ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA KENJERAN JALAN KENJERAN SURABAYA. Abstrak

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PEMETAAN SEBARAN TINGKAT KEBISINGAN DIKAITKAN DENGAN JUMLAH KENDARAAN DAN PEMANFAATAN LAHAN DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DIKAITKAN DENGAN TATA GUNA LAHAN DI JL. ARIF RACHMAN HAKIM SURABAYA

Kajian Tingkat Kebisingan Komplek Permukiman di Ruang Peruntukan Perdagangan Dan Jasa Di Kota Jambi.


Prasyarat Periode Metode Baku Mutu Jarak

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPO RTASI DI JALAN KALIWARO N - KALIKEPITNG, SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

JL. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

BAB III METODE PENELITIAN. ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Kebisingan

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

Analisis Kebisingan Terhadap Kegiatan Perkuliahan di Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau

ANALISA TINGKAT DAN DAMPAK KEBISINGAN PADA FASILITAS UMUM (STUDI KASUS UNTUK SMPN 7 MEDAN)

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

KAJIAN EFISIENSI RUKO SEBAGAI BARRIER UNTUK MEREDUKSI KEBISINGAN AKIBAT AKFTIFITAS TRANSPORTASI DI JALAN RAYA MULYOSARI, SURABAYA

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

Kata kunci: Kebisingan, Mall Panakkukang, Makassar, kontur, kuesioner.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

KONSEP DASAR AKUSTIK; untuk Pengendalian Kebisingan Lingkungan, oleh Dodi Rusjadi Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

PERANCANGAN ISOLASI ENCLOSURE DAN BARRIER UNTUK SISTEM REFINERY PADA PERUSAHAAN MIGAS

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

ANALISIS KEBISINGAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN DENGAN KELANDAIAN MEMANJANG (Studi kasus: Ruas Jalan Mahendradata)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 176 TAHUN 2003

SUPADI NIM : NIRM :

PROYEK AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT JL. URIP SUMOHARJO JL. RAYA DARMO JL. PANDEGILING SURABAYA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

A ALISIS ILAI KEBISI GA DARI KEGIATA TRA SPORTASI DI KOTA PEKA BARU

Jurnal Spektran Vol. 3, No. 2, Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

Joko Purwadi NIM : S

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

PENGARUH VOLUME LALULINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA GEDUNG SEKOLAH

HUBUNGAN KECEPATAN, KEPADATAN DAN VOLUME LALU LINTAS DENGAN MODEL GREENSHIELDS (STUDI KASUS JALAN DARUSSALAM LHOKSEUMAWE)

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur yang melintasi Lereng Gunung Lawu. tajam, turunan dan tanjakan yang curam.

BAB IV ANALISA DAN HASIL

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

BAB IV ANALISA PENELITIAN. Kebon Jeruk - Simprug dan arah Simprug - Kebon Jeruk. Total. rabu dan jum at. Pengambilan waktu dari pukul

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

TARAF INTENSITAS BUNYI KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA PADA AKTIVITAS PENGUKURAN SIANG HARI. Jumingin

Sound Topography Pola Kebisingan Suara di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH

PEMODELAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI SDN NUSA INDAH 1 BATI BATI NOISE LEVEL MODEL FLOW DUE TO TRAFFIC AT SDN NUSA INDAH 1-BATI BATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, misalnya peningkatan dan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. i ii iii. vi viii BAB I

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...

STUDI TINGKAT KEBISINGAN PADA SMP NEG. 6 DI KOTA MAKASSAR

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

POTENSI MATERIAL LANTAI HALAMAN DALAM MEREDUKSI KEBISINGAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG PADA DINDING PENGHALANG TERHADAP PENGURANGAN SPL

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

DAMPAK KEBISINGAN AKIBAT PEMBANGUNAN JALAN LAYANG

Transkripsi:

ARDHINA NUR HIDAYAT (3308100066) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT. Evaluasi Perubahan Tingkat Kebisingan Akibat Aktivitas Transportasi Dikaitkan Dengan Tata Guna Lahan Di Kawasan Dharmawangsa Surabaya

Latar Belakang Kawasan Dharmawangsa Surabaya merupakan salah satu lokasi yang telah banyak mengalami perubahan fungsi tata guna lahan selama ± 6 tahun. Peningkatan jumlah alat transportasi yang tidak diimbangi dengan perkembangan jalan sebagai media mobilisasi kendaraan bermotor sehingga menyebabkan padatnya arus lalu lintas. Kawasan awalnya merupakan Pemukiman kemudian menjadi kawasan Perdagangan dan Jasa sehingga dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Dharmawangsa dan dapat mempengaruhi kemacetan dan intensitas kebisingan.

Rumusan Masalah Seberapa besar tingkat kebisingan yang terjadi di kawasan Dharmawangsa Surabaya? Bagaimanakah korelasi tingkat kebisingan dengan aktivitas lalu lintas transportasi apabila dikaitkan dengan perubahan tata guna lahan di wilayah studi? Bagaimanakah jenis barrier yang sesuai guna meminimalisir kebisingan di kawasan Dharmawangsa Surabaya?

Tujuan Penelitian Mengukur tingkat kebisingan di kawasan Dharmawangsa Surabaya dan membandingkannya dengan standar baku mutu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.48/ MENLH / PER / XI / 1996. Menentukan korelasi perubahan tingkat kebisingan dengan perubahan aktivitas transportasi dan tata guna lahan di wilayah studi. Pemilihan jenis barrier yang efektif guna meminimalisir intensitas kebisingan di kawasan Dharmawangsa Surabaya.

Manfaat Mengetahui pengaruh tingkat kebisingan terhadap aktivitas lalu lintas transportasi di wilaya studi selama kurun waktu ± 6 tahun. Memperoleh peta pola persebaran tingkat kebisingan yang berasal dari program Surfer 10 apakah melebihi standar baku mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/PER/XI/1996. Mengetahui seberapa besar fungsi barrier guna meminimalisir tingkat kebisingan yang terjadi di wilayah studi.

Ruang Lingkup Penelitian kebisingan dilakukan di sepanjang kawasan Dharmawangsa Surabaya. Pengambilan sampel menggunakan alat SLM (Sound Level Meter), stop watch, dan GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik koordinat suatu area. Pengukuran level bunyi dilakukan pada sumber bising, terutama sumber bising dari transportasi yang berada di wilayah studi tanpa memperhatikan arah dan kecepatan angin tetapi yang terpenting yaitu memperhatikan cuaca/iklim. Pengukuran level bunyi dilakukan selama dua minggu dalam jangka waktu 4 hari setiap minggunya sesuai dengan interval waktu yang telah ditetapkan. Pemetaan pola tingkat kebisingan dengan menggunakan program Surfer 10. Pemberdayaan serta pemilihan alternatif barrier yang menunjang guna mereduksi tingkat kebisingan di lokasi sampling tersebut.

Metodologi Penelitian

Lokasi Penelitian

Hasil Pengukuran Tingkat (contoh: Titik 1 pada Hari Senin interval 03.00-06.00/interval 2)

Perhitungan Leq Dimana: T = 600 (Lama waktu sampling, selama 10 menit/ 600 detik) Li = Level kebisingan hasil pembacaan ti = 5 (interval waktu tiap 5 detik sekali)

Perhitungan Ls Rumus: T = 16 (lamanya waktu sampling, yaitu 16 jam) Li = Level kebisingan hasil pembacaan tiap interval (data yang diinputkan adalah L 3, L 4,L 5, dan L 6 ) ti = 4 ( interval pengambilan sampling yaitu tiap 4 jam)

Perhitungan Lm Dimana: T = 8 (lamanya waktu sampling, yaitu 8 jam) Li = Level kebisingan hasil pembacaan tiap interval (data yang diinputkan adalah L 1, L 2, dan L 7 ) ti = interval pengambilan sampling, (L 1, L 2, dengan ti = 3, dan L 7 dengan ti = 2)

Rumus: Perhitungan Lsm

Hasil Perhitungan L S, L M, dan L SM Tiap Lokasi Sampling (Contoh Perhitungan Pada Hari Senin 12 Maret 2012)

Komparasi Tingkat Kebisingan Pada Masing-Masing Hari

Korelasi Tingkat Kebisingan Dengan Jumlah Kendaraan Grafik Regresi Korelasi Tingkat Kebisingan Dengan Jumlah Kendaraan 83.0 78.0 73.0 68.0 y = 10.13ln(x) + 12.04 R² = 0.885 63.0 58.0 0 100 200 300 400 500 600 700 800

Cont Berdasarkan persamaan y = 10,13 ln(x) + 12,04, didapatkan nilai R 2 sebesar 0,885, maka tingkat kebisingan yang terjadi dapat dideskripsikan dengan jumlah kendaraan yang melintasi lokasi sampling dengan kebenaran mencapai 88,5%. Hal ini membuktikan bahwa kebisingan yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang melintas, selain itu ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi yaitu background noise pada masing-masing lokasi sampling antara lain berasal dari aktivitas manusia, seperti aktivitas perdagangan maupun perbengkelan yang terdapat di kawasan Dharmawangsa, Surabaya. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kebisingan tersebut mencapai 11,5% atau 0,115.

Korelasi Antara Tata Guna Lahan Dengan Peningkatan Kebisingan 85 Kebisingan (dba) 80 75 70 65 60 55 50 45 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Titik sampling Baku Mutu LEQ Kebisingan (dba) 80 75 70 65 60 55 50 45 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Titik Sampling Baku Mutu Leq

PeruntukanLahan pada RTRW Kota Surabaya 2013

Pembuatan Peta Tingkat Kebisingan Level Siang dan Malam Hari (L SM ) Proses pemetaan dilakukan dengan menggunakan program Surfer 10. Pembuatan peta kontur kebisingan memiliki beberapa tahapan proses. Tahapan tersebut meliputi proses berikut: Koordinat GPS Plot Di Peta Google Earth Input Peta Pada Surfer 10

Proses Plotting

Penentuan Tingkat Kebisingan di Titik Tambahan Keseluruhan data L SM pada masing-masing titik sampling kemudian diberikan titik tambahan. Titik tambahan ini digunakan untuk memperoleh nilai sebaran tingkat kebisingan di kawasan Dharmawangsa Surabaya. Titik tambahan diberi dengan jarak tiap titik tambahan sepanjang 50 meter dengan batas jarak maksimum titik tambahan sepanjang 150 meter dari titik sampling utama. Rumus: LP 2 =LP 1 10log (r 2 / r 1 ) Dimana: LP 1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1 (dba) LP 2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2 (dba) r 1 = Jarak titik 1 dari sumber kebisingan r 2 = Jarak titik 2 dari sumber kebisingan

Contoh perhitungan: Tingkat kebisingan L SM untuk titik 1 sebesar 78,5 dba, tingkat kebisingan untuk titik tambahan yang letaknya 50 meter dari sumber bising, reduksi kebisingan akibat pertambahan jarak dapat dihitung dengan rumus 5.1 berikut: LP 2 =LP 1 10log (r 2 / r 1 ) LP 2 =78,5 10log (50/ 2) LP 2 = 64,5 dba

Reduksi Tingkat Kebisingan Karena Pertambahan Jarak Pada Titik Tambahan

Peta kontur tingkat kebisingan di Jalan Dharmawangsa

Alternatif Pemilihan Barrier 1) Barrier buatan Dimana: N = Bilangan Fresnel X = Jarak dari sumber bising ke penghalang (m) Y = Jarak dari penghalang ke penerima (m) Z = Jarak dari sumber bising ke penerima (m) R = Jarak sumber bising ke penghalang di lapangan(m) D = Jarak penerima ke penghalang di lapangan (m) Hb = Tinggi penghalang (m) Hp = Tinggi penerima (m) Hs = Tinggi sumber bising (m) λ = Panjang gelombang (m)

Cont Pada titik sampling 20 yang terletak di lokasi SMU Negeri 4 Surabaya, direncanakan dengan menggunakan barrier buatan berupa batu bata dengan ketinggian efektif (Hb) 2 meter, jarak sumber bising ke penghalang (R) 1.5 meter, jarak penerima ke penghalang (D) 4 meter dan panjang gelombangnya adalah 0.34 meter, maka bilangan Fresnelnya dihitung:

Cont

Cont 2) Barrier Alami Atenuasi = (0,18 Log f 0,31)r Keterangan: f = frekuensi (Hz) r = jarak antara sumber kebisingan dengan barrier alami (m) Atenuasi = (0,18 Log f 0,31)r = (0,18 Log 1000 0,31)2 = 0,46 dba

Cont Pemilihan alternatif barrier alami berupa pohon ditempatkan pada titik sampling 2 yakni Lapangan Hoki, di pemukiman kawasan penduduk, di sekolah maupun di area perkantoran. Selain berfungsi untuk mereduksi kebisingan, barrier alami berupa pohon ini juga dapat digunakan untuk keindahan estetika lingkungan bagi kawasan dan juga untuk mereduksi polusi udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang melintasi kawasan studi.

Kesimpulan Intensitas kebisingan (L SM ) paling maksimal di kawasan Dharmawangsa Surabaya adalah hari Selasa 13 Maret 2012 yaitu antara 78,5 dba di titik sampling 1 (SMP Soedirman) dan Intensitas kebisingan (L SM ) minimum hari Jumat 16 Maret 2012 yaitu 70,8 dba yang berlokasi di titik sampling 11 (Depan IRD) dan titik sampling 20 (SMU Negeri 4 Surabaya) Kebisingan yang terjadi pada wilayah studi berkorelasi kuat dengan jumlah kendaraan yang melintas dengan persamaan korelasi: y = 10,13 ln(x) + 12,04 beserta rentang kepercayaan (R 2 ) mencapai 88,5 % Alternatif pemilihan barrier di kawasan Darmawangsa adalah: Barrier buatan, berupa pasangan batu bata dengan ketinggian efektif 2 meter, serta dilapisi dengan menggunakan plesteran 13 mm dan penempatan barrier di titik sampling 1 (SMP Soedirman), titik 2 (lapangan hoki) dan titik 10 sampai 17 (kawasan rumah sakit) Barrier alami, berupa tanaman perdu (bougenville atau bunga sepatu) diantara pohon besar dengan penempatan di titik 2 (Lapangan Hoki), titik 8 (gedung Pasca UNAIR), titik 9 (Kantor Badan Koordinasi KB) dan sepanjang jalan Darmawangsa, jalan Prof. Dr. Mostopo dan jalan Raya Gubeng.

Saran Perlu dilakukan peninjauan ulang dalam penataan tata ruang peruntukan kawasan Dharmawangsa dan arus lalu lintas yang melewati kawasan studi tersebut, sehingga tingkat kebisingan yang ada tidak melebihi batas kriteria sesuai dengan fungsi kawasan tersebut. Perlu dilakukan penelitian pada sumber bising kendaran yaitu pada knalpot kendaraan agar dapat mengurangi timbulnya kebisingan. Pemerintah Kota Surabaya perlu mempertimbangkan faktor kebisingan akibat aktivitas transportasi dalam merevisi RTRW Kota Surabaya untuk kedepannya.

TERIMA KASIH