserta didik merupakanfaktor yang dapatmempengaruhibelajarpesertadidik, dan bisa mempengaruhi perkembangan peserta didik terutama dalam proses pembelajaran. Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu mengalami masalah mulai dari masalah kecil atau ringan sampai masalah berat atau besar, yang mencakup masalah hubungan sosial, masalah ekonomi, dan permasalahan lain dalam menjalani aktivitas seharihari, sehingga dapat menghambat aktivitas individutersebut, tidak mungkindibiarkanterussampai berlarutlarut, karena haliniakanmengakibatkantimbulnyaefeksamping yang diharapkan terutama dalam proses belajar peserta didik dengan teman sebayanya. Hubungan sosial adalah suatu proses interaksi individu terhadap individu lainnya, sebagaimanapendapat Anna Alisyahbana, dkk (Muhammad Ali dan M. Asrori 2004:83) hubungansosial diartikan sebagai cara bereaksi terhadap, orang-orang di sekitar dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. B. METODE PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan dan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini tergolong penelitian deskriptif.dalampene-
litianiniakanmendeskripsikan secara tepat dan akurat mengenai Usaha guru pembimbing mengatasi masalah hubungan sosial peserta didik dalam belajar di SMP N 4 Sutera. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP N 4 SUTERA dengan jumlah populasi 428orang, dan jumlah sampel 46 orang.teknik dan alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Ridwan (2004:109) Teknik pengumpulan data adalah cara atau teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Analisis data dengan menggunakan rumus persentase. Setelah diperoleh presentase jawaban responden, dilakukan pengklasifikasian jawaban tersebut dengan menggunakan klasifikasi yang dikemukakan oleh SuharsimiArikunto (1992:224), menafsirkan sebagai berikut : 81% -100% =Sangat baik 61% - 80% =Baik 41% - 60% = Sedang 21% - 40% =Kurang baik 0-20% =Sangat kurangbaik C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis dan penafsiran data temuan penelitian mengenai usaha guru pembimbing mengatasi masalah hubungan sosial peserta didik dalam belajar di SMP N 4 SUTERA yang meliputi : Peserta didik yang tidak diterima dalam kelompok belajar, peserta didik yang cenderung belajar sendiri, peserta didik yang cenderung memilih teman dalam belajar adalah sebagai berikut: data tentang cara-cara dalam belajar kelompok kategori baik sebanyak 73,91% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 6,53%, pada kategori sangat baik sebanyak 19,56%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbing dalam memberikan informasi tentang cara-cara dalam belajar kelompok termasuk dalam pembimbing sudah baik dalam memberikan informasi tentang caracara dalam kelompok belajar,baik itu dalam penyampaian materi yang disampaikan,maupun informasi yang disampaikan dalam kelompok belajar serta bentuk-bentuk kelompok bela-
jar, disini guru pembimbing sudah melakukan semaksimal mung-kin tentang cara-cara dalam kelompok belajar sehingga sudah terlihat baik. Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus bisa membina hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan Elida prayitno (2002:75) Remaja dapat berprestasi maksimal dalam belajar jika ia diterima dan dikagumi dalam kelompok sebayanya dan mampu memecahkan masalah secara baik dengan orang dewasa terutama guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya. data tentang cara mengemukakan pendapat dalam kelompok belajar kategori baik sebanyak 71,73% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 15,21%, pada kategori sangat baik sebanyak 13,04%. Jadi dapat disimpulkan bahwausaha yang menjelaskantentangcaramengemukakanpendapatdalamkelompok belajar tergolong pada kategori baik, ini berarti guru pembimbing sudah menjelaskan tentang cara mengemukakan pendapat dalam kelompok belajar baik. jadi sudah terlihat bahwa guru pembimbing telah menjelaskan berbagai macam cara mengemukakan pendapat dalam kelom-pok belajar, terdiri dari tekhnik dan cara mengemukakan pendapat baik itu dari bahasa yang digunakan serta emosional dan keberanian dalam mengemukakan pendapat, sehingga peserta didik sudah bisa mengemukakan pendapat dalam kelompok belajar dengan baik. Sesuai dengan pendapat prayitno (1995:5) bahwa dalam membahas segala permasalahan dilakukan secara dinamis, bebas, berarti setiap kelompok dapat mengemukakan apa saja yang berkenaan dengan hal-hal yang dikemukakan oleh anggota kelompok. data tentang cara berbicara dalam kelompok belajar pada kategoribaik sebanyak 58,69% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 28,26%, pada kategori sangat baik sebanyak 13,04%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang menjelaskanbagaimanacaraberbicaradalamkelompokbelajar tergo-long pada pembimbing sudah maksimal dalam menjelaskan cara berbicara dalam
kelompok belajar sehingga terlihat sudah baik.sesuai dengan hal ini Larry King dan Bill Gilbert (2005:15) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota kelompok untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. data tentang memberikan contoh tentang cara belajar kategori baik sebanyak 65,21% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 4,34%, pada kategori sangat baik sebanyak 30,43%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbingdalam memberikan contoh tentang cara belajar tergolong kategori baik, ini berarti guru pembimbing sudah baik dalam mem-berikan contoh tentang cara belajar. Sesuai dengan pendapat Muhibbin syah (2002:63) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis-jenis dan jenjang pendidikan. data memberikan contoh tentang sikap belajar kategori baik sebanyak 84,78% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 6,52%, pada kategori sangat baik sebanyak 8,69%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang dila-kukan guru pembimbing dalam memberikan contoh tentang sikap belajar tergolong pada kategori baik, ini berarti guru pembimbing sudah baik dalam memberikan contoh tentang sikap belajar. Sesuai dengan hal ini Oemar Hamalik (2001:30) hasil belajar adalah tingkah laku yang btimbul dari tidak tahu menjadi tahu dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, timbulnya pengertian baru, perubahan sikap, keterampilan menghargai perkembangan sikap-sikap sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani. data menjelaskan tentang cara bergaul dalam belajar kategori baik sebanyak 65,21% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 15,21%, pada kategori sangat baik sebanyak 19,56%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbing dalam menjelaskan cara bergaul dalam belajar tergolong pada pembimbing sudah baik dalam menjelaskan tentang cara bergaul dalam belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2004:85) mengatakan bahwa hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah sendiri kemudian berkembang lebih luas lagi kelingkungan sekolah dan dilanjutkan dengan lingkungan yang lebih luas lagi yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya. data memberikan informasi tentang etika bergaul dalam belajar kategori baik sebanyak 76,08% dari responden, padakategorisedang sebanyak 13,04%, padakategorisangatbaiksebanyak 10,86%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang memberikan informasi tentang etika bergaul dalam belajar tergolong pada pembimbing sudah baik dalam memberikan informasi tentang etika bergaul dalam belajar. Sesuai dengan hal ini Slameto (2003:66-67) menyatakan bahwa: peserta didik yang mempunyai sifat-sifat tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau mempunyai tekanan-tekanan batin akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya membuat masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. data tentang memberikan informasi tentang sikap berteman dalam belajar kategori baik sebanyak 76,08% dari responden, pada kategori sedang sebanyak 15,21%, pada kategori sangat baik sebanyak 8,69%. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha yang memberikan informasi tentang sikap berteman dalam belajar tergolong pembimbing sudah baik dalam memberikan informasi tentang sikap berteman dalam belajar.menurut Slameto (2003:3) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhanm hidupnya. D. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapatdiambilkesimpulanmengenai usaha guru pembimbing mengatasi masalah hubungan sosial peserta didik dalam belajar di SMP N 4 SUTERA. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Usaha guru pembimbing mengatasi permasalahn yang dialami peserta didik yang tidak diterima dalam kelompok belajar di SMP N 4 SUTERA termasuk baik dengan persentase 89% ini terlihatdarimemberikaninformasitentangcara-caradalam kelompok belajar, menjelaskan tentang cara mengemukakan pendapat dalam kelompok belajar dan menjelaskan cara berbicara dalam kelompok belajar. 2. Usaha guru pembimbing mengatasi permasalahn yang dialami peserta didik yang cenderung belajar sendiri di SMP N 4 SUTERA termasuk baik dengan persentase 91%, hal ini terlihat dari memberikan contoh tentang cara belajar, sikap belajar dan kebiasaan belajar. 3. Usaha guru pembimbing mengatasi permasalahan yang dialami peserta didik yang cenderung memilih teman dalam belajar di SMP N 4 SUTERA termasuk baik dengan persentase 89%, seperti menjelaskan cara bergaul dalam belajar, memberikan informasi tentang etika bergaul dalam belajar dan sikap berteman dalam belajar. E. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta Bina Aksara Moh.Ali danasrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Sudjana, Nana. 2009. DasardasarProses Belajar Mengajar.Bandung :SinarBaruAlgesindo Yusuf.A Muri 2005.Metodologi Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Alamiah Padang: UNP