2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI POLA WORD GRAPH FRASA KATA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH MAHMUDA

II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Kata Keterangan Batasan dan Ciri Kata Keterangan Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Benda Batasan dan Ciri Kata Benda yang + kata sifat Kata Benda Dasar

I PENDAHULUAN II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBENTUKAN WORD GRAPH PREPOSISI BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH

PENDAHULUAN. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan pada bagian ini.

KONSTRUKSI ATURAN PENGGABUNGAN DUA GRAF KALIMAT (The Construction of a Rule to Combine Two Sentence Graphs)

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

PERBANDINGAN METODE KNOWLEDGE GRAPH DAN METODE CONCEPTUAL GRAPH SEBAGAI TEKNIK REPRESENTASI TEKS BERBAHASA INDONESIA KUNEDI

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH FRASA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH ZIKRI SULISTIAWAN

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN POLA GRAF PADA KALIMAT BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH YASIN YUSUF

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

5 Universitas Indonesia

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA SIFAT MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH USEP RAHMAT

ANALISIS TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH RUSIYAMTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BENTUK KATA DAN MAKNA

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini dijelaskan beberapa definisi, teori, dan konsep yang akan digunakan dalam pembahasan bab-bab selanjutnya.

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN KAMUS WORD GRAPH KATA BENDA PADA SISTEM APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT ARIFA DESFAMITA

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH RUSIANA SAMBA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA BENDA MENGGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH HAIRUL SALEH

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

ABSTRAKSI TEKS BERBAHASA INDONESIA MENGUNAKAN TEORI KNOWLEDGE GRAPH DIMAS FEBRIATMOKO

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

HASIL DAN PEMBAHASAN. kata yang diuji

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENAMBAHAN MODUL PEMBANGKITAN WORD GRAPH PREPOSISI PADA APLIKASI BOGOR_DELFT_CONSTRUCT ANDY JULIADI

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

TATARAN LINGUISTIK (3):

ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

MATERI 4 KALIMAT Oleh : Afiati HDF

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBENTUKAN WORD GRAPH UNTUK TEKS BERBAHASA INDONESIA DENI ROMADONI

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

PENAMBAHAN MODUL PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA PADA APLIKASI BOGORDELFTCONSTRUCT CHRISTIAN HENRY

FRASA DALAM BAHASA INDONESIA. Surastina STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

ADJEKTIVA BAHASA INDONESIA

TATARAN LINGUISTIK (3):

PENAMBAHAN REPRESENTASI WORD GRAPH MENGGUNAKAN XML UNTUK FRASA PREPOSISIONAL DALAM BAHASA INDONESIA RESTI SINTYA ERVINA

VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

BAB I PENDAHULUAN. menerangkan nomina dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, kategori yang dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat mempertahankan hasil dari suatu penelitian, seorang penulis akan lebih mudah

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

ANALISIS KELAS KATA PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA TENTANG KARAKTER TEMAN SEBANGKU

Golongan kata dlm suatu bhs berdsrkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dlm sistem gramatikal

PENENTUAN JENIS KATA (PART OF SPEECH TAGGING) UNTUK BAHASA INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak. pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB II KAJIAN TEORI. Idiom berasal dari bahasa Yunani yaitu idios yang berarti khas, mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

Transkripsi:

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis teks dan merepresentasikannya ke dalam bentuk graf (Zhang dan Hoede 2000). Menurut Zhang (2002) knowledge graph adalah suatu pendekatan baru yang dapat digunakan untuk menyatakan bahasa manusia yang lebih memfokuskan pada aspek semantik. Pada prinsipnya knowledge graph terdiri atas concept (token, type, dan name) dan relations. 2.1.1 Concept Concept merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Concept mampu menjadi prosedur dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke umum atau sebaliknya (Zhang 2002). Concept dalam KG dapat dinyatakan sebagai token, name, dan type. Token merupakan concept yang dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token bersifat subjektif. Setiap persepsi selalu berhubungan dengan token. Misalnya kata jeruk dapat diasosiasikan secara subjektif mengenai bentuk, warna, rasa, dan sebagainya. Sebuah token dalam KG direpresentasikan dengan simbol. Type adalah concept yang berupa informasi umum dan bersifat objektif, karena merupakan suatu kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Contoh type misalnya buah, binatang, dan sebagainya. Name adalah suatu yang bersifat individual. Sebagai contoh John adalah sebuah name yaitu dari seorang laki-laki ( Berg 1993). 2.1.2 Relations Relations yang ada pada knowledge graph sampai saat ini terdiri atas 9 binary relations. Penjelasan dari relations tersebut dapat diberikan sebagai berikut:

4 1. Relasi Alikeness ( ) Relasi digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token (Zhang 2002). Contoh : buah adalah type, karena buah adalah concept yang berupa informasi umum, maka dapat dinyatakan dengan word graph berikut : buah Gambar 1 Contoh penggunaan relasi. 2. Relasi Causality (CAU) Relasi CAU antara dua token dilambangkan dengan anak panah berlabel CAU. Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat. Untuk struktur yang kompleks relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki hubungan pelaku, alasan, maksud, alat, dan hasil. Relasi CAU dapat digunakan untuk menghubungkan dua concept yang terdiri atas kata kerja, yaitu untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek (Zhang 2002). Contoh : Andi tidur. Kalimat tersebut dapat dinyatakan dengan word graph berikut : orang CAU tidur EQU Andi Gambar 2 Contoh penggunaan relasi CAU. 3. Relasi Equality (EQU ) Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token (Berg 1993). Contoh : medan adalah name dari jeruk. Selain itu, relasi EQU dipergunakan untuk menjelaskan concept yang sederajat atau sama, mengekspresikan dua hal yang identik. Logika matematika EQU diformulasikan dengan jika A EQU B maka A = B. EQU digunakan untuk menghubungkan A dan B. Berikut adalah word graph dari penggunaan relasi EQU :

5 jeruk EQU medan Gambar 3 Contoh penggunaan relasi EQU yang merepresentasikan medan adalah name dari jeruk. A EQU B Gambar 4 Contoh penggunaan relasi EQU untuk merepresentasikan A = B. 4. Relasi Subset ( SUB ) Jika dua token menyatakan dua rangkaian secara bertautan, dan token yang satu merupakan bagian dari token yang lain, maka kedua token dihubungkan dengan relasi SUB. Untuk relasi SUB, ada dua perbedaan interpretasi, yaitu : 1) Concept a adalah bagian dari concept b. Contoh : ekor SUB kucing, ini menyatakan bahwa ekor kucing adalah bagian dari kucing, karena molekul ekor merupakan bagian dari molekul kucing. ekor SUB kucing Gambar 5 Contoh penggunaan relasi SUB yang merepresentasikan ekor merupakan bagian dari kucing. 2) Concept a adalah lebih umum dari concept b, concept b merupakan bagian yang dapat menggambarkan concept a. Contoh : mamalia SUB kucing, ini menyatakan bahwa kucing adalah jenis dari mamalia. Namun penggunaan relasi SUB pada Gambar 8 diganti dengan relasi FPAR (Zhang 2002). mamalia FPAR kucing Gambar 6 Contoh penggunaan relasi FPAR yang merepresentasikan mamalia merupakan kelas hewan kucing. 5. Relasi Disparateness ( DIS ) Relasi DIS digunakan untuk menghubungkan antara dua token yang tidak mempunyai satu elemen yang sama satu dengan yang lainnya. Relasi ini juga

6 dapat digunakan untuk menyatakan berbeda (Zhang 2002). Contoh : padi berbeda dengan jeruk, dapat dinyatakan dengan word graph berikut : padi DIS jeruk Gambar 7 Contoh penggunaan relasi DIS. 6. Relasi Attribution ( PAR ) Relasi PAR digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya (Zhang 2002). Contoh : nasi kuning, kata kuning merupakan attribute dari nasi atau dengan kata lain kuning merupakan warna dari nasi, maka contoh tersebut dapat dinyatakan oleh word graph berikut : nasi PAR kuning Gambar 8 Contoh penggunaan relasi PAR. Relasi PAR juga dipergunakan untuk menghubungkan satuan seperti waktu, panjang, temperatur, berat, umur, dan lain-lain. 7. Relasi Ordering (ORD ) Relasi ORD menyatakan bahwa dua benda memiliki urutan tertentu satu sama lain, baik urutan waktu atau tempat, tetapi juga dapat digunakan untuk mengungkapkan hubungan < yang dikenal dalam matematika A < B (A lebih kecil dari B) (Zhang 2002). Contoh penggunaan relasi ORD, misalnya : dari pagi sampai malam, dapat dinyatakan dalam word graph berikut : pagi ORD malam Gambar 9 Contoh penggunaan relasi ORD. 8. Relasi Skolem ( SKO ) Dua buah token dalam KG dihubungkan dengan relasi SKO jika token yang satu informasinya bergantung pada token yang lain. Menurut Berg (1993), relasi SKO dalam KG menyatakan informasi bergantung dan mampu

7 menggambarkan kuantifikasi. Relasi ini digunakan dalam logika predikat yang memuat existential quantifiers maupun universal quantifiers. Perhatikan pernyataan yang memuat universal quantifiers. Pada pernyataan tersebut pemilihan y bergantung pada x. Word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut : x SKO y Gambar 10 Contoh penggunaan relasi SKO. 9. Focus ( F ) F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph (Nurdiati dan Hoede 2009). Pada penelitian ini fokus dilambangkan dengan token yang diberi warna hitam. Berikut adalah contoh penggunaan F untuk kalimat banjir merusak padi, word graph-nya dapat dinyatakan sebagai berikut: banjir CAU CAU padi rusak merusak Gambar 11 Contoh penggunaan F. Gambar 11 di atas menunjukkan bahwa fokus dari banjir merusak padi terletak pada token banjir. 2.2 Kelas Kata Kata adalah satuan bentuk terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna (Finoza 2009). Contoh: padi, dingin, menanam. (Alwi et al. 2003) mengelompokkan dalam lima kelas kata, yaitu: 1. Kata kerja (Verba) Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, gerak, proses, keadaan, dan terjadinya sesuatu yang bukan merupakan sifat atau kualitas (Alwi et al. 2003). Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam

8 kalimat dan tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti paling serta tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Berdasarkan relasinya dengan objek, kata kerja dibagi menjadi : 1) Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang memerlukan objek. Contoh : menanam, membersihkan, menerima. 2) Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak memerlukan objek. Contoh : mandi, datang, menghijau, tenggelam. Berdasarkan bentuknya kata kerja terdiri atas : 1) Kata kerja dasar, yaitu kata kerja yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks. Kata kerja ini dapat mengetahui makna leksikal, artinya makna yang melekat pada kata. Contoh : bangun, duduk, makan, lari, tidur. 2) Kata kerja turunan, yaitu kata kerja yang dibentuk dari transposisi, pengafiksan, pengulangan (reduplikasi) atau pemaduan (pemajemukan). Transposisi adalah suatu proses penurunan kata yang memperlihatkan peralihan suatu kata dari kelas kata yang satu ke kelas kata yang lain tanpa mengubah bentuknya. Contoh kata kerja turunan : berjalan, membeli, bertemu, merestui, tembak-menembak, memberhentikan, menghancurleburkan. 2. Kata sifat (Adjektiva) Kata sifat adalah kata yang memberikan keterangan lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Kata sifat yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi sebagai atribut (Alwi et al. 2003). Berdasarkan segi semantiknya, kata sifat terdiri atas : 1) Deskripsi warna, contoh : hitam, putih, ungu, coklat, biru. 2) Deskripsi ukuran, contoh : luas, sempit, dalam, dingin, panas, cepat. 3) Deskripsi suasana hati, contoh : sedih, perih, bahagia, susah, senang. 4) Deskripsi kualitas, contoh : sukar, miskin, bulat, canggih, mentah. 5) Deskripsi pencerapan (berhubungan dengan apa yang dicerap pancaindera). Contoh : bersih, kabur, kasar, manis, pedas (Keraf 1991). Berdasarkan bentuknya kata sifat terdiri atas : 1) Kata sifat dasar, merupakan kata sifat yang selalu monomorfermis. Contoh : asin, besar, merah, ceria, lama, ramai.

9 2) Kata sifat turunan, merupakan kata sifat yang selalu polimorfermis. Kata sifat yang polimorfemis dibentuk dengan cara pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengan kata lain. Contoh kata sifat turunan : ilmiah, gemetar, lemah lembut, compang-camping. 3. Rumpun Kata benda (Nominal) Rumpun kata benda adalah kelompok kata yang berhubungan dengan benda. Anggota dari rumpun kata benda adalah : 1) Kata benda (nomina) adalah segala kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat (Keraf 1991). Dari segi semantis kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja kata benda cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap. Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak tetapi dengan kata bukan. Dari segi bentuknya kata benda terdiri atas : (1) Kata benda dasar, merupakan kata benda yang hanya terdiri dari satu morfem. Contoh : meja, malam, pisau, hukum, atas, Bogor, Senin, Ahmad. (2) Kata benda turunan, kata benda yang dibentuk dari pengafiksan, pengulangan (reduplikasi) atau pemaduan (pemajemukan). Contoh : penanam, sayuran, penyiraman, pertanian, kekosongan. 2) Kata ganti (pronomina), adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain. Contoh : saya, aku, -ku, kami, kita, mereka, ia, kamu, dia, ini, itu, yaitu, -nya, apa, siapa, begini, begitu. 3) Kata bilangan (numeralia), adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Contoh : lima hari, setengah abad. 4. Kata keterangan (Adverbia) Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata sifat, kata benda, kata keterangan yang lain, frasa preposisional, dan juga seluruh kalimat (Finoza 2009). Dari segi bentuknya kata keterangan dapat dibagi atas :

10 1) Kata keterangan tunggal, terdiri atas kata keterangan dasar, berafiks dan kata ulang. Contoh : kurang, kiranya, diam-diam. 2) Kata keterangan gabungan, terdiri atas dua kata keterangan yang berupa kata dasar. Contoh : hanya saja, lagi pula. 5. Rumpun Kata tugas Seluruh kata tugas tidak mempunyai arti leksikal yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata lain (Finoza 2009). Anggota kata tugas yaitu : 1) Kata depan (preposisi), yaitu kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan. Contoh : di, ke, dari, pada, sampai, dengan, lewat, sebelum, antara, tanpa. 2) Kata sambung (konjungsi), yaitu kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Contoh : dan, kalau, karena, ketika. 3) Kata seru (interjeksi), yaitu kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Contoh : aduh, wah. 4) Kata sandang (artikula), yaitu kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Contoh : sang, para, dan si. 5) Partikel penegas, yaitu partikel yang berfungsi membentuk kalimat tanya, kalimat perintah, pernyataan. Contoh : -kah, -tah, -lah, pun. 2.3 Frasa Kata Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masingmasingnya mempertahankan makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam konstruksi itu (Keraf 1991). Frasa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata dengan kata bersifat nonprediktif. Menurut hubungan unsur dalam strukturnya, frasa dapat dibedakan atas : 1. Frasa Eksosentris Sebuah frasa bersifat eksosentris bila hasil gabungan itu berlainan kelasnya dari unsur yang membentuknya (Keraf 1991). Konstruksi ini dapat dibedakan atas :

11 1) Frasa eksosentris direktif Dalam bentuk semacam ini sebuah unsur pembentuk frasa akan bertindak sebagai direktor, sedang unsur lainnya merupakan sumbu (aksis). Misalnya : mengalami penurunan, dari pemerasan kopra. 2) Frasa eksosentris konektif Dalam bentuk ini salah satu unsurnya adalah konektor yang berfungsi sebagai penghubung antarunsur pembentuk frasa yang menjadi atribut predikat dengan subjeknya (Keraf 1991). Dalam hal ini atribut predikat tidak menerangkan konektornya, tetapi menerangkan subjeknya. Misalnya : menjadi tepung, adalah keberagaman. 2. Frasa Endosentris Sebuah frasa bersifat endosentris bila gabungan dua kata atau lebih yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu sama dengan kelas kata dari salah satu (atau lebih) unsur pembentuknya (Keraf 1991). Kata yang kelas katanya sama dengan kelas kata penggabungan itu disebut inti atau pusat. Frasa endosentris dapat dibedakan atas : 1) Frasa atribut atau subordinatif Frasa atribut atau subordinatif adalah frasa yang salah satu dari unsur pembentuknya bertindak sebagai inti. Adapun unsur yang lainnya bertindak sebagai atribut dari inti. Misalnya : kebun petani, pendapatan petani. 2) Frasa koordinatif Frasa koordinatif adalah frasa yang unsur-unsur pembentuknya sama kedudukannya. Dalam tipe frasa ini, kelas dari gabungan itu sama dengan kedua atau lebih unsurnya. Misalnya : masuk keluar, manis pahit. Di samping berdasarkan hubungan unsur dalam strukturnya, frasa juga dapat dibedakan berdasarkan atas kelas kata yang menjadi inti frasa (Keraf 1991), di antaranya : 1. Frasa Nominal Frasa Nominal atau frasa kata benda adalah kelompok kata yang menyatakan atau menunjuk suatu benda. Inti frasa nominal adalah kata benda. Misalnya : modal bersama, mutu tepung jagung.

12 2. Frasa Verbal Frasa verbal atau frasa kata kerja adalah kelompok kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan. Inti frasa verbal adalah kata kerja. Misalnya : dihadapi petani, meningkatkan biaya pengendalian. 3. Frasa Adjektival Frasa adjektival atau frasa kata sifat adalah kelompok kata yang menyatakan sifat atau keadaan. Inti frasa adjektival adalah kata sifat. Misalnya : tahan kekeringan, putih bening. 4. Frasa Preposisional Frasa preposisional atau frasa kata depan adalah kelompok kata yang terdiri dari preposisi sebagai inti diikuti oleh kata atau kelompok kata lain terutama kata benda. Fungsi frasa preposisi antara lain menunjuk arah, tempat, dan waktu. Misalnya : di lapangan, dari pangkal daun. Menurut Keraf (1991) gabungan antara kata dengan kata yang membentuk sebuah frasa menimbulkan pengertian baru, atau mendukung sebuah relasi tertentu. Hubungan makna antarunsur yang membentuk frasa dapat berupa: 1. Relasi posesif, yaitu relasi yang menunjukkan hubungan pemilik. Kata kedua (pembatas) adalah pemilik kata pertama. Frasa ini dapat dipisahkan dengan kata milik dan kepunyaan. Misalnya : kemampuan petani, kandungan nutrisi jagung. 2. Relasi subjektif, yaitu relasi yang pembatasnya adalah pelaku dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata oleh dan yang dilakukan oleh. Misalnya : dihadapi petani, ditampung pihak swasta. 3. Relasi objektif, yaitu relasi yang kata keduanya sebenarnya menjadi objek dari kata pertama. Frasa ini sebenarnya hasil substantivasi frasa objektif direktif. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menggunakan kata akan, kepada, dan tentang. Misalnya : menghasilkan tekstur, memenuhi kebutuhan pangan.

13 4. Relasi tujuan, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tujuan dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan kata bagi, buat, guna, dan untuk. Misalnya : makanan rakyat, untuk membeli solar. 5. Relasi keahlian, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keahlian dari kata yang dibatasi. Dapat digunakan kata dalam bidang untuk memisahkan frasa itu. Misalnya : petani kelapa, dokter ahli saraf. 6. Relasi asal, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan asal dari kata yang dibatasi. Frasa ini dapat dipecahkan dengan menyisipkan kata dari dan yang berasal dari. Misalnya : tenaga mesin, dari pangkal daun. 7. Relasi partitif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan keseluruhan dari kata yang dibatasi, atau kata yang dibatasi merupakan bagian dari pembatasnya. Parafrasa bentuk ini dapat dilakukan dengan menyisipkan kata dari. Misalnya : biji jagung. 8. Relasi material, yaitu relasi yang pembatasnya menyatakan materi yang dipakai untuk kata yang dibatasi. Dalam hal ini dapat digunakan kata dari dan dibuat dari untuk menyatakan hubungan itu secara eksplisit. Misalnya : tepung jagung, minyak kelapa. 9. Relasi perbandingan, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan perbandingan bagi kata yang dibatasi. Frasa ini dipisahkan dengan kata seperti dan bagaikan. Misalnya : berakar serabut, putih susu. 10. Relasi instrumental, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan alat bagi kata yang dibatasi. Relasi ini dapat dinyatakan dengan menggunakan kata dengan. Misalnya : tumbuh baik, dengan kehidupan masyarakat. 11. Relasi lokatif, yaitu relasi yang pembatasnya merupakan tempat atau tempat bekerja dari kata yang dibatasi. Kata yang dapat disisipkan untuk menyatakan

14 hubungan ini secara eksplisit adalah di, pada, dan dalam. Misalnya : masyarakat Papua, di kebun petani.