BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan jembatan komunikasi antarmanusia sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. bahasa menjadi unsur yang sangat penting untuk keberlangsungan interaksi

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Orang cenderung mengenal realisasi wacana dalam bentuk teks tulis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BJ システムについて Mengenai BJ System

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

KESALAHAN PENGGUNAAN I-KEIYOUSHI DAN NA- KEIYOUSHI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI.

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

ANALISIS KONTRASTIF STRUKTUR KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG DENGAN KALIMAT PASIF BAHASA JAWA SKRIPSI OLEH LIBRIANA ONAFIANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

INTERPRETASI MAKNA KANJI YANG MEMPUNYAI KARAKTER DASAR SANZUI SKRIPSI OLEH RAHADIAN PRATAMA PUTRA NIM

Bab 2. Landasan Teori

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Kalimat merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna, meskipun suatu

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan harus berinteraksi dengan sesamanya. Salah satu cara berinteraksi antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan sebagai berikut: Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 1989:454). Komunikasi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara lisan atau tulisan. Dalam penyampaian secara lisan, manusia memakai bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan masyarakat untuk bekerja sama dan saling berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1993:21). Dalam penggunaan secara lisan maupun tulisan, bahasa tidak terlepas dari sekumpulan kalimat yang mengandung bermacam-macam arti, dan unsurunsur pembentuk kalimat antara lain klausa, frase dan kata. Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif 1 (Kridalaksana, 1933:46). Frase juga sering dikenal sebagai gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Di dalam bahasa Indonesia, frase berdasarkan unsur-unsur pembentuknya, dibagi menjadi 2 bagian: 1 Predikatif yaitu bersangkutan dengan predikat (Kridalaksana, 2001:177) 1

1. Frase Eksosentris Frase eksosentris adalah frase yang tidak berhulu, tidak berpusat (White-hall, 1956:9). Frase eksosentris dibagi menjadi tiga bagian yaitu: frase eksosentris preposisi (terdapat dalam bahasa Indonesia), frase eksosentris posposisi (salah satunya terdapat dalam bahasa Jepang), dan frase eksosentris preposposisi (terdapat dalam bahasa Karo). 2. Frase Endosentris Frase endosentris adalah frase yang berhulu, berpusat (White-hall, 1956:9). Frase endosentris menurut M. Ramlan (1981:146) dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Frase Endosentris Atributif, yaitu frase yang unsur-unsurnya tidak setara. b. Frase Endosentris Apositif, yaitu frase yang unsur-unsurnya sama, dapat saling menggantikan. c. Frase Endosentris Koordinatif, yaitu frase yang unsur-unsurnya setara. Frase berbeda dengan kata majemuk, perbedaannya adalah dalam kata majemuk salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata yang membentuk sebuah makna baru, sedang dalam frase hanya ada satu unsur yang menjadi pokok atau inti dan tidak menghasilkan makna baru. Longman: Frase dalam bahasa Jepang disebut 句 (ku). Definisi frase menurut 句も一つの文法的単位をなす語群であるが 定形動詞を含まず 主部と述部構造をとらない Ku mo hitotsu no bunpouteki tan i wo nasu gogun de aru ga, teikeidoushi wo fukumazu, shubu to jutsubu kouzou wo toranai. 2

Frase juga merupakan salah satu unit tata bahasa yang ada di lingkup bahasa, yang tidak mencakup bentuk kata kerja, dan tidak menunjukan subjek dan predikat. (Longman Dictionary of Applied Linguistic, 1985:51) Sedangkan menurut Machida, pengertian frase adalah: 2つ以上の語が結びついた言語単位を句と言います Futatsu ijou no go ga musubi tsuita gengo tan i wo ku to iimasu. Frase adalah dua kata atau lebih yang berkaitan dan merupakan unit bahasa (Yoku Wakaru Gengogaku Nyuumon, 2000:114) Contoh: (1) 新しい本 Atarashii hon Buku baru Contoh (1) terdiri dari dua bagian kata, yaitu 新しい (baru) dan 本 (buku) yang berarti buku baru. 句 menurut Machida Ken (2004:77-78) berdasarkan konstruksi dan unsurunsur pembentuknya dibagi menjadi dua bagian: 1. 外心構造 (exocentric construction), yaitu frase yang tidak berhulu. Contoh: 車で 来た Kuruma de, kita (Saya) datang dengan (menggunakan) mobil. 3

2. 内心構造 (endosentric construction), yaitu frase yang memiliki inti. Dalam bahasa Jepang, frase endosentris hanya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. 等位構造 (touikouzou), yaitu frase yang unsur-unsurnya setara. Biasanya dalam sebuah frase koordinatif bisa terdapat lebih dari satu inti frase. Contoh: 男性と女性 N N Kedua konstituen 2 di atas dibentuk dari unsur yang sama dan setara yaitu nomina sehingga keduanya dapat menjadi inti frase. Frase koordinatif bahasa Jepang ini biasanya ditandai dengan konjungsi と (to). b. 従位構造 (juuikouzou), yaitu frase yang unsur-unsurnya tidak setara (bertingkat). Satu unsur tersebut disebut 主要部, dan bagian yang lainnya disebut 限定部 (genteibu) yang lebih dikenal dengan atribut. Contoh: 赤いシャツ Akai shatsu Kemeja merah 2 Konstituen adalah unsur bahasa yang merupakan bagian dari satuan yang lebih besar, bagian dari sebuah konstruksi (Kridalaksana, 2001:118). 4

シャツ merupakan inti frase yang diterangkan oleh atribut 赤い. Kata 赤い merupakan kata berkelas kata ajektiva yang menerangkan nomina ( シャツ ), sehingga jelas bahwa シャツ pada frase di atas adalah kemeja yang berwarna merah, bukan warna lain. Frase endosentris terdiri dari modifier 3 ( 修飾語 ) dan inti frase ( 主要部 ). Dalam bahasa Jepang inti frase biasanya terletak pada kata terakhir dalam sebuah frase, misalnya bila sebuah frase terdiri dari dua kata, maka kata pertama adalah 修飾語 (shuushokugo) dan kata kedua adalah 主要部 (shuyoubu). Contoh: 大きい車 (Koizumi, 1993:168) ookii kuruma Mobil (yang) besar. 車 merupakan inti frase, sedangkan 大きい merupakan modifier. 大きい menyifatkan dan membatasi inti frase pada frase di atas, sehingga arti dari frase di atas adalah mobil (yang) besar (ukurannya). Berikut ini adalah sebuah contoh frase endosentris, dalam hal ini merupakan frase endosentris atributif yang mengandung keambiguitasan makna, yang dapat menghasilkan dua makna yang berbeda: (1) 赤い本の表紙 (Tsujimura :161) Akai hon no hyoushi 3 Modifier yaitu unsur yang membatasi, memperluas, atau menyifatkan suatu induk frase (Kridalaksana, 2001:139). 5

Buku bersampul merah Berdasarkan jenis katanya, frase di atas termasuk frase nominal (FN). Frase di atas dapat dianalisis dengan dua cara sebagai berikut: (1) 赤い本の表紙 (FN) 赤い (A) 本の表紙 (FN) 本 ( の ) 表紙 (N) (N) Pada kalimat (1) di atas, frase nominal 本の表紙 (sampul buku) merupakan inti frase yang diterangkan oleh ajektiva 赤い (merah) sebagai modifier pada frase nominal 赤い本の表紙 yang membatasi inti frase 本の表紙 sehingga menghasilkan makna sampul buku yang berwarna merah. 本の表紙 juga merupakan frase nominal, dengan nominal 表紙 sebagai inti frase yang kemudian diterangkan oleh nomina 本 sebagai modifier. Dalam bahasa Jepang inti frase terdapat pada kata terakhir dalam frase, kalimat (1) menunjukan inti frase berada di akhir frase. Kalimat (1) dapat dianalisis pula sebagai berikut: (2) 赤い本の表紙 (FN) 赤い本の (FA) 表紙 (N) 赤い 本 ( の ) (A) (N) 6

Berbeda dengan kalimat (1), pada kalimat (2) inti frase berada di awal frase yang diterangkan oleh modifier pada kata kedua. Pada frase kalimat (2), frase ajektifal 赤い本 ( の ) merupakan inti frase yang diterangkan oleh nomina 表紙 sebagai modifier dan menghasilkan makna yang berbeda yaitu sampul (dari) buku (yang berwarna) merah (tanpa memperdulikan warna sampul buku tersebut). 赤い本 ( の ) sebagai inti frase merupakan frase ajektifal (FA), dengan nominal 本 sebagai inti frase dan ajektifal 赤い sebagai modifiernya, yang memiliki arti buku (yang berwarna) merah. Keambiguan makna pada frase di atas dapat merubah struktur modifier dan inti frasenya. Frase endosentris dalam bahasa Jepang dapat dilihat dari berbagai sudut seperti unsur pembentuk, jenis kata serta makna yang dihasilkan, oleh karena itu penulis mencoba menganalisa dan meneliti frase endosentris bahasa Jepang tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Unsur-unsur apa saja yang dapat membentuk frase endosentris dalam bahasa Jepang? 2. Makna apa yang terbentuk dari frase endosentris bahasa Jepang? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan unsur-unsur pembentuk frase endosentris bahasa Jepang. 7

2. Mendeskripsikan makna yang terbentuk dari frase endosentris bahasa Jepang 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian 1.4.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode distribusional, yaitu metode yang menggunakan alat penentu unsur bahasa yang diteliti, dalam hal ini bahasa Jepang. Teknik penelitian yang digunakan berupa studi literatur, yaitu mencari data pada literatur yang ada, misalnya dari data yang ada pada buku-buku sumber data di perpustakaan. 1.4.2 Teknik Kajian Teknik kajian yang digunakan adalah teknik analisis IC, yang dijelaskan oleh Tanaka Harumi dalam Gengogaku Nyuumon: IC 分析というのは 大まかに言えば ある構造体を IC に分割し 最小の構成要素に達するまで 順次その操作をくり返してゆくことによって, その構造体の統語関係を明らかにすることである IC bunseki to iu no wa, oomaka ni ieba, aru kouzoutai wo IC ni bunkatsushi, saishou no kouseiyouso ni tassuru made, junji sono sousa wo kurikaeshite yukukoto niyotte, sono kouzoutai no tougokankei wo akaraka ni suru koto de aru. Analisis IC, bila dikatakan secara kasar, dalam konstruksinya, membagi susunan unsur-unsur yang penting sampai pada bagian yang terkecil, secara berulang-ulang dan perlahan-lahan terus dilakukan, hingga ada hubungan sintaksis yang jelas. (Gengogaku Nyuumon 1975:103) Analisis IC lebih dikenal dengan sebutan diagram pohon, yang penggunaannya seperti contoh berikut: 8

(1) 新しい本を買う 新しい本を買う (VP) 新しい本 ( を ) (VP) 買う (V) 新しい 本 ( を ) (A) (N) Tujuan menggunakan teknik analisis IC ini adalah agar frase endosentris dalam bahasa Jepang dapat dibagi dengan jelas berdasarkan strukturnya sehingga dapat ditemukan unsur pembentuk (sintaksis) serta makna (semantik) yang dihasilkan dari frase tersebut. 1.5 Organisasi Penulisan Skripsi Penelitian ini ditulis dengan menggunakan struktur penulisan sebagai berikut: Bab I berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah yang merupakan alasan penulis untuk melakukan penelitian mengenai frase endosentris dalam bahasa Jepang, lalu tujuan penelitian sebagai sebuah target yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian yang dilakukan, serta metode penelitian dan teknik kajian yang akan digunakan oleh penulis untuk meneliti dan menganalisa frase endosentris. Bab II berisi teori-teori yang bersangkutan dengan frase endosentris, antar lain teori mengenai semantik, sintaksis dan frase endosentris itu sendiri, sebagai 9

landasan yang akan digunakan penulis sebagai patokan dalam menganalisa frase endosentris dalam bahasa Jepang, sehingga penelitian dapat dilakukan sesuai dengan teori yang ada, tanpa ada penyimpangan. Bab III berisi analisis penggunaan frase endosentris dalam bahasa Jepang, serta data yang telah dicari dan dianalisis mengenai frase endosentris. Bab VI berisi kesimpulan dari semua penelitian yang telah dilakukan. Format penulisan ini ditulis agar pembaca skripsi dapat membaca, menelusuri penelitian secara terstruktur, sehingga diharapkan pembaca skripsi dapat lebih mudah mengerti penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. 10