ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) ( RINGKASAN BAHAN KULIAH )

dokumen-dokumen yang mirip
Metode, Sikap, Proses, dan Implikasi Ilmiah. Sulistyani, M.Si.

ILMU ALAMIAH DASAR. Pendekatan Ilmiah Dini Rohmawati

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

METODE ILMIAH. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA. By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

UNIVERSITAS PADJADJARAN

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

METODE, PROSES, SIKAP DAN IMPLIKASI ILMIAH. Topik ke-3

PERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ILMU ALAMIAH DASAR 3 DINI ROHMAWATI IPA dan PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA

ILMU ALAMIAH DASAR. Oleh. Albert Barus

By Gotri Ruswani, S.Pd.

ILMU ALAMIAH DASAR. Materi 2/13/2017. Tujuan. Kegiatan

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN

PERSEPSI TERHADAP ALAM (3)

BAB 6 ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH & PENELITIAN. Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017

TUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN

Galileo and the Science of Mechanics

MATERI, ENERGI DAN GELOMBANG. Konsep Dasar IPA

ILMU ALAMIAH DASAR. Sulistyani, M.Si.

BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA. Sulistyani, M.Si.

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) (1)

PENGANTAR PENELITIAN. Imam Gunawan

FILSAFAT METODE PENELITIAN

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA?

IL I MU A LAMIA I H H DA D SA S R Dewi Yuanita

BAB I PENDAHULUAN. menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-topik

ARTIKEL TENTANG PENDEKATAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

Hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Penelitian Disusun oleh: Ida Yustina, Prof. Dr.

KATALOG CD-ROM Animasi Pendidikan Indonesia ANIVISI EDUTAMA

ILMU KEALAMAN DASAR (IAD) Oleh: : Ahmad Kholid Alghofari, ST, MT. Kontrak Belajar. : 2 (dua) SKS. Semester/jurusan.

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar)

6. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs

III. PERKEMBANGAN DAN PENEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. DANNER SAGALA, S.P., M.Si.

Maind map rangkuamn ke 2

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom

METODE RISET (TMK602)

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

SIKAP ILMIAH 3/27/2014 Metil/dn 1

KONSEP DASAR ILMU ALAMIAH DASAR Bagian I. Oleh: Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.

Pendahuluan Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik : 1. Paham konsep dasar ilmu pengetahuan (IP) 2. Menguasai metodologi penelitian

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

BAHAN AJAR. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

Pertemuan ke-3-4 ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

NANDI WARNANDI. A l a m a t. Kantor : Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI

5. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SD/MI

Modul Mata Kuliah IPA 2 SD

KISI-KISI SOAL SELEKSI PPG SM3T 2015 MATA UJI: PENDIDIKAN IPA

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

Pengertian Metodologi Penelitian. Hubungan Ilmu dan Penelitian

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

Pendahuluan Alam Pikiran Manusia. Ilmu Alamiah Dasar

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. Dalam bab IV ini dikemukakan tentang analisis data dan

Drs. Rudi Susilana, M.Si. -

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN. Disusun oleh: Saptawati Bardosono

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

BIDANG STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015

8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X

PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES.

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

LATIHAN UJIAN NASIONAL

Periode Renaissance. awal kebangkitan kembali aktivitas ilmiah dari belenggu agama.

MAGISTER DEGREE IN BUSINESS MANAGEMENT PADJADJARAN UNIVERSITY Prof. Dr. Sucherly, SE., MS

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

PENGERTIAN PENELITIAN. Kegiatan pencarian atas sesuatu secara sistimatis, terkendali, empiris, dan kritis untuk mendapatkan kebenaran ilmiah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

Antiremed Kelas 12 Fisika

Filsafat Ilmu dan Logika

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

BAB II PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR. perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu,

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU...

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA

KELAS VII : SEMESTER 1

KI dan KD Matematika SMP/MTs

SIMAK UI Fisika

Mata Pelajaran : FISIKA

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

BAB 1 : MASSA, ENERGI, RUANG, DAN WAKTU

Transkripsi:

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) ( RINGKASAN BAHAN KULIAH ) Oleh : Sumarna E-mail : sumarna@uny.ac.id Mata kuliah IAD disampaikan kepada mahasiswa non-mipa untuk memberikan wawasan/pandangan mengenai perkembangan IPA dan Teknologi yang merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, sumber daya alam dan lingkungannya. Bentuk kegiatan kuliahnya adalah ceramah, diskusi, pemecahan masalah, dan pemberian tugas. Komponen penilaiannya terdiri darai ujian utama, ujian sisipan dan tugas. Ruang lingkup mata kuliah IAD meliputi : 1. Perkenalan dengan IPA 2. Ruang lingkup IPA 3. Peranan IPA dalam perkembangan teknologi 4. Dampak perkembangan IPA dan Teknologi terhadap kehidupan social 5. IPA, Teknologi dan masalah kelangsungan hidup manusia. 1

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) Pada umumnya menuasia memiliki kesan kagum terhadap IPTEK (Ilmu Pengetahuan, Teknologi), di mana ilmu pengetahuan merupakan landasan bagi teknologi. Peroduk IPTEK tersebut antara lain : A. Yang mensejahterakan manusia 1. dapat berjalan di permukaan bulan 2. dapat terbang seperti burung 3. dapat menyelam seperti ikan 4. komunikasi (audiao-video) jarak jauh 5. terbebas dari beberapa jenis penyakit (malaria, cacar, lepra, tifus, dll.) 6. dsb. B. Yang menghancurkan kehidupan 1. senjata nuklir 2. senjata biologi 3. senjata kimia 4. dsb. Apa yang mendorong manusia dapat berbuat yang demikian menakjubkan itu? Tidak lain karena menusia memiliki keinginan. Dari sekian banyak keinginan yang dimiliki manusia, maka yang paling murni dan mendasar adalah rasa ingin tahu. Sekilas Tentang Rasa ingin Tahu : a. ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu b. termasuk ciri khas manusia, makhluk lain tidak memilikinya, lebih-lebih benda mati. Jika hewan memiliki rasa ingin tahu itu sekedar instict (naluri). c. rasa ingin tahu manusia berkembang, setelah mengetahui APA, kemudian MENGAPA, dan BAGAIMANA. Karena berlangsung berabad-abad, maka terjadi akumulasi pengetahuan, sehingga terjadi perbendaharaan pengetahuan. 2

Mitos : a. bahwa tidak semua APA, MENGAPA dan BAGAIMANA dapat terjawab melalui pengamatan dan pengalaman, sehingga kemudian manusia merekareka jawaban di dalam alam pikirannya sendiri, contoh tentang : -. Terjadinya gempa bumi -. Yang menggerakkan matahari -. Yang menggerakkan angin -. Tentang pelangi -. Tentang gerhana -. Dsb. b. Mitos timbul karena rasa ingin tahu, tetapi mengalami keterbatasan akal (rasional) dan keterbatasan indera. Semua indera terbatas untuk mendeteksi, tetapi bukan sebagai alat ukur yang konsisten dan presisi. Jadi bukan alat ukur ilmiah yang baik. Intensitas, kesahihan dan kehandalan indera setiap manusia berbeda, sehingga hasil penginderaan tidak dapat digunakan sebagai standar yang baik. -. Mata : hanya dapat melihat benda besar, lambat, dan terkena cahaya (gelombang elektromagnetik yang lain tidak dapat diindera oleh mata) -. Telinga : mendengar hanya bila ada getaran mekanik yang berfrekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz dengan intensitas cukup. -. Hidung : hanya dapat membau jika konsentrasi zat yang dibau di udara cukup, dan hanya dikenal beberapa macam bau itupun tidak konsisten dan presisi. -. Lidah : hnaya dapat merasakan manis, asam, asin, dan pahit. Itupun hanya terbatas untuk skala kecil dan yang tidak beracun. -. Kulit : hanya dapat merasakan panas dan dingin, kasar dan halus yang sangat terbatas. 3

Ketidak-puasan terhadap mitos : -. Karena rasa ingin tahu-nya, manusia tidak puas terhadap jawaban-jawaban pertanyaan yang tercermin di dalam mitos. -. Jadi mitos muncul karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, indera dan tingkat pemikirannya padahal hasrat ingin tahunya berkembang terus. -. Pola pikir yang lebih maju dari mitos adalah pemikiran yang menggabungkan pengamatan, pengalaman dan akal sehat (rasio). Pertanyaan kuno yang hingga kini masih relevan untuk dicarikan jawabannya : a. Tersusun dari unsur dasar apakah alam semesta ini? (Unsur dasar pembentuk alam semesta, apa itu?) b. Bagaimana terjadinya alam semesta ini? c. Kapan alam semesta (bumi dan bintang-bintang) ini terbentuk? d. Kapan dimulai waktu yang pertama kali? e. Di manakah batas-batas alam semesta ini? f. Dari manakah gravitasi (gaya tarik) benda-benda (bumi dan bintang-bintang) itu berasal? g. Apakah massa itu? h. Apakah muatan itu? i. Dan sebagainya. Karakter Sain : Sain tidak membahas mengenai : a. Sistem nilai dan moral (etika). Penemuan tenaga nuklir, obat bius, dll tidak dapat dikatakan bahwa penemuan itu bermoral atau tidak bermoral. b. Keindahan (estetika) c. Baik-buruk, sopan-tidak sopan, menarik-menjijikkan, dll. d. Sistem politik dan kekuasaan e. Tidak menjangkau Wahyu illahi. 4

Cara memperoleh pengetahuan : 1. Prasangka -. Suatu anggapan benar -. Kadang-kadang justru salah -. Sering mengambil keputusan yang keliru -. Hanya untuk mencari kemungkinan (sifatnya sementara) -. Misal bahwa hujan turun dari surga melaui jendela langit. 2. Intuisi : -. Pendapat berdasar pengetahuan yang tidak disadari -. Muncul tanpa berfikir -. Sulit dipercaya -. Contohnya ramalan nasib seseorang menurut bintangnya. 3. Trial and Error : -. Coba-coba atau untung-untungan -. Tidak efisien sebagai cara untuk mencari kebenaran -. Sifatnya spekulatif -. Cikal-bakal eksperimen. Pada zaman kuno, orang cenderung mengikuti ajaran dari para pemikir dan penguasa. Ajaran itu sering keliru karena masing-masing terlalu mengandalkan akal sehat dan kekuasaan/pengaruhnya. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara tersebut merupakan pengetahuan non ilmiah dan karenanya bukan ilmu pengetahuan. Pengetahuan dikatakan ilmiah bila memenuhi 4 kriteria : 1. Objektif : -. Sesuai dengan objeknya -. Dapat dibuktikan kebenarannya dengan cara empirik 2. Metodik : -. Diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur dan terkendali -. Cara tersebut merupakan metode ilmiah. 5

3. Sistematik : Tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, saling berkaitan, tidak saling bertentangan, saling menjelaskan dan seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. 4. Berlaku umum : -. Tidak hanya berlaku untuk beberapa orang atau kelompok tertentu -. Dengan cara eksperimen yang sama akan diperoleh hasil yang sama -. Konsisten. Kebenaran Ilmu Pengetahuan : -. Orang sering memandang kebenaran secara ilmiah merupakan kebenaran utama. -. Siapa yang akan mempersoalkan ilmu pengetahuan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari? Batasan kebenaran ilmu diukur melalui pendekatan ilmu standar : -. Memberi rekonstruksi alam secara rasional dan logis berdasarkan fakta eksperimental. -. Proses analisisnya logis-rasional dan bebas dari faktor-faktor psikologis, sosiologis, politis, sejarah, dan bahkan nilai (etis ideologi). -. Menurut pandangan ini, ilmu pengetahuan berdiri atas dua tiang penyangga : a. fakta empiris (dari pengamatan) b. argumentasi logis. Langkah-langkah Pokok Metode Ilmiah : Salah satu syarat ilmu pengetahuan adalah bahwa materi pengetahuan itu diperoleh melalui metode ilmiah. Langkah-langkah pokok metode ilmiah adalah (harus urut) : a. Perumusan masalah : -. Berupa pertanyaan apa, bagaimana, atau mengapa tentang suatu objek yang diteliti. -. Jelas batasannya dan mengenal faktor-faktor yang mempengaruhinya. b. Penyusunan hipotesia : 6

Merupakan pernyataan kemungkinan jawaban, jadi merupakan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui pengamatan. c. Pengujian hipotesis : -. Upaya pengumpulan fakta yang relevan -. Fakta dapat diamatai secara langsung ataupun tidak langsung. d. Penarikan kesimpulan : -. Berdasar analisis fakta yang terkumpul -. Untuk menerima atau menolak hipotesis -. Kesimpulan ini merupakan pengetahuan yang kebenaranya telah teruji secara ilmiah (meskipun sifatnya tetap tentatif). Keterbatasan Metode Ilmiah : a. Kesimpulan ilmiah bersifat tentatif. Fakta untuk menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan/pengukuran. Sedangkan indera atau alat ukur apapun tetap memiliki keterbatasan. Akibatnya fakta yang dikumpulkan bisa tidak lengkap atau keliru yang akhirnya kesimpulannya juga dapat keliru. Kesimpulan tetap dianggap benar sebelum ada kesimpulan baru yang menolaknya, atau fakta-fakta baru justru memperkuatnya. b. Tidak mampu menjangkau/membuktikan kebenaran Wahyu Illahi. Kebenaran wahyu Illahi bersifat mutlak. Fakta dari proses metode ilmiah sekedar membuktikan/mendukung kebenaran wahyu Illahi. c. Tidak menjangkau kebenaran berdasarkan sistem nilai, ukuran baik dan buruk, ukuran senang dan tidak senang, dll. d. Tidak mampu menjangkau keindahan seni. Metode ilmiah menjamin bahwa cita-cita ilmiah tercapai, yaitu bahwa melalui rasionalitas, kejujuran dan kebebas-nilaian ilmu pengetahuan akan terus berkembang, sehingga ilmu pengetahuan tumbuh secara kumulatif di mana satu generasi meneruskan pekerjaan generasi sebelumnya. 7

Kelebihan Metode Ilmiah : Sesuai dengan sifatnya, ilmu pengetahuan yang diperoleh melaui metode ini adalah objektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum (konsisten). Hal ini akan menumbuhkan sikap ilmiah yang sangat terpuji, meliputi : a. Mencintai kebenaran objektif, bersikap jujur dan adil b. Tidak percaya pada takhayul, astrologi dan untung-untungan (judi). Segala sesuai terjadi melalui proses yang teratur dan pasti. c. Memupuk hasrat ingintahu. d. Jauh dari prasangka, tetapi terbuka dan objektif, toleran, mengharhai pendapat orang lain. e. Tidak mudah percaya, apalagi tanpa bukti nyata dan rasional. f. Bersikap optimis dan teliti. g. Spotif, berani mengakui kesalahan dan berpegang teguh pada kebenaran tetapi tetap terbuka Tidak kaku). h. Rendah hati (tidak sombong). i. Menghormati perbedaan (pendapat dan keyakinan). j. Semakin yakin terhadap kebesaran Alloh, SWT. Langkah-langkah metode ilmiah yang lebih lengkap : 1. Mengidentifikasi/menyatakan problem, 2. Merumuskan hipotesis 3. Mendesain observasi/eksperimen/pengamatan 4. Melaksanakan observasi/eksperimen 5. Mengumpulkan dan menganalisis data 6. Mengulang observasi/eksperimen 7. Menarik kesimpulan. 8

Peranan Matematika dalam Sain : a. Awal manusia mulai menulis dan berhitung adalah bersamaan, menurut perkiraan dimulai sejak 12.000 tahun silam. b. Tulisan merupakan simbol dari apa yang dipikirkan/diimajinasikan. c. Berhitung pada awalnya berupa relasi korespondensi satu-satu antara obyek (yang dihitung) dengan jari tangan. Ketika jumlah jari tidak cukup untuk dipasangkan dengan obyek, maka peran jari digantikan dengan benda sejenis kerikil atau batang. Ketika benda-benda itu cukup banyak, perannya digantikan dengan tulisan (angka/bilangan). Ternak Kerikil d. Sejak awal, matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi masalah, utamanya yang berkaitan dengan komputasi. e. Dalam perkembangan selanjutnya, sumbangan matematika dalam sain (IPA) adalah mutlak. Tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Karena sebelum melibatkan matematika, sain hanya mengandalkan pada metode induksi (eksperimentasi). Dengan metode induksi semata, tidak mungkin orang memahami perilaku alam yang di luar jangkauan indera dan alat. Bagaimana orang dapat mengetahui massa matahari, jaraknya dari bumi? Ditimbang? Diukur?. f. Matematika menggunakan metode deduksi (perhitungan matematik/statistik) yang sangat handal untuk keperluan pemodelan dan rekonstruksi gajala alam dan perilakunya. Misalkan membuat model gerak satelit di dalam medan gravitasi. Model interaksi inti atom dengan partikel elementer dengan berbagai parameter yang diimajinasikan (laju, massa, posisi). g. Banyak matematikawan yang memberikan sumbangan kepada sain : 1. Pythagoras 2. Copernicus 9

3. Keppler 4. Galileo-Galilei 5. Huygens 6. Dsb. Kebanyakan, orang yang ahli sain dalam bidang tertentu juga paham tentang matematika dalam bagian tertentu juga. Misal seorang fisikawan, kimiawan pada umumnya memahami persamaan diferensial. h. Untuk mendeskripsikan (mencandra) perilaku/gejala alam tertentu akan lebih tepat, mudah, sederhana bila digunakan model matematika yang tertentu pula. Misal untuk mempelajari perilaku atom lebih tepat bila digunakan koordinat polar (misal bola atau silinder), bukan koordinat kartesius (sikusiku). Untuk mempelajari sistem biner digunakan aljabar Boole. Untuk mempelajari besaran yang disertai arah digunakan aljabar vektor. Dsb. i. Di dalam matematika banyak dijumpai aksioma dan definisi (batasan) yang harus disepakati (dalam arti dipahami) lebih dahulu. Misal dalam sistem polar pada umumnya disepakati bahwa sudut satu lingkaran penuh adalah 360 o. Mengapa bukan 1000 o atau yang lainnya? IPA Kualitatif : a. Berdasarkan fakta empirik (hasilnya sangat tergantung pada indera dan alat). Misal mengukur kecepatan cahaya dengan memanfaatkan dua bukit yang diketahui jaraknya, arloji dan sumber cahaya. Hasil pengukurannya akan menyimpang sangat jauh. b. Diperoleh dengan menggunakan metode induktif yang obyektif. Bukan berdasarkan deduksi filosofis. IPA yang demikian tidak mampu menjawab pengetahuan yang bersifat kausal (sebab-akibat). c. Hanya mampu menjawab hal-hal yang faktual (dengan cara menunjukkan gejalanya secara langsung atau tidak langsung). 10

IPA Kuantitatif : a. Berdasarkan perhitungan matematik (hasilnya sangat tepat dan ideal). b. Diperoleh dengan menggunkan model yang sangat ideal (sesuai dengan keinginan). c. Mampu menjelaskan ilmu pengetahuan yang bersifat kausal, tetapi sangat sulit untuk mendapatkan hasil perhitungan yang sesuai dengan fakta empirik. IPA yang diikuti sekarang adalah IPA yang diperoleh dengan menggunakan kedua metode (induksi dan deduksi) dan selanjutnya dikenal sebagai IPA Moderen. IPA moderen dihasilkan melaui metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif yang diolah secara statistik dan perhitungan matematis berdasarkan model. Misalkan ingin mengetahui konduktivitas kalor dari besi murni pada suhu kamar. Besar konduktivitas tersebut dapat ditentukan melaui eksperimen yang sebenarnya, atau dapat pula dihitung berdasarkan model matematiknya. Misal lagi (Hukum Mendel) ketika mengawinkan dua anggrek yang berbeda warna bunganya (merah dan putih). Setelah dikawinkan dapat menurunkan bunga yang berwarna putih, merah, atau jambon. Berapa peluang terjadinya turunan yang warna bunganya jambon? 11