Penerapan Metode Balanced Scorecard dalam Penyusunan Key Performance Indikator pada Direktorat KITSDA, Direktorat Jenderal Pajak

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Evaluasi rancangan..., Agung Kadarmanta, FE UI, 2009.

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK STUDI KASUS LIMA KPP MADYA JAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

Key Performance Indicators Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Independensi Integritas Profesionalisme

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara

PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DI STT ADISUTJIPTO SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM PENJAMINAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, visi, misi, strategi, sistem manajemen strategis. viii Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BAB II GAMBARAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

Independensi Integritas Profesionalisme

1 Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu sumbernya harus dipelihara dan dikelola dengan baik.

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Taryana Suryana. M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

Perencanaan Strategis Si/Ti Pada Disdikpora Kabupaten Kuningan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

21 Universitas Indonesia

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC ) Fathoni 1, Inda Kesuma S. 2

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

STRATEGI BISNIS DENGAN STRATEGI SISTEM INFORMASI UNTUK PERGURUAN TINGGI

RATIH VOL.1 Edisi 1 ISSN

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

RINGKASAN EKSEKUTIF E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR.

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

Transkripsi:

Penerapan Metode Balanced Scorecard dalam Penyusunan Key Performance Indikator pada Direktorat KITSDA, Direktorat Jenderal Pajak Dwi Kurniawan 1, Bambang Hermanto 2 1 Institut Teknologi Nasional, 2 Institut Teknologi Bandung Korespondensi: Jl. PKH Hasan Mustofa No. 23 Bandung 40124 Telp: 022-7272215, Fax: 022-7202892 E-mail: dwikur77@gmail.com Abstrak Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen yang membantu organisasi untuk menajamkan visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya menjadi tindakan. Saat ini, Balanced Scorecard digunakan secara luas karena kesederhanaan dan kemudahannya. Sementara itu, Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA) merupakan sebuah unit di bawah Direktorat Jenderal Pajak, instansi pemerintah yang bertugas mengumpulkan pajak negara. Makalah ini menyajikan sebuah studi bagaimana Balanced Scorecard diterapkan untuk instansi ini. Studi tersebut menghasikan kesimpulan bahwa Balanced Scorecard, dengan beberapa modifikasi, dapat diterapkan secara baik pada instansi pemerintah. Kata kunci : Balanced Scorecard, key performance indicator. Abstract Balanced Scorecard is a management system that enable organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action. Nowadays, Balanced Scorecard has been widely used in many companies and organizations for its simplicity and applicability. Meanwhile, Direktorat KITSDA is a unit under Direktorat Jenderal Pajak, government agency whose task to collect state taxes. This paper provides a study on how Balanced Scorecard is applied to this government agency. The study results that Balanced Scorecard, with some modifications, is completely applicable for government agency. Key words: Balanced Scorecard, key performance indicator. 1. Pendahuluan Direktorat Jenderal Pajak merupakan instansi pemerintah yang bertugas mengumpulkan pajak negara. Salah satu unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Pajak adalah Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA). Direktorat KITSDA bertugas mencegah dan menindak pelanggaran dan penyelewengan yang dilakukan pegawai pajak, sekaligus membangun SDM dan organisasi yang handal. Sebagai bagian dari reformasi birokrasi, Direktorat KITSDA bermaksud menyusun key performance indicator yang akan digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Balanced Scorecard dipilih sebagai metode yang digunakan karena kemudahan dan keluasan penerapannya. Makalah ini menyajikan sebuah studi untuk menyusun key performance indicator bagi Direktorat KITSDA menggunakan metode Balanced Scorecard. Studi yang dilakukan meliputi supervisi, wawancara, studi literatur dan forum group discussion dengan para pejabat di Direktorat KITSDA.

2. Studi Literatur Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen yang memudahkan organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi mereka menjadi tindakan [1]. Balanced Scorecard memberikan arahan baik ke proses bisnis internal maupun capaian eksternal untuk meningkatkan kinerja dan hasil-hasil strategis. Jika diaplikasikan secara penuh, Balanced Scorecard mampu mentransformasikan perencanaan strategis yang cenderung bersifat akademis ke dalam pusat kebijakan sebuah perusahaan. Jika perusahaan ingin bertahan dan sukses di lingkungan yang kompetitif, mereka harus menerapkan sistem manajemen dan pengukuran kinerja yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas mereka [2]. Selain itu, Balanced Scorecard adalah sebuah konsep yang dapat diimplementasikan dalam berbagai cara. Sebuah prasyarat yang dibutuhkan adalah bahwa Balanced Scorecard harus disesuaikan atau diubah agar cocok dengan organisasi tertentu. Sebuah Balance Scorecard yang baik merefleksikan rencana strategis sebuah organization, memberikan kerangka yang membangun perilaku kerja, memungkinkan setiap orang untuk mengukur kinerja individu mereka dan menyediakan data untuk memutuskan perubahan secara cepat sehingga kinerja dapat meningkat [3, 4]. Walaupun awalnya dikembangkan sebagai sistem manajemen bagi perusahaan, Balanced Scorecard kini telah diaplikasikan di berbagai organisasi nirlaba. Modifikasi Balanced Scorecard kini telah diaplikasikan di lembaga pendidikan [5], organisasi pelestari lingkungan [6], lembaga kesehatan [7], industri kecil [8], penanganan bencana [9], maupun instansi pemerintah [10]. Balanced Scorecard memiliki empat perspektif yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Perspektif-perspektif tersebut adalah perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran. Keempat perspektif tersebut memberikan sasaran strategis, indikator, target dan inisiatif yang saling berhubungan. 3. Hasil dan Pembahasan A. Modifikasi Model Pada awalnya, Balanced Scorecard dikembangkan untuk diterapkan di organisasi berorientasi laba, yaitu perusahaan. Karena itu, agar dapat diterapkan pada Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA), Direktorat Jenderal Pajak, metode Balanced Scorecard yang asli perlu dimodifikasi terlebih dahulu. Modifikasi terhadap Balanced Scorecard yang dilakukan adalah: Menghilangkan perspektif finansial sebagai perspektif paling atas, karena Direktorat KITSDA bukan sebuah organisasi yang berorientasi laba. Mengganti nama perspektif pelanggan menjadi perspektif stakeholder. Mengganti nama perspektif proses bisnis internal menjadi perspektif pelaksanaan tugas. Mengganti nama perspektif pembelajaran menjadi perspektif sumber daya internal. B. Visi, Misi, Nilai-nilai Visi, misi dan nilai-nilai Direktorat KITSDA diambil dan diturunkan dari visi, misi dan nilai-nilai Direktorat Jenderal Pajak. Visi, misi dan nilai-nilai Direktorat Jenderal Pajak tersebut tidak diubah sama sekali dan berlaku untuk seluruh unit eselon II di Direktorat Jenderal Pajak. Visi Direktorat KITSDA adalah Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

Misi Direktorat KITSDA adalah Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Nilai-nilai Direktorat KITSDA adalah integritas, profesionalisme, inovasi dan team work. C. Peta Strategi, Key Performance Indicator dan Inisiatif Strategis Direktorat KITSDA telah mengidentifikasi 9 sasaran strategis yang berada pada 3 perspektif yang telah dimodifikasi. Perspektif Stakeholder SS KITS-1: SDM yang kompeten. Tujuan utama Direktorat KITSDA, sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang dimilikinya adalah menciptakan SDM Ditjen Pajak yang kompeten dalam melaksanakan tugasnya mengumpulkan pajak negara. SS KITS-2: Organisasi yang efektif dan efisien. Selain berkait dengan SDM, tugas Direktorat KITSDA juga berkaitan dengan organisasi. Direktorat KITSDA, bersama dengan Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen) Pajak, bertugas membangun organisasi yang efektif dan efisien. Perspektif Pelaksanaan Tugas SS KITS-3: Meningkatkan kepatuhan SDM melalui pencegahan (preventif). Direktorat KITSDA bertugas melakukan upaya preventif dalam mencegah penyimpangan dan penyelewengan yang dilakukan pegawai Direktorat Jenderal Pajak. SS KITS-4: Meningkatkan kepatuhan SDM melalui penindakan (represif). Selain upaya preventif, Direktorat KITSDA juga bertugas mencegah pelanggaran secara represif. SS KITS-5: Mengembangkan manajemen kepegawaian. Bersama Setditjen, Direktorat KITSDA bertugas membangun sistem manajemen kepegawaian Ditjen Pajak yang handal dan efektif. SS KITS-6: Mengembangkan kompetensi pegawai. Bersama Setditjen, Direktorat KITSDA bertugas mengembangkan kompetensi pegawai Ditjen Pajak. SS KITS-7: Meningkatkan efektivitas transformasi organisasi. Direktorat KITSDA menjadi leading sector dalam mentransformasi Ditjen Pajak menjadi organisasi yang handal dan dipercaya stakeholder. Perspektif Sumber Daya Internal SS KITS-8: Meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, SDM dan sistem informasi. Direktorat KITSDA harus mengelola sumber daya internal berupa organisasi, SDM dan sistem informasi untuk menunjang kelancaran tugas direktoratnya. SS KITS-9: Mengoptimalkan pengelolaan dan penggunaan anggaran. Direktorat KITSDA harus mengelola anggaran direktoratnya untuk menunjang kelancaran tugasnya. Peta strategi Direktorat KITSDA berdasarkan metode Balanced Scorecard yang dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 1. Peta strategi tersebut berisi sasaran-sasaran strategis yang saling berhubungan. Setiap sasaran strategis memiliki key performance indicator yang menjadi tolak ukur keberhasilannya. Dari 9 sasaran strategis, Direktorat KITSDA telah mengidentifikasi 14 key performance indicator sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1. Agar tercapai, dari setiap sasaran strategis diturunkan beberapa inisiatif strategis. Inisiatif strategis adalah program kerja non rutin atau program kerja terobosan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran strategis. Daftar inisiatif strategis Direktorat KITSDA dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 1. Peta Strategi Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA)

Tabel 1. Daftar Key Performance Indicator (KPI) Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA) Perspektif Kode SS Sasaran Strategis Kode KPI Rumusan KPI Stakeholder Pelaksanaan Tugas Sumber Daya Internal SS KITS-1 SDM yang kompeten KPI KITS-1 SS KITS-2 SS KITS-3 SS KITS-4 SS KITS-5 SS KITS-6 SS KITS-7 SS KITS-8 SS KITS-9 Organisasi yang efektif dan efisien Meningkatkan kepatuhan SDM melalui pencegahan (preventif) Meningkatkan kepatuhan SDM melalui penindakan (represif) Mengembangkan manajemen kepegawaian Mengembangkan kompetensi pegawai Meningkatkan efektivitas transformasi organisasi Meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, SDM, dan sistem informasi Mengoptimalkan pengelolaan dan penggunaan anggaran KPI KITS-2 KPI KITS-3 KPI KITS-4 KPI KITS-5 KPI KITS-6 KPI KITS-7 KPI KITS-8 KPI KITS-9 KPI KITS-10 KPI KITS-11 KPI KITS-12 KPI KITS-13 KPI KITS-14 % kesesuaian kompetensi pegawai terhadap kompetensi jabatan Indeks kepuasan pegawai % pelanggaran PP 30 dan kode etik % jumlah pegawai yang terindikasi kasus pelanggaran berat/penyalahgunaan wewenang % temuan audit oleh BPK, BPKP, Itjen untuk kasus yang sama berdasarkan Closing Conference % rekomendasi Itjen/BPK/BPKP yang telah ditindaklanjuti untuk semua temuan Jumlah pegawai yang terkena kasus KKN % rekomendasi hukuman disiplin/penjatuhan sanksi yang sudah ditindaklanjuti % penyelesaian pengembangan sistem manajemen kepegawaian terhadap rencana Rata-rata jam pelatihan per pegawai % penyelesaian sistem pelatihan berbasis kompetensi terhadap rencana % penyelesaian evaluasi dan pengembangan organisasi terhadap rencana Indeks kepuasan pegawai Dit KITSDA (ttg iklim organisasi,pembinaan atasan, diklat/training pegawai, fasilitas kantor, sistem informasi) % penyerapan DIPA untuk Direktorat KITSDA Tabel 2. Daftar Inisiatif Strategis Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur (KITSDA) Perspektif Kode SS Sasaran Strategis Inisiatif Strategis Stakeholder Pelaksanaan Tugas SS KITS-1 SS KITS-2 SS KITS-3 SDM yang kompeten Organisasi yang efektif dan efisien Meningkatkan kepatuhan SDM melalui pencegahan (preventif) Menyusun program sosialisasi tentang SDM pajak Melakukan studi banding ke organisasi sejenis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas organisasi Memantau proses pelaksanaan pengawasan internal yang berkesinambungan Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam mengidentifikasi potensi pelanggaran oleh

Perspektif Kode SS Sasaran Strategis Inisiatif Strategis aparatur pajak Sumber Daya Internal SS KITS-4 SS KITS-5 SS KITS-6 SS KITS-7 SS KITS-8 SS KITS-9 Meningkatkan kepatuhan SDM melalui penindakan (represif) Mengembangkan manajemen kepegawaian Mengembangkan kompetensi pegawai Meningkatkan efektivitas transformasi organisasi Meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, SDM, dan sistem informasi Mengoptimalkan pengelolaan dan penggunaan anggaran Melakukan studi banding yang berkaitan dengan teknik pengawasan internal Melakukan kajian tentang proses penanganan kasus yang cepat dan sempurna Membuat jalur komunikasi yang efektif dengan Instansi Penegak Hukum guna penanganan kasus yang cepat Membangun tim yang bertugas memantau permasalahan manajemen SDM di DJP Melakukan diskusi/pertemuan dengan para stakeholder guna mengidentifikasi faktor-faktor penghambat kinerja aparatur pajak Memberikan penghargaan kepada aparatur pajak yang mempunyai dedikasi yang tinggi dan berkinerja yang baik Melaksanakan perencanaan dan pengembangan SDM Dit. KITSDA yang berintegritas dan berkompetensi tinggi Mengembangkan iklim organisasi Dit. KITSDA yang memberikan keleluasaan untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi yang bertanggung jawab Menyusun agenda pertemuan yang membahas sosialisasi manajemen organisasi Memanfaatkan sistem informasi, komputasi dan telekomunikasi Dit. KITSDA yang handal, terintegrasi dan berkembang Memperluas cakupan media komunikasi kepada pihak lain Melakukan pengelolaan Anggaran Dit. KITSDA yang terencana dengan baik dan bertanggungjawab D. Analisis Berdasarkan hasil di atas dapat dianalisis beberapa hal sebagai berikut: Visi, misi dan nilai-nilai Direktorat KITSDA secara tegas menegaskan identitas Direktorat KITSDA sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Pajak yang bergerak secara sinergi dan terarah membangun masa depan institusi. Sembilan sasaran strategis Direktorat KITSDA merupakan pernyataan mengenai apa yang dikerjakan direktorat tersebut. Sasaran-sasaran tersebut merupakan target yang harus dicapai oleh Direktorat KITSDA dalam melaksanakan tugasnya. Peta strategi pada Gambar 1 menunjukkan hubungan di antara sasaran-sasaran strategis Direktorat KITSDA. Untuk memastikan bahwa sasaran strategis di perspektif stakeholder tercapai, Direktorat KITSDA harus memastikan bahwa sasaran strategis di perspektif yang lebih bawah telah lebih dahulu tercapai. Key performance indicator (KPI) merupakan indikator pencapaian sasaran strategis. Terdapat 14 KPI yang mengukur ketercapaian 9 sasaran strategis. Semua KPI tersebut digunakan untuk menentukan apakah sasaran strategis tercapai atau tidak.

Direktorat KITSDA perlu menentukan nilai target untuk setiap KPI pada setiap tahun. Target pencapaian KPI sebaiknya ditetapkan secara kuantitatif. Jika tidak memungkinkan, beberapa KPI yang bersifat indeks dapat ditentukan secara kualitatif. Terakhir, untuk memastikan semua target tercapai, untuk setiap sasaran strategis ditetapkan inisiatifinisiatif strategis. Inisiatif strategis dapat dipandang sebagai program-program non-reguler dan nonrutin untuk mengubah kondisi sekarang untuk mencapai target. Inisiatif strategis diturunkan dari sasaran strategis, di mana dari setiap sasaran strategis diturunkan minimum satu inisiatif strategis. Pada penelitian ini, sebanyak 16 inisiatif strategis diturunkan dari 9 sasaran strategis. 4. Kesimpulan Dengan modifikasi tertentu, Balanced Scorecard dapat diaplikasikan dengan baik di Direktorat KITSDA, Direktorat Jenderal Pajak. Implementasi Balanced Scorecard akan memperkuat institusi Direktorat KITSDA dengan adanya sasaran strategis, key performance indicator dan inisiatif strategis. Penerapan Balanced Scorecard pada instansi pemerintah seperti Direktorat KITSDA membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai proses kerja yang berlangsung di instansi tersebut. Scorecard yang dikembangkan pada makalah ini tidak dapat diterapkan pada instansi pemerintah yang lain karena setiap instansi memiliki tugas-tugas yang khas. 5. Daftar Pustaka [1] Kaplan, Robert S. and Norton, David P., The Balanced Scorecard: Translating Strategy Into Action, Harvard Business School Press, 1996. [2] Kaplan, Robert S. and Norton, David P., The Balanced Scorecard-Measures that Drive Performance, Harvard Business Review, 1992. [3] Kaplan, R. S. and D. P. Norton, Transforming the Balanced Scorecard from Performance Measurement to Strategic Management, Accounting Horizons, Part I, pp. 87-105, 2001. [4] Kaplan, R. S. and D. P. Norton, Transforming the Balanced Scorecard from Performance Measurement to Strategic Management, Accounting Horizons, Part II, pp. 147-161, 2001. [5] Yu, May et. al., The e-balanced Scorecard (e-bsc) for Measuring Academic Staff Performance Excellence, Higher Education, Vol. 57 Issue 6, pp. 813-828, 2009. [6] Möller, Andreas and Schaltegger, Stefan, The Sustainability Balanced Scorecard as a Framework for Eco-efficiency Analysis. Journal of Industrial Ecology, Vol. 9 Issue 4, pp. 73-83, 2005. [7] Weir, Erica et. al., Applying The Balanced Scorecard to Local Public Health Performance Measurement: Deliberations and Decisions. BMC Public Health, Vol. 9, pp. 1-7, 2009. [8] Pinero, Charles J., A Balanced Scorecard Model with Incremental Analysis for The Motor Homes Industry Based on Survey Results. Competitiveness Review, Vol. 19 Issue 1, pp. 63-80, 2009. [9] Moe, Tun Lin et. al., Balanced Scorecard for Natural Disaster Management Projects. Disaster Prevention & Management, Vol. 16 Issue 5, pp. 785-806, 2007. [10] Dickinson, Teresa and Tam, Siu-Ming., Measuring Client Servicing in The Australian Bureau of Statistics (ABS) A Balanced Scorecard Approach. Statistical Journal of the UN Economic Commission for Europe, Vol. 21 Issue 1, pp. 7-16, 2004.