PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

dokumen-dokumen yang mirip
memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

PENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

TINJAUAN PUSTAKA Anak Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

dapat memberi informasi yang nyata kepada para pelaku kebijakan yang berwenang dalam upaya perlindungan kesehatan dan gizi anak sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

Lampiran 1 Pengetahuan gizi dan keamanan pangan wilayah Depok. Lampiran 2 Pengetahuan gizi dan keamanan pangan wilayah Sukabumi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

3. Peserta didik dapat mengidentifikasi bahan tambahan pangan yang berjenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Novia Tresnaati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

I. PENDAHULUAN. secara tradisional (Suryadarma, 2008). Cotton (1996) menyatakan bahwa, kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB. III METODOLOGI A. TAHAPAN KAJIAN tahun sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak orang mengatakan membuat makanan tradisional sangat repot dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya di dalam setiap masakan makanan yang akan dimakan. juga sesuai dengan selera mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

JURNAL PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN PANGAN JAJANAN ANAK DI LUAR LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN SLEMAN

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

PERAN ORANG TUA TERHADAP OPTIMALISASI JAJANAN SEHAT PADA TUMBUH KEMBANG ANAK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Warna Makanan, peraturan tentang Penggunaan Pemanis Buatan. 2. memanfaatkan zat aditif sintesis yang dibuat dari zat-zat kimia.

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maryadi Putra M, 2014

Kuesiner Penelitian PENGETAHUAN, DAN SIKAP PEDAGANG ES KRIM TENTANG PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DI BEBERAPA PASAR KOTA MEDAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan makanan jajanan. Makanan jajanan (street food) merupakan makanan

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Fardiaz, 1993).

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi (Kemenkes, 2011).

BAHAN TAMBAHAN PANGAN (FOOD ADDITIVE)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

KUESIONER PENELITIAN

STREETFOOD CARDS SEBAGAI MEDIA MERUBAH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK USIA SEKOLAH DALAM MENGKONSUMSI JAJANAN DI SDN 1 WONOREJO RUNGKUT SURABAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan struktur organisasi penelitian yang diambil. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga pada umumnya menghabiskan waktu diluar rumah atau dikampus, sehingga untuk memenuhi kebutuhan makanannya, mahasiswa dihadapkan pada makanan jajanan baik makanan jajanan kantin, warung, kedai makanan atau kafetaria di sekitar lingkungan kampus. Menurut winarno (1997) menyatakan bahwa pangan jajanan adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis. Nasution (Nuraida, et al, 2009) menjelelaskan bahwa pangan jajanan dapat dikelompokkan menjadi makanan sepinggan, makanan cemilan, minuman dan buah. Makanan sepinggan adalah makanan utama contohnya mie ayam, nasi uduk, baso, gado gado dan lain lain. Makanan cemilan atau snack adalah makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan. Makanan cemilan atau snack terdiri dari 2 bagian, pertama makanan cemilan atau snack basah contohnya, lumpia, lemper, pisang goreng, risoles dan lain - lainnya. Kedua makanan cemilan atau snack kering, seperti produk ekstruksi, keripik, biskuit, kue kering dan lain lainnya. kelompok minuman seperti minuman kemasan, air mineral, jus, es campur dan lain lainnya. Kelompok Buah contohnya seperti, buah potong, sop buah, buah utuh dan lain lain (Nasution, 2009). Sementara ini masih banyak makanan jajanan yang dijajakan disekitar kampus dan sekolah pada umumnya masih banyak yang tidak aman. Pewarna, pemanis dan pengawet merupakan jenis bahan tambahan pangan. Bahan bahan tambahan tersebut sering dijumpai pada setiap makanan jajanan yang di jajakan di sekitar lingkungan kampus atau pun disekitar lingkungan sekolah. Penggunaan bahan bahan tersebut banyak digunakan oleh para penjual makanan jajanan pada 1

2 pembuatan makanan jajanan seperti kue kue tradisional, berbagai macam es, buah buahan, cemilan atau snack kemasan dan masih banyak makanan jajanan lainnya. Tidak sedikit penjual makanan sekarang ini mengganti bahan bahan tambahan pangan yang diizinkan dengan bahan tambahan yang bukan untuk pangan atau yang berbahaya, seperti survei yang dilakukan oleh BPOM tahun 2004 di sekolah dasar di seluruh Indonesia dan sekitar 550 jenis makanan yang diambil untuk sampel pengujian menunjukkan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan. Disebutkan bahwa 56% sampel mengandung rhodamine B dan 33% mengandung boraks (Purtiantini, 2010, hlm. 17). Sedangkan menurut hasil monitoring rutin dan survei Balai Besar POM tahun 2007 di 26 provinsi di Indonesia terhadap makanan jajanan sekolah dasar menunjukkan bahwa 45,28% dari 2957 sampel makanan jajanan tidak memenuhi persyaratan satu atau beberapa parameter yang diuji. Bahan kimia yang dilarang seperti boraks, formalin, pewarna rhodamin B, dan amaranth masih terkandung di dalam makanan jajanan (Putra, 2009, hlm. 17). Menurut Direktur Pengawas Produk dan Bahan Berbahaya BPOM Mustofa menyatakan bahwa : Ada empat urutan makanan yang berbahaya pada makanan jajanan yaitu: satu pada minuman, seperti es cendol, es cincau, es sirup dan minuman lainnya yang banyak ditemukan pemanis sintesis yang melebihi batas penggunaan. Kedua yaitu pada buah buahan, baik buah buahan potong maupun buah buahan yang segar yang banyak di temukan zat pewarna berbahya serata pemanis sintetis. Ketiga yaitu pada makanan ringan atau snack, seperti jeli, batagor, bakwan, otak otak, siomay, agar agar banyak ditemukan pengawet dan pewarna yang bukan untuk pangan. Serta yang keempat yaitu pada makanan jajanan berat seperti mie, bakso, ayam goreng, pecel lele, dll banyak mengandung bahan pengawet yang berbahaya (Tn, September 2015). Penggunaan bahan bahan terbut apabila sering dikonsumsi maka akan membahayakan kesehatan tubuh. Rhodamin B dan Methanyl yellow dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, kanker kandungan kemih dan ganguan hati, sedangkan boraks dan formalin dapat menyebabkan ganguan saraf ginjal dan hati. Serta penggunaan pemanis sintetis secara berlebihan dapat menyebabkan kanker kandungan kemih, asma, kanker otak, serta kemandulan.

3 Menurut Sunita Almatsier (2009 : 8) makanan sehari hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang di butuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak di pilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat zat gizi esensial tertentu. Mahasiswa dalam memilih makanan jajanan lebih cenderung memilih makanan jajanan dari segi rasa, penampilan, bentuk dan aroma sedangkan dari segi keamanan jajanan tersebut mahasiswa kurang memperhatikan zat zat kimia yang terkandung dari suatu makanan jajanan tersebut. Pada dasarnya mahasiswa dalam memilih makanan jajanan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Purtiantini (Notoatmodjo, 2003) menjelaskan bahwa Faktor intern mencakup pengetahuan khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan motivasi dari luar (Purtiantini, 2010,hlm.18-19). Berdasarkan pendapat tersebut yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, terjadi pula pada Mahasiswa Pendidikan Tata Boga UPI dalam memilih makanan jajanan sehari hari. Faktanya bahwa faktor intern mengenai pengetahuan gizi khususnya dalam kepandaian memilih makanan jajanan yang sehat yaitu pengetahuan tentang Bahan Tambahan Pangan. Bahan Tambahan Pangan dipelajari oleh mahasiswa Pendidikan Tata Boga di Mata Kuliah Kimia Makanan. Kimia Makanan merupakan Mata Kuliah Keahlian Program Studi Pendidikan Tata Boga FPTK UPI yang memiliki bobot 2 (dua) SKS. Salah satu tujuan dari perkuliahan kimia makanan yaitu adalah mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan pemahaman yang didapat dalam kimia makanan untuk kehidupan sehari hari. Materi yang di berikan terkait Bahan Tambahan Pangan meliputi: Pewarna, Pemanis buatan, Pengawet, Antioksidan, Antikempal, Penyedap dan penguat rasa serta aroma, Pengatur keasaman, Pemutih dan pematang tepung, Pengemulsi, Pemantap dan Pengental, Pengeras, Sekuestran, Humektan, Enzim dan Penambah gizi. Berdasarkan paparan tersebut penulis sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI saya yang merupakan calon guru yang akan mendidik kembali siswa dan memperoleh ilmu pengetahuan tentang Kimia Makanan terutama Bahan Tambahan Pangan (BTP), ingin meneliti bagaimana penerapan terkait dengan pengetahuan Bahan Tambahan Pangan dari Mata Kuliah Kimia Makanan pada pemilihan makanan jajanan sehari hari.

4 B. Rumusan Masalah Penelitian Banyak makanan dan minuman yang dijajakan disekitar kampus yang menggunakan bahan tambahan berbahaya. Mahasiswa Pendidikan Tata Boga telah mempelajari tentang bahan bahan tambahan pangan yang aman dan berbahaya pada mata kuliah kimia makannan. Namun pada kenyataannya masih ditemui mahasiswa yang membeli jajanan berbahan tambahan berbahaya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pengetahuan bahan Tambahan Pangan Pada Pemilihan Makanan Jajanan Mahasiswa Pendidikan Tata Boga UPI. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan tujuan yang diarahkan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti. Adapun tujuan penelitian ini mengenai Penerapan pengetahuan Bahan Tambahan Pangan (BTP) tentang Pewarna, Pemanis, Pengawet Pada Pemilihan Makanan Jajanan Mahasiswa Pendidikan Tata Boga UPI diantaranya: 1. Makanan Jajanan Snack 2. Makanan Jajanan Buah 3. Minuman Jajanan D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Tata Boga UPI diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan tentang pengetahuan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang meliputi pewarna, pemanis, pengawet pada pemilihan jajanan makanan. 2. Bagi Peneliti : Menambah pengalaman dalam penulisan karya ilmiah. E. Struktur Organisasi Penelitian ini akan dilakukan dengan struktur penelitian sebagai berikut : 1. Pengajuan judul penelitian.

5 2. Pembuatan BAB I penelitian yang berisikan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. 3. Pembuatan BAB II penelitian yang berisikan tentang kajian pustaka. 4. Pembuatan BAB III penelitian yang berisikan tentang metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. 5. Pembuatan BAB IV penelitian yang berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. 6. Pembuatan BAB V penelitian yang berisikan tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi. 7. Lampiran penelitian.