Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

2 METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat eksplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya.

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya 2)

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Hipotesis (hypothesis testing). Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan

Transkripsi:

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROSES ADOPSI TEKNOLOGI PADA INDUSTRI KECIL KERUPUK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (Studi Kasus Pada Industri Kecil Kerupuk Singkong Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto) Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, 2) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian ABSTRAK Pengembangan dan pertumbuhan IKM merupakan salah satu penggerak bagi pembangunan ekonomi di Indonesia. Industri kecil yang diharapkan perannya sebagai kelanjutan pembangunan pertanian adalah industri yang mengolah hasil-hasil pertanian yaitu singkong yang dapat diolah menjadi kerupuk singkong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi dan Tingkatan Adopsi Teknologi pada sentra industri kerupuk singkong Analisa data dilakukan dengan metode Partial Least Square dan software SmartPLS. Tingkat Adopsi Teknologi dianalisis berdasarkan level of use yang dibagi dalam delapan level. Hasil penelitian menunjukkan variabelvariabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi adalah orientasi pasar dengan t-statistik 6,230, struktur pemodalan dengan t- statistik 2,292, serta kompetensi SDM dengan t-statistik 8,230. Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM kerupuk singkong adalah berada pada level routine sebesar 68,42%, tingkatan orientation sebesar 13,6%, tingkatan mechanical use sebesar 10,53% dan tingkatan refinement sebesar 7,89%. 1

ABSTRACT The growth and augmentation of IKM happen to be the factors which enhance the economical development in Indonesia. Microbusiness which is expected to be the continuation of farming improvement is the industry that makes use of the crops i.e., in this case, cassava which can be turned out into cassava crackers. The purpose of this study is to recognize the variables which influence the Technology Adoption process and the level of Technology Adoption within central point of cassava crackers. Furthermore, data analysis is conducted by employing Partial Least Square method and SmartPLS software. The rate of Technology Adoption, which is analyzed based on level of use, is divided into eight levels. Based on the result of the study, it is found that there are some variables which influence the Technology Adopting Process: market orientation with t-statistic of 6,230, structure of investment with t-statistic of 2,292, and competency of Human Resources with t-statistic of 8,230. From the highest to the lowest one, rate of Technology Adoption of IKM cassava crackers Desa Kemasantani are found out to be in the level of routine (68,42%), orientation (13,6%), mechanical use (10,53%), and refinement (7,89%). 2

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Kecil Menengah (IKM) memegang peranan strategis dalam perekonomian nasional, sehingga sepatutnya kita tetap fokus pada segala usaha untuk pemberdayaan dan pengembangan IKM (Ariawati, 2004). Salah satu strategi pengembangan IKM yang baik untuk diterapkan adalah dengan cara pengelompokan (clustering). Secara alamiah, beberapa usaha industri yang sejenis telah membentuk semacam kelompok yang kemudian menjadi sentrasentra IKM. Menurut Tambunan (2002), dengan adanya sentra-sentra IKMmaka hal ini dapat memudahkan para pengusaha dalam mengolah dan memasarkan produknya. Menurut Hardono (2004), pada dasarnya IKM memiliki permasalahan diantaranya rendahnya Sumber Daya Manusia, lemahnya manajemen, serta terbatasnya akses pasar. Selain itu permasalahan lain yang terjadi pada IKM adalah rendahnya informasi dan teknologi yang dimilikinya. Kendala IKM kerupuk singkong dalam mengadopsi teknologi disebabkan oleh keterbatasan kemampuan IKM dalam mengadopsi teknologi dan kebutuhan teknologi belum banyak dibutuhkan oleh IKM sebagai penyelesaian masalah. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa proses adopsi teknologi menjadi faktor penting dalam keberhasilan pemanfaatan teknologi. Dari kajian teoritik, diperoleh variabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi (PAT) pada sentra industri kerupuk singkong antara lain orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, dan kompetensi sumber daya manusia. Teknik analisa data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Partial Least Square merupakan metode alternatif dari metode Structural Equation Model (SEM) yang didesain untuk menyelesaikan masalah ketika ada permasalahan pada data misalnya sampel penelitian kecil (Jogiyanto, 2009). Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan metode PLS dilanjutkan dengan analisis Tingkat Adopsi Teknologi di sentra industri kerupuk singkong desa Kemasantani. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui Tingkat Adopsi Teknologi (TAT) pada sentra industri kerupuk singkong diukur berdasarkan tingkatan 3

penggunaan (level of use) yang dibagi dalam delapan level yaitu non use, orientation, preparation, mechanical use, routine, refinement, integration, dan renewal. 1.2 Rumusan Masalah 1. Variabel manakah yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi pada sentra industri kerupuk singkong? 2 Berada pada level manakah tingkat teknologi yang telah diadopsi oleh sentra industri kerupuk singkong yang akan diukur berdasarkan level of use? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui variabelvariabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi (PAT) pada sentra industri kerupuk singkong. 2. Mengetahui tingkatan adopsi teknologi yang telah diadopsi oleh sentra industri kerupuk singkong yang akan diukur berdasarkan level of use. II. METODE PENELITIAN 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sentra Industri Kerupuk Singkong, Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang dilakukan pada bulan Mei 2012 sampai selesai. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. 2.2 Batasan Masalah Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian ini hanya dilakukan pada sentra industri kerupuk singkong Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. b. Penelitian ini tidak membahas mengenai biaya. c. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, dan kompetensi SDM 2.3 Variabel dan Indikator Variabel yang digunakan yaitu Proses Adopsi Teknologi (Y), orientasi pasar (X 1), struktur pemodalan (X 2), keunggulan kompetitif (X 3), dan kompetensi Sumber Daya Manusia (X 4). Variabel dan indikator yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. 4

Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Indikator Proses Adopsi 1. Kemampuan mendapatkan dan menyerap Teknologi (PAT) (Y) informasi terhadap teknologi baru (Y 15) 2. Kemampuan mengadopsi teknologi baru (Y 11) 3. Kecepatan melakukan penyesuaian terhadap penggunaan teknologi baru (Y 12) 4. Kemampuan memodifikasi teknologi yang dimiliki (Y 13) 5. Kemampuan merespon perubahan kualitas atau selera konsumen berbasis penggunaan teknologi baru (Y 14) Orientasi Pasar (X 1) Struktur pemodalan (X 2) Keunggulan kompetitif (X 3) Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) (X 4) 1. Orientasi pelanggan (X 11) 2. Orientasi pesaing (X 12) 3. Informasi pasar (X 13) 1. Pertumbuhan (X 21) 2. Laba bersih (X 22) 3. Pajak (X 23) 4. Struktur asset (X 24) 5. Stabilitas penjualan (X 25) 1. Ekuitas merek (X 31) 2. Komunikasi yang efektif (X 32) 3. Inovasi produk (X 33) 1. Keterampilan (skills) (X 41) 2. Pengetahuan (cognitive) (X 42) 3. Kemampuan (ability) (X 43) 2.4 Populasi dan Sampel Berdasarkan literatur yang didapatkan, sampel yang dipakai dalam metode Partial Least Square (PLS) yaitu antara 30-100. Dalam penelitian ini terdapat 38 populasi dari sentra industri kerupuk singkong. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Hal ini sesuai dengan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, dengan populasi sebesar 38 responden dari keseluruhan 5

pemilik IKM kerupuk singkong di Desa Kemasantani yang akan dipakai untuk sampel penelitian. Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. 2.5 Analisa Data Partial Least Square (PLS) digunakan untuk pengujian model dengan hubungan hubungan yang akan dikembangkan. Dalam pengujian model dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) terdapat enam langkah yang dapat dilihat pada Gambar 1. Pengujian model dalam Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan menggunakan bantuan software SmartPLS. \ Merancang model structural (inner model) Merancang model pengukuran (outer model) Mengkonstruksi diagram jalur Estimasi Parameter Evaluasi Goodness of Fit Pengujian hipotesis Gambar 1. Langkah-langkah pengujian PLS a. Merancang inner model Merancang model structural (inner model) yaitu merancang hubungan antar variabel laten pada Partial Least Square. Dalam 6

hal ini Proses Adopsi Teknologi dipengaruhi oleh 4 variabel laten yaitu orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, dan kompetensi Sumber Daya Manusia. b. Merancang outer model Merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan antara variabel late dengan indikatornya. Dalam enelitian ini indikator bersifat relektif yaitu variabel orientasi pasar, struktur pemodaln, keunggulan kompetitif, dan kompetensi Sumber Daya Manusia adalah cerminan dari masing-masing indikatornya. c. Mengkonstruksi diagram jalur Konstruksi diagram jalur yaitu menyusun suatu hubungan kausalitas yang didapat dari perancangan inner model dan outer model. Konstruksi diagram jalur Proses Adopsi Teknologi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Konstruksi Diagram Jalur PAT 7

d. Estimasi Parameter Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading) e. Evaluasi Goodness of fit 1. Outer Model Goodness of fit Outer model refleksif meliputi convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability. - Convergent ity Uji itas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benarbenar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. Indikator penelitian dapat dikatakan valid apabila memiliki nilai outer loading >0,7. - Discriminant ity Discriminant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel latennya. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan nilai square root of average variance extracted (Akar AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya dalam model. Jika AVE konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant validity yang baik. Berikut rumus untuk menghitung AVE: AVE = Dimana λ i adalah component loading ke indikator dan var(ε i) = 1-λ i2. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0.50. - Composite Reliability Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Suatu konstruk dapat dikatakan reliabel apabila nilai composite reliabilitynya >0,6. 2. Inner Model Model structural atau inner model dievaluasi dengan menggunakan nilai R-square (R 2 ) untuk variabel laten dependen. Nilai R 2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R 2 maka 8

semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. f. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y). Nilai koefisien inner weight dari model struktural dikatakan signifikan dengan syarat nilai t- hitung > dari t-tabel yakni sebesar 1,96 (1,96 adalah nilai t- tabel dalam signifikansi 5%) (Jogiyanto,2009). Kriteria pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka H 1 ditolak dan H o diterima b. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka H 1 diterima dan H 0 ditolak 2.6 Tingkat adopsi Teknologi Analisis Tingkat Adopsi Teknologi (TAT) ini digunakan untuk mengetahui tingkatan teknologi yang telah diadopsi oleh sentra industri kerupuk singkong. Analisis TAT ini akan diukur berdasarkan tingkatan penggunaan (level of use) yang dibagi dalam delapan level. Tabel 2. Level of Use Level Level of use Keterangan Level 0 Non use Sedikit atau bahkan tidak tahu tentang teknologi Level I Orientation Sudah memperoleh informasi tentang teknologi Level II Preparation Persiapan untuk menggunakan teknologi untuk pertama kalinya Level III Mechanical use Teknologi yang digunakan masih dalam tahap berlatih dan jarang digunakan Level IVA Routine Teknologi sudah digunakan rutin tetapi belum ada pemikiran untuk memodifikasi Level IVB Refinement Teknologi sudah digunakan rutin dan sudah ada pemikiran untuk memodifikasi Level V Integration Bekerjasama dengan rekan-rekan dalam upaya peningkatan penggunaan teknologi Level VI Renewal Mengevaluasi teknologi 9

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Evaluasi Model Pengukuran (outer model) Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. 1. Convergent ity Convergent validity dari measurement model dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator individu dianggap reliabel apabila memiliki nilai outer loading diatas 0,70. Hasil output korelasi antara indikator dengan variabelnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian convergent validity Variabel Indikator Outer Loading Keterangan X 11 0,938 Orientasi Pasar X 12 0,858 (X1) 0,872 Struktur Pemodalan (X2) Keunggulan Kompetitif (X3) Kompetensi Sumber Daya Manusia (X4) Proses Adopsi Teknologi (Y) X 13 X 21 X 22 X 23 X 24 X 25 X 31 X 32 X 33 X 41 X 42 X 43 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 0,825 0,882 0,885 0,867 0,856 0,926 0,931 0,862 0,928 0,817 0,912 0,913 0,903 0,886 0,884 0,857 10

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3. menunjukkan bahwa seluruh nilai outer loading konstruk memiliki nilai diatas 0,70, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. 2. Dicriminant ity Discrimant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel latennya. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara melihat nilai akar AVE setiap variabel. Apabila nilai akar AVE tiap variabel memiliki nilai >0,5 maka dapat disimpulkan konstruk tersebut memiliki nilai discriminant validity yang baik. Hasil pengujian discriminant validity dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Discriminant ity Variabel Nilai AVE X 1 0,792 X 2 0,745 X 3 0,823 X 4 0,786 Y 0,790 Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai akar AVE > 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel dalam model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. 3. Composite Reliability Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu composite reability dan cronbanch s alpha dari indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reability dan cronbanch s alpha diatas 0,60. Hasil output composite reability dan cronbanch s alpha dapat dilihat pada Tabel 5. dan Tabel 6. Tabel 5. Composite reliability Variabel Composite Reliability X 1 0,920 X 2 0,936 X 3 0,933 X 4 0,917 Y 0,950 Tabel 6. Cronbanch; s Alpha Variabel Cronbanch s Alpha X 1 0,872 X 2 0,914 X 3 0,893 X 4 0,864 Y 0,933 11

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 Dapat diketahui bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai yang memuaskan, yaitu seluruh nilai composite reability dan cronbanch s alpha menghasilkan nilai yang lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan seluruh indikator memiliki reliabilitas yang baik. 3.2 Hasil Evaluasi Model Struktural (inner model) Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Selain nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance untuk model konstruk. Q-square bertujuan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya (Ghozali, 2008). Nilai Q-square lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square kurang dari 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance. Hasil output pengujian dengan menggunakan software SmartPLS dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Output model struktural 12

Model struktural dievaluasi dengan melihat nilai R 2 untuk variabel dependen. Dari hasil output pengujian dengan menggunakan software smartpls dapat diketahui nilai R 2 yang diperoleh sebesar 0,843. Hasil perhitungan memperlihatkan nilai R 2 sebesar 0,843 atau 84,3% artinya sebesar 84,3% variabel Proses Adopsi Teknologi dipengaruhi oleh variabel orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Selebihnya yaitu sebesar 15,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain R-square model juga dievaluasi dengan melihat nilai Q-square. Nilai dari Q-square dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut : Q 2 = 1 (1 (R square) 2 ) Q 2 = 1 (1 (0,843) 2 ) = 0,711 Berdasarkan hasil dari perhitungan Q-square dapat dilihat bahwa nilai Q-square sebesar 0,711. karena nilai Q 2 > 0, dapat disimpulakan bahwa variabel orientasi pasar, struktur permodalan, keunggulan kompetitif dan komptensi SDM memiliki tingkat prediksi yang baik terhadap Proses Adopsi Teknologi (PAT). 3.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai t-hitung pada masing-masing path. Hasil output pengujian setelah dilakukan bootstrapping dapat dilihat pada Tabel 7. Variabel Bebas Orientasi Pasar Struktur Pemodalan Keunggulan Kompetitif Kompetensi SDM Tabel 7. Output Pengujian Hipotesis Variabel Inner T-tabel T-Statistik Keterangan Terikat Weight PAT 0,240 1,96 6,230 Signifikan PAT 0,117 1,96 2,292 Signifikan PAT 0,005 1,96 0,105 Non Signifikan PAT 0,590 1,96 8,230 Signifikan 13

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa orientasi pasar, struktur pemodalan, dan kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh signifikan terhadap Proses Adopsi Teknologi, sedangkan variabel keunggulan kompetitif tidak signifikan dikarenakan nilai t- statistik variabel keunggulan kompetitif lebih kecil < t-tabel. 3.4 Analisis Tingkat Adopsi Teknologi Analisis Tingkat Adopsi Teknologi di IKM kerupuk singkong digunakan untuk mengetahui pada tingkatan mana IKM tersebut dalam mengadopsi teknologi. Tingkat Adopsi Teknologi di IKM kerupuk singkong diukur berdasarkan tingkatan penggunaan (level of use) terhadap teknologi yang telah diadopsi selama kurun waktu tertentu. Tingkat penggunaan (Level of Use) Adopsi Teknologi di IKM kerupuk singkong dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Level of Use di IKM kerupuk singkong Level Keterangan Jumlah (Orang) Persentase 0 Non Use 0 0% I Orientation 5 13,16% II Preparation 0 0% III Mechanical Use 4 10,53% IVA Routine 26 68,42% IVB Refinement 3 7,89% V Integration 0 0% VI Renewal 0 0% Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM kerupuk singkong Desa Kemasantani yang terbesar adalah berada pada level routine yaitu sebesar 68,42%, yang kedua berada pada tingkatan orientation yaitu sebesar 13,6%, yang ketiga berada pada tingkatan mechanical use yaitu sebesar 10,53% dan yang terakhir berada pada tingkatan refinement yaitu sebesar 7,89%. IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, variabel-variabel 14

yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi adalah orientasi pasar dengan t- statistik 6,230 dan indikator yang berpengaruh adalah orientasi pelanggan, struktur pemodalan dengan t-statistik 2,292 dan indikator yang berpengaruh adalah stabilitas penjualan, serta kompetensi SDM dengan t-statistik 8,230 dan indikator yang berpengaruh adalah keterampilan. Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM kerupuk singkong Desa Kemasantani yang terbesar adalah berada pada level routine yaitu sebesar 68,42%, yang kedua berada pada tingkatan orientation yaitu sebesar 13,16%, mechanical use 10,53%,dan yang terakhir berada pada tingkatan refinement yaitu sebesar 7,89%. 4.2 Saran Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dilanjutkan dengan mencari variabel lain yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi dengan melakukakn riset terhadap sentra industri lain. DAFTAR PUSTAKA Ariawati, Ria Ratna. 2004. Usaha Kecil Dan Kesempatan Kerja. Fakultas Ekonomi. Unikom. Jakarta. Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Undip. Semarang. Hardono. 2004. Faktor-Faktor Yang Menghambat Bisnis Ekspor Ukm. Makalah Dalam Diskusi Panel Pengembangan Ukm Dalam Kegiatan Ekspor, 21 September 2004. Hotel Bumi Karsa. Jakarta. Jogiyanto. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS Untuk Penelitian Empiris. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil Dan Menengah Di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 15