I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (selanjutnya disebut dengan CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. 5. Bantuan kepada masyarakat terdiri dari bantuan korban bencana alam,

A. PENGERTIAN STAKEHOLDERS

BUKTI MELAKUKAN PENELITIAN...

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan. CSR bukanlah hal baru, literatur mengungkapkan bahwa

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini memicu setiap organisasi bisnis untuk beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Nelayan Belawan merupakan perkampungan yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 1. Konsep Tanggungjawab Sosial Perusahaan. a. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

I. PENDAHULUAN. Banyak cara dilakukan pemerintah sebagai otoritas kebijakan publik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini wacana tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Corporate

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. dengan permodalan yang lemah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Gema Insani, Jakarta, 2001, hlm. 25 2

I. PENDAHULUAN. Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB VII ANALISIS DAN SINTESIS PARTISIPASI MASYARAKAT STAKEHOLDER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bisnis. Para stakeholders seperti investor, pemerintah, dan masyarakat

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi yang lebih baik agar tercapainya kemajuan bangsa. Salah satu yang mendorong keberhasilan pembangunan adalah dunia usaha, dalam konteks pembangunan saat ini, dunia usaha tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya memfokuskan pada kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Kegiatan dunia usaha bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggung jawab terhadap aspek sosial dan lingkungan sekitarnya. Dunia usaha terutama perusahaan besar yang berkembang dengan memanfaatkan sumberdaya alam maupun memanfaatkan masyarakat sebagai potensi pasar hasil produksinya, sudah seharusnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan membangun masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, kalangan swasta, pemerintah, dan organisasi masyarakat berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Secara umum upaya-upaya tersebut

2 disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. CSR sangat erat hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan sering dipahami hanya sebagai isu-isu lingkungan. Lebih dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga hal kebijakan, yaitu pembangunan ekonomi, sosial, dan perlindungan lingkungan yang digambarkan oleh John Elkington dalam triple bottom line (Rachman, dkk 2011). Pada dasarnya, konsep Corporate Social Responsibility dijelaskan dalam model Triple Bottom Line (TBL) atau tiga fokus perusahaan dalam beroperasi, yaitu sosial (masyarakat), ekonomi dan lingkungan yang lebih dikenal dengan sebutan people, profit dan planet (3P). Konsep Triple Bottom Line (TBL) dijelaskan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan pada pemegang saham (profit), tanggung jawab perusahaan agar menjaga kemampuan lingkungan (planet) dalam mendukung keberlanjutan kehidupan bagi generasi berikutnya, dan menjelaskan bahwa kehadiran perusahaan selain mengejar keuntungan (profit) juga diharapkan dapat membantu menciptakan kehidupan masyarakat (people) yang lebih baik dan mandiri khususnya masyarakat di sekitar tempat perusahaan beroperasi. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) telah diterima secara luas oleh berbagai perusahaan. Pelaksanaan CSR telah dijalankan oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dan beberapa perusahaan

3 agroindustri di Provinsi Lampung (Sumaryo, 2011). Provinsi Lampung merupakan Provinsi yang memiliki perusahaan pertanian cukup banyak, mulai dari industri rumah tangga, kecil, sedang hingga industri besar. Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha pertanian di Provinsi Lampung sebanyak 1.225.744 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 151 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 119 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Hal ini dapat terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah usaha pertanian di Provinsi Lampung berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2013 No. Kabupaten Rumah Tangga Perusahaan Lainnya 1 Lampung Barat 93.039 1 21 2 Tanggamus 102.566 10 1 3 Lampung Selatan 134.061 26 4 4 Lampung Timur 192.256 10 26 5 Lampung Tengah 232.933 21 12 6 Lampung Utara 95.263 13 20 7 Way Kanan 85.270 15 8 8 Tulang Bawang 63.309 7-9 Pesawaran 67.075 17 9 10 Pringsewu 54.677 2 2 11 Mesuji 38.469 6-12 Tulang Bawang Barat 48.975 1 8 13 Bandar Lampung 8.486 19 6 14 Metro 9.203 3 2 Jumlah 1.225.744 151 119 Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2013. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan yaitu berjumlah 26 perusahaan. Diantara 26

4 perusahaan tersebut, salah satu perusahaan yang telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya adalah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL merupakan bagian dari CSR, karena salah satu karakteristik utama CSR adalah melampaui kepatuhan terhadap hukum (beyond compliance), sedangkan PKBL adalah bagian dari compliance to laws and regulations dengan slogan PTPN 7 Peduli, yang dikelola oleh divisi khusus (Nikmatullah D, 2013). Penelitian ini memilih PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia khususnya di Lampung yang telah mewujudkan bentuk tanggungjawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan (PK), yaitu program untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil melalui pemberian pinjaman sebagai modal kerja. Program Bina Lingkungan (BL), yaitu pemberian bantuan untuk anak yatim, sarana ibadah, pendidikan, peningkatan sarana serta prasarana umum, penimbunan jalan, dan pelestarian alam. PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan kelapa sawit. Kewajiban perusahaan BUMN untuk melakukan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ditegaskan dalam peraturan pemerintah yang tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor 236/MBU/2003. Pemerintah

5 menegaskan setiap perusahaan BUMN memiliki kewajiban untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya melalui program kemitraan dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. Sebagian besar PKBL PTPN VII Unit Usaha Rejosari hanya memberikan bantuan material atau bantuan langsung tunai kepada masyarakat tanpa dibarengi proses penyuluhan, bimbingan atau pelatihan yang dapat mengubah perilaku masyarakat sehingga nantinya mereka dapat mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain. Menurut Suparlan (2005) dalam Sumaryo (2009), dalam praktiknya program CSR yang dilakukan perusahaan lebih bersifat karikatif, umumnya tidak mendidik sasaran. Menurut Sihaloho (2007), kemitraan di Unit Usaha Rejosari masih bersifat kepentingan jangka pendek dan menyebabkan masyarakat tidak mandiri karena tergantung dengan dana pinjaman yang diberikan perusahaan. Kemitraan masih mengandung unsur charity yaitu hanya memenuhi kebutuhan sesaat dan pelaksanaan bantuan langsung dalam program PKBL masih bercirikan sumbangan (karikatif). Hal ini menyebabkan tidak terciptanya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan PKBL perusahaan. Bantuan yang diberikan berupa modal usaha, bantuan pendidikan, kesehatan, keagamaan, dan sebagainya lebih bersifat top down dan kurang memperhatikan aspirasi masyarakat. Hal ini terjadi karena implementasi PKBL yang dilakukan belum diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat.

6 Berdasararkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, diperoleh bahwa PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari sudah melaksanakan kegiatan PKBL sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar perusahaan, namun perusahaan belum pernah melakukan analisis kebutuhan masyarakat terhadap kegiatan PKBL yang dijalankan. Apakah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan atau belum. Perencana yang menyusun program-program pembangunan atau pengusahapengusaha yang membangun kegiatan usahanya di suatu daerah seharusnya melakukan analisis kebutuhan masyarakat (community need analysis). Pelaksanaan analisis kebutuhan harus benar-benar dapat menghasilkan kebutuhan dan bukan sekedar membuat daftar keinginan yang bersifat sesaat (Adisasmita, 2013). Hal inilah yang ingin ditemukan dalam pelaksanaan analisis kebutuhan masyarakat pada penelitian ini. Pengimplementasian kegiatan PKBL merupakan salah satu wadah kegiatan pengembangan masyarakat. PKBL seharusnya tidak hanya bersifat charity yang hanya berpengaruh untuk jangka pendek, melainkan harus diikuti strategi pemberdayaan dengan harapan masyarakat menjadi mandiri. Keterkaitan antara partisipasi dengan pengembangan masyarakat, menurut Ife (1995 dalam Wicaksono, 2010) salah satu prinsip pengembangan masyarakat adalah partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan masyarakat harus menciptakan keterlibatan aktif semua orang dalam masyarakat tersebut pada proses kegiatan di daerahnya. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan

7 masyarakat selalu mengoptimalkan partisipasi dengan tujuan semua warga ikut terlibat dalam tahap partisipasi yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Berbagai program dalam kegiatan PKBL yang telah dirancang perusahaan agar langsung mengena pada sasaran yang diinginkan tidak akan tercapai tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat sekitar sebagai sentral pembangunan akan sangat membantu dalam upaya mensosialisasikan program atau kebijakan perusahaan agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat, dengan partisipasi masyarakat maka perencanaan program diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau program yang disusun sesuai dengan aspirasi masyarakat (Adisasmita, 2013). Alasan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan rencana/program di daerahnya adalah (1) karena mereka yang paling mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan dan kebutuhan mereka, (2) mereka memahami sesungguhnya tentang keadaan lingkungan sosial dan ekonomi masyarakat di daerahnya, (3) mereka mampu menganalisis sebab dan akibat dari berbagai kejadian di masyarakat (Adisasmita, 2013). Keterlibatan masyarakat tidak hanya dibutuhkan dalam tahap penyusunan program, tetapi keterlibatan juga dibutuhkan dalam tahap pelaksanaan, pemanfaatan, dan evaluasi program agar tercipta implementasi dan hasil kegiatan PKBL yang tidak hanya bermanfaat untuk perusahaan tapi juga bermanfaat untuk masyarakat.

8 Keterlibatan masyarakat sangat mendukung kegiatan PKBL perusahaan sebagai upaya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya, dengan terlibantnya (berpartisipasi) masyarakat dalam penyelengaraan kegiatan PKBL, maka program yang dibentuk akan sesuai dengan kebeutuhan mereka. Masyarakat akan mendukung program karena memang sesuai dengan kebutuhan mereka, program menjadi tidak sia-sia karena berjalan berkelanjutan. Masyarakat akan mempunyai rasa memiliki terhadap program, semakin tinggi tingkat partisipasi, semakin besar pula rasa memiliki, semakin besar pula tanggungjawab dan semakin besar pula dedikasi yang diberikan masyarakat untuk mencapai tujuan dan keberhasilan program. Berdasarkan hasil prasurvei penelitian diperoleh bahwa masyarakat selama ini mengetahui kegiatan PKBL yang diberikan merupakan sumbangan/ bantuan dari perusahaan. Masyarakat tidak mengetahui bahwa sebenarnya kegiatan tersebut merupakan program CSR perusahaan yang dikemas dalam bentuk kegiatan PKBL, hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman serta keterlibatan masyarakat dalam kegiatan PKBL yang dilakukan perusahaan. Sehubungan dengan masalah dan penjelasan sebelumnya, maka perlu dianalisis kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan untuk menentukan strategi prioritas kegiatan PKBL dan sejauhmana tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan PKBL, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PKBL.

9 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa saja kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan untuk kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari? 2. Bagaimana formulasi program PKBL yang dibutuhkan masyarakat sekitar perusahaan untuk kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari? 3. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari? 4. Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari? C. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan untuk kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari. 2. Memformulasikan kegiatan PKBL yang dibutuhkan masyarakat sekitar perusahaan di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari. 3. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat sekitar perusahaan pada tiap tahapan kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Usaha Rejosari.

10 4. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat sekitar perusahaan dalam kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Usaha Rejosari. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak : 1. Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan program untuk perusahaan PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari. 2. Kalangan Akademisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan dan menambah literatur bagi kalangan akademisi dalam mengkaji tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Masyarakat. Hasil peneitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan pemahaman masyrakat mengenai PKBL 4. Peneliti. Hasil peneitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai kegiatan penelitian.