BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS MA AL-FALAH Limboto. Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI IPS dengan jumlah siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup telah terlaksana dengan menggunakan dua

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang

BAB III METODE PENELITIAN. proses pembelajaran dalam kelas menggunakan model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia sampai sekarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI. Umi Jaenab

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 16 orang siswa yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 10 orang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyajikan materi Kubus dan Balok dengan menggunakan pendekatan Realistic

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamanatan Wringinanom Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi unit suhu dan kalor

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I dilaksanakan pada hari jumat 4 Mei 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

Keywords: Environment, Source of Learning, Activeness, Student Study Learning Result

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penerapan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI IPS MA AL-FALAH Limboto. Kelas yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah kelas XI dengan jumlah siswa 21 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat kali pertemuan yang dibagi dua kali pertemuan untuk setiap siklus dengan lama tiap pertemuan 2 x 45 menit. Pada setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi tes tertulis untuk menilai hasil kemampuan berfikir kritis siswa. 4.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan 1. Siklus 1 Pertemuan 1 Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pembelajaran dengan materi Hakikat keterbukaan dan keadilan. Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), kegiatan pembelajaran terdiri: Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan akhir, membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran serta mengadakan evaluasi lisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajara a. Aktivitas Guru Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi guru

untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 2). Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB ( - ) B (42.85%) C (28.57%) dan K (28.57%). Dapat dilihat tabel 4 Hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 4. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer SB - B 3 42.85 C 2 28.57 K 2 28.57 Jumlah 7 100 b. Aktivitas Siswa Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran digunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 8 aspek penilaian Lampiran 3. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB (-) B (12,5%) C (50%) dan K (37,5%). Dapat dilihat Tabel. 5 Hasil observasi aktivitas siswa oleh observer.

Tabel 5. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer 1 SB - B 1 12,5 C 4 50 K 3 37,5 Jumlah 8 100 Pertemuan 2 Siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan materi pengertian keterbukaan dan keadilan, Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), kegiatan pembelajaran terdiri dari Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan dengan memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen

actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan akhir, membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran serta mengadakan evaluasi tulisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran pada siklus 1. a. Aktivitas Guru Pada pertemuan 2 kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi aktivitas guru untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 4). Pada pertemuan 2 diperoleh hasil SB (-) B (57.14%) C (42.85%) dan K (-). Dapat dilihat tabel 6 hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 6. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer 1 SB - - B 4 57.14 C 3 42.85 K - - Jumlah 7 100

b. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada pertemuan 2 untuk observer 1 diperoleh hasil SB (12,5) B (75%) C (12,5%) dan K (-), tabel 7 hasil observasi aktivitas siswa oleh observer. Tabel 7. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer 1 SB 1 12,5 B 6 75 C 1 12,5 K - Jumlah 8 100 c. Berfikir Kritis Kemampuan berfikir kritis dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk memahami materi dan permasalahan yang disampaikan, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara teori, di lakukan tes dengan melaksanakan evaluasi tertulis yang berupa soal pilihan ganda dan essay (Lampiran 6) yang terdiri dari 10 butir soal objektif dan 5 butir essay dengan bobot maksimun 75 dan rentang nilai 0-100 untuk semua soal. KKM untuk materi ini adalah 75. Dari hasil tes kemampuan berfikir kritis siklus I terdapat 12 orang yang memperoleh nilai di atas KKM 75, sedangkan sisanya 9 orang memperoleh nilai dibawah 75 yang artinya belum memenuhi kriteria ketuntasan, sehingga masih

akan diperbaiki dalam proses pembelajaran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 hasil belajar siswa. Tabel 8. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus 1 No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentasi (%) Kriteria 1 85 100 8 38,09 Tuntas 2 75 84 4 19,04 Tuntas 3 65 74 5 23,8 Tidak tuntas 4 0 64 4 19,04 Tidak tuntas Jumlah 21 100 40.0 35.0 30.0 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 NILAI : 0-64 NILAI : 65-74 NILAI : 75-84 NILAI : 85-100 TUNTAS TIDAK TUNTAS Grafik 1. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus 1 Berdasarkan hasil analisis observer pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa, hasil tes kemampuan berfikir kritis siswa pada siklus I masih perlu adanya perbaikan. Adapun hal-hal yang perlu diadakan perbaikan antara lain : 1. Menciptakan suasana kelas yang komunikatif 2. Memberikan tugas atau menganalisis permasalahan kepada siswa dengan petujuk yang jelas 3. Membimbing siswa langsung dalam kelompok

4. Membimbing siswa menjawab maupun menanggapi pertanyaan 5. Pemberian tugas di sesuaikan dengan waktu pembelajaran. 6. Pembuatan soal ujian harus bisa dipahami dan dimengerti siswa 1. Siklus 2 Pertemuan 1 Siklus 2 pertemuan 1 dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan materi lanjutan yakni pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning ), kegiatan pembelajaran terdiri dari Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi

permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan akhir, membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran serta mengadakan evaluasi lisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajara a. Aktivitas Guru Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi guru untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 7). Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB (42.85%) B (57.14%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat tabel 9 Hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 9. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer SB 3 42.85 B 4 57.14 C - - K - - Jumlah 7 100

b. Aktivitas Siswa Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran digunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 8 aspek penilaian Lampiran 8. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada setiap aspek terdapat empat kriteria penilaian yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K). Pada pertemuan 1 diperoleh hasil SB (37.5%) B (62.5%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat table 10 hasil observasi aktivitas siswa oleh observer. Tabel 10. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer 1 SB 3 37.5 B 5 62.5 C - - K - - Jumlah 8 100 Pertemuan 2 Siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, dengan materi sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), kegiatan pembelajaran terdiri dari Kegiatan awal, pemberian motivasi menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti, Langkah 1 mengorientasikan

siswa pada masalah, pada tahap ini guru mengajukan masalah dan meminta peserta didik mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru meminta siswa mengemukakan ide dan teori yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah tersebut. Langkah 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada kegiatan ini siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan dengan memperhatikan kemampuan, ras, dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Langkah 3 membantu siswa memecahkan masalah, pada kegiatan ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas dalam kelompok. Guru bertugas mendorong peserta didik mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen actual, hingga mereka benar-benar mengerti situasi permasalahannya. Langkah 4 membantu mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah, pada kegiatan ini guru menyuruh seorang peserta anggota kelompok untuk mempersentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu jika siswa mengalami kesulitan. Langkah 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir siswa. Kegiatan akhir, membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran serta mengadakan evaluasi tulisan terhadap siswa untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran pada siklus 1. a. Aktivitas Guru Pada pertemuan 2 kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), menggunakan lembar observasi aktivitas guru untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, terdiri dari 7 aspek yang diamati observer (Lampiran 9). Pada pertemuan 2

diperoleh hasil SB (57.14%) B (42.85%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat tabel 11 hasil observasi aktivitas guru oleh observer. Tabel 11. Observasi Aktivitas Guru oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer 1 SB 4 57.14 B 3 42.85 C - - K - - Jumlah 7 100 b. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan observer pada kegiatan pembelajaran ada 8 aspek yang diamati. Pada pertemuan 2 untuk observer diperoleh hasil SB (50%) B (50%) C (-) dan K (-). Dapat dilihat tabel. 12 hasil observasi aktivitas siswa oleh observer. Tabel 12. Observasi Aktivitas Siswa oleh Observer Kriteria Penilaian Aspek Penilaian Prosentase (%) Observer 1 SB 4 50 B 4 50 C - K - - Jumlah 8 100 c. Berfikir Kritis Untuk melihat kemampuan berfikir kritis siswa secara teori, pada siklus 2 dilaksanakan evaluasi tertulis dengan jumlah soal 10 butir soal objektif dan 5 butir

soal essay, bobot maksimal 75, dengan KKM 75. Dari hasil analisis hasil evaluasi pada siklus 2 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang besar dimana dari 21 siswa yang mengikuti pembelajaran dua orang diantaranya yang memperoleh nilai di bawah KKM 75, sedangkan sisanya 19 orang seluruhnya memperoleh nilai 75 keatas dan memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Dengan demikian maka seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan yang ditetapkan dengan prosentasi 90,47%. Nilai rata-rata adalah 78,85. Dan daya serap siswa 82,79% dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 13. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus II No Rentang Nilai Jumlah Siswa Prosentasi (%) Kriteria 1 85-100 11 52,4 Tuntas 2 75-84 8 38,1 Tuntas 3 65-74 2 9,52 Tidak Tuntas 4 0-64 - - - Jumlah 21 100 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 TUNTAS TIDAK TUNTAS 10.0 0.0 NILAI : 0-64 NILAI : 65-74 NILAI : 75-84 NILAI : 85-100 Grafik 2. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus II

Tabel 14. Perbandingan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus I dan Siklus II Aspek Siklus I Siklus II Tuntas 12 19 Tidak Tuntas 9 2 Rerata Kelas 74,47 78,85 Daya Serap 74,67 82,79 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 SIKLUS 1 SIKLUS 2 TUNTAS TIDAK TUNTAS RERATA KELAS DAYA SERAP Grafik 3. Perbandingan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Siklus I dan Siklus II 4.3 Pembahasan Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran, mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, serta mengevaluasi hasil belajar siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru diperoleh hasil : 1. Pengamat, siklus 1 pertemuan 1 yang memperoleh baik sekali dan baik (42.85%), pertemuan 2 baik sekali dan baik (57.14%). Siklus 2 pertemuan 1 baik sekali dan baik (100%), pertemuan 4 baik sekali dan baik (100%). Dari hasil observasi kegiatan belajar siswa dikelas diperoleh hasil: 1. Pengamat, siklus 1 pertemuan 1 yang memperoleh baik sekali dan baik (12.5%), pertemuan 2 baik sekali dan baik (87.5%). Siklus 2 pertemuan 3 baik sekali dan baik (100%), pertemuan 4 baik sekali dan baik (100%). Kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dikelas ternyata mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya, ini dibuktikan dengan lebih dari 85% kegiatan belajar dikelas memperoleh skor baik sekali dan baik. Berdasarkan hasil analisis data pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pemahaman berfikir kritis siswa secara teoritis, siswa yang memperoleh nilai 75 keatas dan dikategorikan tuntas sebesar 57,1% dan siswa yang meperoleh nilai 75 kebawah atau dikategorikan belum tuntas sebesar 42,8%. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 74,47, hal ini dikarenakan masih banyak terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran seperti yang telah diuraikan pada hasil penelitian. Pada siklus 2 kemampuan berfikir kritis siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Siswa yang memperoleh nilai 75 keatas dikategorikan tuntas sebanyak 19 orang dengan prosentasi 90,5% dan siswa yang meperoleh nilai 75 kebawah atau dikategorikan belum tuntas yakni 2 orang dengan prosentasi 9,5%. Nilai rata-rata siswa adalah 78,85.

Tabel 15. Perbandingan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Aspek Siklus I Siklus II Tuntas 12 19 Tidak Tuntas 9 2 Rerata Kelas 74,47 78,85 Daya Serap 74,67 82,79 Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat memperbaiki pemahaman akan kemampuan berfikir kritis siswa khususnya pada materi keterbukaan dan keadilan. Dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mengutamakan aktivitas siwa dalam belajar dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan, baik dalam materi maupun dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru berkenaan dengan materi yang diberikan. Selain itu, model pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Ward (I Wayan Dasna dan Sutrisno: 2007) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan berdasarkan masalah dan memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa mampu berpikir kritis dan mengembangkan inisiatif. Nurhadi, (2004: 56) mengemukakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Sehingga kemampuan berfikir kritis sangat baik digunakan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada materi keterbukaan dan keadilan sehingga hipotesis yang ada dapat diterima dan diuji kebenarannya.