BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu speies serangga herbivor biasanya tidak menempati semua bagian tanaman,

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melebihi 80% dari hewan yang ada di dunia (Grimaldi dan Engel,

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Ulat Api Setothosea asigna Eecke (Lepidoptera: Limacodidae)

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bioindikator adalah kelompok atau komunitas organisme yang saling. keberadaan atau perilakunya sangat berhubungan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman akan tumbuh subur dengan seizin Allah SWT. Jika Allah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ujung batang atau tunas. Tanaman ini mempunyai bunga sempurna dengan

Pengorok Daun Manggis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat bagi tubuh berfungsi membantu memperlancar pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang banyak digemari masyarakat adalah caisim atau sawi hijau atau disebut juga sawi bakso karena biasanya dikonsumsi sebagai sayuran pelengkap bakso. Di Indonesia, sawi merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto, dkk.,2003). Tanaman sawi hijau termasuk dalam famili Cruciferae (kubis-kubisan). Tanaman ini bukan asli tanaman Indonesia, melainkan berasal dari daerah Mediterania (Opena dan Tay, 1994 dalam Nurlenawati, 2007). Varietas sawi hijau yang digunakan pada penelitian ini adalah sawi hijau varietas tosakan. Sawi hijau varietas tosakan dapat dipanen pada umur 22 hari setelah tanam, tinggi tanaman 40 cm, warna tangkai putih kehijauan, jumlah daun 12 helai, bentuk daun eliptik, memiliki potensi hasil rata-rata 400 gram per tanaman, ciri yang paling khas sawi hijau varietas tosakan dibanding dengan tanaman sawi hijau varietas lain adalah memiliki warna daun hijau muda, biasanya tanaman sawi hijau yang banyak di budidayakan adalah tanaman sawi hijau warna daunnya hijau tua. Selain warna daun, ciri khas dari varietas tosakan adalah memiliki rasa daun yang tidak pahit, sehingga varietas tosakan ini banyak 1

2 digemari oleh masyarakat (East West Seed Indonesia, 2006). Meskipun tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik akan tetapi tanaman sawi juga rentan terhadap hama dan penyakit salah satunya kutu anjing (Phyllotreta vittata F) (Kartohardjono, dkk.,2007). Phyllotreta vittata umumnya dikenal dengan kutu anjing atau leaf beetle merupakan hama yang berasal dari filum Arthropoda, kelas Insect, ordo Coleoptera dan termasuk dalam family Chrysomelidae. Serangga yang termasuk dalam family Chrysomelidae pada fase larva maupun imago umumnya bersifat fitofag, namun banyak dari anggotanya yang termasuk dalam spesies hama yang serius yang dapat merusak tanaman bahkan sampai menyebabkan gagal panen. Perilaku yang umum dari serangga Chrysomelidae adalah mengumpulkan dedaunan, dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Kumbang ini berwarna coklat kehitaman dengan sayap bergaris kuning. Panjang kumbang 2 mm. Telur diletakkan berkelompok pada kedalaman l-3 cm di tanah. Panjang larva 3-4 mm. Pupanya berada pada kedalaman tanah 5 cm. Daur hidupnya 3-4 minggu. Daun yang terserang Phyllotreta vittata berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan (Zaka, 1991 dalam Susniahti, 2005). Serangga dalam mempertahankan kelangsungan hidup memerlukan makanan, banyak aktivitas serangga yang berkaitan dengan makanan, menemukan makanan dan memakan, kelakuan makan seekor serangga, apa yang dimakan dan bagaimana serangga itu makan, biasanya menentukan kepentingan ekonomik serangga. Serangga hama yang menyerang tanaman atau makan pada

3 bagian tanaman tertentu merupakan serangga fitofagus (Borror, 1996). Cara hidup serangga fitofagus beragam ada yang hidup di permukaan tanaman, tinggal dalam jaringan tanaman dengan cara mengebor, ada juga yang hidup di dalam tanah di sekitar perakaran. Oleh karena itu pada setiap tanaman dapat hidup bermacammacam serangga. Serangga tersebut akan mendiami tempat yang paling sesuai bagi pemenuhan persyaratan hidupnya. Tempat yang paling sesuai tersebut dinamakan mikrohabitat. Pada mikrohabitat tersebut serangga akan terkonsentrasi dan beradaptasi baik secara fisiologi, struktural dan perilaku yang sering disebut relung ekologi. Relung ekologi suatu makhluk hidup tidak hanya tergantung pada tempat hidup tetapi juga pada apa yang diperbuat. Jenis serangga yang dapat beradaptasi paling baik akan dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal. Untuk menekan kehadiran hama serangga bahkan mengendalikan populasinya supaya tidak berkembang semakin banyak para petani menggunakan insektisida. Insektisida yang digunakan pada tanaman sawi ini adalah jenis Deltametrin dengan merek dagang Decis 2,5 ec. Decis adalah insektisida non sistemik, yang bekerja pada serangga dengan cara kontak langsung dengan saluran pencernaan. Decis menguasai spektrum besar dari serangga hama yang berbeda seperti Lepidoptera, Homoptera, dan Coleoptera. Decis juga aktif untuk beberapa serangga hama dari kelas lain seperti Hemiptera (hama), Orthoptera (belalang), Diptera (lalat) dan Thysanoptera (thrips.) ( Zein, 2006).

4 Dalam surat Qaaf ayat 7-11 Allah menerangkan bahwa yang artinya Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan (Q.S Qaaf 50:7-11) Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menghamparkan bumi dan gunung- gunung dilengkapi dengan berbagai jenis tumbuhan dan tanaman sebagai rizki karunia Allah bagi manusia. Bumi, gunung-gunung, air dan segala macam tanaman dan tumbuhan yang sangat indah dan berguna bagi manusia itu harus menjadi pelajaran dan peringatan bagi manusia. Manusia harus memikirkan ciptaan-ciptaan Allah untuk kesejahteraan hidup dan kemajuannya, dan harus ingat bahwa dengan kekuasaan dan kehendak Allah SWT semua manusia akan mati dan akan dibangkitkan kembali di hari kemudian. Manusia harus bersyukur nikmat karunia Allah itu, dan beribadah kepada-nya.

5 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada bagian mana mikrohabitat Phyllotreta vittata pada tanaman sawi hijau? 2. Bagaimana relung ekologi Phyllotreta vittata pada tanaman sawi hijau? 3. Bagaimana populasi Phyllotreta vittata pada tanaman sawi hijau yang berkoeksistensi dengan serangga yang lain yang menempati relung dan mikrohabitat yang sama? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui mikrohabitat Phyllotreta vittata pada tanaman sawi hijau. 2. Mengetahui relung ekologi Phyllotreta vittata pada tanaman sawi hijau. 3. Mengetahui koeksistensi Phyllotreta vittata dengan hama serangga yang lain yang menempati relung dan mikrohabitat yang sama. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui mikrohabitat dan relung ekologi Phyllotreta vittata sehingga dapat memberi kemudahan pada para petani untuk mengatasi serangan hama yang menyerang tanaman sawi hijau.

6 2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan hama serangga pada tanaman sawi hijau. 3. Dengan mengetahui relung ekologi Phyllotreta vittata pada tanaman sawi diharapkan para petani dapat melakukan penyemprotan insektisida alami maupun buatan diwaktu dan lokasi yang tepat pada saat Phyllotreta vittata tersebut melakukan aktifitasnya. 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN Mikrohabitat adalah lingkungan yang paling cocok dan paling akrab hubungannya dengan hewan. Mikrohabitat yang dimaksud dalam hal ini adalah bagian-bagian tanaman sawi yang ditempati oleh serangga hama meliputi bagian batang, daun, bunga dan buah. Relung ekologi adalah status fungsional hewan itu dalam habitat yang ditempati berdasarkan adaptasi fisiologi, struktural dan perilaku. Untuk membatasi dimensi biotik relung ekologi, pemisahan relung ekologi yang akan diamati adalah pemisahan relung makan dan relung aktivitas serangga hama. Relung makan meliputi status fungsional serangga hama berdasarkan makanannya pada bagian tanaman sawi. Relung aktivitas meliputi status fungsional serangga hama tersebut berdasarkan waktu aktif pada siang atau malam hari (Odum, 1993). Relung ekologi tidak dapat terpisahkan dari habitat dan kompetisi antar spesies, seperti yang dikatakan Odum (1993) menganalogikan habitat dan relung ekologi jika habitat suatu organisme adalah alamatnya, relung adalah pekerjaannya. Dapat dikatakan bahwa relung ekologi dan mikrohabitat berkaitan erat dan saling

7 terkait. Gause menyatakan bahwa populasi berbagai jenis dengan keperluan sumber daya yang sama tidak dapat berkoeksistensi untuk waktu yang tidak terbatas dan bahwa hal ini akan menyebabkan terjadinya pemisahan relung ekologi dalam pemanfaatan sumber daya (Desmukh, 1992). 1.6 HIPOTESIS Berdasarkan dari rumusan masalah di atas dapat diambil hipotesis yaitu: 1. Mikrohabitat Phyllotreta vittata pada tanaman sawi hijau terdapat pada bagian daun dan batang tanaman sawi hijau sesuai dengan tipe mulutnya yang pengunyah dan pengigit. 2. Relung aktivitas Phyllotreta vittata adalah pada siang hari (diurnal) dimana Phyllotreta vittata dapat tumbuh pada saat suhu sedang mencapai puncaknya. 3. Terdapat pemisahan relung ekologi dalam pemanfaatan sumber daya dari Phyllotreta vittata dengan hama serangga yang lain karena tidak dapat berkoeksistensi untuk waktu yang tidak terbatas.