Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Uji Aktivitas Antikanker (Diastuti, dkk) UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : 12-20

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

Fraksinasi dan uji aktivitas ekstrak akar Piper sarmentosum Roxb. ex Hunter terhadap jamur Candida albicans

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI n-heksana : KLOROFORM DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG MANGROVE (Rhizopora mucronata) PADA SEL KANKER MYELOMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL C. UJI FITOKIMIA KULITBUAH Rizophora mucronata

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL C. UJI FITOKIMIA KULIT BUAH Bruguiera gymnorrhiza

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

3 Percobaan dan Hasil

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

PINGKAN MARSEL

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

Musyarrifah, Asriani Ilyas, dan Maswati Baharuddin Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

3. METODOLOGI PENELITIAN

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

Isolasi dan Identifikasi (Suwandri, dkk)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

Bab III Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

FRAKSINASI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Rhizophora mucronata DAN UJI DAYA HAMBATNYA TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

3 Metodologi Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

Transkripsi:

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61 FRAKSINASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIKANKER EKSTRAK KULIT BATANG Rhizopora mucronata SERTA UJI TOKSISITASNYA TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Hartiwi Diastuti, Suwandri Program Studi Kimia, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ABSTRACT Investigation the anticancer potency of R. mucronata has not been carried yet. This research were aimed to extract the bioactive compound of R. mucronata with various organic solvents, examine their toxicity againts A. salina Leach larv. and identify the toxic compounds from R. mucronata steam bark. The extraction of R. mucronata steam bark were peformed by maseration with n- hexane, chloroform, ethylacetate and methanol, repectively. The extracts were examined their toxicity againsts A. salina Leach larv. The highest activity extracts was fractionated performed by coloumn chromatography. The fractions respectively was examined their toxicity againts A. salina Leach larv. Identification of toxic compound was carry out using gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS). The chloroform extracts of R. mucronata had toxic character. Toxicity test to A. salina Leach larv. The Result showed that the chloroform fraction 1 (C1) of R. mucronata steam bark had LC 50 equal to 301.50 ppm. Phytochemical study showed that the active fractions contained terpenoid. Bioactive compound from R. mucronata steam bark were dioctyl phthalate and cyclopropyle azulene decahydro-1,1,7-trimethyl-4-methylene. Keywords : R. mucronata steam bark, anticancer, Artemia salina Leach. PENDAHULUAN Tumbuhan mangrove yang menempati kurang lebih 4 juta hektar wilayah Indonesia, merupakan sumber bahan obat tradisional yang dapat digunakan sebagai sumber senyawa bioaktif diantaranya golongan tanin, saponin, terpenoid, alkaloid dan steroid dengan aktivitas sebagai anti mikroba, antifungi, antivirus, antitumor, insektisida dan antileukemia (Soetarno, 2000 dan Ranutriwijaya, 1994). Pemanfaatan tanaman mangrove sebagai bahan obat tradisional telah lama digunakan oleh masyarakat dalam terapi penyakit gastroenteritis dan anti kanker. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai anti kanker adalah kulit batang, akar, daun, bunga dan buah (Saputra,2000). Tumbuhan mangrove juga menempati sekitar 15.000 hektar wilayah pantai Cilacap yang sebagian besar belum dikaji potensinya secara ilmiah. Salah satu famili tanaman mangrove yang tumbuh di pantai Cilacap yang diketahui berpotensi sebagai tananam obat adalah famili Rhizophoraceae. Warsinah, et al, (2005) melaporkan hasil penelitiannya tentang ekstrak etanol kulit batang B. gymnorhiza yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker Hela dengan nilai LC 50 sebesar 301,78 µg/ml dan sel Myeloma dengan LC 50 sebesar 582 µg/ml secara invitro. Ningsih, et al, (2006) dalam penelitiannya melaporkan adanya aktivitas antimikroba pada tanaman Rhizopora mucronata. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman 54

Fraksinasi dan Identifikasi (Hartiwi Diastuti dan Suwandri) yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba, berpotensi pula sebagai antikanker, karena diduga toksisitas yang dimilikinya dapat pula bekerja pada fase tertentu dari siklus sel kanker (Lisdawati, 2002). Ghosh et. al (1985) melaporkan adanya senyawa steroid, triterpenoid, alkaloid, flavonoid, tanin, katekat, kuinon dan antosianidin pada tanaman R. mucronata. Uji toksisitas ekstrak kulit batang R. Mucronata terhadap larva instar V H. Armigera yang dilaporkan oleh Nursal dan Pasaribu (2003) diketahui bahwa ekstrak etanol kulit batang R. Mucronata memiliki LC 50 3,22% pada suhu 30 0 C dan LC 50 % pada suhu 24 0 C. Uji toksisitas tersebut menunjukkan bahwa kulit batang R. Mucronata dapat digunakan sebagai insektisida. Kanker merupakan salah satu ancaman utama di bidang kesehatan. Usaha penyembuhan kanker dengan obat (farmakoterapi) atau dengan senyawa kimia (khemoterapi) pada umumnya belum mampu memberikan hasil yang memuaskan, sehingga diupayakan caracara pengobatan alternatif antara lain dengan obat tradisional (Ma at, 2004). Cara pengobatan dengan menggunakan tanaman obat tradisional tersebut umumnya belum mempunyai dasar rasional baik secara laboratoris maupun klinis. Penelitian terhadap tumbuhan mangrove famili Rhizophoraceae, di antaranya pada spesies R. mucronata belum banyak dilaporkan, terutama kajian senyawa kimianya yang berpotensi sebagai antikanker. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan uji pendahuluan terhadap ekstrak kulit batang R. mucronata tentang potensinya sebagai antikanker dengan metode uji kematian larva udang (Brine Shrime Lethality Test (BSLT)). Penelitian dilakukan dengan cara mengekstraksi kulit batang R. Rhizophora dengan metanol kemudian difraksinasi dengan beberapa pelarut yang berbeda kepolarannya (n-heksana, kloroform, dan etil asetat) serta menguji toksisitas setiap fraksi ekstrak sampel secara in vitro terhadap larva udang (Artemia salina Leach). Manfaat penelitian ini adalah memberikan landasan ilmiah mengenai potensi anti kanker ekstrak kulit batang R. mucronata. Penemuan obat antikanker dengan agen fitoterapi menjadi penting artinya, karena dapat memberikan alternatif terapi dengan biaya yang jauh lebih murah dan seringkali memiliki efek samping yang lebih kecil. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang R. mucronata dari pantai Tritih Cilacap Jawa Tengah, larva udang A. salina Leach, DMSO (dimetil sulfoksida), metanol, etanol, etil asetat, kloroform, dan n-heksana, silika gel untuk kolom kromatografi, pelat KLT serta kulit udang putih, HCl, NaOH, NaOCl, kultur murni bakteri S. aureus ATCC 25293, nutrisi cair (NB), nutrisi padat (NA), akuades dan akuabides. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium, kolom kromatografi, rotary evaporator, wadah biakan larva A. salina, lampu, kain hitam, kawat kassa dan GC-MS. Prosedur Penelitian Ekstraksi dan Fraksinasi Serbuk Kulit Batang R. mucronata Kulit batang segar yang telah dibersihkan dari kotoran yang menempel, dikeringkan di tempat terbuka kemudian digiling halus. Serbuk kering yang diperoleh (500 g) dimaserasi dengan n- heksana selama 48 jam pada suhu kamar. Ekstrak disaring, kemudian pelarutnya diuapkan dengan rotary evaporator. 55

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61 Residu dikeringkan, selanjutnya diekstraksi kembali berturut-turut dengan pelarut kloroform, etil asetat dan metanol. Ekstraksi dengan pelarut bertingkat dimaksudkan untuk mendapatkan atau memisahkan ekstrak tumbuhan berdasarkan polaritas senyawanya. Masing-masing ekstrak yang terlarut dalam n-heksana, kloroform, etil asetat dan metanol diuapkan pelarutnya. Ekstrak yang telah kering selanjutnya diuji toksisitasnya terhadap larva udang. Ekstrak dari pelarut tertentu yang memiliki toksisitas tertinggi digunakan untuk tahap isolasi dan identifikasi senyawa kimianya. Ekstrak dari pelarut yang memiliki toksisitas terbesar selanjutnya di kromatografi kolom menggunakan silika gel 60 GF 254 sebagai penyangga fasa diam. Elusi dilakukan melalui elusi sistem gradien kepolaran dengan eluen yang sesuai. Fraksi hasil kromatografi kolom diuji KLT untuk mengidentifikasi komponen kimia dari setiap fraksi. Setiap fraksi yang sama digabung menjadi satu. Setiap fraksi gabungan diuji toksisitasnya terhadap larva udang A. salina Leach. Fraksi dengan aktivitas tertinggi diidentifikasi kandungan senyawa kimianya dengan pereaksi warna dan GC- MS. Uji Toksisitas dengan Metode Uji Kematian Larva Udang (Dwiatmaka, 2000) Telur A. salina direndam ke dalam aquades selama 1 jam, telur yang tenggelam diambil untuk ditetaskan dalam air laut. Penetasan telur udang dilakukan dalam aquarium yang diberi aerasi selama 48 jam. Aquarium dibagi dua bagian dengan sekat kawat kassa. Satu bagian diberi telur udang dan ditutup dengan kertas karbon sedang bagian yang lain diberi penerangan dengan lampu. Larva akan bergerak dari tempat gelap ke tempat terang. Tabung berisi 10 ml air laut dan ekstrak disiapkan untuk memindahkan larva sebanyak 10 ekor, kemudian diamati jumlah larva udang yang mati kemudian dilanjutkan dengan penghitungan nilai LC 50. Ekstrak uji dibuat dengan konsentrasi 1000, 500,, dan μg/ml. Beberapa tetes DMSO dapat ditambahkan untuk membantu kelarutan ekstrak yang nonpolar. Uji Golongan Senyawa Kimia Fraksi Aktif (Harborne, 1987) Uji flavonoid Larutan sampel ditambah dengan serbuk magnesium (pereaksi Shinoda) kemudian diberi beberapa tetes HCl pekat. Adanya senyawa flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya warna oranye, merah muda dan ungu. Uji terpenoid Larutan sampel diteteskan ke dalam larutan Lieberman Buchard. Adanya senyawa terpenoid ditunjukkan dengan timbulnya warna biru, hijau, merah atau oranye. Uji alkaloid Larutan sampel ditambah dengan pereaksi Mayer selanjutnya ditambah beberapa tetes asam. Adanya alkaloid ditunjukkan dengan timbulnya endapan putih sampai kekuningan. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Batang R. mucronata Ekstraksi serbuk kulit batang R. mucronata (500 g) dilakukan dengan cara sokletasi berturut-turut menggunakan pelarut n- heksana, kloroform, etil asetat dan metanol. Setiap ekstrak yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dengan evaporator. Jumlah ekstrak kering dari kulit batang R. mucronata untuk masingmasing pelarut disajikan pada Tabel 1. 56

Fraksinasi dan Identifikasi (Hartiwi Diastuti dan Suwandri) Tabel 1. Hasil ekstraksi kulit batang R. mucronata Ekstrak Jumlah ekstrak (g) Rendemen (%) n-heksana 2,31 0,46 Kloroform 3,00 0,60 Etil Asetat 7,47 1,49 Metanol 48,30 9,66 Masing-masing ekstrak diuji toksisitasnya terhadap larva udang A. salina Leach untuk mengetahui nilai LC 50 dari masing-masing ekstrak. Data hasil uji toksisitas selengkapnya disajikan pada Lampiran 1 dan nilai LC 50 terhadap larva udang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Nilai LC 50 ekstrak kulit batang R. mucronata. Ekstrak LC 50 (ppm) n-heksana 3014,98 Kloroform 744, 31 Etil Asetat 1876,53 Metanol 1063,41 Hasil uji toksisitas ekstrak n- heksana, kloroform, etil asetat dan metanol berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa ekstrak kloroform memiliki toksisitas tertinggi yaitu 744,31 ppm dan dinyatakan bersifat toksik serta berpotensi sebagai antikanker karena memiliki nilai LC 50 kurang dari 1000 ppm. Sedangkan ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol bersifat tidak toksik karena memiliki nilai LC 50 lebih besar dari 1000 ppm. Ekstrak kloroform selanjutnya difraksinasi dengan kromatografi kolom menggunakan eluen n-heksan dan kloroform dengan perbandingan bervariasi berdasarkan urutan polaritas, dari polaritas terendah sampai dengan polaritas tertinggi. Hasil fraksinasi ekstrak kloroform menghasilkan 4 (empat) fraksi utama yaitu fraksi I, II, III dan IV, selanjutnya ke empat fraksi diidentifikasi dengan KLT menggunakan eluen kloroform : metanol = 9 : 1. Noda yang tampak pada KLT dihitung nilai Rf nya, kemudian diidentifikasi dengan lampu UV. Hasil KLT dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil KLT fraksi ekstrak kloroform. Fraksi Rf Warna noda (lampu UV) I 0,80 Ungu II 0,80 Ungu III 0,52 0,88 IV 0,52 0,88 Ungu Ungu Ungu Ungu Berdasarkan hasil KLT di atas, fraksi I dan II memiliki nilai Rf dan warna noda yang sama, sedangkan fraksi III memiliki profil yang sama dengan fraksi IV. Setiap fraksi dengan profil yang sama kemudian digabung sehingga diperoleh dua fraksi gabungan yaitu fraksi C1 dan fraksi C2. Fraksi C1 dan fraksi C2 selanjutnya diuji toksisitasnya terhadap larva A. salina untuk mengetahui nilai LC 50 dari masing-masing fraksi. Data hasil uji toksisitas terhadap larva A. salina dapat dilihat pada Lampiran 4 Berdasarkan data uji toksisitas diperoleh nilai LC 50 untuk fraksi C1 yaitu sebesar 301,50 ppm sedangkan nilai LC 50 untuk fraksi C2 sebesar 336,67 ppm. Fraksi dengan nilai LC 50 terbesar yaitu fraksi C1 selanjutnya diidentifikasi senyawa kimianya dengan pereaksi warna untuk mengetahui golongan senyawanya dan dengan GCMS (Gas Chromatography 57

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61 Mass Spectrometer) untuk mengetahui tingkat pemisahan senyawa dan jenis senyawa kimianya. Identifikasi Senyawa Kimia Fraksi Aktif (C1) Uji golongan senyawa Uji kualitatif golongan senyawa kimia dimaksudkan untuk mengetahui komponen kimia dari fraksi aktif yaitu fraksi C1 dari ekstrak metanol kloroform kulit batang R. mucronata yang bersifat toksik terhadap larva A. salina. Adapun hasil uji golongan senyawa kimia fraksi C1 kulit batang R. mucronata dapat dilihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil Uji kualitatif golongan senyawa ekstrak etanol R. Mucronata Hasil uji dengan pereaksi warna menunjukkan bahwa fraksi kloroform ekstrak metanol kulit batang R. mucronata positif terhadap terpenoid sedangkan uji terhadap adanya senyawa flavonoid dan alkaloid diperoleh hasil negatif (tidak teridentifikasi). Analisis dengan GC-MS Hasil analisis fraksi C1 dengan GC-MS menunjukkan bahwa fraksi C1 minimum mengandung 2 senyawa yang ditunjukkan dengan adanya 2 puncak utama pada kromatogram yaitu pada waktu retensi 18,80 menit dan 23,08 menit. Kromatogram fraksi C1 dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Sampel Flavonoid Terpenoid Alkaloid Fraksi C1 -- (coklat) + + (biru-ungu) -- (coklat) Gambar 1. Kromatogram fraksi C1 Hasil identifikasi senyawa berdasarkan spektrum massa menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut adalah senyawa dari golongan ester aromatik dikarboksilat yaitu dioktilftalat dan senyawa dari golongan terpenoid azulena yaitu dekahidro-1,1,7-trimetil-4-metilena- 58

Fraksinasi dan Identifikasi (Hartiwi Diastuti dan Suwandri) siklopropil azulena. Spektrum massa dari kedua senyawa di atas dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2. Spektrum senyawa dioktilftalat Gambar 3. Spektrum senyawa dekahidro-1,1,7-trimetil-4-metilena-siklopropil azulena KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan : 1. Hasil uji toksisitas terhadap larva udang A. salina menunjukkan bahwa ekstrak kloroform memiliki nilai LC 50 tertinggi yaitu 744,31 ppm. 2. Hasil fraksinasi ekstrak kloroform diperoleh fraksi C1 dan fraksi C2 dengan nilai LC 50 untuk fraksi C1 adalah sebesar 301,50 ppm sedangkan nilai LC 50 untuk fraksi C2 sebesar 336,67 ppm. 3. Hasil identifikasi senyawa dengan GC-MS menunjukkan bahwa fraksi C1 mengandung 2 senyawa dari golongan ester aromatik dikarboksilat yaitu dioktil ftalat dan senyawa dari golongan terpenoid azulena yaitu dekahidro-1,1,7- trimetil-4-metilena-siklopropil azulena. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Jurusan MIPA Unsoed yang telah memberi dana penelitian melalui dana DIPA MIPA Unsoed. 59

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61 DAFTAR PUSTAKA Dwiatmaka, Y. 2000. Skrining Tanaman Berkhasiat Antikanker dengan Metode BST. Santa Darma. Yogyakarta. Ghosh, A, S. Misra, AK. Duta, and A.Choudhury. 1985. Pentacyclic triterpenoids and Sterols from Seven Species of Mangrove. Phytochemistry. 24(8):1725-1727. Harborne JB, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Modern Menganalisis Tumbuhan, Edisi II, Penerbit ITB. Bandung. Lisdawati, V. (2002). Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl), Toksisitas, Efek Antioksidan dan Efek Antikanker berdasarkan Uji Penapisan Farmakologi. http://ver.mahkotadewa.com/vfc /Vivi. htm. diakses tanggal 3 Juni 2007. Ma at, S. 2004. Obat Tradisional Untuk Pelayanan Kesehatan Formal. Prosiding Seminar Nasional. Tanggal 5 September 2004. Surabaya. P. 45-49. Ningsih, D.R, Warsinah, dan Suwandri. 2006. Fraksinasi Ekstrak Metanol Kulit Batang Rhizophora mucronata dan Uji Daya Hambatnya Terhadap Bakteri Escherechia coli. Molekul I(1) : 30-35. Nursal dan N. Pasaribu.2003. Indeks Nutrisi Larva Instar V. Heliothis armigera Hubner pada Makanan yang Mengandung Ekstrak Kulit Batang Bakau (Rhizopora mucronata) dan Temperatur yang Berbeda. http:/library.usu.ac.id/modules.ph p. Diakses 31 Mei 2007. Ranutriwijaya, N. 1994. Telaah Fitokimia Daun Bakau (Rhizopora mucronata. Lamk). http//ftp.ui.edu/bebas/v12.artikel/t tg tanaman-obat/depkcs-2/buku 10.pdf. Diakses 31 Mei 2007. Saputra, K., Ma at, S., and Soedoko, R., 2000. Terapi Biologi Untuk Kanker. Airlangga University Press. Surabaya. Soetarno, S.2000. Potensi dan Manfaat Tumbuhan Mangrove sebagai Sumber Bahan Bioaktif. Acta Pharmaceutica Indonesia. 12 (4) : 84-103. Warsinah, P. Lestari, Trisnowati, 2005, Isolasi Senyawa Bioaktif pada Kulit Batang B. gymnorhiza Sebagai Bahan Antikanker. Laporan Penelitian Dasar. Program Sarjana MIPA UNSOED, tidak dipublikasikan 60 54

Fraksinasi Molekul, dan Vol. Identifikasi 4. No. 2. (Hartiwi November, Diastuti 2009 : dan 54 - Suwandri) 61 Lampiran 1. Data uji toksisitas ekstrak kulit batang R. mucronata terhadap A. salina Leach Konsentrasi Ekstrak ( g/ml) Heksana 500 Rata-rata hidup 8,00 8,70 8,70 8,70 % mati log. kons LC 50 ( g/ml) 20,00 13,30 13,30 3014,98 13,30 Kloroform 500 5,00 7,30 7,70 8,00 50,00 26,70 23,70 20,00 744,32 Etil asetat 500 6,00 7,30 5,70 7,70 40,00 26,70 43,30 33,30 1876,531 Metanol 500 4,00 7,00 8,30 7,70 60,00 30,00 16,70 33,30 1063,406 Lampiran 2. Data uji toksisitas fraksi kloroform (C) kulit batang R. mucronata terhadap A. salina Leach Fraksi Konsentrasi ( g/ml) Rata-rata hidup % mati log. kons LC 50 ( g/ml) C1 1000 500 3,33 4,00 7,67 9,00 9.00 66,70 60,00 23,33 10,00 10,00 3,00 301,503 C2 1000 500 0,67 4,00 7,00 8,33 8,67 93,30 60,00 30,00 16,70 13,30 3,00 336,675 61 54