MENAKAR KANDIDAT CAPRES & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU PRESIDEN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

Poltracking LAPORAN SURVEI NASIONAL MENAKAR PETA POLITIK 2014: PENGARUH FIGUR TERHADAP KONFIGURASI POLITIK 2014 TEMUAN SURVEI NASIONAL JANUARI 2014

LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014

LAPORAN SURVEI NASIONAL & MEDIA MONITORING RESAERCH PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI PADA PEMILU 2014

MEDIA SURVEI NASIONAL

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

EVALUASI 4 TAHUN SBY-BOEDIONO: STAGNASI KEPUASAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAN DPR

Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

POLITICAL OUTLOOK 2014: PILIHAN DAN KEMUNGKINAN CAPRES DAN CAWAPRES PEMILU 2014

EFEK KAMPANYE DAN EFEK JOKOWI: ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU LEGISLATIF 2014

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

EVALUASI PUBLIK TERHADAP KINERJA 6 BULAN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

Mencari Calon Presiden 2014

ISU KEBANGKITAN PKI SEBUAH PENILAIAN PUBLIK NASIONAL. Temuan Survei September 2017

LAPORAN TELESURVEI PERSEPSI PUBLIK TERHADAP PILKADA DKI JAKARTA JULI 2016

LEMBAGA PEMBERANTASAN SURVEI OPINI PUBLIK NASIONAL

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

INDEKS KEPEMIMPINAN DAN DINAMIKA CAPRES CAWAPRES 2014

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

QUICK COUNT PILPRES & PILKADA PALING PRESISI PROPOSAL SURVEI PILKADA SERENTAK 2018

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA Persepsi Publik Terhadap Pilkada DKI Jakarta OKTOBER 2016

DEBAT CAPRES-CAWAPRES DAN KECENDERUNGAN SIKAP PEMILIH

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

TERANCAMNYA KONVENSI DEMOKRAT: DARI HERO KE ZERO-KAH NASIB DEMOKRAT? Lingkaran Survei Indonesia November 2013

KUALITAS PERSONAL DAN ELEKTABILITAS CALON PRESIDEN DI MATA PEMILIH

REFLEKSI 17 TAHUN REFORMASI EVALUASI PUBLIK KINERJA INSTITUSI DEMOKRASI

Press Release HASIL SURVEI

Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009

POLITICAL OUTLOOK 2014 : EFEK JOKOWI DAN KINERJA PARPOL TIGA BULAN SEBELUM PILEG 2014

PENDAHULUAN. LAPORAN SURVEI PILKADA KAB. Sumedang Temuan Survei : Agustus 2017

SPLIT-TICKET VOTING, KARAKTERISTIK PERSONAL, DAN ELEKTABILITAS BAKAL CALON PRESIDEN

KONVENSI PARTAI DEMOKRAT DI PERSIMPANGAN: DI ANTARA REALITAS DAN HARAPAN

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

RILIS SURVEI NASIONAL 2012 STAGNASI PERILAKU PEMILIH: FENOMENA PARTAI POLITIK MATI SURI

Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

DUKUNGAN TERHADAP CALON INDEPENDEN

LAPORAN SURVEI NASIONAL Persepsi Publik Terhadap Kepala Daerah Berprestasi 29 SEPTEMBER 2016

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik

KONTROVERSI PUBLIK TENTANG LGBT DI INDONESIA

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

Temuan Survei Nasional: Januari 2016

Menurunnya Kinerja Pemerintah dan Disilusi terhadap Partai Politik

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Evaluasi Pemilih atas Kinerja Dua Tahun Partai Politik. Survei Nasional Maret 2006 Lembaga Survei Indonesia (LSI)

ISU-ISU PUBLIK DAN PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 2007

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

Laporan Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PELUANG DAN HARAPAN DPD RI: SEBUAH EVALUASI PUBLIK

AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

RASIONALITAS PILKADA DAN CALON INDEPENDEN UNTUK PILKADA DKI JAKARTA

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

PRO-KONTRA PILKADA LANGSUNG. Temuan Survei: 25 Oktober 3 November 2014

Rilis Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

RILIS SURVEI NASIONAL 1-9 FEBRUARI 2018

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA Persepsi Masyarakat Terhadap Program Kerja Cagub-Cawagub DKI Jakarta TEMUAN SURVEI 14 Desember 2016

Konsolidasi Demokrasi. Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Publik Sangat Kecewa Kiprah Politisi Muda

PRO-KONTRA SEPUTAR PENCALONAN JOKOWI DI MATA PEMILIH

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

LAPORAN HASIL SURVEI PELUANG KANDIDAT DI PILKADA SULAWESI BARAT Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) Selasa, 7 Februari 2017

KEPERCAYAAN PUBLIK PADA PEMBERANTASAN KORUPSI

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

PENDAHULUAN TEMUAN SURVEI NASIONAL 2400 RESPONDEN PERIODE SURVEI 8 15 NOVEMBER 2017

KEMUNGKINAN GOLPUT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA

Metodologi Quick Count

LAPORAN SURVEI PROVINSI JAWA BARAT PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PILKADA PROVINSI JAWA BARAT 2018

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

Temuan Survei: Januari 2015

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

RASIONALITAS PEMILIH: KONTESTASI PARTAI MENJELANG PEMILU 2009

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

KRITERIA IDEAL MENTERI DAN EVALUASI ATAS KINERJA PEMERINTAHAN SBY MENJELANG TERBENTUKNYA KABINET BARU

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

RILIS SURVEI PILGUB DKI JAKARTA 2017

SURVEI PILGUB DKI 2017 MEMAHAMI PETA KOMPETISI PUTARAN KE-2 PILGUB DKI. Media Survei Nasional

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

KASUS BANK CENTURY DI MATA PUBLIK

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

Transkripsi:

1 CAPRES & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU SURVEI NASIONAL PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMILU 2014 Survey Report TEMUAN SURVEI NASIONAL OKTOBER 2013 Pol-Tracking Institute Jakarta, Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-12980 Telp. +6221-83701545, +6221-83794995, Faks.+6221-83795016 Website: www.poltracking.com, Email: contact@poltracking.com

2 TEMA CAPRES & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU

Latar Belakang 3 Sistem pemilihan langsung di Indonesia saat ini memberikan kebebasan sepenuhnya bagi masyarakat pemilih untuk menentukan partai dan kandidat yang akan mereka pilih. Pemilu 2014 membuka ruang bagi banyak kandidat capres untuk berkontestasi karena presiden incumbent secara konstitusional tak bisa lagi mencalonkan diri. Di sisi lain, skema konstitusi Indonesia menempatkan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan hingga memegang kendali penuh proses kebijakan dan sekaligus politik di dalamnya. Selain itu, konstitusi menempatkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) sebagai lembaga legislatif yang anggotanya berasal dari partai politik berperan untuk mengawasi kinerja eksekutif dalam menjalankan proses pemerintahannya. Di titik ini prospek kandidat calon presiden RI pemilu 2014 menjadi penting untuk dibaca melalui kacamata publik. Akhirnya, membaca pergerakan perilaku pemilih menggunakan metode survei menjadi penting untuk dilakukan, dan disampaikan kepada khalayak. Hasil survei tersebut dapat menjadi masukan amat penting bagi partai politik sebagai organisasi, calon anggota legislatif, dan kandidat calon presiden.

Pengukuran 4 Pengukuran pendapat dan sikap publik dalam survei ini mencakup hal-hal berikut: Tingkat partisipasi publik dalam pemilu presiden dan wakil presiden Preferensi dan Pilihan publik terhadap tokoh-tokoh yang menjadi kandidat calon presiden Preferensi dan pilihan publik terhadap profil dan karakter tokoh-tokoh yang menjadi kandidat calon presiden Latar belakang pilihan publik terhadap tokoh-tokoh yang menjadi kandidat calon presiden

Metodologi 5 Populasi Survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat wawancara serta bukan anggota TNI/POLRI. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 2010 responden dengan margin error +/- 2,19% pada tingkat kepercayaan 95%. Metode pengumpulan data adalah responden terpilih diwawancara secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih. Setiap pewawancara bertugas mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa atau kelurahan. Wawancara dikontrol secara sistematis oleh supervisor pusat dan koordinator wilayah dengan melakukan cek ulang di lapangan (spot check) sekitar 20-30% dari total data masuk, untuk menjamin akurasi data yang diperlukan. Dalam proses penjaminan metodologi dan akurasi data tidak ditemukan kesalahan berarti.

Metodologi 6 Kendali mutu survei adalah pewawancara lapangan minimal mahasiswa atau sederajat dan mendapatkan pelatihan (workshop) di setiap pelaksanaan survei. Seluruh kegiatan riset survei dilaksanakan pada 13 September 2013 sampai 11 Oktober 2013 Pengambilan data dilakukan secara serentak dan nasional di 33 provinsi. Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus (BPS) terakhir

Prosedur Penarikan Sample 7 Metode penarikan sampel adalah multi-stage random sampling dengan stratifikasi dan tingkatan cluster sebagai berikut: Stratifikasi pertama: populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi. Stratifikasi kedua: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan. Stratifikasi ketiga: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%). Cluster 1: Di masing-masing provinsi (33 provinsi dengan data BPS terakhir) ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan secara random sebagai primary sampling unit.

Lanjutan 8 Jumlah desa/kelurahan tergantung persentase jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Proporsi jumlah desa di setiap provinsi terlihat di dalam peta survei dalam laporan presentasi ini. Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masingmasing RT akan dipilih secara random dua keluarga. Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga. Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki.

Flowchart Penarikan Sampel 9 Provinsi 1 1 1 2 3 n 1 2 1 2 RW 2 3 4 5 Provinsi X KK Desa/Kel. RT/Lingkungan Menggunakan Teknik Multistage Random Sampling: Populasi desa/kelurahan tingkat nasional. Desa/kelurahan di tingkat provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional. Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random. Di masing-masing RT/lingkungan dipilih secara random dua KK. Di KK terpilih dipilih secara random satu orang dewasa lakilaki/perempuan yang berhak memilih L P Responden

PETA SURVEI 10

11 TEMUAN SURVEI

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN (%) (Validasi Sampel) 12

Proporsi Gender dan Penduduk (%) 13 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 GENDER LAKI-LAKI 50.0 50.0 PEREMPUAN 50.0 50.0 DESA - KOTA DESA 60.00 59.4 KOTA 40.00 40.6

Etnis (Suku) 14 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 Jawa Sunda Melayu Bugis Minangkabau Batak 5,33 3,36 3,26 3,06 17,19 39,11 Suku Bangsa Responden JAWA 39.11 40.22 SUNDA 17.19 15.5 MELAYU 5.33 2.27 BUGIS 3.36 2.69 MINANGKABAU 3.26 2.73 Madura 2,67 BATAK 3.06 3.58 Banjar 2,02 MADURA 2.67 3.03 Bali 1,48 BANJAR 2.02 1.74 Dayak 1,43 BALI 1.48 1.67 Sasak 0,99 Papua 0,89 Aceh 0,69 Tionghoa 0,35 Minahasa 0,25 Lainnya 17,92 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 DAYAK 1.43 1.27 SASAK 0.99 1.34 PAPUA 0.89 1.14 ACEH 0.69 1.73 TIONGHOA 0.35 1.2 MINAHASA 0.25% 0.52 LAINNYA 17.19 19.37

Agama 15 Agama Responden AGAMA SAMPEL BPS ISLAM 89.14 87.18 89,14 5,58 2,57 1,38 1,33 0,15 0,04 1,14 Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghuchu Lainnya PROTESTAN 5.58 6.96 KATOLIK 2.57 2.90 HINDU 1.38 1.69 BUDHA 0.15 0.72 KONG HU CU 0.04 0.05 LAINNYA 1.14 0.51

Perbandingan Demografi Sampel dan Penduduk Per Provinsi 16 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 Aceh 1.99 1.90 Bali 1.49 1.65 Banten 4.48 4.52 Bengkulu 1.00 0.73 Kalimantan Selatan 1.49 1.54 Kalimantan Tengah 1.00 0.94 Kalimantan Timur 1.49 1.51 Kep. Bangka Belitung 0.50 0.52 Daerah Istimewa Yogyakarta 1.49 1.47 Kepulauan Riau 0.50 0.72 DKI Jakarta 2.99 3.20 Gorontalo 0.50 0.44 Jambi 1.49 1.31 Jawa Barat 18.41 18.26 Jawa Tengah 13.93 13.75 Lampung 2.99 3.22 Maluku 0.50 0.65 Maluku Utara 0.50 0.44 Nusa Tenggara Barat 1.99 1.91 Nusa Tenggara Timur 1.99 1.99 Jawa Timur Kalimantan Barat 15.92 1.99 15.91 1.86 Papua Papua Barat 1.00 0.50 1.21 0.32

Lanjutan 17 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 Riau 2.49 2.38 Sulawesi Barat 0.50 0.49 Sulawesi Selatan 3.48 3.41 Sulawesi Tengah 1.00 1.12 Sulawesi Tenggara 1.00 0.95 Sulawesi Utara 1.00 0.96 Sumatera Barat 1.99 2.06 Sumatera Selatan 2.99 3.16 Sumatera Utara 5.47 5.51

18 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KANDIDAT CAPRES 2014

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PILPRES 2014 19 Apakah anda berminat untuk mengikuti pemilu presiden pada tahun 2014 nanti? 11% 5% Berminat Tidak berminat Tidak tahu/tdk menjawab 84% Partisipasi masyarakat (minat) dalam pemilu presiden cukup besar (84%) dan melebihi partisipasi dalam pemilu legislatif. Hal ini terjadi juga karena pilpres 2014 adalah panggung kontestasi bagi banyak figur karena absennya incumbent.

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PILPRES 2014 20 Apakah anda berminat untuk mengikuti pemilu presiden pada tahun 2014 nanti? 9% 2% 5% 40% 44% sangat berminat cukup berminat kurang berminat tdk berminat tidak tahu/tdk menjawab Partisipasi masyarakat (minat) dalam pemilu presiden cukup besar (84%) dan melebihi partisipasi dalam pemilu legislatif. Jika lebih detail, maka paling tidak ada 40% pemilih yang pasti akan memberikan suaranya pada pilpres (sangat berminat), dan 44% publik menyatakan cukup berminat. Hal ini terjadi juga karena pilpres 2014 adalah panggung kontestasi bagi banyak figur karena absennya incumbent.

21 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP JENIS KELAMIN CAPRES DAN CAWAPRES Capres/cawapres berjenis kelamin apa yang lebih anda sukai? 3% 27% 4% 66% Laki-laki Perempuan Sama saja Tidak tahu/tdk menjawab Kebanyakan pemilih masih menempatkan laki-laki sebagai pemimpin (baca: capres dan cawapres), yaitu sebesar 66%. Hanya 27% yang menyatakan laki-laki/perempuan sama saja. Sementara itu ada 4% pemilih yang mendorong hadirnya perempuan sebagai capres, sehingga isu capres laki-laki atau perempuan masih cukup determinan menentukan pilihan publik.

PENGARUH SUKU TERHADAP PILIHAN MASYARAKAT DALAM PEMILU CAPRES DAN CAWAPRES 2014 22 Capres/cawapres dengan suku apa yang lebih anda sukai? 14% 34% Berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak tahu/tdk menjawab 52% Masih ada 34% pemilih yang menyatakan bahwa suku mempengaruhi pilihan capres mereka. Hanya 55% yang menyatakan tidak berpengaruh. Artinya, masih cukup banyak pemilih sosiologis yang menjadikan latar belakang suku sebagai pertimbangan memilih walaupun lebih dari separuh pemilih tak lagi menjadikan sentimen suku sebagai pertimbangan memilih.

ETNIS CAPRES YANG LEBIH DISUKAI UNTUK DIPILIH MASYARAKAT 23 Capres dengan suku /etnis apa yang lebih anda sukai? 6% 27% 60% 7% Jawa luar Jawa sama saja tidak tahu/tdk menjawab Diagram tersebut menunjukkan hanya 27% diantaranya berpotensi akan memilih capres bersuku Jawa. Sementara 60% pemilih tidak terpengaruh latar belakang suku capres pakah dari Jawa ataupun bukan Jawa. Dan hanya 7% pemilih yang menyatakan capres luar Jawa lebih disukai. Hal ini menunjukkan bahwa isu capres Jawa/Non-Jawa sedikit banyak diperhitungkan oleh 27% pemilih.

ETNIS CAWAPRES YANG LEBIH DISUKAI UNTUK DIPILIH MASYARAKAT 24 Cawapres dengan suku /etnis apa yang lebih anda sukai? 6% 23% 8% Jawa luar Jawa sama saja tidak tahu/tdk menjawab 63% Lebih jauh, 23% publik-pemilih sangat berpotensi akan memilih cawapres bersuku Jawa. Sementara 63% pemilih tidak terpengaruh latar suku cawapres, dan 8% menginginkan cawapres non-jawa

USIA CAPRES YANG AKAN DIPILIH MASYARAKAT 25 Capres dengan usia apa yang lebih anda sukai? 5% 17% 42% 36% Generasi tua Generasi muda Sama saja Tidak tahu/tdk menjawab Capres dari kalangan generasi muda (36%) cenderung disukai dibandingkan generasi tua (17%). Namun demikian, ada 42% pemilih menyatakan usia capres bukan sebuah pertimbangan memilih. Artinya, tidak sedikit publik-pemilih yang menginginkan hadirnya capres dari generasi muda dalam pemilu presiden 2014.

TINGKAT ELEKTABILITAS TOKOH NASIONAL 10 TERATAS (TOP OF MIND) 26 Jika pemilu dilakukan hari ini, siapa capres yang akan anda pilih? JOKO WIDODO 37,46 PRABOWO SUBIANTO 11,72 ABURIZAL BAKRIE 11,67 JUSUF KALLA WIRANTO MEGAWATI SUKARNOPUTRI MAHFUD MD HATTA RAJASA SURYA PALOH DAHLAN ISKAN 3,31 2,17 1,33 1,19 1,09 6,12 5,78 Elektabilitas ini adalah angka top of mind, yaitu responden memilih apa yang ada dalam pikirannya dan tidak disebutkan nama ataupun daftar kandidat. Sehingga angka ini muncul sesuai dengan pilihan publik dan cenderung solid. Tingkat keterpilihan Jokowi (37,46%) yang jauh meninggalkan kandidat lainnya seperti Prabowo (11,72%) dan Aburizal Bakrie (11,67%) menjelaskan pada skenario pilihan pasangan capres dan cawapres beberapa tokoh. Jokowi adalah tokoh yang berangkat dari kepala daerah, Aburizal Bakrie berangkat dari profesional, dan Prabowo berangkat dari militer. LAINNYA 3,64 TT/TJ 14,52 0 5 10 15 20 25 30 35 40

ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 27 Jika Pemilu dilakukan hari ini, Partai politik apa yang akan anda pilih? PDIP Golkar 16,90 18,50 Demokrat 8,80 Gerindra 6,60 PKB Hanura PPP PKS Nasdem PAN PBB PKPI Tidak Tahu/ Tidak Jawab 4,60 3,50 3,40 2,90 2,10 2,00 0,70 0,10 Jika angka elektabilitas di atas kita bandingkan dengan perolehan partai politik pada pemilu 2009 kecuali untuk Nasdem yang baru mengikuti pemilu pada 2014, maka kita akan menemukan PDIP 18,5% dan Golkar 16,9% stabil dua digit atau bahkan meningkat dari sekitar 14% pada 2009. Di sisi lain, PD menurun drastis dari 20,8% pada 2009 menjadi 8,8%, dan PKS dari 7,9 % menjadi 2,9%. 29,90 0 10 20 30

TINGKAT ELEKTABILITAS CAPRES KETUA PARTAI POLITIK PADA PEMILU 2014 28 Jika pemilu dilakukan hari ini, dari nama ketua partai politik peserta pemilu 2014,siapa capres yang akan anda pilih? ABURIZAL BAKRIE PRABOWO SUBIANTO 15,75 17,04 MEGAWATI SUKARNOPUTRI 11,21 WIRANTO HATTA RAJASA SURYA PALOH SURYADHARMA ALI MUHAIMIN ISKANDAR ANIS MATTA YUSRIL IHZA MAHENDRA SUTIYOSO 3,01 1,73 1,53 1,23 1,23 1,14 0,84 10,12 Dalam elektabilitas capres ketua umum partai, Aburizal Bakrie (17,04%) menduduki posisi puncak disusul kemudian Prabowo (15,75%) dengan selisih 1,29%. Elektabilitas ini berbeda dengan elektabilitas capres top of mind dimana Probowo lebih unggul dibandingkan Aburizal Bakrie dengan selisih tipis sebesar 0,05%. Terkait hal ini, dalam elektabilitas top of mind muncul beberapa nama seperti Jokowi, Jusuf Kalla, Mahfud MD, atau Dahlan Iskhan yang bukan pimpinan partai. Artinya, melihat perbandingan suara Aburizal Bakrie dan Prabowo di dua grafik elektbailitas tersebut, perbedaan posisi elektabilitas ini dipengaruhi oleh hadir-tidaknya tokoh non-pimpinan partai. SYARIEF HASAN 0,20 LAINNYA TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 7,46 0 10 20 30 27,50

TINGKAT ELEKTABILITAS CAPRES INTERNAL PDIP 29 Jika pemilu dilakukan hari ini, dari nama capres internal PDIP, siapa capres yang akan anda pilih? JOKOWI 58,37 MEGAWATI SUKARNOPUTRI 7,16 PUAN MAHARANI 0,59 LAINNYA 6,30 TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 27,60 0 10 20 30 40 50 60 70 Terkait dengan pemilihan kader internal PDIP, Publik (keseluruhan pemilih) cenderung memilih Jokowi (58,37%) dibandingkan Megawati (7,16%) dan Puan Maharani (0,59%). Hal ini berbanding lurus dalam crosstab pemilih PDIP dan Pilihan kader internal PDIP, dimana pemilih PDIP juga cenderung memilih Jokowi (69%) dibandingkan capres lainnya.

CROSSTAB PRESIDEN INTERNAL PDIP PILIHAN PEMILIH PDIP 30 Siapakah Presiden internal PDIP Pilihan pemilih PDIP? JOKO WIDODO 69,25 MEGAWATI SUKARNOPUTRI 14,97 PUAN MAHARANI 0,80 LAINNYA 1,61 TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 13,37

TINGKAT ELEKTABILITAS CAPRES PESERTA KONVENSI PARTAI DEMOKRAT 31 Jika pemilu dilakukan hari ini, dari nama capres peserta konvensi partai demokrat, siapa capres yang akan anda pilih? DAHLAN ISKAN MARZUKI ALIE PRAMONO EDHIE WIBOWO ANIES BASWEDAN IRMAN GUSMAN ALI MASYKUR MUSA GITA WIRJAWAN ENDRIARTONO SUTARTO HARYONO ISMAN DINO PATTI DJALAL SINYO HARRY SARUNDAJANG TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 4,00 2,30 2,00 1,20 1,10 0,80 0,60 0,60 0,20 0,10 16,90 Sekalipun Dahlan Iskhan (16,9%) adalah capres konvensi tertinggi diikuti Marzuki Alie (4%), Pramono Edhie (2,3%), Anies Baswedan (2%), dan Irman Gusman (1,2%), ada setidaknya 70,5% pemilih menyatakan tidak tahu/tidak jawab. Elektablitas Dahlan tertinggi di peserta konvensi, tetapi di urutan 10 pada elektabilitas top of mind 1,09 %. Elektabilitas capres konvensi oleh pemilih keseluruhan ini hampir mirip dengan pilihan para pemilih Demokrat dengan komposisi Dahlan (20,7%), Marzuki (5%), Pramono Edhie (2,8%), Irman Gusman (1,68%) dengan Anies (0,56%) tak lagi diurutan keempat 70,50 0 10 20 30 40 50 60 70 80

PESERTA KONVENSI PARTAI DEMOKRAT PILIHAN PEMILIH PARTAI DEMOKRAT 32 Siapakah Calon Presiden dari internal Partai Demokrat Pilihan pemilih Partai Demokrat? DAHLAN ISKAN 20,67 MARZUKI ALIE PRAMONO EDHIE WIBOWO IRMAN GUSMAN GITA WIRJAWAN ENDRIARTONO SUTARTO ANIES BASWEDAN ALI MASYKUR MUSA HARYONO ISMAN DINO PATTI DJALAL SINYO HARRY SARUNDAJANG 5,03 2,79 1,68 1,12 1,12 0,56 0,56 0,56 0 0 LAINNYA 11,73 TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 54,18 0 10 20 30 40 50 60

TINGKAT ELEKTABILITAS CAPRES INTERNAL PKS 33 Jika pemilu dilakukan hari ini, dari nama capres internal PKS, siapa capres yang akan anda pilih? HIDAYAT NURWAHID ANIS MATTA AHMAD HERYAWAN TIFATUL SEMBIRING NUR MAHMUDI ISMAIL 6,62 4,79 2,52 1,93 0,99 Dengan angka tidak tahu/tidak jawab yang cukup tinggi sebesar 68,50%, pemilih (keseluruhan) mengunggulkan Hidayat Nur Wahid (6,62%) dibandingkan kader PKS lainnya seperti Anis Matta (4,79% dan Ahmad Heryawan (2,52%). Hal ini berberda dengan pemilih PKS dalam crosstab pemilih PKS dan capres internal PKS, dimana Anis Matta (27%) paling unggul disusul Hidayat (22%), dan Tifatul Sembiring (5%). Kader PKS mempunyai komposisi elektabilitas berbeda antara pemilih keseluruhan dan pemilih PKS. LAINNYA 14,70 TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 68,50 0 10 20 30 40 50 60 70 80

CAPRES INTERNAL PKS PILIHAN PEMILIH PKS 34 Siapakah Presiden internal PKS Pilihan pemilih PKS? ANIS MATTA 27,12 HIDAYAT NURWAHID 22,03 TIFATUL SEMBIRING 5,08 AHMAD HERYAWAN 3,39 NUR MAHMUDI ISMAIL 0,00 LAINNYA 8,47 TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB 33,90 0 10 20 30 40

PERTIMBANGAN MEMILIH CAPRES 35 Apakah yang menjadi pertimbangan anda dalam memilih capres? Kemampuan menyelesaikan masalah 47,85 Sifat dan kepribadian 31,11 Latar belakang agama 3,31 Latar belakang parpol 2,81 Latar belakang asal daerah 0,69 Tidak Tahu/Tidak Jawab 14,20 0 10 20 30 40 50 60 Tingginya item kemampuan menyelesaikan masalah (47,85%) dibandingkan item lainnya sebagai pertimbangan memilih publik, menjelaskan bahwa pemilih Indonesia kini tidak lagi mudah dipengaruhi oleh komunikasi retoris di depan publik dan latar belakang personal capres.

KARAKTER YANG HARUS DIMILIKI CALON PRESIDEN 36 Karakter apa yang harus dimiliki oleh seorang capres? 2,56 0,30 2,22 4,69 3,65 5,14 0,99 1,63 7,56 7,36 6,02 32,54 97,14 93,09 95,36 93,23 86,42 60,10 Integritas Moral (Kejujuran) Pengalaman Memimpin Kepedulian (Empati) Kemampuan (Kompetensi) Visi jangka Panjang (Visioner) Penampilan menarik Penting Tidak Penting Tidak tahu/tidak menjawab Integirtas moral (97.14%) dan kepedulian/empati (95,36%) adalah dua karakter penting yang harus dimiliki oleh kandidat capres menurut publik. Hal ini krusial di tengah banyak isu politik yang mendegradasi kepercayaan publik pada dua karakter ini.

KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI CALON PRESIDEN 37 Kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang capres? Memberantas korupsi 20,05 Memberikan layanan publik yg baik 8,25 Menegakkan hukum 6,37 Mengatasi masalah keamanan 5,78 Mengatasi masalah kerusakan lingkungan 1,09 Tidak Tahu/Tidak Jawab 14,20 0 5 10 20 30 Kapasitas kandidat capres untuk mengatasi problem korupsi (20,05%) adalah hal yang paling diinginkan oleh publik. Artinya, masalah korupsi menjadi prioritas kebijakan utama bagi kandidat capres.

INFORMASI YANG PERLU DIKETAHUI MASYARAKAT TENTANG CAPRES 38 Informasi apa yang harus dimiliki oleh seorang capres? Visi/misi program 38,72 Sosok dan Latar Belakang pengalaman 31,41 Sosok dan Latar Belakang keluarga 6,91 Asal parpol 2,91 Tidak Tahu/Tidak Jawab 20,00 Tingginya persentasi visi/misi program (38,72%) sebagai informasi yang perlu diketahui oleh publik menjelaskan bahwa pemilih Indonesia cenderung semakin rasional.

39 PENUTUP

KESIMPULAN 40 Jika tidak ada goncangan politik nasional, berdasarkan survei ini, angka partisipasi pemilih dalam pemilu 2014 besok cenderung tinggi. Hal ini dikonfirmasi oleh persentasi publik-pemilih yang menyatakan berminat memberikan suaranya dalam pemilu presiden sebesar 40% menyatakan sangat berminat dan 44% menyatakan cukup berminat. Namun, dengan catatan pemilih tentunya terdaftar dalam Daftar Pemilih tetap (DPT). Perbandingan data partisipasi pemilu presiden ini juga mengkonfirmasi bahwa perilaku memilih publik cenderung ditentukan oleh figur atau tokoh kandidat. Selanjutnya, capres dari kalangan generasi muda (36%) cenderung disukai dibandingkan generasi tua (17%). Namun demikian, ada 42% pemilih menyatakan usia capres bukan sebuah pertimbangan memilih. Artinya, publikpemilih yang menginginkan hadirnya capres dari generasi baru dalam Pemilu Presiden 2014 cukup besar, kendatipun mayoritas tidak mempersoalkan usia capres. Kebanyakan pemilih masih menempatkan laki-laki sebagai pemimpin (baca: capres dan cawapres), yaitu sebesar 66%. Hanya 27% yang menyatakan laki-laki/perempuan sama saja. Sementara itu ada 4% pemilih yang mendorong hadirnya perempuan sebagai capres, sehingga isu capres laki-laki atau perempuan masih cukup determinan menentukan pilihan publik. Masih ada 34% pemilih yang menyatakan bahwa suku/etnis mempengaruhi pilihan capres mereka. Namun, mayoritas publik (55%) menyatakan tidak berpengaruh. Jika lebih diperdalam, hanya 27% diantaranya berpotensi akan memilih capres bersuku Jawa. Sementara 60% pemilih tidak terpengaruh latar belakang suku Jawa/Non-Jawa. Artinya, walaupun tidak sedikit pemilih sosiologis yang menjadikan latar belakang suku sebagai pertimbangan memilih, tetapi lebih dari separuh pemilih tak lagi menjadikan sentimen suku sebagai pertimbangan memilih.

KESIMPULAN 41 Tingkat keterpilihan Jokowi (37,46%) yang jauh meninggalkan kandidat lainnya seperti Prabowo (11,72%) dan Aburizal Bakrie (11,67%) menjelaskan pada skenario pilihan pasangan capres dan cawapres beberapa tokoh. Jokowi adalah tokoh yang berangkat dari kepala daerah, Aburizal Bakrie berangkat dari profesional, dan Prabowo berangkat dari militer. Artinya, setiap tokoh baik dari kalangan kepala daerah, profesional maupun militer mempunyai kesempatan yang sama sebagai capres maupun cawapres. Terutama tokoh dari profesi kepala daerah ternyata berhasil masuk dalam orbit elektabilitas tertinggi, merupakan fenomena baru sepanjang perjalanan demokrasi elektoral Indonesia. Dalam elektabilitas capres ketua umum partai, Aburizal Bakrie (17,04%) menduduki posisi puncak disusul kemudian Prabowo (15,75%) dengan selisih 1,29%. Elektabilitas ini berbeda dengan elektabilitas capres top of mind dimana Probowo lebih unggul dibandingkan Aburizal Bakrie dengan selisih tipis. Artinya, melihat perbandingan suara Aburizal Bakrie dan Prabowo di dua grafik elektabilitas tersebut, perbedaan posisi elektabilitas ini dipengaruhi oleh hadir-tidaknya tokoh non-pimpinan partai, seperti Jusuf Kalla. Karakter capres yang meliputi integirtas (97.14%), empati (95,36%), kemampuan (93,23%), dan pengalaman memimpin (93,09) adalah karakter penting yang harus dimiliki oleh kandidat capres menurut publik. Sementara penampilan menarik merupakan karakter yang kurang penting dalam pandangan publik (60,10). Sedangkan tingginya item kemampuan menyelesaikan masalah (47,9%) dibandingkan item lainnya sebagai pertimbangan memilih publik, menjelaskan bahwa pemilih Indonesia kini tidak lagi mudah dipengaruhi oleh komunikasi retoris di depan publik dan latar belakang personal capres terkait. Visi/Gagasan/Program (38,72%) dan pengalaman/track record memimpin (31,41%) merupakan 2 informasi terpenting tentang figur capres bagi publik. Dan informasi seputar latar keluarga hanya dianggap penting oleh 6,91%, bahkan latar partai hanya dianggap perlu oleh 2,91 % responden.

42 TERIMA KAKSIH