BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Strategi. Arah Kebijakan. RPJP Nasional. RPJM Daerah. RPJP Daerah. Program. Indikator. Visi Misi Tujuan Sasaran Kebijakan Program/ Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA)

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN III)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

R e n s t r a B A P P E D A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KERJA TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BAPPEDA I - 1

Rencana Strategis (RENSTRA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA KOTA BOGOR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN GOWA TAHUN l5

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKA N KANTOR KECAMATAN BELANTIKAN RAYA

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di Kota Bogor telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut tugas pokok dan fungsi Bappeda bertambah luas, yaitu tidak saja mencakup perencanaan pada bidang pembangunan, namun mencakup aspek perencanaan daerah secara utuh dan menyeluruh. Sejalan dengan Peraturan Daerah tersebut maka pada tahun anggaran 2009 merupakan masa transisi perubahan tatanan kelembagaan dan terjadi penyesuaian tugas pokok dan fungsi Bappeda. Disamping itu permasalahan pembangunan saat ini semakin kompleks sejalan dengan pertumbuhan penduduk, sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu maka perlu disusun perencanaan pembangunan yang partisipatif dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Sebagai tindak lanjut dengan telah tersusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 maka perlu disusun Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Tahun 2010-2014. 1

Renstra SKPD Bappeda ini mengandung substansi suatu perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan dalam rangka : - Menentukan : Menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan) - Tindakan : Spesifik dan berkaitan dengan permasalahan pelaksanaan - Tepat : Dikaitkan dengan tindakan - Pilihan-pilihan : (1) Pemilihan tujuan dan kriteria, (2) Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi pemilihan alternatif yang memungkinkan, (3) Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan. B. Maksud dan Tujuan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 disusun dengan maksud untuk memberikan arahan dan pedoman kepada seluruh pegawai Bappeda Kota dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan di Kota Bogor yang berkelanjutan di Kota Bogor. Dalam upaya mewujudkan maksud tersebut maka tujuan penyusunan Renstra SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014, yaitu : 1. Menetapkan Visi, Misi, Strategi, Program dan Indikasi Kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (Tahun 2010-2014). 2

2. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD) Bappeda Kota Bogor setiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (Tahun 2010-2014) 3. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 C. Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014, yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008. 3. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. 3

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009. 9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 20 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah. 10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa barat Tahun 2008-2013. 11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bogor. 12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 13. Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-2014. 4

D. Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD Bappeda dalam Perencanaan Daerah. Renstra-SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut : RPJM KOTA BOGOR 2010-2014 RENSTRA-SKPD BAPPEDA KOTA BOGOR VISI MISI Tim Anggaran Eksekutif Pemda Panitia Anggaran Legislatif dan Tim Anggaran Eksekutif TUJUAN KONDISI UMUM & KENDALA ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS (SWOT) STRATEGI UMUM FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN SASARAN STRATEGI 5

E. Sistematika Penulisan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Hukum, Kedudukan dan Peranan Renstra SKPD dalam Perencanaan Daerah, dan Sistematika Penulisan. BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD Berisi Struktur Organisasi, Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan, Tugas Pokok dan Fungsi, Sistem, Prosedur dan Mekanisme. BAB III PROFIL KINERJA SKPD Berisi Kinerja Pelayanan Masa Kini, Kelemahan dan Kekuatan, Peluang dan Tantangan, Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi Masa Kini, Rumusan Perubahan, Kecenderungan Masa Depan yang berpengaruh pada Tupoksi SKPD, Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal yang perlu dilakukan untuk lebih efisien dan efektif. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Berisi rumusan Visi SKPD, Misi SKPD, Tujuan, Strategi, dan Kebijakan. 6

BAB V PROGRAM DAN INDIKASI KEGIATAN Berisi Program SKPD, Program Lintas SKPD, Program Lintas Kewilayahan, Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan. BAB VI PENUTUP 7

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD A. Struktur Organisasi Struktur organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Sekretariat, membawahkan : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 3. Bidang Fisik dan Prasarana, membawahkan : a. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana kota 4. Bidang Sosial dan Budaya membawahkan : a. Sub Bidang Kesejahteraan Sosial b. Sub Bidang Pendidikan, Seni dan Budaya 8

5. Bidang Anggaran, Statistik dan Pelaporan membawahkan : a. Sub Bidang Statistik dan Pelaporan b. Sub Bidang Anggaran 6. Bidang Ekonomi, Pemerintahan, Penelitian dan Pengembangan, membawahkan : a. Sub Bidang Ekonomi dan Pemerintahan b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Struktur organisasi selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut : 9

KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN BIDANG FISIK DAN PRASARAN BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA BIDANG ANGGARAN STATISTIK DAN PELAPORAN BIDANG EKONOMI, PEMERINTAHAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUB BIDANG TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL SUB BIDANG ANGGARAN SUB BIDANG EKONOMI DAN PEMERINTAHAN SUB BIDANG SARANA DAN PRASARANA KOTA SUB BIDANG PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA SUB BIDANG STATISTIK DAN PELAPORAN SUB BIDANG PENELITIAN DAN PENGEM- BANGAN Sumber : Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah 10

B. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan Ditinjau dari kondisi kepegawaian Bappeda Kota Bogor saat ini memiliki pegawai yang secara kuantitas dapat dikatakan cukup memadai yaitu sejumlah 65 orang terdiri dari 62 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 3 orang Sukwan. Menurut tingkat pendidikannya terdiri dari 1 orang berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 12 orang berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), 2 orang berpendidikan Diploma III (D-III), 31 orang berpendidikan Sarjana (S-1), dan 19 orang berpendidikan Magister (Strata-2). Sedangkan menurut jenis kelaminnya, 46 orang lakilaki dan 19 orang perempuan. Dengan kuantitas yang cukup memadai tersebut ternyata belum diimbangi dengan kualitas. Hal ini ditunjukkan dengan belum terciptanya keseimbangan antara pegawai yang berkualifikasi pendidikan yang memadai dengan tuntutan tugas sebagai perencana. Dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana, Bappeda Kota Bogor memiliki bangunan kantor yang cukup repreresentatif, namun prasarana kerja dirasakan masih kurang memadai untuk menunjang kegiatan bidang maupun sub bidang yang ada, seperti komputer desk top, komputer lap top, in-focus, dan sarana mobilitas. Dengan demikian masih perlu adanya peningkatan prasarana kerja, mengingat beban kerja yang diemban Bappeda Kota Bogor saat ini cukup tinggi. 11

C. Tugas Pokok dan Fungsi Menurut Pasal 21, Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa Badan merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris daerah. Menurut Pasal 22, Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, bahwa tugas pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan darah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, maka Badan Perencanaan Pembangunan daerah menyelenggarakan fungsi: 1. Permusan kebijakan teknis perencanaan. 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Pengelolaan urusan ketatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 12

D. Nilai-Nilai Nilai merupakan disposisi yang lebih luas dan sifatnya mendasar. Nilai berakar lebih dalam karenanya lebih stabil dibandingkan sikap individu Azwar (2003:h.9). Lebih daripada itu, nilai dianggap sebagai bagian dari kepribadian individu yang dapat mewarnai kepribadian kelompok atau kepribadian bangsa. Jadi nilai lebih bersifat mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri kepribadian, sikap bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu obyek. Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Bapeda Kota Bogor, maka diperlukan nilai-nilai yang harus tertanam pada setiap pegawai Bappeda Kota Bogor sebagai landasan dedikasi, prestasi, dan partisipasi. Nilai-nilai tersebut, yaitu : 1. Jujur : menjunjung tinggi obyektifitas dalam membangun persepsi dengan pendekatan yang komprehensif, lintas disiplin, dan lintas sektoral; 2. Efektif : mengutamakan kerja keras dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara terencana untuk mencapai standar produktifitas; 3. Realistis : mempertimbangkan segala tindakan dengan mengukur kemampuan potensi sumber daya yang dimiliki serta 13

memperhatikan dan mampu menyiasati perkembangan kondisi lingkungan eksternal; 4. Normatif : merumuskan perencanaan dengan kerangka berfikir dan ide yang bisa diterima berbagai kalangan serta bertumpu pada norma-norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Inovatif : mengembangkan kreatifitas yang tidak pernah surut sesuai dengan situasi dan kondisi zaman dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 6. Harmonis : mengembangkan hubungan interaktif dengan berbagai stakeholder tanpa mengesampingkan penghargaan pada perbedaan pendapat yang berkembang dalam mengembangkan networking serta kerjasama kemitraan. Nilai nilai tersebut di atas selanjutnya dijadikan landasan kerja Bappeda Kota Bogor dengan diikuti rasa keikhlasan, kebersamaan, keuletan, dan keberanian dalam mengemukakan kebenaran fakta sehingga tercipta keharmonisan perencanaan yang inovatif secara terbuka dan transparan guna mendorong kinerja Bappeda Kota Bogor. 14

BAB III PROFIL KINERJA SKPD A. Kinerja Masa Kini Kinerja SKPD Bappeda Kota Bogor masa kini didasarkan pada pengukuran pencapaian sasaran secara umum telah menunjukkan kinerja yang cukup baik. Keadaan ini ditunjukkan dengan hasil pengukuran pencapaian sasaran pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Bappeda Kota Bogor Tahun 2009 sebagai berikut : 1. Meningkatnya persentase sistem prosedur dan standarisasi perencanaan daerah dengan capaian kinerja sebesar 81,25% atau kategori Cukup. 2. Tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yang aplikatif dan aspiratif capaian kinerja sebesar 75,00% atau kategori Cukup. 3. Meningkatnya persentase informasi perencanaan dan pembangunan daerah dengan capaian kinerja sebesar 75,00% atau kategori Cukup. 4. Meningkatnya persentase keberhasilan kinerja pembangunan daerah dengan capaian kinerja sebesar 87,50% atau kategori Baik. B. Analisis Lingkungan Strategis Setiap organisasi menghadapi masalah lingkungan strategis yang meliputi lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi faktor 15

lingkungan yang berpengaruh pada kinerja organisasi, yang pada umumnya dapat dikendalikan secara langsung. Sedangkan lingkungan eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi yang berada di luar kendali organisasi tetapi sangat mempengaruhi kegiatan organisasi tersebut. Untuk merumuskan analisis lingkungan strategis digunakan teknik analisis SWOT dari sudut pandang Bappeda Kota Bogor yaitu analisis lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), dan analisisi lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang), dan Threat (Ancaman). Tahapan dalam melakukan analisis lingkungan strategis dimulai dengan identifikasi lingkungan strategis dan dilakukan pembobotan, rating dan penilaian (scoring) terhadap masing-masing sehingga dapat diketahui nilai masing-masing unsur yang perlu mendapat prioritas dan posisi Bapeda Kota Bogor dalam kuadran SWOT. Urutan unsur secara prioritas tersebut digunakan untuk menentukan strategi yang tepat. Strategi tersebut meliputi strategi umum berupa strategi mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi menggunakan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman, strategi mengurangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang, dan strategi mengurangi kelemahan untuk mencegah dan mengatasi ancaman. Masing-masing strategi yang dirumuskan ini kemudian dikaitkan dengan perumusan visi, misi, dan nilai-nilai luhur Bappeda Kota Bogor untuk menentukan faktor-faktor 16

penentu keberhasilan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Faktor-faktor penentu keberhasilan ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Analisis lingkungan strategis dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats), dimaksudkan untuk menganalisis lingkungan internal (Strength dan Weaknesses) dan lingkungan eksternal (Opportunities dan Threats) pada Bappeda Kota Bogor. 1. Analisis Lingkungan Internal (ALI) 1) Kekuatan (Strength) Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa Kekuatan sebagai berikut: a. Jumlah sumber daya manusia memadai b. Kewenangan di bidang perencanaan jelas c. Motivasi sumber daya manusia yang tinggi d. Kerjasama dan koordinasi internal Bapeda cukup baik. 2) Kelemahan (Weaknesses) Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa Kelemahan" sebagai berikut : a. Kemahiran (skills) sumber daya manusia kurang memadai. b. Prasarana dan sarana kerja kurang memadai. c. Disiplin dan etos kerja masih kurang. 17

d. Sistem informasi perencanaan tidak memuaskan. Tabel 1 Skoring Faktor Faktor Strategis Internal Faktor Faktor Strategis Bobot Rate Bobot x Rate Ranking I. Kekuatan (S) 1. Jumlah SDM 10 2 20 4 2. Kewenangan 12 4 48 2 3. Motivasi 13 4 52 1 4. Kerjasama & 11 2 22 3 koordinasi Skor sub total 46 3 142 II. Kelemahan (W) 1. Kemahiran SDM 15 4 60 1 2. Prasarana & sarana 12 2 24 4 3. Biaya Ops & penelitian 14 3 42 3 4. Sistem informasi 13 4 52 2 Skor Sub Total 54 3,25 178 - S K O R T O T A L 100 2. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) 1) Peluang (Opportunity) Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa Peluang sebagai berikut : a. Otonomi Daerah yang lebih jelas berdasarkan UU No 32 Tahun 2004, UU No 33 Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004 b. Dukungan pimpinan daerah yang kuat; c. Adanya dukungan lembaga ilmiah; d. Adanya bantuan luar negeri; 2) Ancaman (Threat) Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa Ancaman sebagai berikut: 18

a. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah. b. Ego sektoral masih kuat. Tabel 2 Skoring Faktor Faktor Strategis Eksternal Faktor Faktor Strategis Bobot Rate Bobot x Rate Ranking I. Peluang (O) 1. Otonomi Daerah 15 4 60 2 2. Dukungan pimpinan 16 4 64 1 3. Koordinasi Eksternal 12 3 36 4 4. Dukungan lembaga 12 2 24 5 ilmiah/konsultan 5. Dukungan BLN 14 3 42 3 Skor Sub Total 69 3,2 226 II. Ancaman (T) 1. Krisis kepercayaan 18 4 72 1 2. Ego Sektoral. 13 3 39 2 Skor Sub Total 31 3,5 111 - S K O R T O T A L 100 Keterangan : Bobot menggambarkan tingkat penting/ tidak pentingnya faktor faktor strategis terhadap pencapaian visi dan misi (skor 0 100, semakin penting mendekati skor 100). Rate menggambarkan perkiraan besar kecilnya pengaruh terhadap pencapaian visi dan misi (skor 1 4, semakin besar pengaruhnya mendekati 4). Dari tabel 1 dan 2 di atas, diketahui skor 4 (empat) kelompok strategis yaitu : - Kelompok SO : 142 + 226 = 368 - Kelompok ST : 142 + 111 = 253 - Kelompok WO : 178 + 226 = 404 19

- Kelompok WT : 178 + 111 = 289 Berdasarkan ALI dan ALE diatas, diperoleh asumsi sebagai berikut : 1. Kelompok WO memiliki skor tertinggi (404), dengan demikian strategi generik yang paling optimistik dapat digunakan untuk mewujudkan visi adalah menanggulangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang. 2. Kelemahan yang paling pokok terletak pada kemahiran personil yang kurang, sedangkan kelemahan yang paling kecil pada prasaranadan sarana kerja yang memadai. 3. Kekuatan terbesar terletak pada motivai personil yang tinggi, sedangkan kekuatan terkecil terletak pada jumlah personil. 4. Peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan adalah dukungan dari pimpinan daerah, sedangkan peluang yang terkecil adalah dukungan dari lembaga ilmiah. 5. Ancaman yang terbesar adalah krisis kepercayaan masyarakat terhadap aparatur pemerintah, sedangkan yang terkecil adalah adanya ego sektoral yang kuat. Berdasarkan ALI, ALE dan asumsi di atas dilakukan Analisis Strategi dan Pilihan yang dimuat dalam Tabel 3 berikut ini : 20

Tabel 3 Analisis Strategi dan Pilihan Faktor Faktor Penentu Keberhasilan Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal PELUANG (O) 1. Otonomi Daerah. 2. Dukungan Pemda. 3. Koordinasi Ekst 4. Dukungan lembaga ilmiah 5. B L N. Ancaman (T) 1. Krisis kepercayaan Masyarakat. 2. Ego sektoral Kekuatan (S) 1. Jumlah personil. 2. Kewenangan. 3. Motivasi 4. Kerjasama/ Koordinasi Strategi S - O (Menggunakan S untuk memanfaatkan O). 1. Gunakan motivasi yang tinggi untuk memanfaatkan dukungan pimpinan daerah, otonomi daerah, bantuan luar negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah/ konsultan 2. Gunakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi vertikal/horisontal, luar negeri dan lembaga ilmiah. Strategi S T (Manfaatkan S untuk T) 1. Tingkatkan motivasi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. 2. Optimalisasi koordinasi dengan intansi vertikal/horizontal Kelemahan (W) 1. Kemahiran Personil. 2. Prasarana & sarana 3. Etos kerja dan disiplin 4. Mekanisme perencanaan 5. Sistem Informasi. Strategi W O (Tanggulangi W memanfaatkan O) 1. Tingkatkan keahlian personil dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 2. Tata sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan prasarana dan sarana. 4. Terapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah. Strategi W - T (Perkecil W & hindari T) 1. Tingkatkan motivasi pelayanan data & informasi perencanaan. 2. Tingkatkan keterpaduan pendekatan sektoral dan perwilayahan. 21

3. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Berdasarkan ASAP di atas, berikut ini dilakukan skoring setiap strategi berdasarkan tingkat keterkaitannya dengan visi, misi dan nilai sebagaimana tertuang dalam tabel 3.4 berikut ini. Tabel 4 Menetapkan Urutan Faktor Penentu Keberhasilan Strategi Keterkaitan Dengan Jumlah Ranking Visi Misi Nilai Strategi S O 1. Gunakan motivasi yang tinggi untuk memanfaatkan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan koordinasi dengan lembaga ilmiah 2. Tingkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi vertikal/horisontal, luar negeri dan lembaga ilmiah Strategi W O 1. Tingkatkan keahlian personil dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 2. Tata sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan prasarana dan sarana. 4. Tetapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik). 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 2 3 2 1 2 2 2 4 7 6 7 9 7 11 8 10 7 3 9 1 22

Strategi S T 1. Tingkatkan motivasi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. 2. Optimalkan koordinasi dengan instansi vertikal /horizontal Strategi W T 3 4 4 3 3 2 10 9 2 5 1. Tingkatkan pelayanan data informasi perencanaan. 2. Tingkatkan keterpaduan pendekatan sektoral dan perwilayahan. 3 4 3 3 2 2 8 9 6 4 Keterangan : 1 = Tidak terkait. 2 = Kurang terkait. 3 = Terkait. 4 = Sangat terkait. Menurut rankingnya, Faktor Penentu Keberhasilan adalah sebagai berikut: 1. Penerapan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik). 2. Peningkatan motivasi kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja guna mengembalikan kepercayaan masyarakat. 3. Penataan sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 4. Peningkatan keterpaduan pendekatan sektoral dan perwilayahan. 23

5. Optimalisasi koordinasi dengan instansi vertikal dan horizontal. 6. Peningkatan pelayanan permintaan data dan informasi perencanaan. 7. Peningkatan kemahiran personil dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, Otonomi Daerah, bantuan luar negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah. 8. Penggunaan motivasi kerja yang tinggi untuk memanfaatkan dukungan pimpinan daerah, Otonomi Daerah, bantuan luar negeri, koordinasi dengan lembaga ilmiah. 9. Peningkatan biaya operasionaldan optimalisasi penggunaan prasarana dan sarana kerja. 10. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi vertikal/ horizontal, luar negeri dan lembaga ilmiah di berbagai level. C. Rumusan Permasalahan Strategis Yang Dihadapi Masa Kini dan Masa Depan Dengan kondisi Kota Bogor yang letaknya berdekatan dengan Ibu Kota, maka konstelasi tersebut berdampak terhadap situasi dan kondisi di Kota Bogor. Dengan kondisi tersebut maka Bappeda Kota Bogor sebagai institusi perencana dihadapkan pada tantangan yang relevan dengan masa kini dan yang akan datang yaitu : 1. Perencanaan yang didorong oleh semangat untuk meningkatkan Ekonomi dan Polkam maupun Pelayanan Publik; 24

2. Perencanaan yang sesuai dengan perubahan paradigma pemerintahan dari mengayuh (rowing) menjadi mengendalikan (steering); 3. Perencanaan yang berorientasi kepada hasil daripada input; 4. Perencanaan yang berorientasi pada pemberdayaan seluruh komponen daerah (stakeholder); 5. Perencanaan yang mendorong terwujudnya good local governance; 6. Perencanaan yang lebih menitikberatkan pada proses bottom up daripada top down seirama dengan semangat desentralisasi pemerintahan; 7. Perencanaan yang lebih memadukan lintas sektoral, lintas perwilayahan dan keterpaduan sektor dan wilayah; 8. Perencanaan yang mencerminkan keterbukaan dan trasparan; 9. Perencanaan yang dapat mendorong meningkatnya daya saing daerah untuk meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. D. Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal Yang Perlu Dilakukan Untuk Lebih Efisien dan Efektif Perubahan internal dan eksternal yang perlu dilakukan dalam upaya untuk lebih efisien dan efektif, yaitu : 1. Tingkatkan keahlian sumber daya manusia dengan pemanfaatan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 2. Tingkakan sistem informasi perencanaan dengan dukungan pimpinan daerah, bantuan luar negeri dan lembaga ilmiah. 25

3. Tingkatkan biaya operasional dan optimalkan penggunaan prasarana dan sarana. 4. Terapkan paradigma baru dalam mekanisme perencanaan daerah sesuai dengan semangat Otonomi Daerah (Pelayanan Publik). 26

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi SKPD Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana organisasi harus dibawa, agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif atau suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan. Dengan demikian visi merupakan gambaran keadaan masa depan yang ingin dicapai serta merupakan pandangan yang kuat mengarah ke depan yang memberi keyakinan bahwa suatu perkembangan akan terjadi atau suatu kondisi ideal tentang masa depan yang realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, mengandung daya tarik, serta mendorong motivasi. Visi yang dibuat berkehendak : (a) mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi, (b) memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, (c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam sebuah organisasi, (d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasi, (e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi, dan (f) mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. 27

Selanjutnya visi tersebut diharapkan mampu : (a) menarik komitmen dan menggerakkan orang, (b) menciptakan makna bagi kehidupan anggota organisasi, (c) menciptakan standar keunggulan, dan (d) menjembatani keadaan sekarang dan keadaan masa depan. Visi tersebut selanjutnya ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) yang pada gilirannya mampu mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya instansi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Visi Bapeda Kota Bogor yang mengacu kepada Visi Kota Bogor adalah Terwujudnya Perencanaan Daerah Yang Partisipatif Dalam Mendukung Kota Jasa Yang Nyaman Dengan Masyarakat Madani Dan Pemerintahan Amanah. Pernyataan Visi diatas menggambarkan tekad pimpinan dan staf Bappeda Kota Bogor untuk dapat menghasilkan rencana yang kondusif bagi aktivitas perencanaan umum yang menunjang keberhasilan perwujudan Visi Kota Bogor. B. Misi SKPD Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Perumusan misi ini diharapkan agar seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat berpartisipasi dan dapat mengenal peran organisasi lebih baik serta 28

mendorong keberhasilannya. Dengan demikian misi merupakan suatu pernyataan mengenai hal yang harus dicapai oleh suatu organisasi pada masa yang akan dating. Perwujudan misi harus diupayakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi yang bersangkutan. Dalam rangka mewujudkan Visi Bapeda Kota Bogor, maka Misi yang akan diemban adalah : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perencana; 2. Meningkatkan kualitas perencanaan yang partisipatif; 3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas hasil perencanaan. Tujuan Misi kesatu adalah meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tujuan Misi kedua adalah meningkatkan kualitas perencanaan yang dapat lebih meningkatkan partisipasi berbagai komponen daerah. Tujuan Misi ketiga adalah meningkatkan kualitas hasil perencanaan dan transparansi hasil perencanaan. C. Tujuan Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan 29

mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. Yang dimaksud dengan indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi organisasi. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa organisasi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu. Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Tahun 2010-2014 maka ditetapkan Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program, dan Kegiatan. 30

Tujuan Misi kesatu adalah meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tujuan Misi kedua adalah meningkatkan kualitas perencanaan yang dapat lebih meningkatkan partisipasi berbagai komponen daerah. Tujuan Misi ketiga adalah meningkatkan kualitas hasil perencanaan dan transparansi hasil perencanaan. D. Sasaran Tujuan Misi Kesatu dengan Sasaran : Meningkatnya profesionalisme sumber daya manusia perencana sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tujuan Misi Kedua dengan Sasaran : Terwujudnya sistem prosedur dan standarisasi perencanaan daerah. Terwujudnya dokumen perencanaan pembangunan sebagai pedoman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Tujuan Misi Ketiga dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas hasil perencanaa dan pembangunan daerah Terukurnya keberhasilan perencanaan dan pembangunan daerah E. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran 1. Kebijakan Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh 31

yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah ataupun masyarakat agar tercapai keterpaduan dalam mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. (1) Pemberian kesempatan pendidikan aparatur (2) Peningkatan koordinasi perencanaan daerah (3) Peninkatan perencanaan yang partisipatif (4) Peingkatan informasi perencanaan dan pembangunan daerah (5) Peningkatan kualitas perencanaan dan pembangunan daerah 32

BAB V PROGRAM DAN INDIKASI KEGIATAN A. Program Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi terkait dalam rangka kerjasama dengan masyarakat yang merupakan partisipasi masyarakat untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Program yang akan dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut : (1) Program Pengembangan Data dan Informasi, dengan Sasaran : (a) Meningkatnya ketersediaan data/informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan (data dasar spasial dan tabuler serta data kegiatan pembangunan), (b) Meningkatnya kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan pembangunan (2) Program Kerjasama Pembangunan, dengan Sasaran : Meningkatnya sinkronisasi pembangunan antar daerah. (3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Sasaran : (a) Meningkatnya 33

kualitas aparat perencana, (b) Tersosialisasinya kebijakankebijakan perencanaan. (4) Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan Sasaran : Meningkatnya sinergitas perencanaan pembangunan daerah (5) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan ekonomi. (6) Program Perencanaan Sosial Budaya, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan sosial budaya. (7) Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam. (8) Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana, dengan Sasaran : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah rawan bencana. Matrik program dan indikasi kegiatan dalam kurun waktu Tahun 2010-2014 selengkapnya adalah sebagai berikut : 34

BAB VI P E N U T U P Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini, telah diupayakan menampung substansi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2010-2014 yang memberikaan arahan bagi seluruh pegawai Bappeda Kota Bogor untuk membangun daerah berdasarkan visi, misi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan masyarakat dalam seluruh proses perencanaan pembangunan. Renstra-SKPD Bappeda Kota Bogor Tahun 2010-2014 ini merupakan dokumen perencanaan stratejik lima tahunan sebagai acuan dalam memaduserasikan seluruh rencana kerja yang ada. Dengan demikian, keberhasilan pelaksanaan Rencana Stratejik ini akan sangat ditentukan oleh komitmen dan dukungan semua pihak. Diharapkan dokumen perencanaan ini dapat menjadi acuan Bappeda Kota Bogor dalam upaya mewujudkan Visi Bappeda Kota Bogor, yaitu : Terwujudnya Perencanaan Daerah Yang Partisipatif Dalam Mendukung Kota Jasa Yang Nyaman Dengan Masyarakat Madani Dan Pemerintahan Amanah. 35

DAFTAR PUSTAKA Departemen Keuangan. 2004. Pokok-Pokok Arahan Menteri keuangan Pada Musrenbangda, 4 April 2005, Jakarta Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2000. Pedoman dan Modul Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Jakarta Lembaga Administrasi Negara. 2000. Panduan Teknis Agenda Manajemen Strategis Bagi Siswa Spamen Angkatan VI/2000, Jakarta Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Makalah Ceramah Pemberdayaan Rakyat bagi Siswa Spamen Angkatan VI/2000, Jakarta Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 36

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 20 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan RPJP dan RPJM Daerah. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa barat Tahun 2008-2013. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bogor. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan Walikota Bogor Nomor 22 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2010-2014. 37