[PENGANTAR DESAIN GRAFIS T.I D3-UDINUS

dokumen-dokumen yang mirip
DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

Prinsip Desain poster

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

04FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

Dasar Dasar Desain 1

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

Dasar Dasar Desain 1 08FTPD. Modul ke: Prinsip Rupa : Ukuran. Fakultas. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Program Studi Desain Produk

TEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

BAB II LANDASAN TEORI

10/1/2009 KOMPONEN/ELEMEN DESAIN GRAFIS KOMPONEN / ELEMEN GARIS JENIS GARIS. Garis. Ruang/space. Huruf /typografi. Shape. Warna, tekstur, cahaya

penerima terhadap pengirim mempengaruhi pemikiran penerima. Proses komunikasi dimulai ketika pengirim memilih kata kata, gambar, simbol yang tepat unt

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PRINSIP-PRINSIP DESAIN

Titik Suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran seder-hana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah

2. Sejarah Desain Interior

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis", Danton

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

SMAN 1 Garut DASAR DASAR NIRMANA SENI RUPA. XI IPA 6 Kelompok 4

KOLASE: PEMANFAATAN PELEPAH PISANG SEBAGAI MEDIA BERKARYA DUA DIMENSI PADA SISWA KELAS IX G SMP N 1 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Progdi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain Materi Kuliah ESTETIKA BENTUK

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

TINJAUAN PUSTAKA Taman Rumah

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI

NIRMANA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL. Nama : Deddy Award Widya Laksana, M.Pd

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu Menyampaikan Pesan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. produk dipasar (Klimchuk dan Krasovec, (2006:10). Kemasan tidak hanya

BAB II Dasar Perancangan Desain Grafis

Komposisi dalam Fotografi

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer.

KESEIMBANGAN DINAMIK. Priscilia Yunita Wijaya Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra ABSTRAK

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. [1]

BAB III LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

BAB II LANDASAN TEORI

INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2)

Sabtu, 1 Desember 2012

02FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui desain cover. Karena keefektifan di cover menekankan pada bentuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

DINA FATIMAH, RYANTY DERWENTYANA, FEBRY MAHARLIKA Program Studi Desain Interior, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Budaya Banten Tingkat Awal

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

TEORI ARSITEKTUR 1 KONFIGURASI BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST.

BAB III TINJAUAN KHUSUS

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

BAB III TEORI PENUNJANG

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (82-98)

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

PENYEDIAAN BAHAN PAMERAN. CARTA atau BUKU SKRAP

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

BAB IV PENGALAMAN KERJA PRAKTIK

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

V. MANUSIA DAN KEINDAHAN

BAB IV PENGALAMAN KERJA PRAKTIK

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjual barang dan memberikan layanan dalam bentuk informasi yang

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB III TEORI PENUNJANG. teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN

PRINSIP DESAIN DAN LAYOUT

BAB V KONSEP PERANCANGAN

MODUL PERKULIAHAN RUPA DASAR 2 DIMENSI

4. Sampul (Cover) Cerita Bergambar PASOSORÉ

Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan pertimbangan yang

Transkripsi:

KOMBINASI UNSUR-UNSUR DESAIN 1.Jenis Kombinasi Unsur Desain Dalam memilih dan memadukan sejumlah unsur desain, seorang desainer hanya memiliki 4 (empat) kemungkinan atau paduan yang dapat dilakukannya. Keempat macam kombinasi itu adalah 1. Perulangan, 2 peragaman, 3 perlawanan, 4 peralihan. Jenis kombinasi pertama, yakni perulangan (repetition), merupakan paduan sejumlah unsur desain yang sama, terutama segi bentuk, raut dan warnanya, Perulangan yang menyeluruh (perulangan total), menghasilkan tatanan atau susunan yang amat tertib, tampak menyatu serta membangkitkan perasaan irama tetap, tetapi dapat menjemukan. Misalnya pada perpaduan raut raut lingkaran yang warna dan ukuranya sama, serta dalam jarak yang sama pula. Pada perulangan sebagian, misalnya rautnya sama, tetapi warna dan ukurannya berbeda, lebih menarik daripada perulangan total. Jenis yang kedua, yakni kombinasi peragaman yang merupakan paduan sejumlah unsur desain yang pada dasarnya sama atau serupa, tetapi beraneka bentuk, warna dan ukurannya. Peragaman dalam suatu susunan menghasilkan kesatuan yang menarik dan selaras karena adanya perbedaan kecil dalam persamaan. Dengan demikian kombinasi peragaman merupakan jalan keluar untuk menghindari perulangan yang menjemukan dalam susunan yang monoton. Perulangan sebagian sesungguhnya dalam beberapa hal dapat dipandang sebagai bentuk peragaman (variasi).

Jenis kombinasi unsur yang ketiga yakni perlawanan, merupakan paduan sejumlah unsur desain yang memiliki perbedaan nyata (kontras), karena berbeda secara mencolok dari aspek-aspek unsur yang dipadukan. Perpaduan perlawanan menghasilkan susunan yang menunjukkan pertentangan bagian bagian, terdapat konflik.karena itu susunan dengan paduan perlawanan dapat menimbulkan kesan kacau dan unsur-unsurnya saling memisahkan diri, atau bila berhasil justru menjadi kesatuan yang menarik karena adanya konflik yang tarik menarik dan dinamika antar unsurnya. Jenis kombinasi keempat yakni peralihan, merupakan paduan sejumlah unsur desain yang berada dalam hubungan perubahan yang teratur, atau unsur-unsurnya memperlihatkan peralihan bentuk, ukuran maupun warnanya. Paduan jenis peralihan, menyajikan susunan yang berkesinambungan dan menyelaraskan dua aspek yang bertentangan, serta terdapat keteraturan yang progresif. Dengan demikian kombinasi peralihan dapat dipandang sebagai cara untuk memadukan kedua unsur yang terlalu kontras agar terjadi kesatuan hubungan di antara unsur-unsurnya.

PRINSIP-PRINSIP DESAIN 1. Kesatuan (unity) 2. Keserasian (harmony) 3. Irama (rhythm) 4. Dominasi 5. Keseimbangan (balance) 6. Kesebandingan (propotion) 1.Prinsip Kesatuan Kesatuan (unity) merupakan prinsip pengorganisasian unsur desain yang paling mendasar. Tujuan akhir dari penerapan prinsip desain yang lain, seperti keseimbangan, kesebandingan, irama dan lainnya adalah untuk mewujudkan kesatuan yang padu atau keseutuhan. Prinsip kesatuan seharusnya tidak dilihat setara dengan prinsip-prinsip lain, karena sesungguhnya kesatuan diperoleh dengan terpenuhinya prinsip-prinsip yang lain. Karena itu kesatuan merupakan prinsip desain yang berperan paling menentukan, sebagai prinsip induk yang membawahi prinsip-prinsip desain lainnya. Tidak adanya kesatuan dalam suatu tatanan mengakibatkan kekacauan, ruwet atau tercerai-berai tidak terkordinasi.kekacauan yang dapat menggangu kenyamanan dan mengancam keindahan selalu dihindari dalam suatu tatanan bentuk atau desain yang bernilai. Nilai kesatuan dalam suatu bentuk bukan sekedar ditentukan oleh jumlah bagian-bagiannya. Kesatuan bukan sekedar kuantitas bagian, melainkan lebih menunjuk pada kualitas hubungan bagian-bagian. Dengan kata lain dalam sebuah kesatuan terdapat pertalian yang erat antar unsur-unsurnya sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnyaserta tidak perlu ada penambahan lagi maupun yang dapat dikurangkan dari padanya. Kehadiran suatu bagian ditentukan oleh bagian lain, bagian-bagiannya saling mendukung, membentuk suatu kebulatan utuh (totalitas) dalam mencapai tujuan atau makna tertentu. Dalam kaitan ini, apa yang ditemukan dalam budang psikologi, khususnya yang bertalian dengan pengamatan atau persepsi, terdapat sejumlah hukum-hukum Gestalt yang menunjuk pada faktor-faktor yang sangat mempengaruhi totalitas. Hukum Gestalt ini menentukan asas atau pola yang merupakan syarat-syarat atas pengamatan suatu totalitas, yakni adanya hubunganhubungan dalam suatu keseluruhan yang utuh hasil dari pengamatan visual. Hukum atau asas yang dimaksud antara lain meliputi: 1 hukum kedekatan, 2 hukum kesamaan, 3 hukum bentuk closure, 4 hukum kesinambungan, 5 hukum gerak bersama; selain asas kesetangkupan dan kesederhanaan bentuk (lihat antara lain Verbeek, S,J, dalam bukunya Pengamatan, 1878)

2. Prinsip Keserasian Keserasian (harmony) merupakan prinsip desain yang mempertimbangkan keselarasan dan keserasian antar bagian dalam suatu keseluruhan sehingga cocok satu dengan yang lain, serta terdapat keterpaduan yang tidak saling bertentangan. Susunan yang harmonis menunjukkan adanya keserasian dalam bentuk raut dan garis, ukuran, warna dan tekstur. Semuanya berada pada kesatupaduan untuk memperoleh suatu tujuan atau makna. Menurut Graves (1951) keserasiaan mencakup dua jenis, yakni keserasian fungsi dan keserasian bentuk. Keserasian fungsi menunjukkan adanya kesesuaian di antara objek-objek yang berbeda, karena berada dalam hubungan simbol, atau karena adanya hubungan fungsi. Sebagai contoh antara burung hantu dan buku, dalam kebudayaan masyarakat tertentu terdapat hubungan simbol, keduanya merupakan objek yang berbeda baik bentuk, warna, tekstur dan lain-lain, tetapi karena keduanya berada dalam satu kesatuan hubungan simbol, maka dipandang merupakan perpaduan yang serasi. Sudah barang tentu suatu simbol hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan simbol itu, sesuai latar belakang budaya yang dimilikinya.

Keserasian bentuk merupakan jenis keserasian karena adanya kesesuaian raut, ukuran, warna dan aspek-aspek bentuk lainnya. Untuk mencapai keserasian bentuk, dapat diperoleh dengan cara memadupadankan unsur-unsur secara berulang, memadukan unsur-unsur yang berbeda tetapi terdapat suatu unsur yang mengikat agar perbedaan yang ada tidak tampak bertentangan. Kehadiran unsur pengikat itu menghubungkan kedua unsur yang berbeda sehingga terdapat hubungan yang bersifat gradual atau beralih. Paduan unsur-unsur yang memiliki kemiripan, baik bentuk, raut, warna tekstur dan lain-lain merupakan kunci penting untuk memberi peluang yang besar akan tercapainya keserasian yang baik. 3. Prinsip Irama Irama (rhythm) merupakan pengaturan unsur desain berulang dan berkelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Perulangan yang teratur itu dapat mengenai jarak bagian-bagian raut, warna, ukuran dan arah yang ditata. Terulangnya sesuatu secara teratur memberi kesan keterkaitan peristiwa oleh hukum sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdispilin (Djelantik, 1999). Oleh karena irama mempunyai sifat memperkuat kesatuan dan keutuhan. Dalam kehidupan biologis makhluk di dunia juga banyak yang berirama (ritmis), misalnya pernafasan, denyut jantung, musim berbunga atau berbuah pada tumbuh-tumbuhan yang terjadi secara teratur. Irama yang terlalu tetap dapat menjemukan. Agar suatu irama tidak berkesan monotone (kesenadaan) dan menjemukan, diperlukan adanya peragaman (variasi) dan kontras (contrast), yakni membuat perbedaan secara nyata. Irama dapat diperoleh dengan beberapa cara, yakni 1 Repetitif, 2 alternatif, 3 progresif. Fieldman (1976) menambahkannnya dengan jenis irama flowing. Irama repetitif diperoleh secara berulang, menghasilkan irama total yang sangat tertib, monotone, menjemukan sebagai akibat pengaturan unsur-unsur yang sama baik bentuk, ukuran dan warna. Bahkan corak, arah, jarak dan kedudukan unsur-unsurnya. Tetapi perulangan dapat dilakukan sebagian, misalnya

bentuknya yang tetap, sedangkan warna atau ukurannya berbeda. Jadi irama yang dihasilkan merupakan irama repetitif sebagian, bukan total sehingga lebih terasa tidak menjemukan. Irama alternatif merupakan bentuk irama yang tercipta dengan cara perulangan unsur-unsur desain secara bergantian; misalnya pengaturan silih berganti antara garis tegak dengan raut lingkaran, antara raut persegi dengan raut bulat dan sebagainya. Bentuk irama ini lebih menarik dibandingkan dengan irama repetitif yang sering tampak membosankan. Selanjutnya irama progresif menunjukkan perulangan dalam perubahan dan perkembangan secara berangsur-angsur atau bertingkat. Bentuk irama ini lebih tampak giat, terdapat dinamika, karena perkembangan unsur-unsurnya yang tidak selamanya tetap. Yang terakhir adalah irama flowing, yakni irama mengalun suatu bentuk, irama yang terjadi karena pengaturan garis-garis berombak, berkelok dan mengalir berkesinambungan (kontinyu) 4 Prinsip Dominasi Dominasi adalah pengaturan peran atau penonjolan bagian atas bagian yang lainnya dalam suatu keseluruhan. Dengan peran yang menonjol pada bagian itu maka menjadi pusat perhatian (center of interest) dan merupakan tekanan (emphasis), karena itu menjadi bagian yang penting dan yang diutamakan. Bagian yang tidak mengambil peran disebut subordinasi, Faulkner, (1966) menyebut prinsip dominasi dengan emphasize dan De Witt Parker dengan prinsip hierarchy. Dengan adanya dominasi, unsur-unsur tidak akan tampil seragam, setara atau sama kuat, sehingga saling berebut meminta perhatian dan tidak saling memisahkan diri, melainkan justru memperkuat keseutuhan bentuk

Cara-cara untuk memperoleh dominasi ialah dengan melalui 1 pengelompokan bagian, 2 pengaturan arah, 3 kontras atau perbedaan, 4 pengecualian. Pengaturan bagian dengan cara pengelompokan unsur-unsur sehingga tampak menggerombol berdekatan sedangkan di bagian lain tidak dapat membuat bagian itu menjadi pusat perhatiannya. Demikian pula unsur-unsur dapat ditempatkan dan diatur arahnya sedemikian rupa, sehingga mengantarkan perhatian ke bagian tertentu yang menjadi dominasinya. Perbedaan ukuran,raut, corak dan warna dalam suatu susunan dapat menciptakan tekanan atau bagian yang diutamakan. Ukuran unsur desain yang paling besar diantara unsur-unsur lainnya yang lebih kecil akan menjadi pusat perhatian, demikian pula sebaliknya. Raut lingkaran yang berada di antara raut organis akan tampak berbeda dan menjadi pusat perhatian. Demikian pula bidang merah terang akan tampak menonjol di antara bidang lainnya yang berwarna gelap. Pengaturan kontras akan menjadi daya tarik dalam sebuah komposisi yang hidup. Dominasi dengan perkecualian menunjuk pada cara membuat bagian yang menonjol karena bagian itu paling lain atau menyimpang dari kesamaan umum. Pengaturan kedudukan raut persegi yang miring di antara raut persegi lainnya akan tampak sebagai perkecualian. Dengan adanya dominasi, perulangan yang seragam akan terhindar dari irama yang menjemukan. Dominasi membuat kejutan sehingga menarik perhatian, bagian inilah kekuatan atau intensitas dan makna karya sangat ditentukan.

5. Prinsip keseimbangan Keseimbangan (balance) merupakan prinsip desain yang berkaitan dengan bobot akibat gaya berat dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang. Tidak adanya keseimbangan dalam suatu komposisi, akan membuat perasaan tak tenang dan keseutuhan komposisi akan terganggu, sebaliknya keseimbangan yang baik memberikan perasaan tenang dan menarik, serta menjaga keutuhan komposisi. Keseimbangan dalam komposisi dwimatra merupakan pengaturan bobot visual, sedangkan dalam komposisi trimatra tidak saja pengaturan bobot visual melainkan juga pengaturan bobot aktual, akibat material yang digunakan dan pengaruh gravitasi. Pengaturan bobot visual ditentukan oleh letak atau kedudukan, ukuran, kualitas warna, bentuk serta jumlah bagian-bagian dalam suatu komposisi. Semakin jauh letak bagian ke arah pinggir bidang gambar, semakin tampak berat bagian itu. Demikian pula semakin besar suatu bagian akan tampak berat. Raut yang kedudukannya di bagian atas tampak ringan melayang dibandingkan dengan raut yang sama bila diletakkan di bagian bawah. Bidang warna gelap tampil lebih berat daripada bidang warna terang yang lebih ringan. Beberapa bentuk keseimbangan dengan cara pengaturan berat ringannya serta kedudukan bagian-bagian, dapat dibedakan menjadi 1 keseimbangan setangkup. 2 kesimbangan senjang, 3 kesimbangan memancar. Keseimbangan setangkup (symmetrical balance) dapat diperoleh bila bagian di berlahan kiri dan kanan suatu susunan terdapat kesamaan atau kemiripan wujud, ukuran dan jarak penempatannya. Bentuk keseimbangan semacam ini disebut pula sebagai bentuk keseimbangan formal. Bentuk-bentuk di alam, misalnya kupu-kupu, setangkai daun, sekuntum bunga dan lainlain menunjukkan keseimbangan setangkup. Keseimbangan senjang (asymmetrical balance) atau disebut keseimbangan informal, memiliki bagian yang tidak sama antara belahan kiri dan kanan, tetapi tetap dalam keadaan yang tidak berat sebelah. Selain mempertimbangkan bobot, Fieldman (1967) menyebut keseimbangan senjang dengan melalui perhatian dan kontras. Keseimbangan memancar (radial balance) merupakan bentuk keseimbangan yang diperoleh melalui penempatan bagian-bagian susunan di seputar pusat sumbu gaya berat. Pada keseimbangan ini, unsur-unsur ditempatkan mengelilingi suatu daeah yang berada di tengah bidang gambar.

6. Prinsip Kesebandingan Kesebandingan atau proporsi (propotion), berarti hubungan antar bagian atau antara bagian terhadap keseluruhannya. Pengaturan hubungan yang dimaksud bertalian dengan ukuran, yakni besar kecilnya bagian, luas sempitntnya bagian, panjang pendeknya bagian maupun tinggi rebndahnya bagian. Selain itu, kesebandingan juga menunjukkan pertautan ukuran antara suatu objek atau bagian dengan bagian yang mengelilinginya. Tujuan pengaturan kesebandingan adalah agar dicapai kesesuaian dan keseimbangan, sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan. Istilah kesebandingan sering dikacaukan dengan skala. Skala lebih menunjuk pada pertalian ukuran dengan hal atau keadaan yang sebenarnya, sedangkan proporsi tidak harus dikaitkan denngan hubungan ukuran yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Dalam proporsi dapat dilakukan penyimpangan-penyimpangan, tetapi hubungan ukuran itu tetap menunjukkan hubungan yang serasi, misalnya pada bentuk-bentuk yang mengalami pemiuhan atau distorsi. Kesan yang sebanding dalam suatu pengaturan unsur-unsur, sesungguhnya amat bertalian dengan kepekaan rasa didalam membandingkan bagian-bagian dan ditentukan oleh ukuran yang seimbang. Oleh karena itu keseimbangan suatu susunan dapat memberikan perasaan yang sebanding terhadap bagian-bagian atau keseluruhannya, bagaimanapun pertimbangan aspek-aspek kualitas warna, letak, arah dan keddudukan unsur-unsur serta keseimbangan susunannya dapat menentukan kesebandingan yang baik.