PERAN SEROLOGI PENANDA TUMOR pada KANKER PARU IRMAWANTY SETIAPUTRI RS PARU DR.H.A ROTINSULU 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

ROLE OF EGFR TESTING IN LUNG CANCER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KADAR CARCINOEMBRIONIC ANTIGEN (CEA) PADA PASIEN KANKER PARU YANG MENDAPAT KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan. yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Kanker paru merupakan penyebab tertinggi kematian. akibat kanker di dunia, baik negara-negara maju maupun

Kadar Carcinoembryogenic Antigen (CEA) Serum Penderita Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil di RSUP Adam Malik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

The Role of Thoracic Surgery in Lung Cancer Management at Dr.H.A.Rotinsulu Lung Hospital Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

IMMUNORADIOMETRICASSA Y (IRMA) DALAM DETEKSI DAN PEMANTAUAN KANKER. Wayan Rediatning S., Sukiyati OJ. Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

Patofisiologi kanker:

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. KHS terjadi di negara berkembang. Karsinoma hepatoseluler merupakan

IMUNOLOGI TUMOR ELLYZA NASRUL

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyebab yang kompleks. Angka kejadian KNF tidak sering ditemukan di dunia barat

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

KANKER PARU. MEILINA Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

TUMOR MARKER PADA KANKER GINEKOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

ABSTRAK KARSINOMA HEPATOSELULER DIAGNOSIS DAN TERAPI

5. Diagnosis dengan Radioisotop

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan proliferasi selular dari trofoblas plasenta meliputi :

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan. menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta dolar Amerika setiap tahunnya (Angus et al., 2001). Di Indonesia masih

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

Transkripsi:

PERAN SEROLOGI PENANDA TUMOR pada KANKER PARU IRMAWANTY SETIAPUTRI RS PARU DR.H.A ROTINSULU 2016

Sero-Imunologi Bagian ilmu Imunologi yang mempelajari reaksi antigen-antibodi secara invitro Sehingga umumnya yang digunakan dalam pemeriksaan Serologi adalah darah (serum)

PENANDA TUMOR (TUMOR MARKER) Zat yang dihasilkan oleh sel kanker atau sel-sel tubuh lainnya dalam merespon adanya kanker atau kondisi tertentu (bukan kanker); Penanda tumor dapat dibuat oleh sel-sel normal maupun oleh sel-sel kanker;

Namun, pada kondisi adanya kanker diproduksi pada tingkat yang jauh lebih tinggi; Penanda Tumor dapat ditemukan dalam cairan tubuh (ekstrasel) dan sel/jaringan tumor penderita kanker ; Penanda tumor umumnya adalah protein (antigen)

Beberapa penanda tumor dapat berhubungan dengan hanya satu jenis kanker; tetapi ada pula yang berhubungan dengan dua atau lebih jenis kanker; Kadang2 kondisi non kanker dapat pula menyebabkan tingkat penanda tumor tertentu meningkat

Bagaimana penggunaan Penanda Tumor Penanda Tumor digunakan untuk membantu mendeteksi, mendiagnosa (DD/, staging, perkiraan volume), dan mengelola kanker (terapi, prognosis, evaluasi-monitoringdeteksi); Meskipun tingkat yang lebih tinggi dari penanda tumor dapat menunjukkan adanya kanker, ini saja tidak cukup untuk mendiagnosa kanker;

Oleh karena itu, pengukuran penanda tumor biasanya dikombinasikan dengan tes lain, seperti biopsi, untuk mendiagnosa kanker; Kadar penanda tumor dapat diukur sebelum pengobatan untuk membantu merencanakan terapi yang tepat Kadar penanda tumor dapat mencerminkan tahapan penyakit dan / atau prognosis pasien

Penanda tumor juga diukur secara periodik selama terapi kanker Penurunan tingkat penanda tumor atau kembali ke tingkat normal penanda ini dapat menunjukkan bahwa kanker merespon pengobatan, sedangkan tidak ada perubahan atau peningkatan dapat menunjukkan bahwa kurang/tidak respon pada terapi yang diberikan

Penanda tumor juga dapat diukur setelah perawatan kanker yang telah selesai untuk mendeteksi adanya kekambuhan

Dapatkah penanda tumor digunakan sebagai skrinin Penggunaan Penanda Tumor sebagai bahan skrining akan menjadi berguna bila memiliki sensitivitas yang sangat tinggi (kemampuan untuk benar mengidentifikasi orang-orang yang memiliki penyakit) dan spesifisitas (kemampuan untuk benar mengidentifikasi orang-orang yang tidak memiliki penyakit).

Meskipun penanda tumor sangat berguna dalam menentukan diagnosis, respon pengobatan atau menilai adanya kekambuhan, tetapi belum ada penanda tumor yang diidentifikasi sampai saat ini cukup sensitif atau spesifik untuk digunakan sebagai skrining kanker

Bagaimana penanda tumor diuku Sampel cairan tubuh atau jaringan tumor Banyak metode yang digunakan untuk mengukur kadar penanda tumor, secara serologi umumnya mengunakan metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) dengan bahan darah (serum) pasien

Jika penanda tumor yang digunakan untuk menentukan apakah pengobatan bekerja atau apakah ada kekambuhan, tingkat penanda akan diukur dalam beberapa sampel yang diambil dari waktu ke waktu; Biasanya " pengukuran serial, " yang menunjukkan apakah tingkat penanda meningkat, tetap sama, atau menurun, lebih bermakna daripada pengukuran tunggal

Petanda Tumor yang dihasilkan dapat dikelompokkan berhubungan dengan: Respons penderita (host response marker) Petanda ini umumnya berhubungan dengan adanya reaksi inflamasi, baik sebagai respons terhadap tumornya sendiri, respons terhadap destruksi jaringan atau respons terhadap infeksi yang berkaitan dengan kanker.

Pertumbuhan dan destruksi sel (cell turnover marker) Petanda pertumbuhan dan destruksi yang sudah lama dikenal adalah LDH, fosfatase alkali dll. Selain itu produk sel yang mengalami destruksi adalah sitokeratin CK8,CK18 dan CK19 (TPA) atau Cyfra21.1 sering dilepaskan ke dalam serum atau cairan tubuh lainnya akibat dekomposisi jaringan.

Proliferasi (proliferation) Petanda ini dilepaskan oleh sel-sel yang sedang membelah secara aktif dan mengindikasikan pertumbuhan sel. Contoh petanda ini antara lain Ki67, PCNA (proliferating cell nuclear antigen) dan TPS (tissue polypeptide specific antigen). Petanda diferensiasi atau asal usul sel (differentiation marker) Merupakan substansi yang diproduksi oleh sel atau jaringan tertentu, termasuk diantaranya berbagai jenis protein, enzim, isoenzim dan hormon. Beberapa diantaranya PSA (prostate specific antigen), β-hcg (human chorionic gonadotropin), AFP (alpha-fetoprotein), CEA (carcinoembryonic antigen), CA15.3, anti-gal dan MUC-1.

Penanda Tumor Paru 1. Carcinoembryonic antigen (CEA) 2. Neuron-specific Enolase (NSE) 3. Squamous cell carcinoma antigen (SCC) 4. Cytokeratin 19 Fragments (Cyfra 21-1)

CEA (Carcinoembryonic Antigen) CEA biasanya diproduksi dalam jaringan pencernaan selama perkembangan janin, tetapi produksi berhenti sebelum kelahiran; Oleh karena itu, CEA biasanya ada kadar yang sangat rendah dalam darah orang dewasa yang sehat ; Pada bbrp jenis tumor kadarnya meningkat sehingga dapat digunakan sebagai penanda tumor (colorectal, paru, gastric, pancreatic, payudara dll)

CEA dapat digunakan untuk melacak adanya sel kanker, seberapa baik pengobatan kanker bekerja atau mendeteksi munculnya sel kanker kembali Tetapi pada kondisi non - neoplastik tertentu seperti colitis ulcerative, pankreatitis, sirosis, COPD, penyakit Crohn, hipotiroidisme serta pada perokok berat kadar CEA dalam darah dapat meningkat

Referensi Kadar CEA Rentang normal CEA biasanya pada <5 ng /ml Tingkat melebihi 10 mg /L jarang karena penyakit jinak atau peningkatan sedang yang mungkin terjadi akibat merokok

NSE (Neuron-Specific Enolase) Enolase merupakan enzim glikolitik, dalam bentuk bbrp isoenzim jaringan Neuron enolase spesifik (NSE) dihasilkan dalam jaringan saraf, neuroendokrin dan sel ganas neuroektodermal (small cell lung ca=sclc, neuroblastoma, karsinoid usus) NSE dapat pula ditemukan pada eritrosit, plasma sel&trombosit

Pengukuran kadar NSE berguna dalam diagnosis dan pemantauan lanjut pasien dengan small cell lung ca (SCLC) 70% dari pasien dengan small cell lung ca ( SCLC ) mengalami peningkatan konsentrasi NSE serum dan; Kadar NSE pada sel tumor yang memproduksi NSE berkaitan dengan dengan massa tumor dan aktivitas metabolik tumor Kadar yang meningkat memiliki prognosis yang buruk begitu pula sebaliknya.

Referensi kadar NSE Nilai referensi 15 ng / ml Interpretasi NSE bermanfaat dalam tindak lanjut pasien Keberhasilan pengobatan, konsentrasi serum NSE dapat turun dalam waktu paruh sekitar 24 jam.,

Kadar NSE yang menetap tinggi pada keadaan tidak adanya penyebab lain (hemolysis, Hb>20 gr/dl, Proton pump inhibitor treatment atau adanya neurologi diagnosis) kemungkinan ada tumor persisten; Sedangkan kadar yang meningkat dapat menunjukkan tumor yang telah menyebar

SQUAMOUS CELL CARCINOMA ANTIGEN (SCC) Adalah 48 kd protein yang merupakan serpin protease inhibitor Pengukuran serum SCC digunakan pada karsinoma sel skuamosa: serviks, esofagus, kepala, leher dan paru-paru. Salah satu aplikasi yang paling penting dari pengukuran SCC pada kanker paru adalah sebagai penunjang diagnosis histologis.

Referensi kadar SCC Nilai referensi 2 ng / ml Kadar SCC > 2 ng /ml memiliki probabilitas 95 % pada non small cell lung ca dan 80 % kemungkinan memiliki squamosa ca

CYFRA 21-1 (Cytokeratin 19 fragmen) CYFRA 21.1 adalah penanda tumor yang relatif baru yang menggunakan dua antibodi monoklonal spesifik terhadap sitokeratin 19 fragmen; CYFRA 21-1 merupakan produk sel yang mengalami destruksi yang sering dilepaskan ke dalam serum atau cairan tubuh lainnya akibat dekomposisi jaringan.

CYFRA 21-1 sangat cocok untuk non small cell lung ca (NSCLC) karena merupakan penanda tumor yang paling sensitif, termasuk tumor squamous ; CYFRA 21-1 dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru yang jinak seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan emfisema

Referensi Kadar CYFRA 21-1 Referensi normal 3.3 ng/ml Secara umum CYFRA 21-1 memiliki sensitivitas tinggi untuk Ca Paru

PENANDA TUMOR PARU JENIS TUMOR Adenocarcinoma Squamous cell carcinoma Large cell carcinoma BASELINE MARKER CYFRA 21-1, CEA CYFRA 21-1, SCC CYFRA 21-1, CEA Small cell carcinoma NSE dan CYFRA 21-1 Unknown CYFRA 21-1, NSE, CEA

Referensi 1. Jemal A, Bray F, Center MM, Ferlay J, Ward E, Forman D. Global Cancer Statistics. CA Center J Clin 2011;61. 2. Kresno SB. Ilmu Dasar Onkologi. Edisi Kedua. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2011. 3. Ishiguro F, Fukui T, Mori S, Katayama T, Sakakura N., et al. Serum Carcinoembryonic Antigen Level as a Surrogate Marker for the Evaluation of Tumor Response to Chemotherapy in Nonsmall Cell lung Cancer. Ann Thorac Cardiovasc Surg. 2010;16:242-7. 4. Lim YK, Kam MH, Eu KW. Carcinoembryonic antigen screening: how far should we go? Singapore Med J. 2009;50:862-5. 5. Mumbakar PP, Raste AS, Ghadge MS. Significance of tumor markers in lung cancer. Indian Journal of Clinical Biochemistry. 2006;21:173-6. 6. Wiekopf B, Demangeat C, Purohit A, Stenger R, Gries P., et al. Cyfra 21-1 as a Biologic Marker of Non-small Cell Lung Cancer. Chess. 1995;108:163-69 7. Maeda Y, Segawa Y, Takigawa N, Takata I, Fujimoto N. Clinical Usefulness of Serum Cytokeratin 19 Fragment as a Tumor Marker for Lung Cancer. Internal Medicine. 1996;35:764-71. 8. Ardizzoni A, Cafferata MA, Tiseo M, Filiberti R, Marroni P., et al. Decline in Serum Carcinoembryonic Antigen and Cytokeratin 19 Fragment During Chemotherapy Predicts Objective Response and Survival in Patients With Advanced Nonsmall Cell Lung Cancer. Cancer. 2006;107:2842-9. 9. Cho WCS. Role of mirnas in lung cancer. Expert Rev Mol Diagn. 2009;9:773-6. 10. Du L, Schageman JJ, Irnov, Girard L, Hammond SM., et al. MicroRNA expression distinguishes SCLC from NSCLC lung tumor cells and suggests a possible pathological relationship between SCLCs and NSCLCs. Journal of Experimental & Clinical Cancer Research. 2010;29:75 http://www.jeccr.com/content/29/1/75.

KASIH TERIMA