Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobin merupakan salah satu komponen sel darah merah yang berfungsi. pembentukan Hb yang mengakibatkan kondisi anemia.

Di bawah ini akan di terangkan macam-macam vitamin yang biasa difortifikasikan pada makanan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan perhatian lebih dibandingkan permasalahan kesehatan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I. PENDAHULUAN. fisiologis namun, berbagai penelitian hanya dilakukan pada mineral yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

I PENDAHULUAN. juta penduduk Indonesia (Siagian, 2003). Asupan yang cukup serta ketersediaan

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Mudjajanto dan Yulianti (2004). Roti tawar merupakan salah satu jenis roti yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

BLANSING. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Kerangka Pemikiran, dan (7) Hipotesis Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

111. KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, teksturnya yang lembut sehingga dapat dikonsumsi anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

Transkripsi:

Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as D ABSTRAK Vitamin A dan zat besi termasuk salah satu zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan asupan dan absorbsi zat gizi mikro dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan, pertumbuhan, dan mikro. ABSTRACT I. PENDAHULUAN Zat gizi mikro merupakan salah satu yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi memiliki peranan penting di dalam tubuh. Kekurangan asupan dan absorbsi zat gizi mikro dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan, pertumbuhan mental dan fungsi lainnya di dalam tubuh. Kekurangan zat gizi luas menimpa lebih dari sepertiga penduduk dan zat besi dapat menyebabkan risiko kematian dkk., 51

membantu zat besi untuk membentuk sel darah merah di dalam tubuh. Di Indonesia terdapat dkk., kekurangan zat besi di masa kehamilan. konsumsi makanan masyarakat mengandung zat gizi mikro dapat ditanggulangi dengan terbukti efektif untuk menanggulangi kekurangan gizi penduduk dengan menggunakan makanan yang umum dikonsumsi dan didukung strategi Vitamin A mudah rusak dengan adanya suhu merugikan sangat diperlukan untuk mendukung tersebut ialah dengan menggunakan teknologi enkapsulasi diharapkan meminimalisir interaksi sudah dienkapsulasi. II. DEFISIENSI VITAMIN A DAN ZAT BESI Vitamin A dan zat besi merupakan mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh. Kedua alami pada tubuh manusia. Vitamin A dapat produk tanaman sedangkan zat besi terdapat retinil palmitat sedangkan zat besi dinyatakan fungsi tersendiri di dalam tubuh. Vitamin A sangat penting untuk fungsi penglihatan, pertumbuhan, reproduksi, kulit dan sistem kekebalan tubuh dkk., dkk., pembentukan eritrosit oleh zat besi dalam A sangat baik untuk memelihara jaringan epitel dkk., dkk., A dan zat besi pada masyarakat mempunyai negara berkembang, persentase kekurangan meninggal setiap tahun karena kekurangan kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan PANGAN, Vol. 25 No. 1 April 2016 : 51-60

Tabel 1. III. FORTIFIKASI gizi mikro tertentu ke dalam bahan pangan bahan pangan yang bermanfaat bagi pangan umumnya digunakan untuk mengatasi masalah gizi mikro pada jangka menengah dan meningkatkan status gizi masyarakat melalui dkk., negara dengan kekurangan zat gizi mikro untuk Alimentarius Commission dilakukan tepat sasaran pada masyarakat yang dikonsumsi oleh masyarakat kurang gizi Di Indonesia komitmen terhadap tentang keamanan, mutu dan gizi pangan. merupakan langkah yang diambil pada saat terjadi kekurangan atau penurunan status gizi masyarakat. Sebagian besar program yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Di makanan olahan yang banyak dikonsumsi masyarakat dan dengan sistem distribusi dapat dilakukan dengan menambahkan

misalnya saja tepung, minyak goreng, atau dkk., dan tidak mengubah aroma, tekstur maupun rasa dari produk akhir. Di Indonesia terdapat 95 persen penduduk di negara berkembang negara mengkonsumsi terigu sebagai makanan mikro. Di negara berkembang, banyak jenis umum digunakan adalah retinil palmitat, retinil asetat, dan Tabel 2. mempengaruhi daya terima minyak goreng minyak goreng menggunakan retinil palmitat stabil, dan biayanya lebih murah dibandingkan dkk., merupakan salah satu dasar yang mendukung terbalik dengan sifat antioksidan pada, jika dikonsumsi dengan jumlah berlebih berbagai makanan, termasuk minyak sayur 54 PANGAN, Vol. 25 No. 1 April 2016 : 51-60

dkk. minyak kedelai yang diperkaya dengan retinil o bulan dapat dipertahankan sebanyak 99 persen. jika dipanaskan dengan tekanan dan suhu tinggi. Penggorengan dengan berulang kali dan penyimpanan dapat dipastikan mengakibatkan lainnya. Selain itu fero sulfat juga mempunyai sifat larut air, sehingga memudahkan untuk jagung, kedelai dan susu. Penyerapan fero fumarat hampir sama dengan fero sulfat jika diberikan dalam bentuk suplemen, namun jika mudah diserap tetapi harganya relatif mahal Tabel 3. Fero amonium sitrat digunakan dalam makanan formula bayi dan tepung terigu. Feri ortofosfat dan natrium feri pirofosfat digunakan untuk rendah. peningkatan penyerapan mikronutrien tersebut fero glukonat, fero laktat, fero ammonium sulfat berhasil dengan menggunakan zat besi larut air seperti fero sulfat menggunakan penambahan asam askorbat sebagai pendukung penyerapan di dalam bahan pangan akan menghasilkan 55

dapat mengkatalisis reaksi oksidatif sehingga menghasilkan bau dan aroma yang kurang tersebut di dalam tubuh. IV. MIKROENKAPSULASI sebagai lapisan pelindung dan menghambat yang dilindungi seperti proses pengolahan, dari paparan, teknik enkapsulasi juga berfungsi sebagai pengontrol sistem pelepasan suatu umum, berdasarkan ukurannya kapsul dibagi dari kapsulnya dapat dibagi menjadi kapsul, kapsul bilayer, kapsul berbentuk bulat, kapsul dengan beberapa bulatan, dan kapsul proses enkapsulasi mudah didapat dan harganya, dan dapat membentuk dapat digunakan sebagai enkapsulat sebagai dapat diaplikasikan pada makanan yang diakui beberapa potensi mikroenkapsulasi untuk digunakan dalam aplikasi industri pangan fungsi lain adalah untuk mengontrol difusi, untuk mengisolasi dan mengontrol pelepasan bahan tidak adanya interaksi dengan lingkungan Tabel 4. PANGAN, Vol. 25 No. 1 April 2016 : 51-60

kan berdasarkan mekanisme pembentukan beberapa proses juga dapat dikombinasikan, misalnya dalam pembentukan emulsi tunggal atau ganda diikuti dengan pengeringan semprot terbentuk dikategorikan sebagai m ikrokapsul posisi inti dan shell. menjadi ukuran atom dan kemudian kapsul terbentuk setelah terbentuknya se V. POTENSI FORTIFIKASI DENGAN MIKROENKAPSULAT sebagai sumber penyedia zat gizi mikro yang bermanfaat bagi masyarakat yang mengalami seperti garam, susu, keju, minyak dan beras. Gambar 1. Teknik yang paling umum dan yang paling mudah diaplikasikan dalam mengenkapsulasi bahan ialah dengan memakai pengeringan semprot. Teknik enkapsulasi dengan memakai pengeringan semprot dinilai murah dan efektif yang mudah rusak atau membutuhkan perlakuan menggunakan teknik enkapsulasi sangat efektif Ada beberapa proses yang diperlukan untuk menghasilkan mikrokapsul, yaitu pembentukan partikel inti diikuti dengan proses pelapisan. Pada teknik pengeringan semprot, yang biasa digunakan sebagai bahan pelindung adalah sudah terhidrolisis dan protein 4 dan diletakkan ke dalam pengering semprot kemudian dijadikan ukuran atom dengan Air yang berada di dalam pengering semprot dimana kasus kekurangan beberapa zat sekaligus dapat mengakibatkan penurunan besi dapat bereaksi dengan air menimbulkan dapat menjaga kestabilan kandungan zat gizi garam dilaporkan meningkat ketika yodium pengapsul yang baik untuk mengenkapsulasi

dari kemungkinan terjadinya oksidasi. Vitamin makanan kering memiliki harga yang lebih dalam bentuk kering sehingga dapat menekan biaya. Teknologi enkapsulasi dinilai efektif untuk Pada penelitian yang dilakukan oleh Akhtar, dan zink oksida memiliki hasil kadar air yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan zat besi dengan menggunakan enkapsulat lebih dapat mempertahankan ketersediaannya di dalam bahan pangan serta tidak mengubah penelitian yang berbeda, enkapsulasi zat besi, dalam menunjukkan tidak ada perubahan dengan menggunakan teknik enkapsulasi dengan teknik nonenkapsulasi dapat dilihat besi. VI. KESIMPULAN mikronutrien yang dapat menjadi bahan Teknik enkapsulasi dan nanoteknologi Pada berbagai penelitian dapat dilihat yang lebih stabil, tidak mengubah bahan kimia. Selain itu pembuatan mikroenkapsulasi DAFTAR PUSTAKA J Zool. Vol. Am J Clin Nutr Riset Kesehatan Dasar 2007 Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Ingredients. Dry Technol. PANGAN, Vol. 25 No. 1 April 2016 : 51-60

Am J Clin Nutr. Indonesia. Int J Vitam Nutr Res. Vol. Nutrition. Vol. 41 porto. Nutr Vol. Vol. Vol. Vitamin A Countries Ciência Rural. Am J Clin Nutr. Nutrients. Vol. 5 Vol.. Eur J. Clin Nutr. 59

Iron and Control. A guide for programme managers. Guidelines: A. Am J Clin Nutr BIODATA PENULIS : Windi Asterini, 1991. Pendidikan S1 sarjana teknologi pertanian dengan konsentrasi teknologi hasil pertanian dari Sugiyono Endang Prangdimurti PANGAN, Vol. 25 No. 1 April 2016 : 51-60