STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD

dokumen-dokumen yang mirip
Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Session 11 Steam Turbine Protection

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Komponen Sistem Pneumatik

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Offshore north west java (ONWJ) merupakan salah satu operator minyak

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

DAFTAR SNI PRODUK/PERALATAN SUB BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SISTEM PENJERNIHAN AIR MENGGUNAKAN SAND FILTER DAN KARBON FILTER SERTA PENDISTRIBUSIAN AIR DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB III PERANCANGAN BANGUN INTEGRASI FIRE & GAS TERHADAP EMERGENCY SHUTDOWN SYSTEM BERBASIS PLC.

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Tips Mencegah LPG Meledak

4.4 Elektro Pneumatik

Standpipe Piezometer memberikan metode yang mudah dan ekonomis untuk mengukur tekanan air pori pada tanah dan batuan. Aplikasi

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

INSTALASI PERMESINAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB II LANDASAN TEORI

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-170/PJ/2002 TANGGAL : 28 Maret 2002

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HARIAN KERJA PRAKTEK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

Transkripsi:

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD Oleh : Irfan Choiruddin, ST.,MT. *) ABSTRAK Sistem pengendalian wellhead di gunakan untuk memonitor kondisi aliran di flowline sumur dan untuk memulai shutdown pada sumur. Sistem pengendalian secara pneumatik masih menjadi pilihan dengan pertimbangan bahwa pneumatik tidak menimbulkan api. Sistem pengendalian yang handal ditentukan oleh sensor yang digunakan pada sistem tersebut. Dalam tulisan ini, penulis melakukan studi sensor pada sistem pengendalian wellhead dengan kondisi sumur bertekanan tinggi yang diterapkan pada lapangan migas lepas pantai. Dengan pemahaman dan penguasaan yang baik terhadap komponen sistem pengendalian sumur diharapkan mengurangi potensi kecelakaan kerja pada operasi migas lepas pantai. I. PENDAHULUAN Safety atau kondisi aman merupakan persyaratan mutlak bagi operasi migas. Bahkan beberapa perusahaan migas menerapkan sangsi yang keras apabila ada pegawainya yang tidak mengindahkan masalah safety saat bekerja. Demikian pula dengan peralatan yang dioperasikan selalu menggunakan shutdown system, yaitu sistem yang dapat membuat suatu kerja peralatan menjadi berhenti beroperasi. Tentunya banyak hal yang memaksa suatu perlatan untuk berhenti beroperasi. Pada lapangan lepas pantai, pengendalian wellhead memegang peranan penting. Hal ini karena lapangan lepas pantai merupakan sub sistem yang akan mempengaruhi seluruh sistem produksi migas. Fungsi dari wellhead control system adalah untuk memonitor tekanan flowline dari tiap-tiap sumur, yang dihubungkan dengan fasilitas Emergency Shutdown System (ESD), 29 dan control di surface safety valve (SSV). Sama seperti sistem shutdown lainnya, sebuah control system harus bisa digunakan untuk mencegah resiko terjadinya cidera atau kerusakan pada manusia, lingkungan, atau peralatan. Sistem pengendalian wellhead selalu didesain untuk fail-safe. Jika diperlukan, sistem pengendalian wellhead juga dapat digunakan untuk mengawasi surface controlled subsurface safety valve (SCSSV) pada sumur. SCSSV sangat dibutuhkan untuk platform offshore. Peraturan, seperti API RP 14C dan mineral management system OCS urutan No. 5, menentukan persyaratan yang diperlukan untuk sistem safety ini. SCSSV harus terpasang di dasar sumur pada sebuah fasilitas yang terletak dekat dengan pusat kumpulan sumur-sumur atau dipasang pada sumur yang mempunyai kemungkinan mengalami kerusakan fisik.

Ketika sistem hidrolik dibutuhkan untuk mengoperasikan SCSSV, sistem shutdown wellhead harus mempunyai reservoir hidrolik (tabung berisi cairan bertekanan) dan sistem pompa untuk mempertahankan tekanan pada subsurface valve selama kondisi operasi berjalan normal. Hampir semua sistem pengendalian wellhead dalam pengoperasiannya menggunakan pneumatik untuk melakukan sensing dan mengendalikan surface safety valve (SSV). Pneumatik telah banyak digunakan sejak lama dan hal ini telah disetujui oleh para perusahaan migas. Pneumatik bekerja dengan baik di area sekitar wellhead, dimana pneumatik merasakan untuk vibrasi (getaran) dan fluida dari kegiatan pengeboran. Didarat, secara terpisah sistem kontrol wellhead biasa digunakan untuk operasi well dengan kondisi aliran Under Pressure, saat dapat terjadi kerusakan atau cedera pada lingkungan, personnel, ataupun peralatan. Dalam suasana tenang control boleh disusun secara individual diluar dari pintu. Dalam suasana yang lebih dingin control selalu disusun dalam sebuah panel kecil, yang mana terlindung di dalam bangunan atau sebuah shelter. Pada platform offshore, sistem pengendalian wellhead dikelompokkan pada satu atau lebih panel. Logic control panel untuk tiap sumur dijaga terpisah satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu sumur dapat dengan mudah dilakukan penambahan atau penghapusan program logic control jika memang diperlukan. Ketika instrument udara (pneumatic) tersedia, seperti yang digunakan pada banyak platform offshore, instrument udara merupakan sumber gas bertekanan terbaik untuk mengoperasikan sistem control safety. Ketika instrument udara tidak tersedia, gas dari proses dapat digunakan. Sumber gas bertekanan untuk sistem control harus kering dan telah disaring serta tidak terkontaminasi zat-zat lainnya. II. SENSOR PNEUMATIK PADA WELLHEAD Pada umumnya, terdapat empat jenis sensor shutdown yang digunakan untuk mengirimkan sinyal ke masingmasing panel kontrol wellhead: a. Relai-relai pilot Proses dan relai ESD shutdown b. Fusible plug pada sistem kebakaran c. Sensor tekanan tinggi dan rendah yang berasal dari flowline d. Sand probes di flowline SSVs baik itu dilapangan darat ataupun di laut akan tertutup oleh beberapa hal yang dsisebutkan diatas. SCSSVs akan menutup jika hanya menekan ESD atau ada sinyal kebakaran dan setelah beberapa saat SSV menutup terlebih dahulu. a. Relai-relai Shutdown Pada Sistem Proses Sistem kontrol pneumatik pada wellhead haruslah dalam kondisi yang bertekanan agar mampu untuk beroperasi. Alat yang digunakan untuk berhubungan dengan sistem shutdown proses adalah sebuah relai pilot. Relai pilot bentuknya kecil untuk sebuah katup tiga arah atau relai. Relai terdiri dari katup tiga arah dan katup pembuang dan sebuah piston pneumatik atau pilot bertekanan pada bagian ujung lainnya. 30

Relai dipasang di bagian samping dari panel control wellhead. Relai pilot ini akan secara otomatis kembali ke posisi reset ketika sistem shutdown pada proses kehilangan tekanan atau dengan kata lain kembali ke situasi normal. Dengan sebuah sinyal dari sistem shutdown proses baik itu proses di platform ataupun di remote, katup tiga arah akan mengalirkan pneumatic bertekanan. Ketika sinyal dari proses remote dipindahkan, relai akan switch, memblok suplai tekanan, dan membuang semua tekanan di aliran sesudahnya. Rangkaian aksi ini akan memulai shutdown wellhead dengan membuang sinyal pneumatic dari relai pilot dengan reset secara manual, yang mengontrol katup pengaman permukaan (SSV). b. Fusible Plug Fussible plug adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi panas akibat adanya kebakaran. Sensor ini berupa penyumbat yang terbuat dari timah dan akan meleleh apabila terkena panas sehingga supply udara didalamnya akan release. Sehingga rangkaian shutdown akan bekerja. c. Sensor Tekanan Sensor tekanan tinggi rendah (High and Low Pressure Sensor) digunakan untuk memonitor tekanan aliran flowline dari suatu sumur menuju choke kemudian ke hilir (downstream) proses. Sensor tekanan tinggi digunakan untuk menjaga baik itu segmen aliran flowline akhir dan peralatan proses di hilir (downstream). Sensor tekanan rendah digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran atau terputusnya aliran Gambar 1 Relai Pilot dengan Reset Manual (Courtesy of the Cooper Cameron Corporation, owner of the W-K-M trademark.) flowline. Spesifikasi dari sensor tekanan terangkum jelas dalam API RP 14C Seksi A1 untuk platform offshore dan regulasi dari perusahaan terkait. Setingan dari sensor ini harus ditentukan dengan sangat hati-hati, kemudian ditinjau, dan didokumentasikan. Karena normalnya tekanan akan berpengaruh di kerja flowline dan kedekatan pada operasi workover, sensor tekanan yang biasa umum digunakan dinamakan Stick Pilots. (lihat gambar 2). Sensor tekanan bisanya dipasang tandem. Penahan sambungan suplai tekanan dipasang ke saluran masuk (inlet) dari pilot tekanan tinggi. Sambungan bawah dari pilot tekanan tinggi dipasang ke saluran masuk (inlet) pilot tekanan rendah. Sambungan atas pilot tekanan rendah diteruskan ke sistem 31

sambungan penahan. Sebuah sambungan pneumatik yang biasa digunakan ditunjukan di gambar 3. Apabila tekanan choke aliran flowline hilir melebihi batas setingan, piston dalam sensor tekanan tinggi akan bergerak keatas, menutup saluran suplai dan membuang tekanan penahan, dengan demikian memicu wellhead untuk shutdown (menutup). dalam panel kontrol di beberapa tempat yang sama. Gambar. 3 Sensor tekanan dalam sistem dobel (Courtesy of the cooper Cameroon Corporation, Owner of the W-K-M trademark. Gambar 2. Typical Pressure Sensor Apabila tekanan di aliran flowline menurun dibawah batas bawah setingannya, piston dalam sensor tekanan rendah akan bergerak ke bawah, menutup saluran suplai dan membuang tekanan penahan, dengan demikian memicu wellhead untuk shutdown (menutup). Sensor tekanan biasanya dipasang pada sebuah manifold di aliran flowline dan pada saluran sinyal pneumatikyang dikirim ke panel pengontrol wellhead (Wellhead Control Panel). Dual pressure pilot sensor, seperti model 4660 fisher, terpasang d. Sand probes Sand probe digunakan di flowline dimana erosi akibat kondisi-kondisi aliran bisa terjadi. Pada kondisi ini, sand probe akan larut bersama jalur alir pasir dan mengaktuasi sensor. Jika penempatan pada flowline dilakukan dengan tepat, jumlah kerusakan-kerusakan sensor sand probe sangat berharga dalam membantu menentukan keausan akibat erosi pada flowline. Oleh karena itu, jumlah dan tanggal kejadian kerusakan sand probe harus di dokumentasikan dengan hatihati. Salah satu aturan atau kebiasaan adalah membuat jadwal untuk melakukan pengujian ketebalan dinding pipa (misalkan dengan sinar x) setelah empat sand probe mengalami kerusakan. Sand probe harus disisipkan pada penampang pipa yang lurus paling sedikit 32

10 feet pada down-stream dari choke sumur atau dimana saja terdapat perubahan arah perpipaan. Down-stream pipa untuk probe juga harus lurus paling tidak 4 feet. Probe harus dipilih sesuai ukuran alir dari flowline dan dilengkapi dengan konektor ½ NPT. Pada gambar 4 diperlihatkan sebuah tipe dari sensor sand probe. Ketika erosi menyebabkan kerusakan pada probe, tekanan flowline masuk kedalam sensor sand probe dan mendorong piston keatas. Suplai atau lubang untuk instrumen tertutup dan holding circuit pressure dibuang ke atmosfer, sehingga memicu sumur untuk shutdown. III. Penutup Sensor pneumatik masih reliable digunakan dalam sistem pengendalian wellhead. Sistem secara reguler harus diperiksa agar dapat beroperasi dengan baik. Gambar 4 Tipe sensor sand probe 33

DAFTAR PUSTAKA API RP 14B, Recommended Practice for Design, Installation, and Operation of Subsurface Safety Valve Systems. API RP 14C, Recommended Practice for Testing of Basic Surface Safety System on Offshore Production Platforms. API Spec 14D, Specification for Wellhead Surface Safety Valves and Under-water Safety Valves for Offshore Service. API RP 14F, Recommended Practice for Design and Installation of Electrical Systems for Offshore Platforms. Department of Interior, Minerals Management Service (MMS), OCS Order No. 5, Subsurface Safety Devices. Chevron Overseas Petroleum General Specifications GS 11.08-1, Alarm Systems. Chevron Overseas Petroleum Design Practice DP 11.08-1, Wellhead Controls. NEMA Standards Publication No. 250. 34