BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Hasil Belajar Pada Sifat-Sifat cahaya

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan : Pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. diantaranya adalah: Carin yang dikutip oleh Holil dalam. gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistimatis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur Penilaian konvensional

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengembangan Media Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 009 TANJUNG KEMUNING KAB. KAUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. orang yang memiliki kompetensi- kompetensi tertentu seperti; (Hazkew dan Lendon dalam Uno, 2007 : 15).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

Taksonomi Perilaku. 1.mengidentifikasikan. C1 Pengetahuan Mengatahui... Misalnya: istilah, kata benda, kata kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. adanya mekanisme suatu sistem. Kata lainnya yang mendekati pengertian tentang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Sudjana (2008: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Bagian 2. EVALUASI : Prinsip, Karakteristik Kualitas, Taksonomi Hasil Belajar, Ragam Bentuk dan Prosedur.

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

RANAH-RANAH TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF-PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) Kategori Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional Jenis Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran akan berhasil apabila terjadi proses belajar mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANAH RANAH. Misalnya : istilah fakta aturan urutan metode

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB V PEMBAHASAN. akan menganalisis data yang telah terkumpul. sehingga dapat mengambil kesimpulan penelitian sesuai dengan rumusan masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Hasil Belajar Materi Sifat-Sifat Cahaya 2.1.1. Pengertian Hasil Belajar Pada Sifat-Sifat cahaya Menurut Wenei (dalam Kurnia dkk 2007:1 ) bahwa Belajar adalah suatu proses yang terus menerus, agar terjadi perubahan perilaku, proses ini bersifat aktif dan diharapkan menjadi bekal permanen. Respon dari belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan keberhasilan seseorang. Hasil belajar dapat diukur setelah diadakan evaluasi. Oleh sebab itu, dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengharuskan bahwa setiap guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar menentukan batasan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ratarata siswa, kompetensi serta kemampuan sumber daya pendukung dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan guru dapat menentukan apakah hasil ulangan yang diadakan setiap mengakhiri suatu kompetensi dapat dikatakan tuntas atau tidak. Edward Walter (dalam Kurnia dkk 2007:3) berpendapat bahwa Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan. Dalam hal ini guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri, bukan mengkritik anak dengan komentar negatif karena ini akan membuat siswa untuk takut belajar. sedangkan Clifford T Morgan berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil pengalaman sehingga memungkinkan seseorang menhadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda beda. Ini berarti bahwa skenario 8

pembelajaran yang ditampilkan harus dapat memotifasi siswa untuk aktif dalam belajar contoh denga menuangkan games atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Lain halnya dengan Woodword mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif permanen akibat interaksi lingkungan. Jika pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah disajikan dengan berbagai media, metode, model maupun pendekatan maka siswa akan merasa nyaman dan ingin terus menikmati apa yang mereka pelajari. Para guru di sekolah dasar dan orang tua di rumah hendaknya memberi respon positif agar siswa berbesar hati membangun kepercayaan diri pada saat mempelajari apa yang mereka pelajari. Crow & Crow berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena kebiasaan, pengetahuan dan sikap.penggunaan strategi, media, model, metode, pendekatan dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran berdampak positf untuk memperluas wawasan, pengetahuan, dan sikap prilaku anak SD. Teknologi moderen memperkaya anak sehingga banyak meahami perunahan dalam proses belajar. Selain pendapat para pakar diatas pakar-pakar yang lain berpendapat bahwa, belajar merupakan proses memiliki pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Selain itu belajar merupakan perubahan secara fisik maupun motorik. Belajar juga merupakan proses perubahan yang menekankan aspek aspek rohani. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku akibat interaksi lingkungan.

Davies, Jarolimek dan foster (dalam Dimiyati, Dkk) mengemukakan bahwa ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga rana yakni : ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kogniitif, afektif, psikomotor. Menurut Dwi Priyo Utomo (dalam Poerwati,dkk 2008:5) bahwa hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu : a. Kognitif adalah pengetahuan yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecardasan logika. b. Afektif adalah sikap dan nilai dan atau yang mencakup kecerdasan antara pribadi dan kecerdasan intra pribadi dengan kata lain kecerdasan emosional. c. Psikomotor adalah keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal. Dari hasil penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui keberhasilan dari hasil belajar siswa. Arikunto (2003:117) juga mengemukakan bahwa ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke 2 yang selannjutnya disebut taksonomi yaitu : ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam sumber yang sama, Arikunto (2003:137) menjabarkan kata operasional dalam tiga ranah atau domain besar sebagi, berikut :

a) Kognitif 1) Pengetahuan (knowledge) Mendefinisikan, mendeskripsikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan, dan mereproduksi. 2) Pemahaman (comprehension) Mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan,menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. 3) Aplikasi Mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, memanipulasikan, memodifikasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan mengggunakan. 4) Analisis Memerinci, menyusun diagram, membedakan, mengidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan, menujukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan membagi. 5) Sintesis Mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, meniptakan,membuat desain, menjelaskan, memodifinisikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat rencana, mengatur kembali, merekonstruksikan, menghubungkan, mereorganisasikan, merevisi, menuliskan kembali, menuliskan, dan menceritakan.

6) Evaluasi Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, dan membantu. b. Afektiv 1) Receiving Menanyakan, memilih, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan, mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukkan, memilih dan menjawab. 2) Responding Menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormat, berbuat, melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih, menceritakan, dan menulis. 3) Valuing Melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang, menggabungkan, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja sama, mengambil bagian, dan mempelajari. 4) Organization Mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi, mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan, mengidentifikasikan, menginterogasikan, memodifikasi, mengorganisir, menyiapkan, menghubungkan, dan mensintesiskan.

5) Characterization by value or value complex Membedakan, menerapkan, mengusulkan, memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasi, mempertunjukan, menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan, dan menggunakan, c. Psikomotor 1) Musculat or motor skills Mempertontonkan gerak, menunjukan hasil, (pekerjaan tangan), melompat, menggerakan, dan menampilkan. 2) Manipulations of material or objects Mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk. 3) Neuromuscular coordination Mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan. Berdasarkan pngertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi inforamasi yang diperoleh dalam belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek diatas yakni: kognitif,

afektif, dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. 2.1.2. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Menurut Suryabrata (2004:233) untuk mencapai hasil balajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: faktor yang berasal dari diri siswa(faktor intern), dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa bersifat biologis sedangkan faktor yang bersal dari luar diri siswa antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya. 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/inteligensi, bakat, maniat, dan motivasi. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu keluarga, sekolah, masyarakat dan lain sebagainya. Artinya keluarga merupakan lingkungan pendidik yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua

hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Agar fungsi pendidikan sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 2.2. Hakekat Metode Eksperimen dalam Materi Sifat-Sifat Cahaya 2.2.1. Pengertian Metode Eksperimen Sagala dkk (dalam Abimayun 2006:10) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau proses tertentu. Peran guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen ini dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Menurut Al-farisi (2005:2) metode eksperimen adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masaalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur

kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Menurut Schoenherr yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan pembelajaran sians, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. 2.2.2. Tujuan Metode Eksperimen Metode eksperimen bertujuan agar : a. Siswa menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh. b. Siswa mampu merancang, mempersiapkan, malaksanakan dan melaporkan percobaannya. c. Siswa mampu menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang di kumpulkan melalui percobaan. d. Siswa mampu berfikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi. 2.2.3. Alasan Penggunaan Metode Eksperimen Beberapa alasan penggunaan metode eksperimen adalah : a. Dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah b. Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. c. Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya sebelum ada bukti-bukti nyata. 2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen a) Keunggulan Metode Eksperimen

1) Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri dari pada menurut cerita orang atau buku. 2) Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya. 3) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah. 4) Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan. 5) Menghilangkan verbalisme. b) Kelemahan metode eksperimen 1) Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal. 2) Dapat menghabat lajunya pembelajaran sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama. 3) Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya. 4) Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen. 2.2.5. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen a. Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai dengan eksperimen b. Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang dibutuhkan dan cara penggunaannya, variabel yang perlu di kontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen.

c. Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan. d. Meminta setiap siwa melaporkan proses dan hasil eksperimennya, membanding-bandingkanya dan mendiskusikannya, untuk mungetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi. 2.2.6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode eksperimen. Pembelajaran dengan eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Percobaan awal, percobaan diawali dengan melakukan percobaan yang dilakukan oleh guru kemudian siswa mengamati. b. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. c. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan raeal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan. d. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. 2.3. Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat-sifat Cahaya 2.3.1. Kegiatan Persiapan a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen. b. Menyiapkan materi pelajaran yang diajarkan melalui eksperimen. c. Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang ingin diperlukan dalam eksperimen.

d. Menyiapkan paduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk lembar kerja siswa. 2.3.2. Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen a. Kegiatan Awal. 1) Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu. 2) Memotivasi siswa. 3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin di capai. 4) Menyampaikan hal-hal yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran. b. Kegiatan inti 1) Siswa dan guru menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam eksperimen. 2) Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru. 3) Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperiman. 4) Melaporkan hasil eksperimen dan diskusi. c. Kegiatan penutup a) Siswa merangkum hasil eksperimen. b) Mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen. c) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah menguasai tugas untuk pendalaman.

2.4. Kajian Penelitian yang Relevan Adapun yang menjadi kajian relevan pada penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa tentang perpindahan energi panas pada mata pelajaran IPA melalui metode Eksperimen di kelas IV SDN No 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djarika Nani. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Tentang Energi Panas Melalui Metode Eksperimen. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 2 Bunggalo Kecamatan Telga Jaya Kabupaten Gorontalo pada tahun pelajaran 2009/2010. Siswa yang dikenai tindakan berjumlah hasil siklus I dari 16 orang siswa yang dikenakan tindakan 10 orang (62,50 %) yang memperoleh nilai kurang dari 65 ke atas sedangkan 6 siswa (37,50 %) lainnya memperoleh nilai 65 ke bawah. Pada siklus II diperoleh nilai lebih dari 65 ke atas. Hasil penelitian ini dapat disimpulakn bahwa penerapan metode eksperimen pada materi perpindahan panas dapat meningkatkan hasil belajar kelas IV SDN 2 Bunggalo Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi guru hendaknya menerapkan metode eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik agar siswa dapat belajar aktiv serta hasil belajarnya dapat meningkat. 2.5. Hipotesis Tindakan Jika guru menggunakan metode eksperimen dalam pembelajara, maka hasil belajar tentang materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 21 Bongomeme Kecamatan bongomeme Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan.

2.6. Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah jika jumlah siswa yang memiliki hasil belajar di atas ketentuan KKM hanya 42% atau hanya 11 orang siswa dari jumlah siswa 26 orang setelah dilakukan metode eksperimen jumlah siswa yang memiliki hasil balajar di atas ketentuan KKM mengalami peningkatan menjadi 23 orang siswa dari 26 orang siswa atau terjadi peningktan sebesar 88% dari jumlah siswa 26 orang.